Beranda / Romansa / Istri Belian / Bab 61|Berteman dengan Musuh

Share

Bab 61|Berteman dengan Musuh

Penulis: Meina H.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-15 12:51:08
~Benedict~

Aku tidak khawatir mengenai temuan uang di laci meja kerja Delima. Aku justru berterima kasih kepada siapa pun pelakunya yang sudah meninggalkan jejak. Vardy dan timnya bisa semakin dekat menemukan pencuri yang sebenarnya. Mereka sudah memeriksa setiap sidik jari yang ada pada brankas Puput. Selanjutnya, mencari sidik jari yang sama pada laci tersebut.

Orang yang memilih untuk berkhianat kepadaku dan tergiur pada tawaran keluargaku akan merasakan akibat dari ketidaksetiaan mereka. Apalagi mereka tidak menyerang aku, tetapi istriku sendiri. Tidak ada yang boleh menyentuh Delima selama dia ada dalam perlindunganku.

Ayah dan Kenneth sudah sangat keterlaluan. Mereka berani mengutak-atik kantorku. Kalau bukan karena perusahaan mereka adalah milikku juga, aku pasti akan membuat mereka bangkrut. Aku memang tidak punya bukti yang menunjukkan bahwa mereka adalah otak dari peristiwa ini. Tetapi aku bisa mendapatkannya segera bila aku menginginkannya.

Pintu ruanganku diketuk, lalu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Belian   Bab 62|Ceraikan Dia

    Keluarga kita? Sejak kapan dia mengingat aku sebagai anggota keluarganya lagi? Aku menyandang nama Kumara, tetapi dia maupun Eloisa tidak pernah menganggap aku sebagai kakak mereka. Lalu apa ini mendadak menyebut keluarganya sebagai keluargaku juga? “Atas alasan apa kamu menyuruh aku menceraikan dia?” tanyaku memancing. “Aku tahu bahwa suaminya mati karena bunuh diri. Bila berita itu sampai ke telinga orang lain, maka keluarga kita akan jadi bulan-bulanan orang dan media. Jadi, ceraikan dia secepat mungkin,” katanya memberi perintah. Tidak. Bukan itu alasan dia mendesak aku untuk menceraikan Delima. “Ken, tidak ada yang tahu bahwa aku adalah putra dari Roman Kumara. Lalu apa yang kamu takutkan? Hanya Kenneth dan Eloisa yang terus kalian sampaikan ke media sebagai anak kandung Ayah. Semua orang sudah lupa siapa aku. Kecuali kalian sendiri yang mendeklarasikan aku sebagai anaknya, maka wajar orang-orang jadi mengingat aku kembali,” kataku dengan santai. Wajahnya kembali berang. “Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Istri Belian   Bab 63|Bukan Tandinganmu

    ~Delima~ Sebagian besar karyawan di divisi keuangan masih melihat tidak suka kepadaku, tetapi mereka bersikap lebih bijak daripada hari sebelumnya. Mereka tidak lagi mengata-ngatai aku atau menyebut aku sebagai pencuri. Sepertinya ancaman Helen berhasil. Mereka semua pasti tidak mau dipecat. Kejutan sudah menunggu aku di bilikku. Aku bergegas ke ruang rapat untuk mengambil bunga yang aku tinggalkan di sana. Tetapi aku tidak menemukannya di atas meja, juga tidak ada di atas bufet. Ke mana bunga itu dipindahkan? Aku menuju dapur dan tidak menemukannya di mana pun. Lalu mataku menangkap sesuatu berwarna merah di tempat sampah. Aku menarik napas terkejut melihat bunga-bunga itu beserta vasnya dibuang begitu saja. Jahat sekali. Apa salah bunga yang memperindah dan mengharumkan ruangan ini? Apa belum cukup mereka memaki dan memarahi aku kemarin? Aku mengambil vas bunga tersebut dan terpaksa membiarkan bunga itu dibuang. Setelah mencuci bersih vas tersebut, aku kembali ke bilikku. “Ada ap

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-16
  • Istri Belian   Bab 64|Acara Suka

    Karno menemani aku sepanjang hari sejak aku keluar dari apartemen. Akhir pekan ini kami tidak pulang ke rumah, karena aku akan mengikuti acara dan kami berencana ke rumah Kakek pada hari Minggu. Aku pergi ke butik lebih dahulu untuk membeli pakaian baru. Ben tidak mengizinkan aku memakai gaun yang sama yang aku kenakan pada acara ulang tahun Kakek. Padahal warnanya sama-sama hitam. Sayang sekali jika aku punya terlalu banyak gaun berwarna hitam. Setelah menemukan gaun yang cocok, aku mengajak Karno dan wanita yang mengawal aku dari jauh untuk makan siang bersama. Barulah kami ke salon dan aku bisa duduk dengan tenang menunggu mereka menyelesaikan tugas mereka. Aku menghadiri pemberkatan pernikahan adik Rora di sebuah gereja, lalu mengikuti rombongan menuju gedung di mana resepsinya diadakan. Aku sengaja keluar dari mobil sebelum Karno masuk ke tempat parkir agar tidak ada yang melihat mobil yang aku tumpangi. Teman-teman yang melihat nanti bisa heboh dan aku tidak akan bisa menjelask

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-16
  • Istri Belian   Bab 65|Bertemu Keluarga

    “Selamat pagi!!” sapaku dengan riang ketika Ben keluar dari kamarnya. Dia berhenti tidak jauh dari kursinya dan menatap aku dari kepala hingga kaki. “Ada apa?” “Ti-tidak ada apa-apa.” Dia berdehem pelan, lalu duduk di sisiku. Dia pasti terkejut melihat pakaian yang aku kenakan. Aku mendekatkan wajahku, lalu mengecup bibirnya. Dia hanya membulatkan matanya sesaat sebelum mengambil piring bagiannya. Aku tersenyum melihat wajahnya memerah. Kami menikmati sarapan kami dalam diam, tetapi aku tidak keberatan dengan itu. Ketika bangun tidur tadi, aku berpikir bahwa sudah cukup bagiku untuk memakai baju hitam. Sudah saatnya untuk melanjutkan hidupku dan hari ini adalah hari yang tepat. Walaupun semalam Ben melupakan hari penting ini, makan malam kami sangat berkesan. Kami membicarakan hal-hal ringan, karena aku tahu dia belum siap untuk membukakan dirinya kepadaku. Lalu kami menutup hari dengan berciuman di sofa. Dia masih malu-malu, tetapi dia sudah membalas ciumanku. Itu adalah perkemban

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-16
  • Istri Belian   Bab 66|Mengakhiri Duka

    ~Benedict~ Aku tidak bisa mengatakan apa yang aku rasakan ketika melihat Delima dengan baju terusan berpola bunga berwarna cerah. Dia sudah tidak mengenakan pakaian berwarna hitam lagi. Yang paling dominan adalah rasa takut, karena aku tidak akan bisa mengingkari kata-kataku sendiri. Malam ini kami akan tidur di kamar yang sama. Wanita ini tahu benar apa yang sedang dia lakukan kepadaku. Dia memulainya dengan sentuhan, lalu meningkat dengan berciuman. Kami bermesraan di sofa sebelum tidur dan dia membuat aku tidak bisa melupakan rasa bibirnya di bibirku. Lalu pakaian ini, apakah ini sinyal darinya bahwa kami akan melakukan hal yang lebih intim lagi malam nanti? Pikiran itu mengganggu aku sepanjang perjalanan menuju rumah Kakek. Delima bicara begitu akrab dengan Karno mengenai keluarganya. Tentu saja Karno dengan senang hati menceritakan segalanya kepadanya. Pria itu memutuskan untuk tidak menikah, karena alasan yang pribadi. Delima bertindak bijaksana dengan tidak bertanya lebih lan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • Istri Belian   Bab 67|Menjadi Satu

    ~Delima~ Aku tidak menduga bahwa keluarga Ben akan memperlakukan dia serendah itu. Apa yang membuat ayah dan kedua adiknya begitu membenci dia? Ben sudah tidak tinggal bersama mereka, tidak mau tahu mengenai urusan mereka, juga tidak pernah menggantungkan hidupnya lagi pada mereka. Lalu mengapa mereka masih saja bersikap jahat kepadanya? Apakah ini karena harta yang mereka sebut-sebut akan jatuh ke tangan Ben? Dia adalah anak laki-laki pertama, lalu apa yang membuat Ben tidak pantas untuk mendapatkan semua milik keluarganya? Hanya karena dia cebol seperti hinaan Eloisa tadi? Apakah dia tidak tahu bahwa orang-orang tidak peduli dengan itu selama perusahaan terus menghasilkan keuntungan? Pak Luis tidak pernah peduli dengan sikap misterius Ben yang tidak mau bertemu secara langsung. Rapat dengan panggilan video tanpa pernah tahu wajahnya pun tidak menjadi masalah. Karena dia membutuhkan produknya yang sangat bagus dan kualitasnya yang tidak diragukan lagi. Bagian khusus pakaian anak ju

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • Istri Belian   Bab 68|Pengalaman Baru

    ~Benedict~ Bagaimana bisa aku tidak tahu ada hal seindah ini di dunia? Delima bahagia, aku bisa merasakannya. Dia sedih, aku ikut menangis. Seluruh emosinya menjadi emosiku juga. Tetapi intensitasnya menjadi beberapa kali lipat saat kami tidur bersama. Aku tidak tahu bahwa aktivitas fisik kami di tempat tidur bisa memengaruhi emosiku juga. Kata itu sudah ada di ujung lidahku, tetapi aku berhasil menahan diri untuk tidak mengucapkannya. Dia bisa kabur dariku dan berpikir bahwa aku sudah gila. Kami baru beberapa minggu bersama, dia tidak akan percaya bahwa aku jatuh cinta kepadanya. Setelah aku mengakuinya kepada diriku sendiri, ada banyak emosi yang datang secara bersamaan. Bahagia, terharu, sedih, khawatir, gentar, dan takut. Bagaimana bisa semua emosi itu bercampur menjadi satu? Aku bahagia berada di dekatnya, menyentuhnya, menciumnya. Tetapi aku juga khawatir jika dia sampai mengetahui perasaanku kepadanya. Dan takut, aku takut dia akan pergi dan meninggalkan aku suatu hari nanti.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18
  • Istri Belian   Bab 69|Demam Asmara

    ~Delima~ Beberapa hari terakhir ini, aku sangat bahagia. Aku tidak bisa berhenti memikirkan Ben dan apa yang kami lakukan setiap kali kami bersama. Kami berpegangan tangan tanpa ragu, saling menggoda, berciuman ketika tidak ada orang lain, dan mencoba berbagai gaya bercinta, ah, hubungan suami istri di kamar kami. Yang aku harapkan belum terjadi, dia mau terbuka mengenai dirinya kepadaku. Tetapi aku bersabar menunggu sampai dia bisa memercayai aku. Untuk saat ini, bisa dekat dengannya setiap malam saja sudah cukup. Akan ada waktunya bagi kami untuk saling menceritakan rahasia masing-masing. Aku tidak pernah berusaha mencari tahu lebih banyak mengenai hubungan intim sebelumnya. Tetapi rasa ingin tahu Ben yang tinggi mendorong aku untuk melakukan hal yang sama. Walaupun dia belum terbiasa dengan apa yang baru kami lakukan, aku tidak keberatan mencoba beberapa gaya yang bisa kami terapkan. Kami lebih banyak tertawa karena geli sendiri. “Oke, si pemabuk cinta sudah datang,” goda Dhini

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18

Bab terbaru

  • Istri Belian   Bab 102|Menyayangi Selamanya

    ~Delima~ Setiap kali mengingat Rora, aku selalu tertawa. Idenya dan saudara sepupunya itu termasuk biasa, namun brilian. Rora memanfaatkan ketidaktahuannya mengenai hubungan Elan dan Sania. Mereka beranggapan bahwa keluarga besar mereka juga tidak mengetahuinya. Elan datang dengan santainya ke acara ulang tahun Nenek Rora dan Sania. Keluarga Sania yang segera mengenalinya, langsung memarahinya habis-habisan. Ternyata Elan memutuskan hubungan secara sepihak. Dia tidak datang dan bicara baik-baik dengan keluarga Sania. Spontan saja kedua kakak laki-laki Sania dan ayahnya menggelar sidang di depan keluarga besar tersebut. Rora dan Sania membuat siaran langsung kejadian itu di media sosial mereka. Semoga saja Elan jera mempermainkan hati wanita. Aku bisa memahami perasaannya yang dia pendam untukku. Tetapi aku tidak bisa mengerti keegoisannya yang memaksa aku meninggalkan suamiku dan memberi dia kesempatan untuk menjalin hubungan denganku. Sania adalah wanita yang cantik dan dari cerit

  • Istri Belian   Bab 101|Menjaga Selamanya

    ~Benedict~ Delima dan kedua bayi kami sudah bukan milikku seorang begitu kedua orang tua kami mengetahui kehamilannya. Apalagi saat mereka tahu ada dua bayi yang tumbuh di rahimnya. Setiap akhir pekan, mereka ada di mana kami berada, lalu memanjakan Delima. Aku tersingkir dan hanya bisa manyun melihat istriku mereka monopoli. Bahkan saat kami mengunjungi dokter kandungan untuk melakukan USG pada minggu kedua puluh. Sesuai kesepakatan, kami ingin tahu jenis kelamin kedua bayi kami. Ayah, Ibu, Papa, dan Mama juga tidak mau ketinggalan untuk menjadi yang pertama mengetahui gender cucu mereka. Untung saja dokter melakukan hal yang bijak dengan mengusir para orang tua itu dan mengizinkan aku mendampingi istriku. Tetapi setelah aku melihat sendiri dan mendengarkan penjelasan dari dokter, maka aku mempersilakan kedua orang tua kami untuk bergantian melihatnya juga. Ada begitu banyak perayaan yang aku adakan pada akhir tahun. Aku tidak menyesal telah merogoh kocek dalam-dalam demi membahag

  • Istri Belian   Bab 100|Kesalahan yang Fatal

    Elan segera keluar dari bilikku tanpa menunggu responsku. Laudya menatap aku dengan khawatir. Aku tersenyum kepadanya dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Apa yang Elan lakukan kepada Rora? Apa mereka sedang menjalin hubungan asmara? “Apa yang terjadi, Delima?” tanya Dhini yang melihat dari atas papan pemisah bilik kami. “Mengapa Elan datang menemui kamu pada jam kerja? Aku hanya mengangkat kedua bahuku. “Pria yang aneh.” Dhini menggeleng pelan, sedangkan aku tertawa mendengarnya. Pada jam istirahat makan siang, aku mengerti mengapa Elan sampai nekat datang ke bilikku tadi. Ternyata dia mengundurkan diri. Dia sangat mencintai pekerjaannya, jadi aku tahu bahwa dia tidak melakukan itu dengan sukarela. Pasti Ben yang menyuruhnya memberikan surat pengunduran diri itu. Aku bertemu pandang dengan Natasha yang melihat aku dengan hormat, begitu juga teman-teman dari divisinya. Dia tidak lagi menatap aku dengan tajam. Itu perubahan yang sangat baik. “Menjadi istri bos memang ada keuntung

  • Istri Belian   Bab 99|Hadiah dari Kakek

    ~Delima~ Aku melihat seorang wanita muda yang cantik sedang menatap Ben sambil berkedip genit. Dia salah satu pemenang lomba yang tadi makan bersama kami. Apa yang dia lakukan di sini? Bukankah acara sudah selesai? Lalu mengapa dia lancang sekali memanggil Ben dengan namanya saja tanpa gelar bapak seperti yang mereka lakukan di dalam? “Apa yang perlu diingat lagi?” Ben balik bertanya. “Oh, ayolah, Ben. Kita hampir menikah. Bagaimana mungkin kamu bisa melupakan aku secepat itu? Kamu memilih aku sebagai pemenang pasti karena kamu ingat denganku, ‘kan?” katanya menggoda. “Ooo. Apa kamu wanita yang kabur pada hari pernikahan setelah melihat aku? Pantas saja aku butuh waktu untuk mengingatnya. Kamu salah paham. Saat memilih pemenang, aku memilih desain. Tidak ada nama yang tertera supaya penilaiannya adil,” jawab Ben dengan senyum mengejek di wajahnya. “Aku masih di sini sampai besok. Kamu pasti tahu nomor kamarku. Bila kamu ingin mengobrol ….” Dia melirik ke arahku sebelum kembali men

  • Istri Belian   Bab 98|Memegang Kendali

    Suasana ruang kerja yang semula tenang itu berubah ramai dengan suara Ayah yang memarahi Kenneth dan Ibu yang menangis setengah menjerit tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Aku segera meminta rekaman CCTV ruang kerja Kenneth untuk melihat apa benar dia yang telah menelepon Kakek lewat ponsel itu pada saat Kakek terkena serangan jantung. Petugas keamanan bingung saat Ayah memerintahkan mereka untuk membawa Kenneth ke kantor polisi. Nelson mengikuti mereka. Dia juga sudah membawa bukti rekaman CCTV di mana adikku itu telah beberapa kali melakukan kekerasan kepadaku beberapa bulan belakangan. Dengan semua bukti itu, aku yakin dia tidak akan diizinkan keluar dari tahanan sampai proses pengadilan selesai. Kemudian aku meminta semua laporan keuangan terbaru yang asli, bukan yang palsu untuk aku pelajari. Sekretaris Kenneth menoleh ke arah Ayah untuk meminta persetujuannya. Ayah segera mengangguk setuju dan memberi tahu bahwa mulai dari hari ini aku yang pegang kendali penuh. T

  • Istri Belian   Bab 97|Permintaan Ayah

    ~Benedict~ Dadaku sakit sekali mendengar dia mengatakan pisah. Seketika itu juga aku tidak peduli dengan apa pun yang ada di dunia ini. Aku juga tidak peduli bila aku harus berlutut memohon kepadanya. Aku tidak mau dia pergi dariku. Walaupun dia meminta seluruh hartaku, aku akan memberikan semua kepadanya. Benda itu tidak ada artinya tanpa dia di sisiku. Namun Delima memberi aku kejutan lainnya. Dia sedang hamil. Kenneth dan Eloisa selalu mengejek aku tidak akan pernah menikah apalagi punya anak seperti mereka. Jadi, berita itu adalah keajaiban bagiku. Ketika melihat foto hitam putih mereka, aku tidak tahu di mana mereka berada. Tetapi aku percaya bahwa mereka ada di dalam perut istriku. Selama ini aku berpikir bahwa aku adalah ciptaan yang dilupakan oleh Tuhan. Dia pasti bercanda pada saat menciptakan aku dengan segala kekuranganku. Ternyata Dia masih mengingat aku dan memberikan aku bukan satu, tetapi dua orang anak sekaligus. Aku tidak muda lagi, tetapi aku berjanji akan bertahan

  • Istri Belian   Bab 96|Akhir Penantian

    Pikiranku kacau, dadaku terasa sesak, karena aku tidak tahu harus merasa bahagia atau sedih. Aku bahagia, karena penantian panjangku sudah berakhir. Kehamilan ini sudah lama aku harapkan, tetapi keadaannya sedang tidak memungkinkan. Ben tidak mau kami punya anak. Jika alat ini akurat, maka hubunganku dan Ben juga berakhir. Aku tidak berhenti menangis memikirkan hubungan kami harus usai secepat ini. Memikirkan kondisi janin yang aku kandung tidak membuat aku cukup kuat menghentikan air mata yang mengalir jatuh dengan deras di pipiku. Seharusnya ini adalah kabar baik, kabar yang membahagiakan. Sibuk dengan pikiranku sendiri, aku tidak terlalu memerhatikan apa yang terjadi di makam Kakek. Eloisa entah bicara apa, Ayah dan Ibu yang kemudian datang membahas apa, tidak aku dengarkan. Ben mengajak aku ke mana pun, aku hanya mengikutinya saja. Namun saat tiba di rumah, aku segera kembali ke kamar dan menyendiri. Aku perlu memikirkan hal ini seorang diri. Yang pasti, aku menginginkan bayi in

  • Istri Belian   Bab 95|Penantian Panjang

    ~Delima~ Beraninya dia mengatakan cinta pada tarikan napas yang sama dia menyebut tidak mau memiliki anak bersamaku. Dengan intensitas kami melakukan hubungan suami istri, apa dia pikir kami bisa mencegah seorang anak lahir? Juga beraninya dia menuduh aku akan berubah pikiran terhadap anakku sendiri seandainya dia mempunyai kekurangan. Aku bukan ayah atau ibunya. Aku tidak akan membuang anakku sendiri seperti yang mereka lakukan. Malam itu, usai bicara dengannya, aku tidak melarang dia tidur bersamaku. Tetapi aku tidak sudi berbaring menghadapnya seperti kebiasaan kami tidur bersama. Aku sangat kesal dan tidak mau melihat wajahnya agar amarahku tidak semakin memuncak. Untuk pertama kalinya, kiriman bunga darinya aku buang ke tempat sampah. Aku tidak butuh bunga atau kartu untuk mewakili dia menyampaikan pesannya. Dia bisa bicara langsung denganku. Elan yang tidak tahu diri itu juga masih berani mengajak aku bicara. Tidak tahan lagi dengan sikapnya, aku memarahinya panjang lebar dan

  • Istri Belian   Bab 94|Usaha yang Gagal

    Mama tidak mau menjawab pertanyaanku. Dia justru cepat-cepat mengakhiri percakapan kami. Mungkin Delima sedang berada di dekatnya dan Mama tidak mau istriku sampai tahu bahwa Mama melaporkan sakitnya kepadaku. Aku semakin panik, karena tidak tahu sakitnya parah atau tidak. Ini semua salahku. Seharusnya aku mengajak dia bicara baik-baik. Bukan memaksakan kehendakku kepadanya. Dia seorang wanita, wajar saja dia memiliki jiwa keibuan yang mengharapkan memiliki anak sendiri. Apalagi kakak iparnya sedang hamil. Sedikit banyak, dia pasti merindukan kehadiran anak-anak juga. Aku malah tidak peka dan bersikap egois. Untuk meminta maaf kepadanya, aku meneruskan rencanaku. Setidaknya saat dia pulang nanti, dia tahu bahwa aku menyesal sudah menyakiti perasaannya. Aku tidak mau tidur sendirian lagi. Deva dan semua pelayan membantu aku menyiapkan kejutan untuk istriku. Namun saat dia pulang, dia hanya diam saja melihat balon dan bunga yang ada di sekitarku, juga papan bertuliskan maafkan aku yan

DMCA.com Protection Status