Share

Panggilan Tak Bernama

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-26 20:30:09

Hera mondar-mandir di depan rumahnya karena anak dan menantunya belum juga terlihat. Saat menjelang maghrib tadi dia sudah ingin menghubungi Ardhan dan menanyakan sedang di mana mereka. Namun Hamid melarangnya dengan alasan bisa jadi mereka sedang ingin jalan-jalan. Sekarang sudah hampir jam 9 malam. Hera jadi mencemaskan Alea.

“Sudah, Ma. Masuk dulu. Nanti juga mereka pulang” ujar Hamid melihat istrinya yang sejak tadi di halaman itu.

“Aku sudah telpon lho, Pa. Tapi tidak ada yang menyahuti. Balas pesan kek!” Hera masih resah menatap ke arah gerbang rumahnya itu kemudian beralih ke layar ponselnya.

“Ya bisa jadi mereka ingin bersenang-senang sebentar,” tukas Hamid lagi.

“Bersenang-senang di rumah kan bisa, Pa.” ujar Hera lagi menghampiri suaminya itu dan duduk di sampingnya.

“Kalau bersenang-senang di luar lebih hot!” Hamid mentowel lengan istrinya sambil berkedip nakal.

Hera seket

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Melayat

    Alea memang tidak salah mendengar. Suara Ardhan tentu terdengar jelas di telinganya. Mereka hanya dibatasi jendela kaca dan tirai saja.Siapa ‘Nay’ yang dimaksud?Naysila kah?Dia jadi ingat ucapan Naysila waktu itu bahwa dia akan berusaha merebut kembali Ardhan darinya. Alea dihinggapi rasa cemas dan sedih. Bagaimana suaminya yang katanya sudah tidak ada hubungan apapun dengan Naysila kembali bertelpon-telponan lagi dengannya?Tunggu dulu! tidak boleh terburu-buru berprasangka. Dia belum tahu pasti apakah itu benar Naysila mantan kekasih Ardhan atau bukan.Kalau saat ini Alea ingin menanyakannya, apa itu sedikit berlebihan?Coba dulu tanya. Bukankah Ardhan bilang mereka harus saling terbuka.Alea duduk kembali di sofa dan melihat Ardhan masuk tapi masih sisbuk menghubungi seseorang. Alea tentu tidak bisa mengusiknya jika seperti itu. Lalu karena merasa diabaikan, dia bangkit keluar kamar untuk sekedar mencari

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Keluarga Yang Berduka

    Rombongan pelayat mulai undur diri dari rumah duka. Mobil Hamid memasuki pelataran rumah Leon di ikuti mobil Ardhan yang membawa Alea juga Leon. Mereka terlihat keluar mobil lalu bersama masuk ke dalam rumah yang masih dipenuhi duka nestapa Papa dan juga Omah Leon. Sugiono—Pria itu—bangkit dengan ringkih menyambut Hamid dan memeluknya. “Maafin dosa istri saya ya, Pak, kalau ada salah.” Sugiono terisak. “Iya, Pak. Yang sabar ya!” ucap Hamid menepuk pundak Papa Leon. “Bu Hera, maafin kesalahan Sarii ya bu!” Sugiono menangkupkan kedua tangannya. Hera hanya mengangguk sambil terisak mengenang sosok Mama Leon yang seusia dengannya. Cepat sekali tuhan memanggilnya. Bahkan dia masih meninggalkan seorang ibu yang juga nampak terpukul. “Ya Allah, mbok ya saya dulu yang dipanggil, kenapa kok anak saya dulu…” tangis wanita tua itu sambil memukul mukul pahanya sendiri. “Sudah, Oma. Sabar ya!” Hera menenangkan di samping wanita itu. Alea yang kasihan mengambil tempat di samping lainnya samb

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Penjelasan

    “Kok bisa ya, Kak? Kemarin Kakak minta aku hindari Naysila. Sekarang malah diam-diam Kakak dekat lagi dengan Naysila?!” Alea berjingkat karena terkejut Naysila ternyata selama ini bekerja bersama Ardhan di kantor yang sama. “Oh, karena itu Kakak suruh aku tinggal di rumah Mama Hera?” Prasangka-prasangka buruk seolah menemukan celah untuk bisa lolos diucapkan Alea. “Sabar sayang, kan belum selesai penjelasannya?” Ardhan berkata dengan lembut dan harus berkepala dingin jika sudah menyangkut permasalahan wanita lain. “Jadi yang sering telpon Kakak dengan tanpa nama itu Naysila?” Alea masih mencecar. “Bukan seringlah…” “Iya atau tidak, Kak?” Alea tidak sabar karena Ardhan tidak menjawab apa yang ditanyakannya. “Iya, sayang tapi bukan sering.” “Gak penting sering atau tidak, kenapa tidak menceritakan hal itu? Kan Kakak sendiri yang bilang harus saling terbuka. Kalau aku tidak cerita apa-apa Kakak pasti marah. Ternyata malah diam-diam balikan lagi sama Naysila!” Napas Alea sudah nai

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Kejutan

    “Sayang bangun, sholat shubuh yuk!” Ardhan membangunkan Alea yang terlihat masih lelap itu sambil memastikan istrinya baik-baik saja. Dia mengecup kening Alea yang semalam melayaninya sekali lagi karena hasyratnya yang kembali bangkit. Munafik sekali dirinya. Sering mengingatkan Alea agar menahan diri sampai memasuki trimester ke dua, sementara semalam dia malah menginginkan kembali kegiatan mesra mereka setelah beristirahat sejenak pasca babak panjang pertama selesai. Ardhan hanya ingin Alea tahu, bahwa kepadanya dia akan selalu melabuhkan rasa cintanya yang terus menggelora dari hari ke hari. Alea memegangi kepalanya yang sedikit pusing lalu berjalan keluar kamar menuju dapur untuk membuat sesuatu. Setelah sholat subuh tadi dia kembali tidur karena lelah. Teringat dirinya harus menyiapkan sarapan, Alea pun bangun dengan malas. Sekujur tubuhnya masih begitu lelah, namun senyum terkembang di bibirnya sambil mengelus sang buah hati di perutnya. Senyum itu segera terhenti karena mer

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Telpon Dari Devano

    Melihat nama pria itu, Ardhan jadi kesal. Sebulan yang lalu dia hampir mencelakai Alea dan sekarang lagi-lagi masih berusaha menghubunginya. Ardhan akan menanyakan pada Alea apakah pria ini masih suka menghubunginya?“Ada telpon dari Devano!” Ardhan menyodorkan ponsel Alea.“Oh?!”Bibir Alea membentuk huruf O dan dia menatap suaminya itu sambil menelisik apakah akan marah jika Devano menghubunginya? Namun ekspresi yang ditunjukan pria ini sulit ditebak Alea.“Aku angkat dulu ya, Kak?”Alea bangkit menjauh hendak mengangkat panggilan Devano. Ardhan menatapnya karena memilih mengangkat panggilan di luar.Tadinya dia ingin melarangnya. Tapi teringat bahwa dirinya juga sering menerima panggilan dari Naysila dan memilih menjauh saat mengangkatnya. Itu pasti membuat Alea berpikir tidak adil jika dia protes atas hal itu.Antara dirinya dan Naysila tidak ada apa-apa lagi. Dia juga sudah memastikan Nay

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Ke Kantor

    Alea tercenung setelah paggilan mereka berakhir. Memikirkan ucapan Devano tentang hubungan suaminya dengan Naysila di kantor. Apa jangan-jangan Ardhan tidak mengijinkannya ikut kelas masak karena tidak mau mengusik kedekatannya lagi dengan Naysila?Duh, otaknya jadi mikir yang negative lagi. Sepertinya dia akan terus berpikiran seperti ini selama Ardhan akan bersama Naysila di kantor. Sementara dia tidak bisa protes karena sudah mengetahui alasan yang disampaikan Ardhan.Ide Devano tidak buruk. Kalau dia ikut kelas masak, setidaknya dia akan tahu bahwa suaminya dan Naysila tidak sedang kembali dekat lagi. Melainkan hanya sebatas bekerja.[Sudah sampai kantor belum, Sayang?] Alea berbasa-basi karena pastilah Ardhan sudah sampai kantor. Ini sudah dua jam sejak dia berangkat tadi.[Ada apa?] balas Ardhan langsung setelah pesan Alea terbaca.[Kakak sibuk?] tanya Alea terkesan receh. Bukankah Ardhan sudah bilang tadi kalau dia sangat sibuk karenanya tidak mengijinkan Alea ikut.Ardhan lang

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Ardhan Bersama Naysila

    Dita melihat wanita cantik yang berdiri di hadapannya. Dia dulu pernah mengira bahwa wanita yang sedang berdiri anggun di hadapannya itu adalah adik dari bosnya. Belakangan baru tahu bahwa wanita itu adalah istrinya. Padahal saat itu Ardhan diketahui masih bersama Naysila. Kehidupan para bos memang rumit. Dita tidak perlu membingungkan dirinya memikirkan urusan orang lain. “Ada yang bisa saya bantu, Bu?” ucap Dita lebih sopan dari sebelumnya karena tahu wanita ini istri bosnya. “Apa Pak Ardhan ada di ruangannya?” tanya Alea lagi. “Oh, Pak Ardhan sedang meeting. Apa ibu sudah menghubungi beliau?” Dita bertanya. “Oh, masih meeting ya?” Alea tahu karena tadi dia sempat bertanya di mana Ardhan akan meeting? Dan Ardhan menjawab bahwa dia akan meeting di kantor saja. “Iya, Bu. Apa anda ingin menunggunya di ruangan?” “Masih lamakah?” Alea mencoba menghechek ponselnya hendak menghubungi Ardhan. Tapi pasti sedang sibuk dan tidak sempat menghecek ponsel. Karenanya Alea tidak jadi mengi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Pikiran Buruk

    Ponsel Alea bergetar. Ada notifikasi masuk. Dia yang sudah diminta duduk oleh Devano mencoba membaca pesan dari layar ponselnya.Dari Ardhan, dan hanya ada satu kata singkat saja—[YA] untuk membalas pesannya yang menanyakan apakah Ardhan meeting di kantor?Kenapa jawabannya ‘YA’ padahal jelas-jelas Delon tadi bilang Ardhan tidak sedang meeting di kantor.SKY KAFE?NAYSILA?Kepala Alea jadi pusing karena mendengar dua kosa kata itu. Alea ingat pernah ke sana dan bertemu Naysila. Dia bilang tempat itu adalah tempat favorit mereka saat berpacaran. Saat ini mereka berdua di tempat itu? benarkah hanya sekedar meeting?Hatinya sungguh pedih, tapi masih ditahannya. Dia tidak ingin terlihat rapuh apalagi di depan Devano. Takutnya Devano mengiranya tidak bahagia dan akan keberatan dengan sikapnya selama ini seperti sebelum-sebelumnya.Apa yang terjadi sampai Leon yang harusnya meeting di luar bersama Naysila harus digantikan Ardhan? Apa itu hanya trik Ardhan saja agar bisa lebih dekat lagi den

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01

Bab terbaru

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Bahagia Sudah Kembali

    Dia sedang bermimpi. Mendengar bayi mengoceh di sampingnya. Matanya tidak mau membuka karena masih ingin menikmati ocehan bayi yang terdengar gemas di telinganya. Usia Vier sudah 3 bulan, seharusnya dia saat ini sudah mulai mengoceh. Alea jadi sedih mengingatnya. Suara itu tidak hilang di telinganya meski matanya perlahan terbuka dan termenung sesaat. Dia tidak sedang bermimpi. Suara ocehan itu masih ada. Perlahan dia menoleh ke samping. Deg! Bayi siapa itu? Alea terperanjat dan segera bangkit. Namun dia masih menatap bayi itu seolah mencoba memastikan bahwa apa yang dia lihat bukanlah ilusi semata, yang akan menghilang saat dia menyentuhnya. Tidak, jangan menyentuhnya! Nanti hilang. “Eeeeehhh!” suara bayi itu seperti merasa kurang nyaman dengan posisinya yang mencoba tengkurap tapi terhadang bantal. Bayi itu mulai menangis namun Alea belum juga bergeming. Masih menatapnya saja dan menikmati visual yang bisa dirasakannya. Tangannya mulai bergerak perlahan menyentuh bayi itu. Na

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Anakku Masih Hidup?

    “Mbak Sika dini hari begini ada apa?” Ardhan meminta Sika segera masuk.Sika terlihat menghela napas lega dan begitu saja melewati satpam yang galak itu mengikuti Ardhan. Napasnya tampak memburu karena tidak sabar ingin menyampaikan sesuatu.“Ada apa, Mbak? Mbak ada masalah?”Ardhan mendudukan Sika di teras. Dia melihat sika membuka penutup keranjang yang ditentengnya. Seorang bayi yang sedang terlelap. Ardhan heran Sika menyodorkan keranjang bayi itu padanya.“Bayi siapa, Mbak?” tanya Ardhan masih tidak mengerti.Baru ketika dia memperhatikan dengan jelas bayi yang terlelap dengan anteng itu darahnya berdesir hebat. Jantungnya seolah berhenti berdegup namun setelahnya berdegup dengan kencang. Wajah bayi itu membuatnya terkenang putranya. Sungguh bayi yang menggemaskan.“Mbak?!” Ardhan tidak ingin terlalu berhayal. Dia butuh kebenaran dari Sika.“Ini Javier, Pak!”

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Tamu Dini Hari

    Kondisi Hera mulai membaik setelah Alea menemuinya dan membesarkan hatinya. Perasaannya yang sudah bercampur aduk tidak karuan karena merasa bersalah sudah membuat cucunya hingga berakhir dalam tragedi yang mengenaskan. Hera merasa bertanggung jawab atas rasa tertekan sang menantu, hingga membuat kondisinya sendiri malah memburuk.Kehadiran Alea yang sudah bisa mengikhlaskan semuanya membuat Hera kembali punya semangat hidup lagi. Setelah ini akan ada Vier-Vier baru lagi yang terlahir dari rahim sang menantu.“Ajaklah istrimu berlibur. Sudah, anggap semua yang terjadi hanya mimpi buruk saja. Jangan pikirkan pekerjaan dulu.” Hera bertutur pada Adhan.“Baik, Ma!” ujar Ardhan begitu saja memenuhi keinginan sang mama. Sikapnya mulai berbeda setelah kejadian ini. Lebih banyak diamnya dan terlihat dingin dengan sekitar.Ya Allah, mudah-mudahan suamiku baik-baik saja. Batin Alea yang mulai merasa bahwa bukan hanya dirinya yang terli

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Ikhlas

    Ardhan baru membuka lengannya dari melindungi pandangannya yang silau karena ledakan api di vila. Melihat Alea sudah berlari menuju arah vila yang terbakar, Ardhan begitu terkejut namun segera mengambil langkah panjang untuk mengejar wanita yang sungguh membuat darahnya hampir berhenti mengalir itu.Begitu tubuh itu sudah ada dijangkauannya, Ardhan langsung meraihnya. Ledakan kedua terdengar membuat Ardhan dan Alea terpental di rerumputan beberapa meter dari tempat itu.“Lepas! Aku mau menyelamatkan anakku. LEPASIN!” Alea meronta mencoba mendorong dada Ardhan.“Sudah, Sayang! Sudah ya?” Ardhan mendekap dan mencoba menenangkan istrinya yang kalut itu. Dia sudah frustasi dan tidak berdaya melihat kilatan api itu. Hanya berharap anak buah Pram berhasil menyelamatkannya. Meski dia merasa itu tidak mungkin mengingat kobaran api yang segera membumbung sesaat setelah dia keluar rumah itu. Kemungkinan besar mereka terjebak di dalam.&ldquo

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Nekat

    “Bayimu manis sekali! Seharusnya akulah yang melahirkan anak-anakmu, bukan wanita laknat itu!” Naysila menggendong bayi yang terbungkus selimut itu sambil menimang-nimangnya. Melihat sikapnya yang manis dia tidak percaya bahwa wanita ini adalah iblis yang tega memberikan obat tidur pada bayi 2 bulannya.“Aku sudah mengabulkan permintaanmu yang pertama. Pram akan mengaburkan barang bukti itu dan mengakui itu hanyalah sebuah kesalahan. Kau akan bebas!” tutur Ardhan sambil terus mengawasi pergerakan Naysila. Menunggu kesempatan agar bisa merebut bayinya.“Apa buktinya? Kau bisa saja membohongiku. Kau sudah berkali-kali membohongiku Ardhan!”“Kau mau bukti bagaimana?”Sebentar terdengar sesuatu seperti ada yang datang. Tatapan Naysila menjadi tidak percaya pada Ardhan. Bukankah dia sudah memintanya datang sendiri tadi. Tapi sepertinya dia berbohong lagi.Dengan geram disambarnya botol minuman keras

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Menyelamatkan Javier

    Ardhan melakukan panggilan namun segera merijeknya untuk memastikan dan menunggu reaksi dari nomor tersebut. Pram sudah tidak sabar melacak lokasinya jika benar pemilik nomor itulah yang menculik Javier.Tidak berapa lama muncul notif pesan dari nomor tersebut. Netra Ardhan membulat membaca teks yang dikirimkan dari nomor itu.Pram yang juga membaca notif itu dari laptopnya menatap Ardhan terkejut. Fix, ini adalah penculiknya.[ Akhirnya kau mencariku! ]Begitu pesan yang terbaca di ponsel Ardhan.“Telpon dia!” tukas Pram.Ardhan menormalkan emosinya dan mencoba tenang sebelum menelpon ke nomor itu.Panggilan tidak langsung diangkat. Baru di panggilan ke tiga, seseorang itu mengangkatnya.“Hallo?” sapa Ardhan fokus mendeteksi suara apa saja yang bisa didengarnya dari dalam ponselnya sehingga bisa dijadikan petunjuk.“Hhhg!” suara itu baru terdengar di telinga Ardhan. Sepertinya d

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Siapa Penculiknya?

    “Anakku!? Mana anakku, Paman?” Alea tampak mendesak.Ketika pintu belakang mobil dibuka, keluarlah anak buah Pram membawa bayi yang tertidur lelap. Melihat selimut dan corak baju yang digunakan bayi itu, Alea merasa sedikit lega. Dia pun mengambil bayi itu dari tangan anak buah Pram dengan tidak sabar.“Vier? Kau tidak apa, Nak?” Alea memeluk sang bayi erat seolah takut kehilangannya lagi.Hera merasa sungguh bersalah karena kecerobohannya membiarkan baby sitter itu membawa cucunya hingga membuatnya hampir celaka. Dia baru hendak menghampiri sang menantu, tapi Alea sepertinya merasa ada yang tidak beres.“Tidak!” ujarnya menatap bayi itu. Pegangan tangannya tidak stabil dan Ardhan langsung mengambil alih bayi itu. Dia sama terkejutnya dengan Alea saat menatap bayi yang terlelap itu.“Ada apa?” Nadhim segera menghampiri. Cemas sekali takut sesuatu terjadi pada cucuny

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Javier Diculik

    Hari ini jadwal imunisasi Javier. Alea ditemani Hera dan Mita pergi ke rumah sakit. Tadinya Alea ingin Ardhan yang mengantarnya. Tapi Hera merasa cukuplah dia dan Mita yang mengantar, jadinya membiarkan saja Ardhan pergi ke kantor karena ada alasan meeting penting dengan dewan direksi.Karena sudah menghubungi dokter anak sebelumnya dan dokter keluarga Muradz pun sudah mereservasikan jadwal imunisasi, begitu baby Javier datang, imunisasi langsung berjalan dengan cepat dan lancar.“Cup, cup!” Hera menenangkan Javier yang menangis setelah mendapat imunisasi sambil menimang-nimangnya. Sementara Alea masih berkonsultasi dengan dokter anak.“Mama bawa Vier ke depan dulu ya, Al. Mungkin dia butuh suasana di luar!” ujar Hera membawa Javier keluar ruang spesialis dokter anak, di ikuti Mita yang mendorong strolernya.“Baby Vier masih full ASI kan, Ma?” tanya dokter anak itu.“Alhamdulillah masih, dok!&rd

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Tidak Suka

    “Maaf Mbak, saya tidak bermaksud seperti itu tadi!” Mita melihat Alea yang sepertinya menilai cara bekerjanya yang kurang bagus. Dia tidak bisa membiarkan wanita itu akan protes pada yayasan tempatnya bekerja. Itu akan membuat gajinya lagi-lagi disunnat. “Saya sudah mengasuh 6 bayi sebelumnya, Mbak. Jadi apa yang saya lakukan tadi tidak bakal menyakiti bayi. Justru akan lebih baik karena dapat membiasakan bayi dan mengurangi reflek moronya.” Mita masih mencoba menjelaskan, tapi dia tahu Alea sepertinya tidak butuh sebuah teori. Atau jangan-jangan dia tidak tahu apa itu reflek moro pada bayi? “Terima kasih, Mita. Tapi untuk selanjutnya tolong berhati-hatilah!” ujar Alea berlalu sambil membawa Javier keluar kamar bayi.Mita menatap mama muda itu dan melenguh karena merasa wanita itu menyepelekannya. Tahu apa dia tentang merawat bayi? Kalau dia bisa merawat bayinya sendiri, untuk apa juga masih mempekerjakan pengasuh bayi? Benar-benar aneh.Tapi ini justru lebih baik. Dia jadi bisa b

DMCA.com Protection Status