"Maaf." Dengan wajah memerah, Irene berkata, "Aku ... aku hanya .... Emm .... Kalau kamu nggak tahu harus pergi ke mana, kamu bisa tinggal di sini denganku."Irene mengucapkan kata-kata ini dengan gelisah. Namun, setelah itu, dia malah merasa lega.Melihat wajahnya yang memerah, keterkejutan pun melintas di mata pria itu yang hitam dan berkilau."Kalau kamu nggak bersedia, anggap saja aku nggak bilang apa-apa," kata Irene lagi sambil menggigit bibirnya.Akhirnya, pria itu berkata, "Kamu mau aku tinggal di sini, ya?" Suaranya dingin dan terdengar sangat jelas di kamar yang sunyi ini.Jika ucapan ini diucapkan oleh pria lain, ucapan ini sepertinya hanya akan terdengar seperti godaan.Namun, pria ini seperti benar-benar hanya menanyakan sebuah pertanyaan tanpa arti tersirat apa pun. Bahkan tatapannya juga tenang.Irene mengerutkan bibirnya dan berkata, "Ya." Inilah jawaban yang dia berikan.Pria itu menatap Irene, lalu tersenyum kecil dan berkata, "Baiklah."Ini pertama kalinya Irene meli
Ekspresi Elena sontak berubah, sedangkan Gary langsung menampar pipi Irene dengan kuat."Apa maksudmu?! Kamu sudah mempermalukan kami karena kamu menabrak orang hingga meninggal dan masuk penjara. Kamu sudah nggak punya masa depan. Sekarang, apakah kamu ingin merusak masa depan adikmu juga?" seru Gary dengan penuh amarah.Tatapannya penuh akan kebencian terhadap putrinya ini. Awalnya, saat Keluarga Linardo masih berhubungan dengan Keluarga Susanto, Gary merasa sangat bangga di hadapan kerabat dan teman-temannya. Namun, kemudian, dia dipermalukan seperti ini!Sebelah pipi Irene seketika terasa sakit. Hanya saja, tatapannya tetap sangat tenang, seakan-akan dia sama sekali tidak peduli lagi.Dia berkata, "Awalnya, aku hanya ingin membakar dupa untuk Ibu. Tapi, sekarang, sepertinya Ibu juga nggak perlu dikenang di sini lagi. Jadi, aku nggak akan menginjakkan kakiku di tempat ini lagi."Seusai berbicara, Irene langsung berbalik dan meninggalkan tempat yang pernah dia sebut sebagai rumahnya
"Karena ...." Irene menghabiskan gigitan roti terakhir di tangannya.Rasa roti ini biasa saja. Jika ini dulu, dia akan mengeluh. Namun, sekarang, baginya, rasa itu nomor dua, sedangkan mengisi perutnya adalah hal yang paling penting."Kita sejenis, sama-sama adalah orang yang dibuang oleh masyarakat, orang-orang yang berusaha keras untuk bertahan hidup di tingkatan paling rendah. Mungkin saja nggak ada orang yang menginginkan dan memerlukan orang-orang seperti kita. Tapi, setidaknya, kita bisa saling membantu. Aku bisa menyayangimu, kamu juga bisa menyayangiku. Bukankah begitu?!" kata Irene.Irene tersenyum pada Michael. Senyumannya ini penuh harapan, keinginan dan kegugupan."Benarkah begitu? Sepertinya kita benar-benar sejenis ..." gumam Michael. Tatapannya malah seperti sedang melihat seekor binatang kecil yang jatuh ke dalam perangkap. Sepertinya hidupnya terlalu membosankan. Dia bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Lama kelamaan, dia pun merasa bosan. Sedangkan sekarang, pe
"Nggak perlu," kata Irene.Dengan bantuan kekuatan alkohol, Hendrik langsung menerjang ke hadapan Irene dan menampar Irene dengan kuat. "Kalau aku menyuruhmu untuk minum, kamu harus minum. Sekarang, kamu hanyalah seorang pengemis, tapi mau berlagak pula!" kata Hendrik.Sambil berbicara, Hendrik langsung mengambil botol anggur dan menuangkan anggur ke dalam mulut Irene.Irene ingin mendorong Hendrik, tetapi seorang pria tentu saja jauh lebih kuat daripada seorang wanita. Terlebih lagi, Hendrik juga dibantu oleh Elena yang berada di sampingnya.Hendrik pun memuji Elena atas bantuan yang dia berikan, "Elena, memang kamulah yang paling bijak. Nanti, aku akan bicarakan dengan sutradara soal tambahan adegan untukmu."Mendengar ucapan Hendrik, Elena makin bersemangat. "Terima kasih, Tuan Hendrik. Kakakku masih kurang bijak, mohon pengertian Tuan Hendrik."Irene tidak tahu sudah berapa banyak anggur yang dia minum. Toleransinya terhadap alkohol memang rendah. Sekarang, dia mulai merasa mabuk.
"Nggak," jawab Michael. Namun, dia mengingat kembali, setelah dia membawa Irene pulang ke kamar kontrakan ini dan hendak membaringkan Irene di ranjangnya, Irene malah tiba-tiba menahannya.Pada saat itu, dia merasa terkejut dengan kecerobohannya sendiri. Jika wanita ini ingin membunuhnya, pada saat itu juga, wanita ini bisa langsung mencabut nyawanya!Dia selalu bersikap waspada. Sejak kapan dia menurunkan kewaspadaannya seperti ini?Hanya saja, sebelum Michael bisa berdiri, kedua tangan Irene memegang wajahnya, lalu menyingkapkan rambutnya dan menyentuh matanya dengan ujung jari."Matamu cantik sekali ... aku suka ... suka ..." gumam Irene."Suka?" Bagi Michael, kata ini tidak terdengar asing. Lagi pula, ada banyak wanita yang mengatakan bahwa mereka menyukainya, menyukai matanya dan sebagainya.Matanya mungkin adalah satu-satunya bagian darinya yang mirip dengan ibunya.Saat dia masih kecil, ayahnya selalu menatap matanya sambil melamun, lalu bergumam padanya, "Mata seperti ini tampa
Hanya saja, sampai lewat pukul sembilan malam pun Michael masih belum pulang. Irene pun mulai merasa khawatir, dia takut Michael terkena masalah. Namun, Michael tidak mempunyai ponsel, jadi Irene bahkan tidak bisa menghubunginya.Irene pun berjalan keluar dari kamar kontrakannya ke daerah gerbang perumahan. Dia terus mengamati sekitarnya sambil berharap untuk melihat sosok yang dia ingin lihat secepatnya.Entah berapa lama kemudian, dia akhirnya melihat sosok yang familier itu berjalan ke arahnya."Mike!" Melihat bayangan ini mendekat, Irene baru membuang napas lega.Michael pun sedikit tercengang melihat bayangan yang berlari menujunya.Dia menatap Irene berlari menghampirinya dengan agak terengah-engah. Wajah Irene merah karena cuaca dingin, tetapi kedua matanya berkilau."Syukurlah, kamu sudah kembali," kata Irene."Kak, apakah kamu ... sedang menungguku?" tanya Michael sambil menatap Irene. Jari tangan Michael mengelus wajah Irene dengan pelan dan kedinginan pun meresap ke jari tan
Setelah keluar dari rumah sakit, Charles bertanya, "Tuan Michael, apakah Anda akan kembali ke kediaman atau ....""Ke daerah barat kota," jawab Michael dengan singkat.Daerah barat kota adalah tempat tinggal Irene. Charles juga tidak tahu berapa lama bosnya berencana untuk tinggal di kamar kontrakan yang kecil itu.Dalam perjalanan menuju daerah barat kota, di sebuah persimpangan lampu lalu lintas, Charles tiba-tiba berkata, "Tuan Michael, itu Nona Irene."Michael menoleh dan melihat sebuah sosok yang ramping sedang menyapu sampah di pinggir jalan.Wanita itu mengenakan seragam kerja berwarna terang dan rambutnya diikat gaya ekor kuda. Karena cuaca dingin, setiap napas yang dia embuskan mengeluarkan asap putih.Tepat pada saat ini, sebuah sepeda listrik melaju cepat melewati Irene, sepertinya supaya dia tidak tercegat lampu merah. Kaki Irene terserempet oleh sepeda listrik itu dan dia pun langsung terjatuh.Sedangkan pengendara sepeda listrik itu sama sekali tidak berhenti dan terus me
"Asalkan kamu nggak melakukan hal-hal yang melanggar hukum, aku nggak akan kecewa," kata Irene sambil mengenakan kaus kaki dan sepatunya, lalu berdiri dan berjalan menuju meja kecil itu.Michael pun tersenyum. Dia menatap punggung Irene dengan matanya yang berkilau sambil bergumam, "Kalau begitu, Kakak jangan kecewa, ya."...Sejak kejadian di kelab malam itu, Elena selalu merasa gelisah. Bagaimanapun, hari itu, sikap Hendrik sangat aneh. Selain itu, keesokan harinya, Hendrik tidak muncul di pertemuan kru film mereka. Dua hari kemudian, bahkan sutradaranya juga diganti.Alasan pergantian orang tidak dijelaskan oleh kru film. Namun, entah mengapa, Elena merasa bahwa pergantian sutradara ini seharusnya berhubungan dengan Hendrik dan mungkin berhubungan dengan Irene.Sedangkan beberapa hari kemudian, Elena mendengar kabar bahwa Hendrik terluka dan masuk rumah sakit. Selain itu, tangan kanan Hendrik sepertinya sudah cacat. Elena pun tercengang. Tangan kanan .... Jika dia tidak salah ingat,
"Martin, aku merasa agak pengap, ayo pergi ke taman bunga di belakang," kata Hannah."Baiklah," kata Martin sambil menatap calon istrinya dengan tatapan yang agak rumit. "Tadi, kamu sengaja nggak membiarkanku bicara, untuk ini?" Martin mengucapkan kata-kata ini dengan suara yang sangat rendah, sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengar suaranya."Iya. Kalau ada yang mau cari masalah, untuk apa kita memperingatkannya?" kata Hannah sambil tersenyum. "Selain kedua keluarga kita, tentu saja masih ada keluarga lain yang akan menyinggung Michael dan nasib mereka akan lebih parah lagi."Melihat senyuman di bibir calon istrinya ini, Martin tiba-tiba merasakan kehilangan dan keberatan yang tidak bisa dijelaskan dalam hatinya, seakan-akan ada sesuatu yang sudah menghilang darinya dan tidak akan bisa kembali lagi.Sedangkan sekarang, hal yang bisa Martin lakukan hanyalah terikat erat dengan wanita di hadapannya ini, demi kepentingan kedua keluarga!Tidak jauh dari mereka, ada juga seseorang
Ternyata, Irene adalah pengemudi mobil yang menyebabkan kecelakaan yang membunuh Helen. Sedangkan sekarang, Michael berpacaran dengan Irene. Sama sekali tidak ada yang menyangka bahwa hal yang tidak mungkin terjadi ini akhirnya terjadi juga!Bruk!Jason mendengar suara sesuatu terjatuh di belakangnya. Dia menoleh dan melihat Winny yang jatuh terduduk di lantai karena kedua kakinya lemas.Jason menatap Winny dengan tatapan simpati. Sepertinya, Keluarga Avila akan jatuh sial dan Winny sepertinya akan dikeluarkan dari lingkaran kelas atas ini.Bagaimanapun, Michael bukanlah orang yang murah hati.Pada saat ini, Debbie dan Ivanna merasa ketakutan. Terutama Debbie, meskipun dia merasa tidak rela, tatapannya tetap saja tampak ketakutan.Tindakan Michael barusan sudah menunjukkan bahwa dia sebenarnya sudah mengetahui perihal Irene pernah dipenjara. Kalau begitu, perbuatan Winny tadi jelas-jelas mencari masalah untuk dirinya sendiri.Selain itu ... tadi, Michael berjongkok di hadapan Irene, wa
"Aku hanya dikatai, terus gaunku diinjak hingga robek," jawab Irene. Dia tidak ingin mengeluh di tempat ini. "Maaf, ya. Hari ini, kamu membawaku ke sini, tapi aku malah ....""Maaf apanya," kata Michael. Dia memotong ucapan Irene dan berkata, "Akulah yang nggak menjagamu dengan baik, sehingga kamu terkena masalah seperti ini."Kemudian, Michael berjongkok dan mengikat ujung rok Irene yang robek, supaya ujung rok itu tidak terseret di lantai, sehingga Irene menginjaknya.Saat Michael berjongkok, semua orang di sekitar terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa Tuan Michael yang sangat terhormat di Kota Cena malah bisa berjongkok di hadapan seorang wanita seperti ini.Setelah Michael membantu Irene merapikan ujung rok Irene, Michael menengadah dan menatap Irene sambil bertanya, "Kamu terluka, nggak?"Pada saat ini, Michael berjongkok sambil menengadah, sedangkan Irene berdiri sambil menunduk. Keduanya saling bertatapan. Untuk sesaat, Irene merasa seakan-akan pada saat ini, Michael sedang m
"Benar. Wanita inilah yang nggak tahu malu. Entah dengan cara apa dia menipu Michael. Sepertinya, sekarang, Michael juga nggak tahu kalau wanita ini pernah masuk penjara," timpal Ivanna.Mendengar ucapan wanita-wanita ini, Hannah dan Martin tampak terkejut. Baru saja Martin ingin mengucapkan sesuatu, Hannah diam-diam menarik Martin untuk mengisyaratkan agar Martin tidak mengatakan apa pun.Irene hanya merasa bahwa makin banyak orang di sekitar yang menatap ke arah mereka. Selain itu, banyak orang mendengar ucapan Winny dan yang lainnya barusan. Pada saat ini, tatapan yang tertuju ke arah mereka beragam, ada yang terkejut, ada yang menghina, semuanya seperti sedang menonton pertunjukan.Irene membuang napas dalam hatinya. Sepertinya, di pesta hari ini, dia mempermalukan Michael lagi. Bagaimanapun, dia tidak bisa mengubah hal-hal yang pernah dia alami sebelumnya.Irene tidak ingin mempermalukan dirinya lebih lama lagi, jadi dia berbalik untuk pergi.Namun, kali ini, baru saja dia mengamb
Mendengar hal ini, Winny dan Debbie yang berada di satu sisi juga langsung terkejut.Winny tiba-tiba tertawa dan berkata, "Kukira kamu siapa. Ternyata kamu pembunuh, ya! Michael tahu, nggak, kalau kamu orang yang membunuh Helen?"Pada saat ini, Winny sudah tidak sabar ingin melihat reaksi Irene saat Michael mengetahui bahwa Irene adalah pelaku dalam kecelakaan mobil itu.Menurut Winny, Michael pasti tidak mengetahui hal ini. Kalau tidak, bagaimana mungkin Michael akan membiarkan Irene berias seperti ini dan menghadiri pesta ini sebagai pendampingnya?!Sedangkan Debbie tersenyum sinis dan berkata, "Oh iya, hari ini Martin juga datang ke pesta ini. Tadi, aku melihatnya dengan Hannah. Bagaimana kalau kami bantu agar kamu bisa bertemu dengan mantan pacarmu itu?"Mendengar ucapan Debbie, Winny langsung bersemangat. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke sekeliling. Kebetulan, Martin dan Hannah berada tidak jauh dari mereka.Oleh karena itu, Winny seketika berseru ke arah kedua orang itu, "
"Oh iya, apa hubunganmu dengan Michael? Bagaimana kalau kamu beri tahu kami, untuk memuaskan rasa ingin tahu kami?" kata Debbie.Irene tersenyum dan menjawab, "Ini masalah pribadiku, jadi aku nggak bisa beri tahu kalian."Begitu Irene mengucapkan kata-kata ini, ekspresi ketiga wanita itu sontak berubah. Winny Avila, putri dari presiden direktur jaringan toko kelontong, langsung berkata, "Ucapanmu sungguh nggak enak didengar. Jangan-jangan hubungan kalian memalukan, ya, jadi kamu nggak berani bilang?"Wajah Irene agak menggelap. Hal yang dia duga ... akhirnya terjadi. Meskipun dia ingin menghindar, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Sedangkan Ivanna, cucunya bos hotel terkenal, memelototi Irene sambil mengernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu.Winny melanjutkan ucapannya dengan agresif. "Jangan-jangan kamu menggunakan cara yang nggak etis untuk menjalin hubungan dengan Michael?" kata Winny.Irene mengerutkan bibirnya dan berkata, "Maaf, aku masih ada urusan, jadi aku pergi dul
Jason menelan ludah sambil berpikir, 'Baiklah. Kalau begitu, kelak, Irene jelas-jelas akan menikah ke Keluarga Yunata dan menjadi nyonya di Keluarga Yunata.'"Sepertinya dia benar-benar beruntung," gumam Jason."Akulah yang beruntung," kata Michael dengan santai. Dengan kata lain, kemalangan Irene adalah keberuntungan bagi Michael.Dulu, tanpa kecelakaan itu, mungkin saja sekarang, Irene sudah menikah dan berkeluarga dengan Martin, tidak bertemu dengan Michael dengan cara seperti itu. Terlebih lagi, Michael tidak akan menyadari bahwa berada di sisi Irene adalah sesuatu yang begitu menyenangkan.Mendengar ucapan Michael, Jason terkejut.Pada saat ini, dia hanya merasa bahwa Michael benar-benar sudah jatuh hati sepenuhnya pada Irene!…Irene mengambil segelas sampanye dari seorang pelayan dan meminumnya. Dengan kadar alkohol yang rendah dan rasa buah yang segar, sampanye ini terasa lumayan enak.Namun, sampanye seperti ini tidak boleh diminum terlalu banyak. Bagi orang dengan tingkat tol
Irene jarang sekali mendengar Michael menyebut siapa pun sebagai temannya, jadi Jason Tamara ini sepertinya berhubungan lumayan baik dengan Michael. "Halo, aku Irene Linardo," kata Irene.Irene memperkenalkan dirinya dengan natural."Halo, sudah lama aku ingin bertemu denganmu, tapi nggak pernah ada kesempatan," kata Jason sambil tersenyum. Bagaimanapun, dia sangat penasaran dengan wanita yang bisa mendapatkan hati sahabatnya ini.Terlebih lagi, pada malam tahun baru, sahabatnya ini membawa segerombolan polisi ke sebuah kota kecil yang terletak di samping Kota Cena dan bahkan meninggalkan tuan besar dari Keluarga Yunata demi wanita ini. Tentu saja hal ini membuat Jason terkejut dan juga penasaran.Sekarang, setelah Jason melihat Irene, dia merasa bahwa meskipun Irene tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, Irene membuat orang lain merasa sangat nyaman, wanita ini tampak halus dan tenang.Sedangkan Michael yang berdiri dengan Irene seperti terlihat lebih tenang daripada biasanya.Dal
Pada saat ini, Kris bahkan memiliki sebuah firasat, jika dia tidak melepaskan tangan Irene, Michael sepertinya akan langsung mematahkan pergelangan tangannya.Kris memang tidak perlu berselisih dengan Michael hanya demi seorang wanita. Lagi pula … sebelumnya, bukankah Kris sudah mengetahui bahwa Irene bukanlah orang yang ingin dia cari?Kris hanya menurunkan tatapannya sambil melepaskan pegangannya di tangan Irene. Tangan Irene seketika mendapatkan kembali kebebasannya."Maaf. Tadi, aku lepas kendali, Nona Irene mengingatkanku akan seorang teman lama," kata Kris."Dia bukan teman lamamu itu. Ke depannya, jangan melakukan hal seperti ini lagi," kata Michael dengan dingin sambil meraih tangan Irene dan meninggalkan Kris dan Elena.Kris menatap punggung Irene dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. Di belakang Kris, Elena hampir ingin berteriak.Bukan? Sebenarnya … iya! Jika orang di lukisan di studio Kris benar-benar teman lamanya Kris, Elena yakin bahwa teman lama itu adalah Irene.Gaun