Share

129

Author: Dentik
last update Last Updated: 2025-01-09 15:57:02

Buat apa aku keluar? Aku sangat takjub dengan pertanyaannya. Memang sudah sepantasnya ia keluar dari kamarku. Aiden sangat tidak tau sopan-santun. Apa aku perlu menjelaskan semuanya agar dia mengerti.

"Ini kan kamarku," jawabku yang melesat begitu saja.

"Ini kamar kita."

Alisku tertaut rapat, enggan mendengar kalimat itu. "Kita sudah bercerai, Aiden. Jadi sudah sepantasnya kamu menjaga jarak denganku."

Terdengar helaan napas yang panjang dari pria itu. Kuharap tak ada perdebatan panjang di antara aku dengannya.

"Kita belum bercerai dan tidak akan bercerai. Jadi ayo tidur sekarang." Ia menarikku ke dalam pelukannya.

"Aiden lepaskan!" rontaku yang hampir saja terjatuh dari ranjang.

"Hati-hati, Dea!" kejut pria itu. Ia kemudian menghela napas. "Syukurlah belum sampai jatuh," ujarnya dengan tangan yang menahan punggungku.

"Aku lepaskan, tapi kamu yang tenang." Ia mengarahkanku tiduran di ranjang. Kemudian selimut ia tarik menutupi tubuhku. Aku bisa mendengar bunyi klik dari nakas sebela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   130

    Aku duduk di salah satu kursi, Oma berada di kursi rodanya sebelah kananku dan Mama Rita ada di depan kami. Kedua wanita itu menceritakan masa lampau tentang kenangan mereka. Bagaimana sejarah keluarganya memiliki perusahaan bertaraf internasional, asal muasal Oma bisa menikah dengan Opa, hingga pernikahan Papa dan Mama mertua. Semua terdengar seperti roller coaster. Namun, semua cerita tersebut memiliki happy ending. "Oma senang sekali bisa menghabiskan waktu dengamu, Dea." Tangan yang sudah keriput itu mengenggam tanganku dengan erat. Aku memberikan senyum terbaikku, karena aku pun merasakan hal yang sama dengan Oma. "Dea juga, Oma. Dea senang sekali bisa menghabiskan waktu bersama Oma dan Mama. Apalagi suasananya sangat tenang, jadi Dea ngerasa bisa lebih dekat dengan Oma dan Mama," ujarku dengan tulus. Rasanya sangat terharu merasakan moment yang membahagiakan seperti ini. Hari ini kondisi Oma bisa dikatakan paling baik dari pada sebelumnya. Jadi beliau bisa mengobrol sangat lam

    Last Updated : 2025-01-09
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   1. Dea

    Hari ini adalah bulan ke enam pernikahanku. Namun sungguh kurang ajar suamiku berani membawa perempuan gatal ini ke rumahku. Dengan tidak malunya perempuan itu berani bermesraan dengan suami di depanku dan teman-teman suamiku. Ketulusan hati aku menjalin pernikahan ini ternyata dibalas dengan penghinaan yang tiada hentinya. Hati aku sakit sekali.Berkali-kali aku mendengarnya memanggil suamiku dengan panggilan "Sayang". Telingaku terasa jijik mendengar suara itu keluar dari wanita keji yang tidak tau malu itu. Aku sangat bodoamat dengan tingkah laku mereka berdua, tapi semakin lama semakin agresif wanita itu berusaha menjelek-jelekkan aku dan berusaha memisahkan aku dengan suamiku. Berbagai cara sudah dia lakukan, hingga berbagai cara licik dia gunakan untuk membunuhku. Kesabaranku benar-benar sudah habis melihat tingkah konyol wanita itu. Aku juga suah capek mendapat berbagai ancaman mematikan darinya.Cplassss...!!! "Aaww!!! Panas panas!!" teriak pelakor. Kusiram dia dengan kopi pa

    Last Updated : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   2. Culture Shock

    Pagi hari, aku tidak suka dengan pagi hari, itu artinya aku harus bangun dari mimpiku. Aku kaget waktu bangun tidur, ini bukan kamarku. Aku shock banget lupa kalo aku udah pindah. Ya ampun.. aku langsung keluar kamar, dan menuju kamar mandi. Waktu keluar dari kamar mandi.“Habis ngapain lu?” tanya Aiden yang sedang menikmati kopi hitamnnya.“Mandi lah.”“Ngapain mandi disini, di kamar lu kan ada kamar mandinya bego.”"Ehh.. masak sih," batinku.Aku diam aja dan langsung ke kamar. Dan ternyata benar, ada kamar mandinya. Wow ada bath up, closet duduk,trus washtafel juga, bagus juga kamar mandi ini. Nanti siang mau berendam lah.. semua keperluan sudah ada, wahhh.. seneng banget deh, aku gak pernah liat perlengkapan kamar mandi sebanyak ini.."wait, ini kloset duduk, aku terbiasa jongkok. Aduh.. harus beradaptasi nih."Bik Asih sudah di kamarku dengan membawa baju-bajuku dari kamar suamiku. Oh ya nama suamiku adalah Aiden William Abhivandya, panggilannya Aiden. Aku tidak terlalu mengenal d

    Last Updated : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   3. Positif Thinking

    Setelah puas mengamati bingkai foto itu, aku memilih untuk menjelajahi rak buku. Namun pikiranku tidak bisa untuk diajak berkompromi, sedari tadi aku memikirkan siapa perempuan di foto tersebut. Dari pose yang mereka lakukan itu terlalu intens, dimana perempuan itu duduk berpangku paha suamiku, sedangkan suamiku menyenderkan kepalanya di dada wanita itu. Apa itu mantan istrinya? tapi setauku Aiden tidak pernah menikah. Aku melamun sambil terbengong tanpa sadar aku sampai di depan lemari kaca yang berisikan mahar-mahar yang diberikan Aiden. Aku hanya mengambil seperangkat alat sholat.Aku kembali ke kamarku untuk naruh mukena dan mengambil ponselku di meja rias. Setelah itu aku keluar kamar, dan berkeliling melihat seluas apa rumah ini. Tiba-tiba ada segerombolan orang yang membawa alat bersih-bersih rumah.Dan mereka menyapaku.“Selamat siang Non,” sapa mereka kepadaku. Kulontarkan senyuman manisku agar aku tidak terkesan judes.“Iya selamat siang.”“Permisi Non mau bersih-bersih dulu

    Last Updated : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   4. Swimsuit

    Pagi pun tiba. Setelah mandi dan makan, aku tiduran di sofa tengah. Orang pengangguran ya gini. Sambil sesekali melihat ponsel. Wallpaper ponselku adalah fotoku dangan kucingku. Arghhhh!!!.. dasar Aiden pelit. Mulai benci aku sama dia.Aku duduk dan liat kolam renang, kayaknya enak nih renang. Lagi gerah gini liat air jadi pengen nyemplung aja kan. Cocok banget cuacanya, tidak hujan tapi tidak terlalu puanas banget juga. Aku ke kamar dan mencari baju renang, ternyata adanya bikini.Hm.. mertuaku ini sedikit kurang pengertian. Masak adanya bikini. Kalo kayak gini gak bisa selfie. Ahh sudahlah.. pake aja.Aku memakai bikini itu dan tak lupa juga memakai handuk kimoni yang ada di kamar mandi biar nggak malu kalo tiba-tiba ada Bik Asih atau Pak Tono suami Bik Asih. Sebelum ke kolam, aku chat Bik Asih.Dea : Bik habis ini aku mau renang, tolong siapapun jangan boleh masuk ya. Tolong siapin snack sama jus jeruk ya Bik. Thanks.Bik Asih : siap non.Aku tersenyum dan aku memakai sunblok dan s

    Last Updated : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   5. Two Face

    Aku bisa melihat aiden di dalam mobil sambil mengacak-acak rambutnya, dikira bakal keliatan menly sexy imut kayak Cha Uen Woo gitu? Yang ada kayak orang bego. Sekarang fiks aku benci banget sama dia.Aku memakai helm, dan bersiap menaiki sepedah motor. Tiba-tiba aiden pegang tangan ku.“Masuk ke mobil gak?”“Gak mau.”“Masuk!”“Lepasin tanganku!”“Masuk dulu baru aku lepasin.”“Gak mau!”“Kamu ini susah banget ya dibilangin!”“Pergi kamu! Sok-sok an merintah anak orang. Emang aku babu kamu!?”“Heh!? ”“Apa!? Kamu kira aku takut sama kamu?”“Dee.. please lah gak usah kayak gini, lu kayak anak kecil aja. Sadar diri dong udah gede gini.”“Yang ada tuh kamu, sadar diri dong.”“Ayo.. kita naik mobil aja ya...” dia ngomongnya berusaha dilembut-lembutin.“Kagak”“De..”“Kagak.”“Dea.”“Bacot, lepasin. Aku telpon Oma nih sambil nangis-nangis, trus bilang ‘oma aku habis dibentak aiden gak boleh kerumah oma’ biar warisan oma gak jatuh ketangan kamu! Biar mampus kamu!” ejek aku ke Aiden. Aiden ta

    Last Updated : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   6. Perempuan tak ku kenal

    Aku cukup lama di rumah Oma. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Aku dan Aiden berpamitan untuk pulang. Oma memberikan oseng-oseng pare dan kotak hitam. Aku tidak tau isi dari kotak hitam itu."Ini buat kamu ya Cantik. Dijaga baik-baik ya."Aku mengangukkan kepala. Setelah itu mencium tangan Oma, begitupun Aiden. Kamu pun pergi meninggalkan rumah oma.Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamar.Lalu aku bermain game sampek isya, setelah sholat aku mandi dan turun ke bawah. Kulihat Aiden sedang telfonan. Aku langsung ke washtafel buat cuci tangan. Ternyata semua makanan sudah disiapkan. Aku duduk didepan aiden. Aiden mematikan telponnya.“Udah?” tanyaku.“Udah.”“Yaudah yuk makan.. jangan lupa berdoa,” kataku sambil mengambil nasi.“Ambilin aku juga dong,” kata Aiden.“Ogah,” jawabku ketus.“Kan kamu yang ajak aku makan. ”“Ya trus? Kalo males ambil sendiri yaudah sana pergi ngapain disini.”Aiden Cuma pasang muka masam. Lalu kita makan dengan diam, setelah selesai

    Last Updated : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   7. Live streaming

    "Aahhh.. sudah ada 50 yang liat. Assalamualaikum semuanya, selamat malam. Udah lama aku gak on i* ya. Kali ini aku mau make up, karena aku punya baju yang sedikit glamour seperti ini aku ingin make up nya juga sedikit glamour juga. Aku akan menunjukkan meja rias aku, karena aku sudah pindah rumah, jadi ini bakal berbeda.” Aku menunjukkan meja riasku. Dan aku sempat baca beberapa komentar. Rasa antusiasku eningkat dengan pesat ketika pengunjung room liveku semakin banyak.‘Ahh.. kangen kakak, udah lama banget gak liat kakak’ komentar baby_joo2‘Gimana kak udah sehat?’ komentar 2nu.mber‘Aduhhh kakak tambah cantik aja komentar koo.voice‘My princess..’ komentar loli.ant‘Wahh.. Dea udah lama gak ketemu, gimana kabarnya?’ini komentar dari temanku.‘Queen Deaaaa backkkkk,’ komentar m.rsyu56‘Lama gak muncul kemana aja kak.. sedih banget aku nungguin kakak,’ komentar ko.kmo‘Good night cantik,’ akunnya arion21. Apa ini Arion?Dan banyak lagi. Aku balikkan lagi kameranya ke arah wajahku.“

    Last Updated : 2021-12-08

Latest chapter

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   130

    Aku duduk di salah satu kursi, Oma berada di kursi rodanya sebelah kananku dan Mama Rita ada di depan kami. Kedua wanita itu menceritakan masa lampau tentang kenangan mereka. Bagaimana sejarah keluarganya memiliki perusahaan bertaraf internasional, asal muasal Oma bisa menikah dengan Opa, hingga pernikahan Papa dan Mama mertua. Semua terdengar seperti roller coaster. Namun, semua cerita tersebut memiliki happy ending. "Oma senang sekali bisa menghabiskan waktu dengamu, Dea." Tangan yang sudah keriput itu mengenggam tanganku dengan erat. Aku memberikan senyum terbaikku, karena aku pun merasakan hal yang sama dengan Oma. "Dea juga, Oma. Dea senang sekali bisa menghabiskan waktu bersama Oma dan Mama. Apalagi suasananya sangat tenang, jadi Dea ngerasa bisa lebih dekat dengan Oma dan Mama," ujarku dengan tulus. Rasanya sangat terharu merasakan moment yang membahagiakan seperti ini. Hari ini kondisi Oma bisa dikatakan paling baik dari pada sebelumnya. Jadi beliau bisa mengobrol sangat lam

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   129

    Buat apa aku keluar? Aku sangat takjub dengan pertanyaannya. Memang sudah sepantasnya ia keluar dari kamarku. Aiden sangat tidak tau sopan-santun. Apa aku perlu menjelaskan semuanya agar dia mengerti."Ini kan kamarku," jawabku yang melesat begitu saja."Ini kamar kita."Alisku tertaut rapat, enggan mendengar kalimat itu. "Kita sudah bercerai, Aiden. Jadi sudah sepantasnya kamu menjaga jarak denganku."Terdengar helaan napas yang panjang dari pria itu. Kuharap tak ada perdebatan panjang di antara aku dengannya. "Kita belum bercerai dan tidak akan bercerai. Jadi ayo tidur sekarang." Ia menarikku ke dalam pelukannya."Aiden lepaskan!" rontaku yang hampir saja terjatuh dari ranjang."Hati-hati, Dea!" kejut pria itu. Ia kemudian menghela napas. "Syukurlah belum sampai jatuh," ujarnya dengan tangan yang menahan punggungku. "Aku lepaskan, tapi kamu yang tenang." Ia mengarahkanku tiduran di ranjang. Kemudian selimut ia tarik menutupi tubuhku. Aku bisa mendengar bunyi klik dari nakas sebela

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   128

    Guiding Block atau blok pemandu ada di rumah ini? Aku sangat terkejut mendapati hal itu. Bagaimana bisa mereka memasang lantai pemandu untuk tunanetra. Bukan bagaimana bisa, tapi kenapa? Padahal selama ini aku tidak pernah ke sini. Sejak kapan Guiding Block atau blok pemandu ini di pasang?"Hati-hati Dea. Sekarang kita sudah di ruang tamu," ujar Aiden. Aku pun bisa merasakan perbedaan tekstur Guiding Block. Sebelumnya terdiri garis panjang, sekarang polkadot kecil. Ku geser tongkatku ke kanan dan ke kiri. Kemudian maju lagi, dan blok pemandu membelok beberapa langkah. Di sana ada block polkadot lagi. "Ruang keluarga," jelas Aiden. "Sebelah kiri adalah taman, kanan lift ke lantai dua dan ruang makan." Saat aku berbelok kanan dan menemukan garis polkadot, Aiden berkata lagi. "Kiri lift, kanan ruang makan."Kupilih untuk ke lift. "Di sebelah kanan, tombolnya." Kuraba dinging tersebut sesuai intruksi Aiden. ketika sudah menekan bel tersebut, terdengar suara. "Pintu terbuka." Kami ber

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   127

    "Oma!" pekik Aiden mendadak. Ia segera menggeretku kembali mendekati Oma, kemudian berkata, "Sebentar, biar aku panggil dokter dulu. Kamu temani Oma dulu, De." Pria itu segera bergegas, cukup lama aku harus memproses apa yang sedang terjadi. Namun, kepalaku terasa kehantam sesuatu dan aku pun bisa mendengar Oma sedang berdesis seakan memanggilku. Rasa bersalahku langsung membuncah mendapati kondisi yang terjadi saat ini."Dea di sini, Oma. Maaf baru menemui Oma sekarang," ujarku tak berdaya. Aku tidak tau bagaimana ekspresinya. Kuharap ia bisa memaafkanku."Ya tuhan, Bu!" histeris Mama Mertua yang baru saja masuk. "Akhirnya Ibu sadar juga.""Biar kami periksa dulu, Bapak dan Ibu silakan keluar terlebih dahulu," sela seseorang yang kutebak itu adalah dokter. Aku ingin bergerak menjauh, tetapi sulit. Akhirnya Aiden menuntunku dengan hati-hati keluar dari ruang inap Oma."Alhamdulillah Ibu sudah sadar," isak Mama Mertuaku saat Pak Gito baru sampai. "Alhamdulillah. Mungkin ini berkah, ka

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   126

    6 bulan? Itu berarti satu tahun kan? Kami sudah bercerai satu tahun. Meskipun pengadilan tak menyetujuinya, tetapi kurasa kami bisa dikatakan cerai. Tak ada hubungan apapun antara aku dengan Aiden. Semua sudah berakhir."Aku tidak bisa melihatnya, Yah. Aku tak ingin melihatnya. Dan jangan meminta apalagi memaksaku melakukan sesuatu. Aku sangat lelah." Gerutuanku yang selama ini kusembunyikan melesat begitu saja. Aku bisa merasakan kesedihan Ayahku. "Dea, aku mohon beri aku satu kesempatan terakhir. Aku ingin menebus semua bantuanmu." Jantungku berpacu kencang mendengar suara tersebut. "Tolong, De. Aku benar-benar meminta tolong padamu. Beri aku kesempatan." Aiden mengatakannya dengan serak. Aku bingung harus berbuat apa."Aku mencintaimu, De. Maafkan aku," lanjutnya lirih. Hatiku terasa sakit mendengar permohonannya yang terasa nylekit tersebut. Tanpa berlama-lama lagi, kupilih untuk kembali ke kamar. Nahasnya ketika akan menutup pintu, mendadak Ayah menyela. "Oma jatuh sakit, Sayan

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   125

    "Di mana ayahku?" tanyaku pada orang yang mendadak mengajakku pulang."Sudah pulang. Pak Wijaya minta aku menjemputmu." Suara bariton itu memekik telingaku yang enggan mendengarnya. Segera kurogoh ponselku di dalam saku. Tongkat yang ebelumnya kugenggam, kini berganti terhimpit lengan. Ponsel yang sudah dimodif sedemikian rupa untuk tuna netra sepertiku, sangat membantu disabilitas sepertiku di dunia yang di kelilingi teknologi canggih ini. Setiap kali kusentuh bagian layar akan keluar suara yang menunjukkan aplikasi dan nama kontak. Karena nomor ayah ada di urutan pertama jadi memudahkanku mengaksesnya. Tak butuh waktu lama, teleponku langsung mendapat jawaban."Hallo, Nak. Ayah yang menyuruh Aiden menjemputmu. Kamu pulanglah dengannya."Belum sempat aku berkata apapun, sambungan telepon pun terputus. Hanya helaan napas yang bisa kulakukan. Aiden menggandeng tanganku menuju mobilnya. Selama di perjalanan dia berusaha menjalin komunikasi denganku, tetapi aku enggan menyahutinya."Ba

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   124

    Aku terdiam mendengar permintaan Aiden, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulutnya. "Satu kesempatan?" gumamku, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Aku menghela napas panjang, mencoba menenangkan hati yang bergejolak. “Dea.” Suaranya semakin mendekat, dan aku bisa merasakan kehangatan tubuhnya saat dia duduk lebih dekat. Tangannya menyentuh lembut jemariku yang masih menggenggam tongkat. Sentuhannya membawa campuran perasaan yang sulit dijelaskan. Entah kenapa ada kemarahan, kesedihan, dan kerinduan yang tak kuinginkan.“Maafkan aku, Dea,” lanjutnya, nadanya penuh penyesalan. Aku menggeleng pelan, meskipun aku tahu dia tak bisa melihat gerakanku. “Pergi dari sini. Aku tidak mau bertemu denganmu lagi.” Kata-kataku menghantam udara seperti bilah tajam. Aku merasakan genggamannya mengendur sejenak, seolah-olah kata-kataku telah memukulnya tepat di tempat yang paling lemah. Aku langsung berdiri, tangan mantan suamiku sempat menahanku. Namun, kukibaskan sek

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   123

    Aku merenung sejenak menerka siapa yang berniat menemuiku. Terdengar Ayah membukakan pintu selebar mungkin. "Ayo, Nak."Kulontarkan tongkatku untuk menuntun langkah kakiku. Semenjak tidak bisa melihat, kupaksakan diriku untuk tetap mandiri. Setelah sekian bulan berlalu, akhirnya Mama dan Ayah membiarkan apapun yang kulakukan. Pada awalnya, mereka akan memaksa untuk menuntunku. Syukurnya lambat laun, Ayah dan Mama hanya membiarkanku berjalan sendiri, tetapi aku tau jika mereka mengawasiku dari kejauhan untuk memastikan tidak terjadi masalah serius.Suara ketukan sandal dan tongkat menggema ke penjuru ruangan. Aku masih menerka-nerka siapa yang datang ke rumah, tapi sampai sekarang aku tidak mendengar suara orang lain di ruangan ini. Bahkan ketika aku sudah duduk cukup lama. Hanya genggangaman Ayah yang semakin mengendur dan perlahan menjauh."Ayah," panggilku pelan karena ku dengar beliau berpindah tempat. Perlahan aku bisa merasakan seseorang bernapas di sampingku. Kutolehkan sedikit

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   122

    "Dia sedang sibuk mengurus perusahaannya. Ternyata sahabat dia sendiri yang menggelapkan uang di cabang perusahaannya, penipuan investor dan banyak lagi. Banyak orang yang terlibat dalam kejahatan itu. Dan sekarang keluarga Gito sedang kalap menyelamatkan semua usaha mereka dan warisan," jelas Ayah yang membuatku sedikit lega. Kata-kata Ayah menggema dalam pikiranku, menyisakan kekosongan yang sulit dijelaskan. Namun, entah kenapa, ada sedikit kelegaan yang mengalir di dadaku. Setidaknya Aiden sedang sibuk dengan dunianya sendiri, mungkin itu alasan mengapa dia tak mencariku atau mencoba menghubungiku."Apa itu Elvaro?" tanyaku yang teringat dengan tingkah aneh pria itu. Nama itu muncul begitu saja di benakku, seperti serpihan teka-teki yang terlupakan. Ditambah Dalbo dan Titik sempat melaporkan beberapa kecurigaan mereka saat aku ada di kantor suamiku. Ah... salah, tapi mantan suami.Ayah mendengkus, seakan jengah dengan informasi yang ia simpan. "Iya. Dia juga bekerja sama dengan We

DMCA.com Protection Status