Share

Bab 5

Author: Bamboo
"Karena ...." Irene menghabiskan gigitan roti terakhir di tangannya.

Rasa roti ini biasa saja. Jika ini dulu, dia akan mengeluh. Namun, sekarang, baginya, rasa itu nomor dua, sedangkan mengisi perutnya adalah hal yang paling penting.

"Kita sejenis, sama-sama adalah orang yang dibuang oleh masyarakat, orang-orang yang berusaha keras untuk bertahan hidup di tingkatan paling rendah. Mungkin saja nggak ada orang yang menginginkan dan memerlukan orang-orang seperti kita. Tapi, setidaknya, kita bisa saling membantu. Aku bisa menyayangimu, kamu juga bisa menyayangiku. Bukankah begitu?!" kata Irene.

Irene tersenyum pada Michael. Senyumannya ini penuh harapan, keinginan dan kegugupan.

"Benarkah begitu? Sepertinya kita benar-benar sejenis ..." gumam Michael. Tatapannya malah seperti sedang melihat seekor binatang kecil yang jatuh ke dalam perangkap. Sepertinya hidupnya terlalu membosankan. Dia bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Lama kelamaan, dia pun merasa bosan. Sedangkan sekarang, permainan ini sedikit menarik baginya.

"Kakak." Michael pun mengatakan kata yang ingin didengar oleh Irene.

Pada saat itu juga, senyuman di wajah Irene melebar.

...

Setelah makan malam, Irene membawa Michael ke pasar malam untuk membeli pakaian.

Setelah membeli pakaian ganti, mereka menghabiskan lebih dari satu juta meskipun mereka memilih barang-barang yang murah.

Irene menyuruh Michael untuk langsung mengganti pakaiannya ke baju baru berbahan katun itu dan bertanya, "Lebih hangat, 'kan?"

"Ya," jawab Michael dengan singkat. Dia menunduk dan menatap Irene yang lebih pendek darinya sambil berkata, "Sebenarnya, kamu nggak perlu membelikan baju-baju ini untukku. Aku sudah terbiasa dengan cuaca dingin, jadi pakai baju yang sebelumnya juga nggak akan kenapa-kenapa."

"Meskipun sudah terbiasa, nggak berarti kamu harus berbuat seperti itu," kata Irene. "Aku nggak punya uang banyak, aku juga nggak bisa membelikan terlalu banyak barang untukmu. Tapi, setidaknya aku bisa membelikan baju yang bisa lebih menghangatkanmu."

"Kenapa kamu bersikap sebaik ini padaku?" tanya Michael dengan suara rendah.

"Karena aku kakakmu," kata Irene sambil tersenyum. Tanpa disengaja, tangan mereka bersentuhan. Irene menyadari bahwa tangan Michael terasa sangat dingin. Oleh karena itu, dia langsung menggenggam tangan Michael dengan kedua tangannya. Kemudian, dia mengembuskan napas hangat di tangan Michael dan menggosok tangan Michael dengan kedua tangannya.

"Tanganmu terlalu dingin. Kalau digosok seperti ini, kamu akan merasa lebih hangat," kata Irene.

Kedua tangan Michael menjadi agak kaku. Matanya yang tertutup oleh rambutnya pun menyipit. Tidak pernah ada wanita yang menggosok tangannya seperti ini hanya untuk membuatnya merasa lebih hangat.

Biasanya, dia tidak suka bersentuhan dengan orang lain, tetapi sepertinya dia tidak terlalu membenci sentuhan Irene. Apakah karena sekarang Irene adalah bagian penting dari permainan ini baginya? Oleh karena itu, dia juga bisa menahan sentuhan Irene?

Melihat Michael tidak bereaksi, Irene tiba-tiba seperti teringat akan sesuatu. Dia melirik sekilas ke tangannya yang kapalan, lalu berkata, "Apakah tanganku terlalu kasar, hingga tanganmu kesakitan ...."

Sambil berbicara, dia bergegas melepaskan pegangannya di tangan Michael.

Michael merasa seakan-akan kehangatan di tangannya seketika menghilang. Tanpa disadari, dia sedikit mengernyit dan berkata, "Aku nggak merasa tanganmu kasar. Tanganku masih dingin. Bagaimana kalau Kakak hangatkan sebentar lagi?"

Sambil berbicara, Michael kembali menyodorkan kedua tangannya pada Irene.

Irene agak tercengang. Namun, dia kembali memegang tangan Michael dengan kedua tangannya. Tangannya tampak sangat kecil dibandingkan dengan tangan Michael yang besar.

Namun, di malam yang dingin ini, tangannya yang kecil berusaha keras untuk menutupi tangan Michael yang besar sebisa mungkin sambil terus menggosok punggung tangan Michael.

Irene menundukkan kepalanya sambil mengembuskan napas panas di tangan Michael sesekali. Bagi Michael, ujung hidung Irene yang agak memerah karena cuaca dingin ini pun tampak imut.

Bulu mata Michael yang panjang agak bergetar. Dia menatap tangannya yang dipegang oleh tangan kecil itu terasa seakan-akan ... benar-benar menjadi lebih hangat.

...

Dua hari kemudian, Irene menerima panggilan dari Elena. "Kak, kata Ayah, hari ini, Ayah akan membuang album foto itu. Aku memohon pada Ayah untuk menyimpan album foto itu dengan susah payah. Aku ingin memberikannya pada Kakak, tapi apakah Kakak bisa datang ke sini?" kata Elena.

Irene tercengang. Dia mengetahui album foto apa yang dimaksud Elena, yaitu album foto dia dan ibunya sebelum dia berusia tiga tahun.

"Kalau Kakak nggak datang, album foto itu bisa saja hilang," kata Elena dengan lembut. Kemudian, dia memberikan sebuah alamat pada Irene. Sebelum Irene bisa menjawab, dia langsung mematikan panggilan itu.

Irene memelototi ponsel di tangannya. Tentu saja dia tahu bahwa Elena tidak akan memberikan album foto itu padanya tanpa sebab, pasti ada udang di balik batu.

Namun, album foto itu berisi kenangan dia dengan ibunya. Hampir semua ingatan Irene tentang ibunya berasal dari album foto itu.

"Kak?" Terdengar suara pria yang dingin di telinganya.

Irene pun tersadar, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Mike, aku harus keluar. Kamu tidur saja dulu." Sambil berbicara, Irene berdiri dengan terburu-buru, mengenakan jaketnya dan berjalan keluar. Dia tidak menyadari bahwa sepasang mata sedang menatap punggungnya seperti sedang memikirkan sesuatu.

Saat Irene tiba di alamat yang diberikan Elena, tempat itu adalah sebuah kelab. Dia berjalan memasuki ruangan yang dikatakan Elena dan malah menyadari bahwa Elena tidak sendirian di dalam ruangan itu, tetapi ada juga seorang pria paruh baya berusia sekitar 40-an tahun yang agak gemuk.

"Elena, ini kakakmu? Mantan pacar tuan muda dari Keluarga Susanto itu?" tanya pria itu sambil mengamati Irene.

"Benar, Tuan Hendrik, ini kakakku. Kak, ini Tuan Hendrik, asisten sutradara kru film aku sekarang. Tuan Hendrik mendengar bahwa kamu dulu pernah berpacaran dengan Martin, jadi Tuan Hendrik selalu ingin bertemu denganmu," kata Elena sambil tersenyum.

"Di mana album fotonya?" tanya Irene dengan dingin.

"Kalau begitu, kamu harus mengatakan hal-hal baik tentangku pada Tuan Hendrik. Kalau Tuan Hendrik senang dan bersedia memberikan lebih banyak adegan untukku, tentu saja aku akan memberikan album foto itu untukmu," bisik Elena. Ucapannya penuh akan ancaman.

"Baiklah, mumpung kamu sudah datang, ayo kita bersulang," kata Hendrik sambil langsung menuang segelas penuh anggur merah dan mengisyaratkan agar Irene meminumnya.

Irene mengerutkan bibirnya sambil memelototi Elena. Sepertinya, adiknya ini berencana untuk menjual Irene sebagai ganti mendapatkan kesempatan untuk memperoleh lebih banyak adegan.

Elena mengambil inisiatif untuk mengangkat gelas itu dan menyodorkannya pada Irene. Dia berkata dengan sok baik, "Kak, pada saat itu, kamulah yang menghancurkan kesempatanku, jadi sekarang kamu bisa ganti rugi. Apalagi sekarang, kalau kamu bisa memikat hati Tuan Hendrik, ke depannya, kamu bisa hidup dengan lebih baik. Aku melakukannya demi kebaikanmu."

"Ini pertama kalinya aku mendengarkan hal seperti ini diucapkan dengan begitu santai," kata Irene sambil langsung menepis gelas itu, hingga anggur merah tumpah dan membasahi lantai.

"Kamu nggak mau album fotonya?" kata Elena dengan suara rendah sambil menggertakkan giginya.

"Aku nggak pernah berencana untuk mendapatkan album foto itu dengan menjual diri," balas Irene. Jika dia benar-benar berbuat seperti itu, ibunya juga tidak akan senang.

Namun, saat dia berbalik dan hendak pergi, Hendrik tiba-tiba berkata, "Baiklah, kamu nggak menghargaiku, ya? Kamu kira kamu masih pacaran dengan tuan muda Keluarga Susanto? Kata Elena, sekarang, kamu hanyalah seorang petugas kebersihan yang menyapu jalanan. Aku membiarkanmu minum untuk menjaga harga dirimu!"

Related chapters

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 6

    "Nggak perlu," kata Irene.Dengan bantuan kekuatan alkohol, Hendrik langsung menerjang ke hadapan Irene dan menampar Irene dengan kuat. "Kalau aku menyuruhmu untuk minum, kamu harus minum. Sekarang, kamu hanyalah seorang pengemis, tapi mau berlagak pula!" kata Hendrik.Sambil berbicara, Hendrik langsung mengambil botol anggur dan menuangkan anggur ke dalam mulut Irene.Irene ingin mendorong Hendrik, tetapi seorang pria tentu saja jauh lebih kuat daripada seorang wanita. Terlebih lagi, Hendrik juga dibantu oleh Elena yang berada di sampingnya.Hendrik pun memuji Elena atas bantuan yang dia berikan, "Elena, memang kamulah yang paling bijak. Nanti, aku akan bicarakan dengan sutradara soal tambahan adegan untukmu."Mendengar ucapan Hendrik, Elena makin bersemangat. "Terima kasih, Tuan Hendrik. Kakakku masih kurang bijak, mohon pengertian Tuan Hendrik."Irene tidak tahu sudah berapa banyak anggur yang dia minum. Toleransinya terhadap alkohol memang rendah. Sekarang, dia mulai merasa mabuk.

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 7

    "Nggak," jawab Michael. Namun, dia mengingat kembali, setelah dia membawa Irene pulang ke kamar kontrakan ini dan hendak membaringkan Irene di ranjangnya, Irene malah tiba-tiba menahannya.Pada saat itu, dia merasa terkejut dengan kecerobohannya sendiri. Jika wanita ini ingin membunuhnya, pada saat itu juga, wanita ini bisa langsung mencabut nyawanya!Dia selalu bersikap waspada. Sejak kapan dia menurunkan kewaspadaannya seperti ini?Hanya saja, sebelum Michael bisa berdiri, kedua tangan Irene memegang wajahnya, lalu menyingkapkan rambutnya dan menyentuh matanya dengan ujung jari."Matamu cantik sekali ... aku suka ... suka ..." gumam Irene."Suka?" Bagi Michael, kata ini tidak terdengar asing. Lagi pula, ada banyak wanita yang mengatakan bahwa mereka menyukainya, menyukai matanya dan sebagainya.Matanya mungkin adalah satu-satunya bagian darinya yang mirip dengan ibunya.Saat dia masih kecil, ayahnya selalu menatap matanya sambil melamun, lalu bergumam padanya, "Mata seperti ini tampa

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 8

    Hanya saja, sampai lewat pukul sembilan malam pun Michael masih belum pulang. Irene pun mulai merasa khawatir, dia takut Michael terkena masalah. Namun, Michael tidak mempunyai ponsel, jadi Irene bahkan tidak bisa menghubunginya.Irene pun berjalan keluar dari kamar kontrakannya ke daerah gerbang perumahan. Dia terus mengamati sekitarnya sambil berharap untuk melihat sosok yang dia ingin lihat secepatnya.Entah berapa lama kemudian, dia akhirnya melihat sosok yang familier itu berjalan ke arahnya."Mike!" Melihat bayangan ini mendekat, Irene baru membuang napas lega.Michael pun sedikit tercengang melihat bayangan yang berlari menujunya.Dia menatap Irene berlari menghampirinya dengan agak terengah-engah. Wajah Irene merah karena cuaca dingin, tetapi kedua matanya berkilau."Syukurlah, kamu sudah kembali," kata Irene."Kak, apakah kamu ... sedang menungguku?" tanya Michael sambil menatap Irene. Jari tangan Michael mengelus wajah Irene dengan pelan dan kedinginan pun meresap ke jari tan

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 9

    Setelah keluar dari rumah sakit, Charles bertanya, "Tuan Michael, apakah Anda akan kembali ke kediaman atau ....""Ke daerah barat kota," jawab Michael dengan singkat.Daerah barat kota adalah tempat tinggal Irene. Charles juga tidak tahu berapa lama bosnya berencana untuk tinggal di kamar kontrakan yang kecil itu.Dalam perjalanan menuju daerah barat kota, di sebuah persimpangan lampu lalu lintas, Charles tiba-tiba berkata, "Tuan Michael, itu Nona Irene."Michael menoleh dan melihat sebuah sosok yang ramping sedang menyapu sampah di pinggir jalan.Wanita itu mengenakan seragam kerja berwarna terang dan rambutnya diikat gaya ekor kuda. Karena cuaca dingin, setiap napas yang dia embuskan mengeluarkan asap putih.Tepat pada saat ini, sebuah sepeda listrik melaju cepat melewati Irene, sepertinya supaya dia tidak tercegat lampu merah. Kaki Irene terserempet oleh sepeda listrik itu dan dia pun langsung terjatuh.Sedangkan pengendara sepeda listrik itu sama sekali tidak berhenti dan terus me

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 10

    "Asalkan kamu nggak melakukan hal-hal yang melanggar hukum, aku nggak akan kecewa," kata Irene sambil mengenakan kaus kaki dan sepatunya, lalu berdiri dan berjalan menuju meja kecil itu.Michael pun tersenyum. Dia menatap punggung Irene dengan matanya yang berkilau sambil bergumam, "Kalau begitu, Kakak jangan kecewa, ya."...Sejak kejadian di kelab malam itu, Elena selalu merasa gelisah. Bagaimanapun, hari itu, sikap Hendrik sangat aneh. Selain itu, keesokan harinya, Hendrik tidak muncul di pertemuan kru film mereka. Dua hari kemudian, bahkan sutradaranya juga diganti.Alasan pergantian orang tidak dijelaskan oleh kru film. Namun, entah mengapa, Elena merasa bahwa pergantian sutradara ini seharusnya berhubungan dengan Hendrik dan mungkin berhubungan dengan Irene.Sedangkan beberapa hari kemudian, Elena mendengar kabar bahwa Hendrik terluka dan masuk rumah sakit. Selain itu, tangan kanan Hendrik sepertinya sudah cacat. Elena pun tercengang. Tangan kanan .... Jika dia tidak salah ingat,

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 11

    Gary, Clara dan Elena pun saling bertatapan.Clara masih ingin mengumpat, tetapi Gary tiba-tiba menahannya sambil berkata, "Sudahlah, pria itu pasti juga mantan narapidana! Orang macam apa pun ada di dalam penjara. Siapa tahu kejahatan apa yang dilakukan pria itu hingga dia masuk penjara."Mendengar ucapan Gary, Clara terdiam sesaat, lalu berkata dengan kesal, "Kalau begitu, apakah masalah ini berakhir di sini?"Gary ragu-ragu sesaat sebelum berkata, "Mari kita lihat lagi ke depannya. Kalau Hendrik benar-benar mencari masalah dengan Elena, kita baru pikirkan cara lagi." Sekarang, dia nggak berani untuk masuk dan menantang pria itu lagi.Elena yang berada di satu sisi mengernyit. Apakah pria itu ... benar-benar pernah masuk penjara? Meskipun mata pria itu tertutup oleh rambutnya sehingga wajahnya tidak terlihat dengan jelas, Elena bisa melihat bahwa tampang pria itu lumayan tampan.Terutama, entah mengapa, Elena merasa bahwa bayangan pria ini agak familier, dia seperti pernah melihat pr

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 12

    Dulu, Irene selalu sendirian di penjara. Jika bukan karena Leni sering mengunjunginya, mendukungnya dan sibuk membantunya dengan urusannya, mungkin saja dia tidak bisa keluar dari penjara hidup-hidup.Selama tiga tahun yang susah itu, Leni-lah yang terus mendukungnya.Penyelamat hidup, ya .... Mata Michael berkilau. Sepertinya, Leni benar-benar sangat penting bagi Irene. "Tapi, apakah kamu nggak merasa konyol untuk menganggap seseorang sebagai penyelamat hidupmu? Kalau satu hari nanti, kamu ditinggalkan oleh penyelamat hidupmu, apakah kamu nggak akan merasa lebih putus asa?""Leni nggak akan meninggalkanku," kata Irene dengan sangat yakin. Tatapannya juga penuh keyakinan.Entah mengapa, sebuah perasaan tidak nyaman muncul dalam hati Michael, seakan-akan dia tidak menginginkan ada orang yang layak mendapatkan kepercayaan Irene, seakan-akan Irene bisa melakukan apa pun demi orang tersebut....Beberapa hari kemudian, karena departemen tingkat atas akan datang melakukan pemeriksaan di Pus

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 13

    "Ponsel seperti ini sudah sangat bagus!" Michael memotong ucapan Irene dan menundukkan kepalanya untuk memilih ponsel dengan serius.Tepat pada saat ini, tiba-tiba seseorang memanggil nama Irene. "Eh, Irene!"Irene mengangkat kepalanya dan melihat tidak jauh darinya, Jessie berjalan ke arahnya bersama seorang wanita. Kedua orang ini jelas-jelas datang jalan-jalan pada malam hari.Saat mereka sudah mendekat, Irene baru menyadari bahwa orang yang bersama Jessie adalah Amanda Clark, teman SMA-nya."Sungguh kebetulan bisa bertemu denganmu di sini. Apakah ini pacarmu?" tanya Jessie sambil terus mengamati Michael yang berdiri di sisi Irene.Sebelum Irene bisa menjawab, Amanda berkata, "Eh, Jessie, jangan asal bicara. Dengar-dengar, pacar Irene adalah tuan muda dari keluarga kaya. Kalau dilihat dari pakaiannya, sepertinya bukan orang ini, deh."Pakaiannya murahan!Sambil berbicara, Amanda mengangkat alisnya. Seulas senyuman menghina tersungging di wajahnya yang lumayan cantik, lalu dia berkat

Latest chapter

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 523

    "Martin, aku merasa agak pengap, ayo pergi ke taman bunga di belakang," kata Hannah."Baiklah," kata Martin sambil menatap calon istrinya dengan tatapan yang agak rumit. "Tadi, kamu sengaja nggak membiarkanku bicara, untuk ini?" Martin mengucapkan kata-kata ini dengan suara yang sangat rendah, sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengar suaranya."Iya. Kalau ada yang mau cari masalah, untuk apa kita memperingatkannya?" kata Hannah sambil tersenyum. "Selain kedua keluarga kita, tentu saja masih ada keluarga lain yang akan menyinggung Michael dan nasib mereka akan lebih parah lagi."Melihat senyuman di bibir calon istrinya ini, Martin tiba-tiba merasakan kehilangan dan keberatan yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya, seakan-akan ada sesuatu yang sudah menghilang darinya dan tidak akan bisa kembali lagi.Sedangkan sekarang, hal yang bisa Martin lakukan hanyalah terikat erat dengan wanita di hadapannya ini, demi kepentingan kedua keluarga!Tidak jauh dari mereka, ada juga seseorang

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 522

    Ternyata, Irene adalah pengemudi mobil yang menyebabkan kecelakaan yang membunuh Helen. Sedangkan sekarang, Michael berpacaran dengan Irene. Sama sekali tidak ada yang menyangka bahwa hal yang tidak mungkin terjadi ini akhirnya terjadi juga!Bruk!Jason mendengar suara sesuatu terjatuh di belakangnya. Dia menoleh dan melihat Winny yang jatuh terduduk di lantai karena kedua kakinya lemas.Jason menatap Winny dengan tatapan simpati. Sepertinya, Keluarga Avila akan jatuh sial dan Winny sepertinya akan dikeluarkan dari lingkaran kelas atas ini.Bagaimanapun, Michael bukanlah orang yang murah hati.Pada saat ini, Debbie dan Ivanna merasa ketakutan. Terutama Debbie, meskipun dia merasa tidak rela, tatapannya tetap saja tampak ketakutan.Tindakan Michael barusan sudah menunjukkan bahwa dia sebenarnya sudah mengetahui perihal Irene pernah dipenjara. Kalau begitu, perbuatan Winny tadi jelas-jelas mencari masalah untuk dirinya sendiri.Selain itu ... tadi, Michael berjongkok di hadapan Irene, wa

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 521

    "Aku hanya dikatai, terus gaunku diinjak hingga robek," jawab Irene. Dia tidak ingin mengeluh di tempat ini. "Maaf, ya. Hari ini, kamu membawaku ke sini, tapi aku malah ....""Maaf apanya," kata Michael. Dia memotong ucapan Irene dan berkata, "Akulah yang nggak menjagamu dengan baik, sehingga kamu terkena masalah seperti ini."Kemudian, Michael berjongkok dan mengikat ujung rok Irene yang robek, supaya ujung rok itu tidak terseret di lantai, sehingga Irene menginjaknya.Saat Michael berjongkok, semua orang di sekitar terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa Tuan Michael yang sangat terhormat di Kota Cena malah bisa berjongkok di hadapan seorang wanita seperti ini.Setelah Michael membantu Irene merapikan ujung rok Irene, Michael menengadah dan menatap Irene sambil bertanya, "Kamu terluka, nggak?"Pada saat ini, Michael berjongkok sambil menengadah, sedangkan Irene berdiri sambil menunduk. Keduanya saling bertatapan. Untuk sesaat, Irene merasa seakan-akan pada saat ini, Michael sedang m

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 520

    "Benar. Wanita inilah yang nggak tahu malu. Entah dengan cara apa dia menipu Michael. Sepertinya, sekarang, Michael juga nggak tahu kalau wanita ini pernah masuk penjara," timpal Ivanna.Mendengar ucapan wanita-wanita ini, Hannah dan Martin tampak terkejut. Baru saja Martin ingin mengucapkan sesuatu, Hannah diam-diam menarik Martin untuk mengisyaratkan agar Martin tidak mengatakan apa pun.Irene hanya merasa bahwa makin banyak orang di sekitar yang menatap ke arah mereka. Selain itu, banyak orang mendengar ucapan Winny dan yang lainnya barusan. Pada saat ini, tatapan yang tertuju ke arah mereka beragam, ada yang terkejut, ada yang menghina, semuanya seperti sedang menonton pertunjukan.Irene membuang napas dalam hatinya. Sepertinya, di pesta hari ini, dia mempermalukan Michael lagi. Bagaimanapun, dia tidak bisa mengubah hal-hal yang pernah dia alami sebelumnya.Irene tidak ingin mempermalukan dirinya lebih lama lagi, jadi dia berbalik untuk pergi.Namun, kali ini, baru saja dia mengamb

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 519

    Mendengar hal ini, Winny dan Debbie yang berada di satu sisi juga langsung terkejut.Winny tiba-tiba tertawa dan berkata, "Kukira kamu siapa. Ternyata kamu pembunuh, ya! Michael tahu, nggak, kalau kamu orang yang membunuh Helen?"Pada saat ini, Winny sudah tidak sabar ingin melihat reaksi Irene saat Michael mengetahui bahwa Irene adalah pelaku dalam kecelakaan mobil itu.Menurut Winny, Michael pasti tidak mengetahui hal ini. Kalau tidak, bagaimana mungkin Michael akan membiarkan Irene berias seperti ini dan menghadiri pesta ini sebagai pendampingnya?!Sedangkan Debbie tersenyum sinis dan berkata, "Oh iya, hari ini Martin juga datang ke pesta ini. Tadi, aku melihatnya dengan Hannah. Bagaimana kalau kami bantu agar kamu bisa bertemu dengan mantan pacarmu itu?"Mendengar ucapan Debbie, Winny langsung bersemangat. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke sekeliling. Kebetulan, Martin dan Hannah berada tidak jauh dari mereka.Oleh karena itu, Winny seketika berseru ke arah kedua orang itu, "

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 518

    "Oh iya, apa hubunganmu dengan Michael? Bagaimana kalau kamu beri tahu kami, untuk memuaskan rasa ingin tahu kami?" kata Debbie.Irene tersenyum dan menjawab, "Ini masalah pribadiku, jadi aku nggak bisa beri tahu kalian."Begitu Irene mengucapkan kata-kata ini, ekspresi ketiga wanita itu sontak berubah. Winny Avila, putri dari presiden direktur jaringan toko kelontong, langsung berkata, "Ucapanmu sungguh nggak enak didengar. Jangan-jangan hubungan kalian memalukan, ya, jadi kamu nggak berani bilang?"Wajah Irene agak menggelap. Hal yang dia duga ... akhirnya terjadi. Meskipun dia ingin menghindar, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Sedangkan Ivanna, cucunya bos hotel terkenal, memelototi Irene sambil mengernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu.Winny melanjutkan ucapannya dengan agresif. "Jangan-jangan kamu menggunakan cara yang nggak etis untuk menjalin hubungan dengan Michael?" kata Winny.Irene mengerutkan bibirnya dan berkata, "Maaf, aku masih ada urusan, jadi aku pergi dul

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 517

    Jason menelan ludah sambil berpikir, 'Baiklah. Kalau begitu, kelak, Irene jelas-jelas akan menikah ke Keluarga Yunata dan menjadi nyonya di Keluarga Yunata.'"Sepertinya dia benar-benar beruntung," gumam Jason."Akulah yang beruntung," kata Michael dengan santai. Dengan kata lain, kemalangan Irene adalah keberuntungan bagi Michael.Dulu, tanpa kecelakaan itu, mungkin saja sekarang, Irene sudah menikah dan berkeluarga dengan Martin, tidak bertemu dengan Michael dengan cara seperti itu. Terlebih lagi, Michael tidak akan menyadari bahwa berada di sisi Irene adalah sesuatu yang begitu menyenangkan.Mendengar ucapan Michael, Jason terkejut.Pada saat ini, dia hanya merasa bahwa Michael benar-benar sudah jatuh hati sepenuhnya pada Irene!…Irene mengambil segelas sampanye dari seorang pelayan dan meminumnya. Dengan kadar alkohol yang rendah dan rasa buah yang segar, sampanye ini terasa lumayan enak.Namun, sampanye seperti ini tidak boleh diminum terlalu banyak. Bagi orang dengan tingkat tol

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 516

    Irene jarang sekali mendengar Michael menyebut siapa pun sebagai temannya, jadi Jason Tamara ini sepertinya berhubungan lumayan baik dengan Michael. "Halo, aku Irene Linardo," kata Irene.Irene memperkenalkan dirinya dengan natural."Halo, sudah lama aku ingin bertemu denganmu, tapi nggak pernah ada kesempatan," kata Jason sambil tersenyum. Bagaimanapun, dia sangat penasaran dengan wanita yang bisa mendapatkan hati sahabatnya ini.Terlebih lagi, pada malam tahun baru, sahabatnya ini membawa segerombolan polisi ke sebuah kota kecil yang terletak di samping Kota Cena dan bahkan meninggalkan tuan besar dari Keluarga Yunata demi wanita ini. Tentu saja hal ini membuat Jason terkejut dan juga penasaran.Sekarang, setelah Jason melihat Irene, dia merasa bahwa meskipun Irene tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, Irene membuat orang lain merasa sangat nyaman, wanita ini tampak halus dan tenang.Sedangkan Michael yang berdiri dengan Irene seperti terlihat lebih tenang daripada biasanya.Dal

  • Istri Berdosa si Bos Paranoid   Bab 515

    Pada saat ini, Kris bahkan memiliki sebuah firasat, jika dia tidak melepaskan tangan Irene, Michael sepertinya akan langsung mematahkan pergelangan tangannya.Kris memang tidak perlu berselisih dengan Michael hanya demi seorang wanita. Lagi pula … sebelumnya, bukankah Kris sudah mengetahui bahwa Irene bukanlah orang yang ingin dia cari?Kris hanya menurunkan tatapannya sambil melepaskan pegangannya di tangan Irene. Tangan Irene seketika mendapatkan kembali kebebasannya."Maaf. Tadi, aku lepas kendali, Nona Irene mengingatkanku akan seorang teman lama," kata Kris."Dia bukan teman lamamu itu. Ke depannya, jangan melakukan hal seperti ini lagi," kata Michael dengan dingin sambil meraih tangan Irene dan meninggalkan Kris dan Elena.Kris menatap punggung Irene dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. Di belakang Kris, Elena hampir ingin berteriak.Bukan? Sebenarnya … iya! Jika orang di lukisan di studio Kris benar-benar teman lamanya Kris, Elena yakin bahwa teman lama itu adalah Irene.Gaun

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status