Ada sejenis tebakan dalam hati Irene. Hanya saja, tebakan ini terlalu gila, sehingga Irene tidak berani memercayainya.Pada saat ini, ponselnya berdering. Begitu Irene melihat ada panggilan masuk dari Yuna, dia menerima panggilan tersebut."Irene, besok Brian sudah boleh keluar dari rumah sakit. Lusa, kamu bisa kerja, nggak? Aku ingin merapikan restoran dulu, lalu tiga hari lagi, tokonya baru dibuka lagi," kata Yuna."Bisa, kok," jawab Irene. Kalau dipikir-pikir, setelah dia keluar dari penjara, jangka waktu ini adalah hari-hari istirahat yang jarang sekali dia dapatkan."Baiklah kalau begitu," kata Yuna. "Oh iya, Brian ingin bertelepon denganmu. Katakanlah beberapa kalimat untuk Brian."Irene tercengang sesaat. Kemudian, dia berkata, "Brian, ya? Aku Bibi Irene. Kamu bisa dengar suaraku, nggak? Lusa, aku bisa bertemu dengan Brian lagi. Saat Brian sudah bisa memahami ucapan orang lain dan bisa berbicara, Bibi Irene akan sering bercerita dengan Brian. Oke?"Meskipun Irene tahu bahwa Bria
Irene menatap pria di hadapannya ini dengan tatapan tercengang. Dulu, Irene hanya mengetahui betapa besarnya pengaruh Michael di Kota Cena dari rumor yang beredar. Sekarang, pemahaman ini seakan-akan menjadi makin jelas.Hanya saja, bagaimanapun, ini penghancuran pusat perbelanjaan besar, jadi bahkan Michael pun sepertinya menggunakan banyak cara untuk melakukannya. Kalau tidak, bagaimana mungkin Keluarga Moiras akan melakukannya dengan patuh?Sedangkan penyebab segalanya hanya karena Irene dipermalukan oleh Keluarga Moiras di pusat perbelanjaan itu.Awalnya, Irene mengira bahwa kedatangan Keluarga Moiras untuk meminta maaf secara langsung sudah cukup. Namun, tak disangka, Michael masih melakukan hal seperti ini lagi."Kenapa?" tanya Irene dengan suara bergumam. Entah mengapa, dia ingin menangis."Karena itu kamu," jawab Michael. Kata-kata yang sederhana ini mengandung arti yang sangat mendalam.Karena Irene, Michael baru berbuat sejauh ini.Karena Michael melindungi Irene dengan hati-
Irene sudah pernah menerima banyak kritikan, jadi mungkin dia bisa mengabaikannya. Namun, Michael .... Irene merasa kurang yakin."Ada apa? Kamu nggak mau pergi, ya?" tanya Michael sambil mengernyit.Irene menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya dan bertanya, "Apakah aku cocok untuk pergi ke sana? Mike, kalau aku menemanimu ke pesta, mungkin akan ada banyak orang yang mengenaliku. Dulu, saat aku menemani Martin, aku juga sudah berkenalan dengan banyak orang .... Selain itu, masalah aku dipenjara ....""Terus kenapa?" kata Michael dengan acuh tak acuh. "Bagiku, kamu paling cocok untuk menemaniku. Terus kenapa kalau kamu pernah dipenjara? Terus kenapa kalau ada yang kenal denganmu?"Kemudian, Michael meraih tangan Irene dan mencium tangan Irene dengan lembut, lalu berkata, "Kak, dulu, bukankah kamu membawaku pulang ke rumah karena aku terlihat seperti gelandangan di jalanan? Pada saat itu, apakah kamu pernah berpikir aku cocok atau nggak? Kalau begitu, baik kamu tuan putri m
"Karena mantan pacarmu itu," kata Hannah."Irene?" Martin seketika tercengang. Dia teringat akan kejadian dulu, saat Keluarga Susanto hampir jatuh sial karena Irene. Namun, sekarang, kaki adiknya juga menjadi pincang karena Irene. Berdasarkan ucapan dokter, ke depannya, jika adiknya tidak menjalani operasi beberapa kali, kakinya akan susah untuk benar-benar sembuh.Selain itu, operasinya juga berisiko, mungkin saja bisa membuat adiknya cacat seumur hidup.Oleh karena itu, dalam jangka waktu ini, sifat Melvina juga banyak berubah. Dia tidak lagi tidak penakut seperti sebelumnya. Dulu, dia memang agak sombong, tetapi dia periang dan ceria. Melvina yang sekarang hanya berada di dalam kamar sepanjang hari dan jarang sekali bertemu dengan teman-temannya. Hal ini membuat Martin merasa khawatir."Iya, dia. Sekarang, dia sudah menjadi orang yang ingin Michael lindungi, jadi siapa yang bisa menyentuh dirinya?" kata Hannah dengan kesal.Hannah mengira bahwa wanita ini akan selalu berada di bawah
Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa tekadnya akan hancur secepat ini.Begitu kecelakaan itu terjadi, Martin merasa panik dan juga takut. Saat orang tuanya menyuruhnya untuk langsung memutuskan hubungannya dengan Irene, dia bahkan tidak melawan dan langsung melakukannya.Pada saat itu, Martin tiba-tiba mengerti bahwa ternyata, perasaan yang dia kira adalah rasa cinta itu akhirnya tidak sebanding dengan masa depannya. Dia tidak bersedia untuk mengorbankan masa depannya demi Irene.Dia hanya bisa mencintai Irene dengan syarat bahwa dia bisa tetap menjadi tuan muda Keluarga Susanto yang berwibawa. Begitu syarat ini tidak bisa dipenuhi, rasa cinta itu juga menghilang.Selama beberapa tahun terakhir, terkadang-kadang, dia masih bisa merasa bersalah. Namun, setiap perasaan itu muncul dalam hatinya, dia akan memberi tahu dirinya sendiri bawa segalanya adalah salahnya Irene.Jika bukan karena Irene mengemudi dalam keadaan mabuk dan membunuh Helen, hubungan antara Martin dengan Irene tidak aka
Baik dulu maupun sekarang, hal ini tidak berubah.'Tapi, memangnya kenapa kalau sekarang Michael begitu melindungi Irene? Sepertinya, ke depannya, Irene juga nggak akan bisa tetap berada di sisi Michael. Bagaimanapun, ada beberapa hal yang bisa menghancurkan segalanya yang Irene miliki sekarang,' pikir Hannah....Irene sebenarnya tidak asing dengan menghadiri pesta. Dulu, dia juga pernah menemani Martin menghadiri pesta. Hanya saja, Irene yang sekarang ... sudah agak berbeda dari Irene yang dulu.Setelah tiga tahun di penjara, Irene benar-benar tidak pernah melakukan perawatan apa pun. Kulitnya sudah jauh lebih kering daripada dulu, kedua tangannya sudah kapalan, rambutnya juga tidak lagi selembut dulu.Namun, seperti untuk meredakan kekhawatirannya, pada siang hari, ada penata rias dan penata rambut yang secara khusus datang ke Kediaman Yunata dan merias Irene untuk pesta itu.Mereka membawa gaun malam berwarna ungu muda yang terlihat anggun, kristal dan berlian di gaun ini juga memb
"Suka," jawab Irene dengan suara rendah. Wanita selalu menyukai barang cantik, jadi bagaimana mungkin Irene tidak menyukai gaun secantik ini? Hanya saja .... "Tapi, gaun ini pasti mahal, 'kan? Sepertinya agak boros kalau hanya pakai sekali."Maksud Irene, sebenarnya, Michael bisa memilih gaun lain yang lebih murah.Mendengar ucapan Irene, Michael berkata, "Kalau kamu merasa boros, kamu bisa lebih sering menemaniku ke pesta. Kalau begitu, nggak akan boros lagi."Irene seketika terdiam, dia tidak bisa berkata-kata.Michael meraih tangan Irene dan berkata, "Baiklah, ayo jalan."Kehangatan dari tangan Michael terus menjalar ke tangan Irene. Irene mengiakan ucapan Michael dengan pelan sambil berdiri. Kemudian, dia keluar dari kamar dengan Michael dan turun ke lantai bawah.Mobil sudah menunggu di luar rumah. Michael pun menggenggam tangan Irene dan naik ke mobil.Dalam perjalanan, Irene tidak bisa menahan diri dari mengamati Michael. Hari ini, Michael mengenakan jas hitam yang rapi dan keme
"Jangan gigit bibirmu, nanti riasanmu luntur," gumam Michael sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Irene. "Apa yang sedang kamu pikirkan tentang aku? Biar kutebak, dari wajahmu yang merah, kamu sedang memikirkan hubungan kita, ya?"Irene membelalakkan matanya. Melihat Irene seperti ini, Michael langsung mengetahui bahwa tebakannya benar."Hubungan apa itu …." Suara Michael makin lembut, seperti bulu yang sedang menggelitik hati Irene. "Kejadian malam itu, ya? Kakak memikirkan malam itu?"Deg!Irene seketika merasa seakan-akan wajahnya terbakar. Dia tampak canggung dan juga malu, dia ingin sekali mengubur dirinya hidup-hidup.Namun, jari tangan Michael masih menahan dagunya, sehingga dia tidak bisa memalingkan wajahnya.Michael merasa bahwa wajah Irene yang memerah terlihat sangat imut. Kedua mata Irene yang jernih itu terus menghindari tatapan Michael. Namun, Irene tidak tahu bahwa dia hanya akan makin membangkitkan hasrat pria ini."Kamu malu, ya? Tapi, kenapa kamu harus malu?" tanya M