Sedangkan Leni sama sekali tidak bisa membantah....Akhirnya, Leni membawa Brandon ke rumahnya.Setibanya di rumah, orang tua Leni menyambut Brandon dengan sangat ramah dan menyuruh Brandon untuk makan malam dengan mereka.Brandon tentu saja menyetujui tawaran itu, sehingga Leni diam-diam merasa ketakutan. Dia takut jika Brandon berlamaan di tempat ini dan berbincang-bincang dengan orang tuanya, Brandon bisa saja membocorkan kejadian itu.Setelah makan malam, Leni menarik Brandon ke kamarnya dengan terburu-buru dan bertanya, "Kapan kamu mau pergi?""Kamu ingin aku pergi secepat mungkin, ya?" tanya Brandon dengan alis terangkat.Leni tertawa dengan canggung dan berkata, "Aku takut orang tuaku terlalu 'ramah' padamu, sehingga membuatmu kesal. Kamu juga tahu, mereka mengira kalau kamu benar-benar pacarku. Jadi, sepertinya mereka terus mencari kesempatan untuk menanyakan ini itu padamu.""Aku nggak kesal. Terkadang, mengobrol dengan mereka seru juga," kata Brandon. Saat dia sedang berbinc
"Emm ... aku nggak mungkin memberi tahu semua orang di perusahaan kalau aku punya pacar, 'kan?" kata Leni. Kalau dia benar-benar berbuat seperti itu, sepertinya rekan kerjanya akan menganggap bahwa dia sudah gila."Oh ya? Baiklah kalau begitu, aku paham," kata Brandon.Leni mengedipkan matanya dengan kebingungan. Apa yang sudah Brandon pahami? Mengapa Leni tidak mengerti arti ucapan pria ini?...Keesokan harinya, saat Leni pergi kerja, rumor tentang kejadian kemarin sudah tersebar di kantornya. Tatapan rekan kerjanya Leni terhadap Leni juga berubah.Bahkan ada beberapa rekan kerja yang menyindir Leni di hadapannya. "Kamu ini, Selina berpacaran dengan Donny, tapi kamu malah mau ikut campur!""Benar! Kalaupun kamu mau jadi selingkuhan Donny, setidaknya jangan di kantor, dong!"Leni hanya tersenyum sinis dan berkata dengan tegas, "Selingkuhan apanya? Kalau kalian nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi, silakan cari tahu dengan jelas. Kalau aku menyukai pria seperti Donny, artinya aku sud
Saat Leni ingin membalas ucapan Selina lagi, tiba-tiba, tatapannya melewati Selina dan yang lainnya, menuju ke arah pintu masuk perusahaan. Pada saat ini, direktur perusahaan mereka sedang berjalan masuk. Masalahnya adalah ... orang di sisi direktur itu ... Brandon?!Leni mengedipkan matanya dan memandang ke arah itu lagi. Dia tidak salah lihat, orang itu memang Brandon.Brandon jelas-jelas juga sudah melihat Leni. Namun, Brandon malah tidak menyapa Leni, dia hanya tersenyum pada Leni, lalu berbicara lagi dengan direktur perusahaan di sampingnya.Bagi Leni, direktur ini bersikap sangat sopan pada Brandon. Sambil berjalan, kedua orang itu sambil berbincang-bincang. Direktur itu juga membiarkan sekretarisnya menyeduh teh dan membawa teh itu ke ruang kantornya.Setelah berpikir sejenak, Leni juga bisa mengerti. Bagaimanapun, perusahaan mereka tidak termasuk perusahaan desain ternama di Kota Cena. Kantor pusatnya masih mending, masih termasuk terkenal. Adapun cabang perusahaan seperti mere
Leni melihat Brandon, pria ini berpakaian rapi dan tampak seperti tuan muda yang elegan! Pria ini memang tampan! Pantas saja, dulu, saat Leni mabuk, dia langsung melakukan hal seperti itu pada pria ini.Kalau dipikir-pikir, bentuk tubuh pria ini juga sangat bagus. Meskipun dia terlihat agak kurus, tubuhnya tampak kuat .... Sambil menatap Brandon, pikiran Leni malah penuh akan tubuh yang pernah dia lihat itu ....Wajah Leni seketika memerah. Dia bergegas menundukkan kepalanya supaya dia tidak memikirkan hal-hal aneh ini lagi.Pada saat ini, Brandon melihat ke arah Leni. Dia menyadari bahwa wanita ini sedang duduk di pojok ruangan dengan kepala tertunduk, entah apa yang sedang dipikirkannya.Melihat sosok Leni, Brandon tidak bisa menahan dirinya dari tersenyum kecil.Direktur perusahaan ini berkata pada Brandon, "Pak Brandon, silakan dimulai.""Baik," jawab Brandon sambil tersenyum.Oleh karena itu, direktur perusahaan ini mulai memimpin rapat ini. Dia memperkenalkan Brandon, lalu mulai
Banyak orang di perusahaan bahkan mengira bahwa hal itu benar. Bagaimanapun, kondisi Donny lumayan bagus, sedangkan Leni juga hanyalah karyawan kecil di perusahaan, dengan kondisi keluarga dan penampilan yang biasa-biasa saja. Jadi, wajar saja jika Leni menyukai seorang pria seperti Donny.Setelah kejadian kemarin, banyak rekan kerja mereka memihak pada Selina.Banyak orang merasa bahwa meskipun Selina dan Donny berpacaran secara diam-diam dan tidak memberitahukan siapa pun, Leni juga tidak boleh mendekati pria ini.Akhirnya, tidak ada yang menyangka bahwa pacarnya Leni adalah Brandon, presiden direktur Grup Sinatra!Jika Brandon dibandingkan dengan Donny, perbedaannya sejauh langit dan bumi! Tentu saja Brandon menang dalam segala aspek!Jika Leni yang memiliki pacar seperti Brandon pergi menggoda Donny ... hal ini tidak mungkin terjadi!Dalam sekejap, tatapan banyak rekan kerja yang awalnya memihak pada Selina dan Donny pun berubah. Mereka mulai merasa bahwa kejadiannya mungkin saja t
Brandon berbalik dan menatap Donny. Sesaat kemudian, dia terkekeh dan berkata, "Sepertinya benar-benar hanya salah paham, ya."Tatapan Brandon yang menghina dan nada bicaranya yang acuh tak acuh seketika membuat wajah Donny memerah.Brandon jelas-jelas sedang mengisyaratkan bahwa dia sama sekali tidak menganggap Donny. Namun, Donny juga tidak bisa membantah.Brandon menoleh lagi dan berkata pada Leni, "Ke depannya, kalau ada salah paham, beri tahu aku. Jangan biarkan orang lain mengira bahwa kamu nggak punya pacar."Seusai berbicara, Brandon mengelus kepala Leni dengan penuh kasih. Dalam sekejap, Leni merasa bahwa dia seperti menjadi pusat perhatian, yang menarik banyak tatapan iri.Namun, masalahnya adalah ... ke depannya, dia harus berpisah dengan Brandon! Sekarang, makin banyak orang yang merasa iri padanya, kelak, makin banyak juga orang yang menghinanya.Dengan ekspresi getir, Leni hanya merasa tidak berdaya....Rapat ini berakhir dalam kecemburuan dan kecanggungan. Kemudian, Sel
Sekarang, bagaimanapun, Leni sudah berpacaran dengan Brandon. Jadi, jika Leni terlibat dalam rumor apa pun dengan pria lain, hal ini tentu saja menggores harga diri Brandon.Hanya saja, Brandon tidak memikirkan betapa banyak kerepotan yang dia sebabkan bagi Leni dengan pengumumannya ini. Pada saatnya, setelah mereka berpisah, mungkin saja Leni benar-benar hanya bisa mencari pekerjaan baru.Kemudian, Leni menertawakan dirinya sendiri. 'Lagi pula, pria ini memang mau balas dendam. Tentu saja dia makin senang kalau aku makin sengsara,' pikir Leni."Baik, aku mengerti. Ke depannya, sepertinya nggak akan ada lagi orang yang salah paham kalau aku menyukai pacarnya," kata Leni.Brandon mengernyit. Entah mengapa, ucapan Leni membuatnya merasa tidak nyaman, seakan-akan pada saat ini, Leni tampak sangat jauh darinya, sehingga jarak antara mereka sangat besar."Kamu nggak suka kalau aku berbuat seperti ini, ya?" tanya Brandon sambil memicingkan matanya."Nggak, kok. Kamu pacarku, jadi nggak ada s
Ada sejenis tebakan dalam hati Irene. Hanya saja, tebakan ini terlalu gila, sehingga Irene tidak berani memercayainya.Pada saat ini, ponselnya berdering. Begitu Irene melihat ada panggilan masuk dari Yuna, dia menerima panggilan tersebut."Irene, besok Brian sudah boleh keluar dari rumah sakit. Lusa, kamu bisa kerja, nggak? Aku ingin merapikan restoran dulu, lalu tiga hari lagi, tokonya baru dibuka lagi," kata Yuna."Bisa, kok," jawab Irene. Kalau dipikir-pikir, setelah dia keluar dari penjara, jangka waktu ini adalah hari-hari istirahat yang jarang sekali dia dapatkan."Baiklah kalau begitu," kata Yuna. "Oh iya, Brian ingin bertelepon denganmu. Katakanlah beberapa kalimat untuk Brian."Irene tercengang sesaat. Kemudian, dia berkata, "Brian, ya? Aku Bibi Irene. Kamu bisa dengar suaraku, nggak? Lusa, aku bisa bertemu dengan Brian lagi. Saat Brian sudah bisa memahami ucapan orang lain dan bisa berbicara, Bibi Irene akan sering bercerita dengan Brian. Oke?"Meskipun Irene tahu bahwa Bria