Home / Romansa / Istri Belian / Bab 77|Berani Tampil

Share

Bab 77|Berani Tampil

Author: Meina H.
last update Last Updated: 2022-07-21 11:45:47
Ben tertawa terbahak-bahak ketika aku menceritakan mengenai pertemuan tidak sengaja antara aku dengan Tante Haryani dan Tulus. Nelson telah melakukan hal yang tepat dengan menunjuk kedua pengawal untuk menjaga aku dan Ben ke mana pun kami pergi. Aku tidak perlu khawatir lagi setiap kali bertemu dengan mantan ibu mertuaku itu.

Setelah mendengar ceritaku, Ben menyampaikan banyaknya undangan makan siang untuk beberapa hari ke depan dari rekan bisnisnya. Mereka bahkan membujuk dia untuk hadir pada undangan di akhir pekan. Selama ini dia memang selalu mendapat undangan dari para koleganya, tetapi Ben tidak pernah datang. Mereka kini sudah mengerti alasannya. Tetapi mereka tidak peduli dengan itu dan mengharapkan kehadirannya.

“Semua yang kamu katakan benar. Tidak semua orang akan memandang rendah kepadaku begitu mereka melihat keadaanku yang sebenarnya.” Dia memegang tanganku dengan senyum yang tidak berhenti menghiasi wajahnya. “Terima kasih banyak, Ima. Aku tidak akan pernah mengalami s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Belian   Bab 78|Perhatian Wanita Lain

    ~Benedict~ Aku bebas! Aku merasa sangat bebas setelah menunjukkan diriku kepada semua orang! Aku tidak lagi bersembunyi saat melakukan panggilan video. Rapat dadakan dewan direksi yang dilaksanakan pada hari Rabu lalu, karena aku tidak masuk kerja pada hari Senin, pun aku hadiri langsung. Aku tidak lagi memanfaatkan Nelson untuk bersembunyi dari tatapan semua direktur. Mereka awalnya canggung bertemu langsung denganku, tetapi tidak ada yang memandang rendah, jijik, atau kasihan kepadaku. Mereka justru bersikap segan dan hormat kepadaku, sama seperti sikap mereka saat datang memberi penghormatan terakhir kepada Kakek. Aku mengajak Delima ke taman pun untuk menguji keberanianku. Bertemu dengan orang-orang yang sudah mengenal aku tidak terlalu menakutkan, tetapi berada di tengah-tengah orang yang tidak tahu siapa aku membuka semua kenangan yang dahulu aku alami. Mereka menatap aku seolah melihat sesuatu yang aneh. Mereka berbisik terhadap satu sama lain saat melihat ke arahku. Bahkan

    Last Updated : 2022-07-21
  • Istri Belian   Bab 79|Terbakar Cemburu

    “Tidak!” jawabku dan Delima serentak ketika Nelson menyampaikan maksudnya. “Mengapa tidak? Ibu Delima sudah punya pengalaman selama lima tahun menjadi sekretaris Pak Luis, jadi Ibu adalah pilihan yang tepat, Pak. Dan, Bu, saya hanya butuh tujuh hari saja. Dua hari Ibu belajar bersama saya, lalu lima hari Ibu mendampingi Pak Ben. Saya mohon,” ucap Nelson memelas. “Kamu sudah tahu sejauh apa hubungan kami saat ini, aku yakin atasanmu menceritakan segalanya kepadamu. Aku tidak akan konsentrasi bekerja bersama suamiku dalam ruangan yang sama,” ucap Delima menjelaskan. “Jawabanku tetap tidak.” “Kalau begitu, apa Ibu tidak keberatan bila saya meminta tolong pada salah satu sekretaris direktur yang lain? Ibu tidak akan memarahi saya menempatkan sekretaris wanita di sisi Pak Ben, ‘kan?” kata Nelson berpura-pura lugu. Dasar asisten licik. Dia tahu di mana kelemahan Delima. “Tidak boleh. Apa tidak ada asisten atau sekretaris pria lainnya di perusahaan ini?” tanya Delima mulai goyah. “Aku per

    Last Updated : 2022-07-21
  • Istri Belian   Bab 80|Demi Uang

    ~Delima~ Aku menahan diri untuk tidak memarahi sekretaris genit itu yang menatap Ben dari balik bulu mata panjang palsunya. Dia juga tidak segan-segan menggunakan kalimat mesum untuk menggoda Ben dan tertawa sendiri atas gurauannya yang tidak lucu. Ben berusaha untuk bersikap sopan, tetapi aku tidak mau dia bersikap begitu. Aku mau dia marah dan mengingatkan perempuan itu supaya bersikap sesuai pada tempat dan posisinya di ruang makan ini. Tetapi merasa kesal kepada Ben juga tidak tepat. Ini pasti pengalaman pertamanya menerima perlakuan begitu. Denganku saja dia masih lugu, apalagi dengan orang lain. Jadi, aku tidak tahu mengapa aku menciumnya di ruang kerjanya setelah kami kembali dari acara makan siang. Mungkin aku hanya tidak mau dia memikirkan perempuan itu selama hari ini, karena ulahnya yang genit itu. Entahlah. Yang pasti aku bahagia merasakan dia membalas ciumanku. Itu artinya aku masih menjadi bagian penting dalam hidupnya dan wanita itu bukan siapa-siapa. Satu kejadian p

    Last Updated : 2022-07-22
  • Istri Belian   Bab 81|Musuh dalam Selimut

    Aku tidak tahu dia kesurupan atau memang cara bekerja otaknya berbeda dengan orang normal. Aku adalah istri kakak kandungnya dan dia masih meminta aku untuk menjadi istrinya. Apa yang dia makan sampai cara berpikirnya jadi aneh begitu? Jennifer adalah istri yang sempurna. Aku tidak melihat ada hal yang akan dikeluhkan oleh seorang suami dari istri seperti dia. Kalau pun dia sudah bosan dengan istrinya, mengapa tidak cari wanita lain saja? Mengapa harus aku yang dia minta untuk menikahinya? “Bila kamu tidak mau menikah denganku, Ben akan hancur,” ancam Kenneth saat aku mengabaikan tawarannya tadi. Aku menghentikan langkahku. “Aku punya banyak orang yang pasti bersedia untuk membantu aku menjatuhkan perusahaannya. Jadi, pilihlah langkahmu selanjutnya dengan bijak.” Aku membalikkan badanku dan kembali menatapnya. Dia tersenyum begitu arogan merasa bahwa dia sudah menang. “Jennifer adalah istri yang baik. Kalian juga punya anak-anak yang manis. Apa lagi yang kamu cari? Jika kamu begitu

    Last Updated : 2022-07-22
  • Istri Belian   Bab 82|Tidak Tegas

    Ayu sudah membuka topengnya beberapa hari yang lalu, jadi aku tidak terkejut dia merencanakan semua itu. Tetapi Pak Luis adalah orang yang memegang prinsip dengan teguh. Mengapa dia jadi orang yang berpikiran picik begini? Apakah Ayu yang telah memengaruhinya? Dia memuji cara kerjaku di depanku, lalu menikam aku dari belakang. Itu jahat sekali. Malnya selalu ramai dengan pengunjung baik dia mendapat kiriman pertama koleksi terbaru atau tidak. Ibu-ibu tidak akan pergi ke mal yang jaraknya jauh dari rumah mereka. Lalu mengapa dia melakukan ini? Ayu bukanlah orang yang bisa dipercaya. Apa Pak Luis tidak sadar bahwa dia hanya dimanfaatkan? “Tetapi Delima juga wanita yang cantik. Pak Ben pasti menikahinya karena selama ini mengagumi dia dari jauh. Suaminya meninggal dan dia segera bertindak sebelum Delima dilamar laki-laki lain,” kata Pak Luis yang masih meragukan rencana Ayu. “Pak, Ben pasti tahu bahwa Delima punya utang besar. Itu sebabnya dia menikahinya. Apa Bapak pikir Delima punya

    Last Updated : 2022-07-22
  • Istri Belian   Bab 83|Orang yang Senasib

    “Ima, kita akan pergi ke pabrik dan lokasi lainnya di luar kantor. Kamu tidak perlu memakai rok. Pakai celana panjang saja,” ucap Ben saat aku mengancingkan rok tersebut. Aku menurut, lalu menyusul dia untuk sarapan bersama. Akhirnya, hari ini tiba juga. Aku sudah tidak sabar ingin melihat langsung tempat kerja lainnya yang dia miliki. Karena itu, aku makan dengan cepat, lalu setengah menariknya untuk menuju lantai bawah menemui Karno. Walaupun Karno sudah memilih untuk melewati jalan tol, kami membutuhkan waktu dua jam lebih untuk tiba di sebuah pabrik. Dari petugas keamanannya saja, aku sudah melihat ada yang berbeda pada tempat ini. Satu dari dua petugas yang berjaga bertubuh kecil seperti Ben. “Ini adalah tempat di mana kapas diubah menjadi kain.” Kami memasuki sebuah tempat yang luas dan berisik. Sebuah mesin yang besar sedang memproses sesuatu yang tidak bisa aku lihat dari tempatku berdiri. Aku melihat beberapa orang wanita dan pria berada di tempat itu. “Apa mereka tidak ak

    Last Updated : 2022-07-23
  • Istri Belian   Bab 84|Takut Kehilangan

    ~Benedict~ “Ima?” tanyaku khawatir. “Apa kamu tidak apa-apa? Apa aku sudah menyakiti kamu?” Ini bukan pertama kalinya kami melakukan hubungan di sofa, tetapi baru kali ini dia menangis. Air matanya mengalir begitu deras membuat aku ketakutan. Aku pasti telah menyakitinya. Padahal aku yakin aku melakukannya dengan benar. Apakah aku terlalu buru-buru? Kedua tangannya memeluk tubuhku dengan erat saat aku akan menjauhkan diri. Dia membenamkan wajahnya di antara bahu dan leherku sehingga aku tidak bisa bergerak. Aku mengusap-usap bahunya untuk membantu dia menenangkan diri. Dia sering sekali tidak bisa aku prediksi. Emosinya meledak-ledak sehingga aku tidak tahu harus bersikap bagaimana. Satu waktu dia mendadak marah, lalu beberapa menit kemudian dia menangis. Emosinya hari ini lebih baik dari hari yang sebelumnya. Mungkin karena hari ini tidak ada wanita yang menggoda aku atau berpura-pura tidak sengaja menyentuh aku. Dia tidak mengerti. Aku tidak akan tergoda dengan mereka. Apa yang m

    Last Updated : 2022-07-23
  • Istri Belian   Bab 85|Sama tetapi Berbeda

    Raka berdiri dan melindungi aku dari Kenneth. Pria itu mengangkat kedua tangannya, lalu mundur selangkah. Yang dia katakan itu tidak benar. Bukan dia yang membuat aku membasahi celanaku sendiri. Tetapi saat aku sedang ke toilet sekolah, dia dan teman-temannya sengaja menghalangi jalanku. Aku tidak bisa menahan diri lebih lama lagi sehingga buang air di depan mereka. Mereka semua menceritakan kepada murid-murid yang lain betapa aku ketakutan melihat mereka saja sampai kencing di celana. Bagaimana lagi kalau mereka memukuli aku? Belajar dari kesalahanku pada waktu sebelumnya, aku memilih diam daripada meralat ucapan mereka. Toh, citraku yang buruk tidak akan lebih buruk lagi hanya karena bertambah satu label baru. “Semoga saja kamu belum pernah memberikan dirimu kepadanya atau dia akan mengencingi kamu.” Kenneth tertawa mengejek. “Percayalah, Delima. Hidupmu akan lebih baik bila kamu tinggalkan dia dan menikah denganku.” Dia sedikit mendekatkan wajahnya agar bisikannya terdengar oleh i

    Last Updated : 2022-07-23

Latest chapter

  • Istri Belian   Bab 102|Menyayangi Selamanya

    ~Delima~ Setiap kali mengingat Rora, aku selalu tertawa. Idenya dan saudara sepupunya itu termasuk biasa, namun brilian. Rora memanfaatkan ketidaktahuannya mengenai hubungan Elan dan Sania. Mereka beranggapan bahwa keluarga besar mereka juga tidak mengetahuinya. Elan datang dengan santainya ke acara ulang tahun Nenek Rora dan Sania. Keluarga Sania yang segera mengenalinya, langsung memarahinya habis-habisan. Ternyata Elan memutuskan hubungan secara sepihak. Dia tidak datang dan bicara baik-baik dengan keluarga Sania. Spontan saja kedua kakak laki-laki Sania dan ayahnya menggelar sidang di depan keluarga besar tersebut. Rora dan Sania membuat siaran langsung kejadian itu di media sosial mereka. Semoga saja Elan jera mempermainkan hati wanita. Aku bisa memahami perasaannya yang dia pendam untukku. Tetapi aku tidak bisa mengerti keegoisannya yang memaksa aku meninggalkan suamiku dan memberi dia kesempatan untuk menjalin hubungan denganku. Sania adalah wanita yang cantik dan dari cerit

  • Istri Belian   Bab 101|Menjaga Selamanya

    ~Benedict~ Delima dan kedua bayi kami sudah bukan milikku seorang begitu kedua orang tua kami mengetahui kehamilannya. Apalagi saat mereka tahu ada dua bayi yang tumbuh di rahimnya. Setiap akhir pekan, mereka ada di mana kami berada, lalu memanjakan Delima. Aku tersingkir dan hanya bisa manyun melihat istriku mereka monopoli. Bahkan saat kami mengunjungi dokter kandungan untuk melakukan USG pada minggu kedua puluh. Sesuai kesepakatan, kami ingin tahu jenis kelamin kedua bayi kami. Ayah, Ibu, Papa, dan Mama juga tidak mau ketinggalan untuk menjadi yang pertama mengetahui gender cucu mereka. Untung saja dokter melakukan hal yang bijak dengan mengusir para orang tua itu dan mengizinkan aku mendampingi istriku. Tetapi setelah aku melihat sendiri dan mendengarkan penjelasan dari dokter, maka aku mempersilakan kedua orang tua kami untuk bergantian melihatnya juga. Ada begitu banyak perayaan yang aku adakan pada akhir tahun. Aku tidak menyesal telah merogoh kocek dalam-dalam demi membahag

  • Istri Belian   Bab 100|Kesalahan yang Fatal

    Elan segera keluar dari bilikku tanpa menunggu responsku. Laudya menatap aku dengan khawatir. Aku tersenyum kepadanya dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Apa yang Elan lakukan kepada Rora? Apa mereka sedang menjalin hubungan asmara? “Apa yang terjadi, Delima?” tanya Dhini yang melihat dari atas papan pemisah bilik kami. “Mengapa Elan datang menemui kamu pada jam kerja? Aku hanya mengangkat kedua bahuku. “Pria yang aneh.” Dhini menggeleng pelan, sedangkan aku tertawa mendengarnya. Pada jam istirahat makan siang, aku mengerti mengapa Elan sampai nekat datang ke bilikku tadi. Ternyata dia mengundurkan diri. Dia sangat mencintai pekerjaannya, jadi aku tahu bahwa dia tidak melakukan itu dengan sukarela. Pasti Ben yang menyuruhnya memberikan surat pengunduran diri itu. Aku bertemu pandang dengan Natasha yang melihat aku dengan hormat, begitu juga teman-teman dari divisinya. Dia tidak lagi menatap aku dengan tajam. Itu perubahan yang sangat baik. “Menjadi istri bos memang ada keuntung

  • Istri Belian   Bab 99|Hadiah dari Kakek

    ~Delima~ Aku melihat seorang wanita muda yang cantik sedang menatap Ben sambil berkedip genit. Dia salah satu pemenang lomba yang tadi makan bersama kami. Apa yang dia lakukan di sini? Bukankah acara sudah selesai? Lalu mengapa dia lancang sekali memanggil Ben dengan namanya saja tanpa gelar bapak seperti yang mereka lakukan di dalam? “Apa yang perlu diingat lagi?” Ben balik bertanya. “Oh, ayolah, Ben. Kita hampir menikah. Bagaimana mungkin kamu bisa melupakan aku secepat itu? Kamu memilih aku sebagai pemenang pasti karena kamu ingat denganku, ‘kan?” katanya menggoda. “Ooo. Apa kamu wanita yang kabur pada hari pernikahan setelah melihat aku? Pantas saja aku butuh waktu untuk mengingatnya. Kamu salah paham. Saat memilih pemenang, aku memilih desain. Tidak ada nama yang tertera supaya penilaiannya adil,” jawab Ben dengan senyum mengejek di wajahnya. “Aku masih di sini sampai besok. Kamu pasti tahu nomor kamarku. Bila kamu ingin mengobrol ….” Dia melirik ke arahku sebelum kembali men

  • Istri Belian   Bab 98|Memegang Kendali

    Suasana ruang kerja yang semula tenang itu berubah ramai dengan suara Ayah yang memarahi Kenneth dan Ibu yang menangis setengah menjerit tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Aku segera meminta rekaman CCTV ruang kerja Kenneth untuk melihat apa benar dia yang telah menelepon Kakek lewat ponsel itu pada saat Kakek terkena serangan jantung. Petugas keamanan bingung saat Ayah memerintahkan mereka untuk membawa Kenneth ke kantor polisi. Nelson mengikuti mereka. Dia juga sudah membawa bukti rekaman CCTV di mana adikku itu telah beberapa kali melakukan kekerasan kepadaku beberapa bulan belakangan. Dengan semua bukti itu, aku yakin dia tidak akan diizinkan keluar dari tahanan sampai proses pengadilan selesai. Kemudian aku meminta semua laporan keuangan terbaru yang asli, bukan yang palsu untuk aku pelajari. Sekretaris Kenneth menoleh ke arah Ayah untuk meminta persetujuannya. Ayah segera mengangguk setuju dan memberi tahu bahwa mulai dari hari ini aku yang pegang kendali penuh. T

  • Istri Belian   Bab 97|Permintaan Ayah

    ~Benedict~ Dadaku sakit sekali mendengar dia mengatakan pisah. Seketika itu juga aku tidak peduli dengan apa pun yang ada di dunia ini. Aku juga tidak peduli bila aku harus berlutut memohon kepadanya. Aku tidak mau dia pergi dariku. Walaupun dia meminta seluruh hartaku, aku akan memberikan semua kepadanya. Benda itu tidak ada artinya tanpa dia di sisiku. Namun Delima memberi aku kejutan lainnya. Dia sedang hamil. Kenneth dan Eloisa selalu mengejek aku tidak akan pernah menikah apalagi punya anak seperti mereka. Jadi, berita itu adalah keajaiban bagiku. Ketika melihat foto hitam putih mereka, aku tidak tahu di mana mereka berada. Tetapi aku percaya bahwa mereka ada di dalam perut istriku. Selama ini aku berpikir bahwa aku adalah ciptaan yang dilupakan oleh Tuhan. Dia pasti bercanda pada saat menciptakan aku dengan segala kekuranganku. Ternyata Dia masih mengingat aku dan memberikan aku bukan satu, tetapi dua orang anak sekaligus. Aku tidak muda lagi, tetapi aku berjanji akan bertahan

  • Istri Belian   Bab 96|Akhir Penantian

    Pikiranku kacau, dadaku terasa sesak, karena aku tidak tahu harus merasa bahagia atau sedih. Aku bahagia, karena penantian panjangku sudah berakhir. Kehamilan ini sudah lama aku harapkan, tetapi keadaannya sedang tidak memungkinkan. Ben tidak mau kami punya anak. Jika alat ini akurat, maka hubunganku dan Ben juga berakhir. Aku tidak berhenti menangis memikirkan hubungan kami harus usai secepat ini. Memikirkan kondisi janin yang aku kandung tidak membuat aku cukup kuat menghentikan air mata yang mengalir jatuh dengan deras di pipiku. Seharusnya ini adalah kabar baik, kabar yang membahagiakan. Sibuk dengan pikiranku sendiri, aku tidak terlalu memerhatikan apa yang terjadi di makam Kakek. Eloisa entah bicara apa, Ayah dan Ibu yang kemudian datang membahas apa, tidak aku dengarkan. Ben mengajak aku ke mana pun, aku hanya mengikutinya saja. Namun saat tiba di rumah, aku segera kembali ke kamar dan menyendiri. Aku perlu memikirkan hal ini seorang diri. Yang pasti, aku menginginkan bayi in

  • Istri Belian   Bab 95|Penantian Panjang

    ~Delima~ Beraninya dia mengatakan cinta pada tarikan napas yang sama dia menyebut tidak mau memiliki anak bersamaku. Dengan intensitas kami melakukan hubungan suami istri, apa dia pikir kami bisa mencegah seorang anak lahir? Juga beraninya dia menuduh aku akan berubah pikiran terhadap anakku sendiri seandainya dia mempunyai kekurangan. Aku bukan ayah atau ibunya. Aku tidak akan membuang anakku sendiri seperti yang mereka lakukan. Malam itu, usai bicara dengannya, aku tidak melarang dia tidur bersamaku. Tetapi aku tidak sudi berbaring menghadapnya seperti kebiasaan kami tidur bersama. Aku sangat kesal dan tidak mau melihat wajahnya agar amarahku tidak semakin memuncak. Untuk pertama kalinya, kiriman bunga darinya aku buang ke tempat sampah. Aku tidak butuh bunga atau kartu untuk mewakili dia menyampaikan pesannya. Dia bisa bicara langsung denganku. Elan yang tidak tahu diri itu juga masih berani mengajak aku bicara. Tidak tahan lagi dengan sikapnya, aku memarahinya panjang lebar dan

  • Istri Belian   Bab 94|Usaha yang Gagal

    Mama tidak mau menjawab pertanyaanku. Dia justru cepat-cepat mengakhiri percakapan kami. Mungkin Delima sedang berada di dekatnya dan Mama tidak mau istriku sampai tahu bahwa Mama melaporkan sakitnya kepadaku. Aku semakin panik, karena tidak tahu sakitnya parah atau tidak. Ini semua salahku. Seharusnya aku mengajak dia bicara baik-baik. Bukan memaksakan kehendakku kepadanya. Dia seorang wanita, wajar saja dia memiliki jiwa keibuan yang mengharapkan memiliki anak sendiri. Apalagi kakak iparnya sedang hamil. Sedikit banyak, dia pasti merindukan kehadiran anak-anak juga. Aku malah tidak peka dan bersikap egois. Untuk meminta maaf kepadanya, aku meneruskan rencanaku. Setidaknya saat dia pulang nanti, dia tahu bahwa aku menyesal sudah menyakiti perasaannya. Aku tidak mau tidur sendirian lagi. Deva dan semua pelayan membantu aku menyiapkan kejutan untuk istriku. Namun saat dia pulang, dia hanya diam saja melihat balon dan bunga yang ada di sekitarku, juga papan bertuliskan maafkan aku yan

DMCA.com Protection Status