Hanya saja, tak disangka, Michael malah menyuruh sopirnya mengendarai mobil pribadi sopirnya seharga 600-an juta.Irene pun merasa terkejut."Bukankah kamu bilang kamu mau mobilnya lebih biasa?" tanya Michael."Iya, aku nggak mau terlalu mencolok di kota kecil itu. Nanti, takutnya akan ada berbagai rumor, yang akan membuat Nenek khawatir. Tapi, kamu benar-benar mau membawa mobil ini ke sana?" tanya Irene."Memangnya aku bisa bohong?" tanya Michael sambil tersenyum. "Sudahlah, naik mobil."Saat Irene naik mobil, dia baru menyadari bahwa kali ini, sopirnya Michael tidak pergi, jadi Michael mengemudi sendiri."Kamu yang mengemudi?" tanya Irene."Iya," jawab Michael. "Lagi pula, tempatnya nggak jauh. Kalau kamu lelah, istirahat saja. Aku tahu jalan."Kemudian, Michael menyalakan mesin mobil.Tanpa disadari, melihat Michael mengemudi, Irene mengerutkan bibirnya. Michael juga harus mengemudi selama lebih dari dua jam.Mengemudi selama lebih dari dua jam tentu saja sangat melelahkan. Namun, I
Irene menatap Michael dengan kebingungan sambil bertanya, "Ada apa?""Kamu sudah pikir, belum, mau perkenalkan aku sebagai siapa?" tanya Michael.Irene tercengang sesaat, lalu menjawab, "Tentu saja sebagai pacarku."Michael tersenyum dan berkata, "Baiklah, ayo jalan."Kedua orang ini turun dari mobil. Irene berjalan ke depan pintu dan mengetuk pintunya. Tidak lama kemudian, Rita, bibi ketiganya Irene, datang membuka pintu.Begitu Rita melihat Irene, ekspresinya seketika berubah menjadi agak sinis. "Ternyata Irene, ya! Kali ini, kamu membawa seseorang denganmu, ya!" kata Rita.Sambil berbicara, Rita melirik sekilas ke luar. Melihat sebuah mobil biasa yang terparkir di depan pintu rumah, Rita seketika menatap Irene dengan tatapan yang sangat sinis.Sebelumnya, semua orang mengira bahwa Irene sudah berhasil mendekati seorang pria kaya. Bagaimanapun, pada saat itu, seorang pria menyelamatkan Irene dari rumahnya si bodoh itu!Namun, sekarang, kalau dilihat dari mobil di luar rumah, sepertin
"Kamu sudah melihat nenekmu?" tanya Michael."Nenek masih terlelap. Aku nggak mau mengganggu Nenek, jadi aku keluar dulu," jawab Irene.Kemudian, Irene melihat Lily, kakak sepupunya, membawa dua cangkir teh dan meletakkannya di hadapan Irene dan Michael. "Irene, sini, minum teh," kata Lily.Keterkejutan melintas di tatapan Irene. Sebelumnya, jika dia pulang, kakak sepupunya ini tidak pernah membawakan minuman apa pun untuknya."Irene, kenapa kamu nggak memperkenalkan pria yang kamu bawa ini pada kami?" kata Rita dengan nada bicara yang terdengar agak iri."Ini 'Mike', pacarku," kata Irene. Dia sengaja tidak mengucapkan nama lengkapnya Michael, supaya kerabatnya ini tidak berulah setelah mereka mengetahui bahwa Mike adalah Michael Yunata.Irene hanya berharap agar neneknya bisa melewati sisa hidupnya dengan tenang."Pacar?" seru Lily dengan terkejut. "Nggak mungkin!"Nada bicara Lily terdengar seakan-akan dia baru mendengar Irene mengucapkan lelucon yang sangat lucu.Michael memicingkan
Lily merasa seakan-akan pria ini tidak akan membiarkan siapa pun mengatai Irene.Kecemburuan pun meluap dalam hati Lily. Dia merasa cemburu karena Irene bisa mendapatkan seorang pacar yang setampan ini dan tidak merasa keberatan atas hal Irene pernah dipenjara. Sedangkan Lily sendiri sudah lama menikah, tetapi hanya dengan seorang tukang besi.Dulu, Lily merasa bahwa bagaimanapun, pria yang dia nikahi memiliki keterampilan. Selain itu, mahar yang dia dapatkan juga lumayan banyak. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, makin dipikirkan, Lily merasa makin frustrasi.Teman-temannya dulu hidup dengan baik di kota, mereka juga menikahi pekerja kantoran, pegawai negeri atau direktur dan sebagainya. Dia merasa bahwa mereka sangat berkelas, sehingga dia merasa malu untuk mengatakan bahwa dia menikahi seorang tukang besi.Dalam beberapa tahun terakhir, Lily sering berpikir, jika dulu dia tidak menikah secepat itu, apakah sekarang dia bisa menikahi seorang pria kota? Setidaknya, dia juga bisa men
Lily seketika merasa malu. Ucapan Michael seperti sedang langsung mempermalukannya!Melihat keadaan ini, Rita yang berada di satu sisi jelas-jelas merasa tidak senang. Dia pun berkata pada Irene, "Irene, Lily berniat baik, kenapa pacarmu ini malah sombong sekali? Dia datang bertamu, tapi mau menyuruh kami untuk menganggapnya sebagai seorang tuan muda?"Irene hanya berkata dengan cuek, "Pacarku pemalu, jadi dia agak menjaga jarak dengan orang asing."Rita dan Lily hampir tersedak ludah mereka sendiri.Pemalu?!Pria ini sama sekali tidak terlihat seperti seorang pemalu.Saat pria ini menatap mereka dengan tatapan malas, jantung mereka berdebar kencang, seakan-akan mereka merasa ketakutan pada tatapan pria ini.Rita mengerutkan bibirnya tanpa mengatakan apa pun. Lily malah masih tidak tahu malu. Dengan sinis, dia terus menanyakan kapan Irene kenal dengan Michael dan bagaimana mereka bisa berpacaran. Dia juga ingin mengetahui identitas Michael, seperti tentang pekerjaan, keluarga Michael d
"Ibu, apa maksud Ibu? Hari ini, Irene membawa pacarnya, jadi mana berani kami menganiaya dia? Kami bahkan harus memanggil pacarnya dengan panggilan hormat," kata Rita dengan sinis.Sisca malah terkejut. "Pacar? Irene sudah punya pacar, ya? Sini, biar Nenek lihat!""Kalau begitu, biar aku panggil dia ke sini," kata Irene sambil berdiri dan berjalan ke luar ruangan.Rita berkata dengan agak kesal, "Ibu, kenapa Ibu senang? Pacarnya Irene terlihat seperti seorang pria yang hanya bisa bergantung pada wanita, mungkin saja dia seorang penipu!"Intinya, Rita tidak senang melihat keponakannya benar-benar menemukan seorang pacar yang baik, sehingga putrinya sendiri menjadi makin rendah diri."Sudah, Irene adalah anak yang berhati-hati, dia nggak akan tertipu ucapan orang lain. Aku akan lihat sendiri apakah pria itu penipu atau bukan!" kata Sisca.Rita mengerutkan bibirnya. Saat Irene membawa Michael ke dalam kamar, Sisca melihat Michael sambil tersenyum dan bertanya, "Kamu pacarnya Irene, ya? Si
Michael membungkukkan badannya sambil berbisik di telinga Irene, "Nggak, ya?"Irene seketika terdiam. Bagaimana dia harus menjawab pertanyaan ini?!Sisca membuang napas sambil meraih tangan cucunya dan berkata, "Kalau begitu, kamu harus cepat. Kalau nggak, Nenek takut Nenek nggak sempat mendengar kabar baik darimu."Irene seketika tercengang. Saat tangannya dipegang tangan neneknya, dia baru menyadari bahwa neneknya lebih kurus dari sebelumnya. Irene bisa merasakan tulang neneknya dengan jelas.Dia bahkan merasa seakan-akan hanya tersisa lapisan kulit yang tipis, yang membalut tulang neneknya, tanpa darah daging sama sekali.Neneknya ... sebenarnya sudah lebih tua dari yang dia bayangkan.Irene merasa sedih, kesedihan juga langsung tampak di wajahnya."Eh, kenapa kamu bersedih?" kata Sisca sambil menepuk-nepuk punggung tangan Irene. "Aku juga tenang melihat kamu hidup dengan baik dan ada yang menjagamu. Kelak, saat aku bertemu dengan ibumu di akhirat, aku juga bisa mengatakan hal ini p
"Baguslah, syukurlah kalian berbeda," gumam Michael. Dia tidak berharap wanita seperti itu memiliki wajah yang mirip dengan wajah Irene.Namun, penampilan Irene dan Lily saat mereka masih kecil sangat mirip. Michael merasa lumayan senang karena hal ini.Bulu mata Michael agak bergetar. Dia menurunkan tatapannya, sehingga bulu matanya seketika menyembunyikan pikiran dan pertimbangan di tatapannya .......Michael dan Irene makan di rumah neneknya Irene. Menjelang malam, Robin, kakeknya Irene, pulang. Sikapnya terhadap Irene sangat dingin, apalagi sikapnya terhadap Michael.Irene sudah terbiasa dengan sikap kakeknya ini. Namun, melihat sikap kakeknya terhadap Michael, Irene menatap Michael dengan agak khawatir.Bagaimanapun, dengan identitas Michael, sepertinya tidak ada yang berani bersikap seperti ini terhadapnya.Namun, Michael malah tersenyum pada Irene. Seperti melihat kekhawatiran Irene, Michael mengisyaratkan dengan tatapannya agar Irene tidak khawatir.Hal ini membuat Irene membu