Leni melihat Brandon, pria ini berpakaian rapi dan tampak seperti tuan muda yang elegan! Pria ini memang tampan! Pantas saja, dulu, saat Leni mabuk, dia langsung melakukan hal seperti itu pada pria ini.Kalau dipikir-pikir, bentuk tubuh pria ini juga sangat bagus. Meskipun dia terlihat agak kurus, tubuhnya tampak kuat .... Sambil menatap Brandon, pikiran Leni malah penuh akan tubuh yang pernah dia lihat itu ....Wajah Leni seketika memerah. Dia bergegas menundukkan kepalanya supaya dia tidak memikirkan hal-hal aneh ini lagi.Pada saat ini, Brandon melihat ke arah Leni. Dia menyadari bahwa wanita ini sedang duduk di pojok ruangan dengan kepala tertunduk, entah apa yang sedang dipikirkannya.Melihat sosok Leni, Brandon tidak bisa menahan dirinya dari tersenyum kecil.Direktur perusahaan ini berkata pada Brandon, "Pak Brandon, silakan dimulai.""Baik," jawab Brandon sambil tersenyum.Oleh karena itu, direktur perusahaan ini mulai memimpin rapat ini. Dia memperkenalkan Brandon, lalu mulai
Banyak orang di perusahaan bahkan mengira bahwa hal itu benar. Bagaimanapun, kondisi Donny lumayan bagus, sedangkan Leni juga hanyalah karyawan kecil di perusahaan, dengan kondisi keluarga dan penampilan yang biasa-biasa saja. Jadi, wajar saja jika Leni menyukai seorang pria seperti Donny.Setelah kejadian kemarin, banyak rekan kerja mereka memihak pada Selina.Banyak orang merasa bahwa meskipun Selina dan Donny berpacaran secara diam-diam dan tidak memberitahukan siapa pun, Leni juga tidak boleh mendekati pria ini.Akhirnya, tidak ada yang menyangka bahwa pacarnya Leni adalah Brandon, presiden direktur Grup Sinatra!Jika Brandon dibandingkan dengan Donny, perbedaannya sejauh langit dan bumi! Tentu saja Brandon menang dalam segala aspek!Jika Leni yang memiliki pacar seperti Brandon pergi menggoda Donny ... hal ini tidak mungkin terjadi!Dalam sekejap, tatapan banyak rekan kerja yang awalnya memihak pada Selina dan Donny pun berubah. Mereka mulai merasa bahwa kejadiannya mungkin saja t
Brandon berbalik dan menatap Donny. Sesaat kemudian, dia terkekeh dan berkata, "Sepertinya benar-benar hanya salah paham, ya."Tatapan Brandon yang menghina dan nada bicaranya yang acuh tak acuh seketika membuat wajah Donny memerah.Brandon jelas-jelas sedang mengisyaratkan bahwa dia sama sekali tidak menganggap Donny. Namun, Donny juga tidak bisa membantah.Brandon menoleh lagi dan berkata pada Leni, "Ke depannya, kalau ada salah paham, beri tahu aku. Jangan biarkan orang lain mengira bahwa kamu nggak punya pacar."Seusai berbicara, Brandon mengelus kepala Leni dengan penuh kasih. Dalam sekejap, Leni merasa bahwa dia seperti menjadi pusat perhatian, yang menarik banyak tatapan iri.Namun, masalahnya adalah ... ke depannya, dia harus berpisah dengan Brandon! Sekarang, makin banyak orang yang merasa iri padanya, kelak, makin banyak juga orang yang menghinanya.Dengan ekspresi getir, Leni hanya merasa tidak berdaya....Rapat ini berakhir dalam kecemburuan dan kecanggungan. Kemudian, Sel
Sekarang, bagaimanapun, Leni sudah berpacaran dengan Brandon. Jadi, jika Leni terlibat dalam rumor apa pun dengan pria lain, hal ini tentu saja menggores harga diri Brandon.Hanya saja, Brandon tidak memikirkan betapa banyak kerepotan yang dia sebabkan bagi Leni dengan pengumumannya ini. Pada saatnya, setelah mereka berpisah, mungkin saja Leni benar-benar hanya bisa mencari pekerjaan baru.Kemudian, Leni menertawakan dirinya sendiri. 'Lagi pula, pria ini memang mau balas dendam. Tentu saja dia makin senang kalau aku makin sengsara,' pikir Leni."Baik, aku mengerti. Ke depannya, sepertinya nggak akan ada lagi orang yang salah paham kalau aku menyukai pacarnya," kata Leni.Brandon mengernyit. Entah mengapa, ucapan Leni membuatnya merasa tidak nyaman, seakan-akan pada saat ini, Leni tampak sangat jauh darinya, sehingga jarak antara mereka sangat besar."Kamu nggak suka kalau aku berbuat seperti ini, ya?" tanya Brandon sambil memicingkan matanya."Nggak, kok. Kamu pacarku, jadi nggak ada s
Ada sejenis tebakan dalam hati Irene. Hanya saja, tebakan ini terlalu gila, sehingga Irene tidak berani memercayainya.Pada saat ini, ponselnya berdering. Begitu Irene melihat ada panggilan masuk dari Yuna, dia menerima panggilan tersebut."Irene, besok Brian sudah boleh keluar dari rumah sakit. Lusa, kamu bisa kerja, nggak? Aku ingin merapikan restoran dulu, lalu tiga hari lagi, tokonya baru dibuka lagi," kata Yuna."Bisa, kok," jawab Irene. Kalau dipikir-pikir, setelah dia keluar dari penjara, jangka waktu ini adalah hari-hari istirahat yang jarang sekali dia dapatkan."Baiklah kalau begitu," kata Yuna. "Oh iya, Brian ingin bertelepon denganmu. Katakanlah beberapa kalimat untuk Brian."Irene tercengang sesaat. Kemudian, dia berkata, "Brian, ya? Aku Bibi Irene. Kamu bisa dengar suaraku, nggak? Lusa, aku bisa bertemu dengan Brian lagi. Saat Brian sudah bisa memahami ucapan orang lain dan bisa berbicara, Bibi Irene akan sering bercerita dengan Brian. Oke?"Meskipun Irene tahu bahwa Bria
Irene menatap pria di hadapannya ini dengan tatapan tercengang. Dulu, Irene hanya mengetahui betapa besarnya pengaruh Michael di Kota Cena dari rumor yang beredar. Sekarang, pemahaman ini seakan-akan menjadi makin jelas.Hanya saja, bagaimanapun, ini penghancuran pusat perbelanjaan besar, jadi bahkan Michael pun sepertinya menggunakan banyak cara untuk melakukannya. Kalau tidak, bagaimana mungkin Keluarga Moiras akan melakukannya dengan patuh?Sedangkan penyebab segalanya hanya karena Irene dipermalukan oleh Keluarga Moiras di pusat perbelanjaan itu.Awalnya, Irene mengira bahwa kedatangan Keluarga Moiras untuk meminta maaf secara langsung sudah cukup. Namun, tak disangka, Michael masih melakukan hal seperti ini lagi."Kenapa?" tanya Irene dengan suara bergumam. Entah mengapa, dia ingin menangis."Karena itu kamu," jawab Michael. Kata-kata yang sederhana ini mengandung arti yang sangat mendalam.Karena Irene, Michael baru berbuat sejauh ini.Karena Michael melindungi Irene dengan hati-
Irene sudah pernah menerima banyak kritikan, jadi mungkin dia bisa mengabaikannya. Namun, Michael .... Irene merasa kurang yakin."Ada apa? Kamu nggak mau pergi, ya?" tanya Michael sambil mengernyit.Irene menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya dan bertanya, "Apakah aku cocok untuk pergi ke sana? Mike, kalau aku menemanimu ke pesta, mungkin akan ada banyak orang yang mengenaliku. Dulu, saat aku menemani Martin, aku juga sudah berkenalan dengan banyak orang .... Selain itu, masalah aku dipenjara ....""Terus kenapa?" kata Michael dengan acuh tak acuh. "Bagiku, kamu paling cocok untuk menemaniku. Terus kenapa kalau kamu pernah dipenjara? Terus kenapa kalau ada yang kenal denganmu?"Kemudian, Michael meraih tangan Irene dan mencium tangan Irene dengan lembut, lalu berkata, "Kak, dulu, bukankah kamu membawaku pulang ke rumah karena aku terlihat seperti gelandangan di jalanan? Pada saat itu, apakah kamu pernah berpikir aku cocok atau nggak? Kalau begitu, baik kamu tuan putri m
"Karena mantan pacarmu itu," kata Hannah."Irene?" Martin seketika tercengang. Dia teringat akan kejadian dulu, saat Keluarga Susanto hampir jatuh sial karena Irene. Namun, sekarang, kaki adiknya juga menjadi pincang karena Irene. Berdasarkan ucapan dokter, ke depannya, jika adiknya tidak menjalani operasi beberapa kali, kakinya akan susah untuk benar-benar sembuh.Selain itu, operasinya juga berisiko, mungkin saja bisa membuat adiknya cacat seumur hidup.Oleh karena itu, dalam jangka waktu ini, sifat Melvina juga banyak berubah. Dia tidak lagi tidak penakut seperti sebelumnya. Dulu, dia memang agak sombong, tetapi dia periang dan ceria. Melvina yang sekarang hanya berada di dalam kamar sepanjang hari dan jarang sekali bertemu dengan teman-temannya. Hal ini membuat Martin merasa khawatir."Iya, dia. Sekarang, dia sudah menjadi orang yang ingin Michael lindungi, jadi siapa yang bisa menyentuh dirinya?" kata Hannah dengan kesal.Hannah mengira bahwa wanita ini akan selalu berada di bawah