Masa itu adalah masa paling suram dalam hidup Irene. Irene bahkan merasa bahwa hidupnya tidak berarti. Jika bukan karena Leni sering mengunjunginya, sekarang, mungkin saja dia sudah tidak berada di dunia ini.Dokter ini membuang napas dan berkata, "Nanti, akan ada dokter kandungan yang melihat hasil laporan ini, mungkin saja dokter itu bisa memikirkan cara untuk melakukan tindakan penyembuhan.""Penyembuhan?" Irene tercengang sesaat, lalu bertanya, "Benar-benar masih ada cara penyembuhan?""Kamu masih muda, jadi mungkin saja masih ada kesempatan penyembuhan. Terlebih lagi, dalam bidang pengobatan, nggak ada yang pasti," kata dokter ini.Entah mengapa, secercah harapan mulai meluap dalam hati Irene. Meskipun dia tahu bahwa harapan ini sangat tipis, tetap ada harapan, 'kan?Jika ... benar-benar ada cara untuk menyembuhkan rahimnya ... apakah Irene bisa melahirkan seorang anak?Sambil memikirkan hal ini, wajahnya Michael tiba-tiba muncul dalam benak Irene.Jika Irene benar-benar bisa mela
Kemudian, Irene juga tidak berencana untuk terus berbicara dengan Lidya lagi. Jadi, dia pun langsung pergi ke tempat pemeriksaan berikutnya dengan perawat di sampingnya.Lidya masih berdiri di tempat sambil memelototi punggung Irene dengan penuh kebencian. Namun, begitu dia berbalik, dia malah menghadapi tatapan semua orang dari firma hukum.Lidya hanya tersenyum dengan malu dan kembali ke dalam barisannya.Setelah sekian lama, akhirnya, dia masih saja tidak mengetahui bagaimana Irene sebenarnya mendapatkan uang untuk membeli paket pemeriksaan istimewa ini.Setelah Irene melakukan serangkaian pemeriksaan, dia kembali ke tempat Michael menunggu."Sudah selesai, ya?" tanya Michael."Iya, tapi ada beberapa laporan yang baru akan keluar paling cepat nanti sore," jawab Irene."Kalau begitu, ayo sarapan dulu di luar. Kamu belum sarapan," kata Michael."Baiklah," kata Irene sambil berjalan meninggalkan rumah sakit dengan Michael."Mau makan apa?" tanya Michael."Makan di sekitar sini saja," j
Setelah berpikir sejenak, Irene mengangguk dan berkata, "Baiklah."Kemudian, dia menunduk dan memakan sarapannya, sedangkan Michael tersenyum sambil melihat Irene makan. Michael merasa bahwa Irene terlihat sangat imut saat dia sedang makan.Rambut Irene yang panjang diikat dengan gaya ekor kuda, wajahnya mulus, matanya jernih, hidungnya kecil dan bibirnya berwarna merah muda.Michael merasa bahwa semua bagian wajah Irene sangat indah.Dia sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa ada satu hari di mana dia akan mencintai seorang wanita seperti ini. Namun, setelah dia mencintai wanita ini, dia malah merasa bahwa hal ini sangat normal.Sambil makan, Irene sesekali mengangkat kepalanya dan menatap sepasang mata pria ini yang mendalam. Dalam sekejap, dia hanya merasa seakan-akan tatapan mata ini membuat pikirannya kosong."Ada ... apa?" gumam Irene."Nggak apa-apa, aku hanya merasa Kakak sangat cantik," jawab Michael.Irene seketika terdiam. Michael sudah sering melihat banyak wanita cant
"Di simpang jalan itu, ada seorang tukang loak. Nanti, aku bisa menjual alat-alat masak dan perlengkapan tidur ini padanya. Kalau soal pakaian dan sepatu ini, aku bisa bawa pulang yang aku masih mau pakai," kata Irene.Michael melihat Irene ingin membawa pulang pakaian dan sepatu yang sudah usang. Meskipun ada beberapa pakaian yang kelihatannya masih lumayan bagus, semuanya sudah ketinggalan zaman dan bahkan warnanya pun mulai luntur.Michael tahu bahwa pakaian ini pasti dari sebelum Irene masuk penjara.Namun, Michael tidak banyak bicara. Lagi pula, kalaupun dia benar-benar ingin mengeluarkan uang untuk Irene dan mengganti semua barang lama ini ke barang baru, yang bagus, dia juga harus melakukannya selangkah demi selangkah.Michael takut kalau dia terlalu terburu-buru, dia akan menakuti Irene. Bagaimanapun, tidak mudah bagi Irene untuk menurunkan kewaspadaannya sedikit demi sedikit di hadapan Michael."Bagaimana kalau kamu tunggu sebentar di sini? Sebentar lagi, aku akan kembali," ka
Michael tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap Irene lekat-lekat.Dengan kebingungan, Irene bertanya, "Ada apa?""Kalau iya?" tanya Michael tiba-tiba.Irene tercengang sesaat. Senyuman di wajahnya pelan-pelan menghilang. Dia mengerutkan bibirnya dan menatap pria ini dengan sungguh-sungguh, lalu berkata, "Mike, aku nggak suka dibohongi. Aku selalu merasa, hubungan yang bisa bertahan lama itu harus jujur, nggak boleh ada kebohongan."Michael tidak berbicara, dia hanya terus menatap Irene."Apakah kamu akan membohongiku?" tanya Irene lagi. Pada saat ini, dia tiba-tiba merasa sangat gelisah, seakan-akan dia takut Michael akan menjawabnya dengan kata "iya" dan takut dia harus berpisah dengan Michael.Jika mereka bahkan tidak bisa mencapai kesepakatan dalam hal ini, bagaimana hubungan mereka masih bisa terus berlanjut?Michael mengepalkan kedua tangannya, lalu menjawab dengan pelan, "Nggak akan."Mendengar jawaban Michael, Irene hanya merasa seakan-akan batu besar dalam hatinya terang
Michael baru melonggarkan pelukannya, tetapi dia tetap memeluk Irene sambil berkata, "Kak, jangan minta putus selamanya, ya?"Michael menunduk, matanya yang hitam penuh akan sejenis kepanikan yang tidak pernah Irene lihat sebelumnya.Seakan-akan bagi Michael, kata putus yang diucapkan Irene adalah sesuatu yang bisa membuat Michael kewalahan dan panik.Apakah Irene benar-benar sepenting itu bagi Michael? Hingga bahkan Irene tidak bisa mengucapkan kata putus sebagai sebuah perumpamaan?Irene hanya merasa seakan-akan ada yang mengganjal di hatinya, membuatnya merasa tersiksa. Tanpa disadari, dia mengangkat tangannya dan membalas pelukan Michael dengan lembut."Baik, Mike, aku nggak akan bilang putus selamanya," kata Irene. Irene pun menjanjikan sesuatu untuk "selamanya" dengan pria ini.Pada saat ini, Irene bahkan tidak memikirkan harga di balik janji ini. Dia yang sekarang hanya tidak ingin melihat ekspresi Michael pada saat ini.Karena ... hal ini akan membuat Irene merasa tersiksa....
Irene seketika terdiam. Kemudian, dia tersipu malu dan berkata, "Aku ... aku ...."Irene tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Michael, dia merasa serbasalah!"Nggak boleh bilang nggak!" seru Michael sambil merangkul pinggang Irene dengan sifat dominan. "Kalau aku benar-benar punya anak, aku hanya akan punya anak dengan Kakak. Jadi ... kalau Kakak benar-benar mau menjadi seorang ibu, Kakak hanya boleh menjadi ibu dari anakku."Wajah Irene makin memerah. "Ini rumah sakit," kata Irene. Selain itu, mereka masih berada di tempat orang-orang bisa lalu-lalang. Sudah ada beberapa orang yang melihat Michael memeluk Irene seperti ini."Terus kenapa?" tanya Michael dengan bibirnya dekat dengan telinga Irene dan napasnya tersebar di telinga dan leher Irene. "Kak, apakah kamu sudah mengerti ucapanku tadi?"Irene langsung merinding. Suara dan napas pria ini seperti sejenis godaan yang tidak terlihat, membuat Irene mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaannya.Setelah mereka naik ke mobil,
"Baiklah," jawab Irene.Saat Irene menyimpan kembali ponselnya, dia mendengar Michael bertanya, "Leni, ya?""Iya," jawab Irene."Kenapa? Dia meminta bantuan Brandon untuk menyelidiki tentang kasusmu dulu?" tanya Michael."Bukan juga," kata Irene. "Dia hanya meminta bantuan Brandon untuk menyelidiki tentang seorang saksi mata di Kota Saraya. Katanya, saksi mata itu sedang ditahan, jadi dia mencari cara untuk berbicara dengan orang itu. Besok, aku akan pergi ke Kota Saraya."Meskipun Leni tidak menjelaskan cara berbicara dengan pria itu, Irene juga pernah menjadi pengacara, jadi dia mengetahui beberapa triknya.Berbicara dengan orang yang sedang ditahan tidak mudah. Dengan kesabaran Leni, seharusnya Leni tidak bisa melakukannya, jadi sepertinya ini perbuatan Brandon.Hanya saja, jelas-jelas ini masalah Irene, tetapi dia malah membuat Leni berutang budi pada Brandon lagi.Sebesar apa Leni mau berkorban demi Irene? Apakah kelak Irene masih bisa membalas budi Leni? Sambil memikirkan hal ini