Share

Istri Badas VS Pelakor Keji
Istri Badas VS Pelakor Keji
Penulis: Dentik

1. Dea

Penulis: Dentik
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-08 00:18:00

Hari ini adalah bulan ke enam pernikahanku. Namun sungguh kurang ajar suamiku berani membawa perempuan gatal ini ke rumahku. Dengan tidak malunya perempuan itu berani bermesraan dengan suami di depanku dan teman-teman suamiku. Ketulusan hati aku menjalin pernikahan ini ternyata dibalas dengan penghinaan yang tiada hentinya. Hati aku sakit sekali.

Berkali-kali aku mendengarnya memanggil suamiku dengan panggilan "Sayang". Telingaku terasa jijik mendengar suara itu keluar dari wanita keji yang tidak tau malu itu. Aku sangat bodoamat dengan tingkah laku mereka berdua, tapi semakin lama semakin agresif wanita itu berusaha menjelek-jelekkan aku dan berusaha memisahkan aku dengan suamiku. Berbagai cara sudah dia lakukan, hingga berbagai cara licik dia gunakan untuk membunuhku. Kesabaranku benar-benar sudah habis melihat tingkah konyol wanita itu. Aku juga suah capek mendapat berbagai ancaman mematikan darinya.

Cplassss...!!! 

"Aaww!!! Panas panas!!" teriak pelakor. Kusiram dia dengan kopi panas suamiku. 

"Sayang! liat apa yang wanita gila ini lakukan kepadaku," adu pelakor tercinta itu pada suamiku. Semua orang di ruangan ini tidak berani berkutik. Suamiku pasti kaget melihat kegilaanku kali ini. 

"Wanita gila ini akan memberi pelajaran pada perempuan gatal yang kamu cintai sayang," ucapku pada suamiku. 

Aku menatap tajam suamiku dengan senyum keji, dia tidak berani berkutik, nampak kemarahan di wajahnya. Kesabaranku sudah habis melihat tingkah konyol wanita begatal ini. Sudah berapa kali dia mencoba mencelakai ku, kini tinggal pembalasanku atas semua perbuatan kotor yang dia lakukan terhadapku. 

Aku berdiri dari kursi lalu menyeret wanita itu ke dalam kamar mandi, menghantam tubuh kotornya ke dinding lalu ku nyalakan shower.

Suamiku mengikuti aku, namun dia tidak berani menyelamatkan pelakor itu. Dia hanya bisa melihat... dengan tangan yang mengepal erat.

PERKENALAN

Ini adalah hari pertama aku pindah kerumah suami ku. Ya meskipun hanya pernikahan tanpa landasan cinta antara kedua belah pihak, kita punya tujuan masing-masing dalam pernikahan ini. Hmm.. anggap aja pernikahan palsu, suami palsu, istri palsu karena kami benar-benar tidak saling mencintai. 

Kita sepakat untuk menjalani kehidupan masing-masing meskipun dalam satu atap. Kita tidur terpisah, dan keluarga masing-masing tidak ada yang mengetahui apa yang kita lakukan dalam bahtera rumah tangga ini. Aku tidak sedih, biasa-biasa saja, cenderung lebih lega, karena tidak perlu mendengar kata-kata khawatir dari orang tua. 

Dua tahun lalu aku sempat bertunangan dengan pacarku. Namun, setelah tiga bulan bertunangan, tiba-tiba dia mengalami kecelakaan dan merenggut nyawanya. Aku sempat mengalami depresi karena kehilangan dia, padahal tinggal dua bulan lagi kita akan melakukan akad. Aku sangat sedih saat kehilangan tunanganku ini, karena dia adalah orang yang sangat aku sayangi, tidak... aku sangat mencintai tunanganku.

Kita sudah menjalin hubungan sejak SMA, aku sering memanggilnya Kak Er, karena namanya adalah Aeros. Dia baik dan sesuai tipeku, tinggi, tidak terlalu ganteng, pekerja keras,dan baik. Kak Aeros sangat posesif terhadapku, sehingga kita sering berantem karena dia cemburuan dan aku yang bodoamatan. Kita tak terpisahkan, sampai sekarang dia tak terpisahkan dari hati aku, aku masih mencintai dia. Meskipun dia tidak ada di sampingku lagi tapi aku masih bisa merasakan dia ada di sampingku, aku terkadang berbicara sendiri seolah-olah Kak Aeros ada bersamaku, hal ini membuat orang lain berpikir bahwa aku ini gila, hehe..

Padahal aku enggak gila, aku punya sedikit kelebihan jadi aku bisa melihat dia meskipun dia sudah meninggal. Hanya pada saat kamis malam jumat. Hmm, sudahlah.. ini membuat aku makin sedih. Aku sempat ke psikiater lebih tepatnya ke dosen kuliahku. Aku juga ambil psikologi, tapi aku merasa belum mampu untuk membuat diriku membaik, akhirnya aku memutuskan ke dosenku.

Dua tahun lalu, aku melakukan terapi selama satu setengah tahun terakhir ini, dan masih berlanjut sampai sekarang, tapi tidak seintens dulu.

                Satu atap dengan orang asing rasanya sedikit tidak nyaman. Bukan orang asing dia adalah suamiku. Namun, pernikahan ini terjadi begitu saja, karena dilandaskan perjodohan dari orangtua. Aku dan suamiku sudah sepakat akan menjalankan pernikahan ini selama dua tahun kedepan. Dia ingin mendapatkan warisan dari orang tua dan eyangnya dengan menikahiku, karena ini adalah salah satu syarat yang diberikan eyangnya. Aku memang kenal orangtua dan eyang nya, hanya sebatas kenal saja. Mereka juga kenal orangtuaku, sebelum pernikahan ini, orangtuanya dan eyangnya sempat ke rumahku untuk bertamu. 

Keluarga suamiku ini mempunyai banyak bisnis, aku tidak tau apa saja, yang aku tau mereka mempunyai café dan tempat makan di beberapa kota, toko sandangan, dan beberapa hektar perkebunan. Aku tidak tau yang lainnya, tapi keluarganya memang kaya, hehe.. 

Aku yang dari keluarga menengah cenderung ke bawah ini merasa minder. Hm.. mumpung punya suami kaya mending dimanfaatin aja deh. Tujuan aku menikah dengan dia adalah agar orangtua ku berhenti khawatir terhadapku yang gagal menikah ini. Hanya itu tujuanku, sekarang aku tambahin lagi, aku akan hidup bebas dengan kekayaan suamiku. Yukkk, semangat menikmati ini semua.

                Aku pindah ke rumah ini kemarin pagi diantar orangtua suamiku, mertua aku. Sampai di rumah ini siang hari. Aku belum nyaman dengan mereka karena memang tidak pernah dekat, makanya terasa tak nyaman. Semua keperluanku disini ditanggung mereka, aku diberi ATM warna hitam yang ada di dompetku, aku tidak tau apa itu ATM BCA, BNI, atau BRI maupun yang lainnya karena langsung ditaruh dompet dan beberapa uang tunai di dalamnya. 

Tak lupa, mobil, sepeda motor dan beberapa baju dan keperluan lainnya. Aku tidak boleh membawa satupun barang dari rumah orang tua aku. Awalnya aku menolak, tapi mereka sangat memaksa aku, karena semua sudah disediakan oleh mereka. Mau tidak mau aku harus mau, meskipun ada rasa sungkan. Tapi ya gimana lagi, aku tidak bisa menolak apapun dari mertuaku. Siang harinya mertuaku pulang ke rumahnya, dan aku ditinggalkan sendiri di rumah ini bersama orang asing ini. Ternyata ada ART disini, seumuran dengan mamaku dia sangat ramah terhadapku, dan sopir pribadi suamiku seumuran ayahku, ternyata mereka sepasang suami istri. Mereka tidak tinggal dirumah ini, mereka tinggal di rumah belakang rumah ini, ya lebih kecil dari rumah ini.

                Malam hari aku mau bersiap tidur dan tiba-tiba suamiku

“Ngapain kamu?” tanya suamiku.

“Mau tidur lah,” jawabku.

“Tidur di kamar sebelah sana, ini kamarku.” 

“Lahh..kenapa mggak kamu aja sih, ribet.”

“Ya gak mau lah, ini kamar aku, aku males pindahin semua barang-barangku. Kamu aja yang pindah,” usir Aiden suamiku.

“Ih.. apaan sih.”

“Pindah gak?”

“Moh,” tolakku.

“Cepet pindah.”

“Mohhhh.”

Ehh.. tiba-tiba badanku ditarik dan dibopongnya ke kamar sebelah, aku teriak-teriak tidak mau tapi dia tetap saja membopong aku ke kamar sebelah. Aku dijatuhkan dengan kasar di atas kasur, untung saja kasurnya empuk. Maaf aku anak kampung dan dia agak ke kota-kota an, jadi aku ngomongnya campur-campur agak medok jawa.

“Sekarang ini adalah kamar lu, dan kamar sebelah adalah kamar gua. Lu gua tidur pisah, urus hidup lu sendiri, gua urus hidup gua sendiri, gua gabakal ganggu lu dan lu jangan ganggu hidup gua. Besok barang-barang lu biar Bik asih yang urusin. Lu udah dapet ATM kan, tuh gunain sepuas lu gua gamasalah, penting jangan ganggu gua. Ngertikan lu.”

“Biasa aja kali, gua juga gabakal ganggu lu, awas aja lu ganggu gua,” jawabku sewot juga, nih orang sewot banget.

“Oke, fine. Lu udah sepakat, kita nikah gara-gara tujuan masing-masing, jadi lu gausah ngarep lebih.”

“Idih.. lebay banget, kagak ada gua ngarep lebih ke cowok kek lu, pergi sana huss,” jawab ku sambil kibasin tangan seperti mau usir ayam. Dia langsung pergi, dan aku langung tidur. Dan seperti biasanya sebelum tidur aku selalu berdoa untuk para sesepuh yang telah meninggal, termasuk tunanganku. Setelah selesai aku membaca doa mau tidur dan tidur deh.. tiap hari aku bermimpi, dan mimpinya tetap dengan orang yang sama yaitu tunanganku. Ini lah kenapa aku suka banget tidur. Karena mimpilah aku bisa bertemu dia. Kak Aeros, dalam mimpi aku mengulang kenangan-kenangan lama bersama dia, banyak sekali. Rasanya bahagia sekali ketika bermimpi seperti itu. 

Terkadang aku sadar bahwa ini mimpi, tapi aku sangat menikmati semua mimpiku ini jika dalam mimpi aku bertemu Kak Aeros, terkadang aku juga tidak memimpikan Kak Aeros. Dari mimpi ini aku bisa menyembuhkan rasa kangen aku sama dia. Huhu.. sedih banget kalau gini.

      Baca juga Novel mimin berjudul “DENDAM ISTRI TARUHAN”, berikut cuplikan sinopsisnya:

Ternyata perjanjian Pra-nikah tidak menjamin rumah tangga akan baik-baik saja.

Berawal dari noda lipstik di baju suaminya, tiba-tiba Dea mengetahui berbagai rahasia dari selingkuhan suaminya-Icha. Wanita itu tiba-tiba mengajak Dea bertemu. Icha mengungkap berbagai fakta mengejutkan yang dilakukan suami hingga kakak kandungnya sendiri. Kevin dan Dea menikah dengan pengiring perjanjian Pra-nikah agar kehidupan rumah tangganya baik-baik saja. Siapa sangka itu hanya omong kosong belaka.

Pertemuan Dea dan Icha mencuatkan banyak fakta busuk tentang Kevin. Kenyataan pahit yang Dea dengar dari mulut Icha, ia adalah istri taruhan dari permainan konyol Kevin dan kakak kandunganya sendiri. Ditambah diam-diam  suaminya membalikkan nama seluruh hartanya, padahal mereka sudah memilih untuk pisah harta dan itu tertera di surat perjanjian Pra-nikah.

Semua fakta itu membuat Dea terkejut. Ia sudah menyiapkan gugatan cerai pada Kevin. Namun setelah bertemu dengan Icha, ia mengurungkan keinginannya karena rencana yang sudah ia susun hancur lebur tak ada arti. Kini Dea akan membalas dendam pengkhianatan dan rasa sakit yang ia dapatkan selama pernikahan.  

Berhasilkah Dea membalaskan dendam atas semua penderitaannya selama ini?  

Apakah karma akan berlaku pada semua orang yang telah menyakitinya?

Baca “DENDAM ISTRI TARUHAN” berikut ini untuk mengetahui kelanjutan cerita Dea.

Bab terkait

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   2. Culture Shock

    Pagi hari, aku tidak suka dengan pagi hari, itu artinya aku harus bangun dari mimpiku. Aku kaget waktu bangun tidur, ini bukan kamarku. Aku shock banget lupa kalo aku udah pindah. Ya ampun.. aku langsung keluar kamar, dan menuju kamar mandi. Waktu keluar dari kamar mandi.“Habis ngapain lu?” tanya Aiden yang sedang menikmati kopi hitamnnya.“Mandi lah.”“Ngapain mandi disini, di kamar lu kan ada kamar mandinya bego.”"Ehh.. masak sih," batinku.Aku diam aja dan langsung ke kamar. Dan ternyata benar, ada kamar mandinya. Wow ada bath up, closet duduk,trus washtafel juga, bagus juga kamar mandi ini. Nanti siang mau berendam lah.. semua keperluan sudah ada, wahhh.. seneng banget deh, aku gak pernah liat perlengkapan kamar mandi sebanyak ini.."wait, ini kloset duduk, aku terbiasa jongkok. Aduh.. harus beradaptasi nih."Bik Asih sudah di kamarku dengan membawa baju-bajuku dari kamar suamiku. Oh ya nama suamiku adalah Aiden William Abhivandya, panggilannya Aiden. Aku tidak terlalu mengenal d

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   3. Positif Thinking

    Setelah puas mengamati bingkai foto itu, aku memilih untuk menjelajahi rak buku. Namun pikiranku tidak bisa untuk diajak berkompromi, sedari tadi aku memikirkan siapa perempuan di foto tersebut. Dari pose yang mereka lakukan itu terlalu intens, dimana perempuan itu duduk berpangku paha suamiku, sedangkan suamiku menyenderkan kepalanya di dada wanita itu. Apa itu mantan istrinya? tapi setauku Aiden tidak pernah menikah. Aku melamun sambil terbengong tanpa sadar aku sampai di depan lemari kaca yang berisikan mahar-mahar yang diberikan Aiden. Aku hanya mengambil seperangkat alat sholat.Aku kembali ke kamarku untuk naruh mukena dan mengambil ponselku di meja rias. Setelah itu aku keluar kamar, dan berkeliling melihat seluas apa rumah ini. Tiba-tiba ada segerombolan orang yang membawa alat bersih-bersih rumah.Dan mereka menyapaku.“Selamat siang Non,” sapa mereka kepadaku. Kulontarkan senyuman manisku agar aku tidak terkesan judes.“Iya selamat siang.”“Permisi Non mau bersih-bersih dulu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   4. Swimsuit

    Pagi pun tiba. Setelah mandi dan makan, aku tiduran di sofa tengah. Orang pengangguran ya gini. Sambil sesekali melihat ponsel. Wallpaper ponselku adalah fotoku dangan kucingku. Arghhhh!!!.. dasar Aiden pelit. Mulai benci aku sama dia.Aku duduk dan liat kolam renang, kayaknya enak nih renang. Lagi gerah gini liat air jadi pengen nyemplung aja kan. Cocok banget cuacanya, tidak hujan tapi tidak terlalu puanas banget juga. Aku ke kamar dan mencari baju renang, ternyata adanya bikini.Hm.. mertuaku ini sedikit kurang pengertian. Masak adanya bikini. Kalo kayak gini gak bisa selfie. Ahh sudahlah.. pake aja.Aku memakai bikini itu dan tak lupa juga memakai handuk kimoni yang ada di kamar mandi biar nggak malu kalo tiba-tiba ada Bik Asih atau Pak Tono suami Bik Asih. Sebelum ke kolam, aku chat Bik Asih.Dea : Bik habis ini aku mau renang, tolong siapapun jangan boleh masuk ya. Tolong siapin snack sama jus jeruk ya Bik. Thanks.Bik Asih : siap non.Aku tersenyum dan aku memakai sunblok dan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   5. Two Face

    Aku bisa melihat aiden di dalam mobil sambil mengacak-acak rambutnya, dikira bakal keliatan menly sexy imut kayak Cha Uen Woo gitu? Yang ada kayak orang bego. Sekarang fiks aku benci banget sama dia.Aku memakai helm, dan bersiap menaiki sepedah motor. Tiba-tiba aiden pegang tangan ku.“Masuk ke mobil gak?”“Gak mau.”“Masuk!”“Lepasin tanganku!”“Masuk dulu baru aku lepasin.”“Gak mau!”“Kamu ini susah banget ya dibilangin!”“Pergi kamu! Sok-sok an merintah anak orang. Emang aku babu kamu!?”“Heh!? ”“Apa!? Kamu kira aku takut sama kamu?”“Dee.. please lah gak usah kayak gini, lu kayak anak kecil aja. Sadar diri dong udah gede gini.”“Yang ada tuh kamu, sadar diri dong.”“Ayo.. kita naik mobil aja ya...” dia ngomongnya berusaha dilembut-lembutin.“Kagak”“De..”“Kagak.”“Dea.”“Bacot, lepasin. Aku telpon Oma nih sambil nangis-nangis, trus bilang ‘oma aku habis dibentak aiden gak boleh kerumah oma’ biar warisan oma gak jatuh ketangan kamu! Biar mampus kamu!” ejek aku ke Aiden. Aiden ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   6. Perempuan tak ku kenal

    Aku cukup lama di rumah Oma. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Aku dan Aiden berpamitan untuk pulang. Oma memberikan oseng-oseng pare dan kotak hitam. Aku tidak tau isi dari kotak hitam itu."Ini buat kamu ya Cantik. Dijaga baik-baik ya."Aku mengangukkan kepala. Setelah itu mencium tangan Oma, begitupun Aiden. Kamu pun pergi meninggalkan rumah oma.Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamar.Lalu aku bermain game sampek isya, setelah sholat aku mandi dan turun ke bawah. Kulihat Aiden sedang telfonan. Aku langsung ke washtafel buat cuci tangan. Ternyata semua makanan sudah disiapkan. Aku duduk didepan aiden. Aiden mematikan telponnya.“Udah?” tanyaku.“Udah.”“Yaudah yuk makan.. jangan lupa berdoa,” kataku sambil mengambil nasi.“Ambilin aku juga dong,” kata Aiden.“Ogah,” jawabku ketus.“Kan kamu yang ajak aku makan. ”“Ya trus? Kalo males ambil sendiri yaudah sana pergi ngapain disini.”Aiden Cuma pasang muka masam. Lalu kita makan dengan diam, setelah selesai

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   7. Live streaming

    "Aahhh.. sudah ada 50 yang liat. Assalamualaikum semuanya, selamat malam. Udah lama aku gak on i* ya. Kali ini aku mau make up, karena aku punya baju yang sedikit glamour seperti ini aku ingin make up nya juga sedikit glamour juga. Aku akan menunjukkan meja rias aku, karena aku sudah pindah rumah, jadi ini bakal berbeda.” Aku menunjukkan meja riasku. Dan aku sempat baca beberapa komentar. Rasa antusiasku eningkat dengan pesat ketika pengunjung room liveku semakin banyak.‘Ahh.. kangen kakak, udah lama banget gak liat kakak’ komentar baby_joo2‘Gimana kak udah sehat?’ komentar 2nu.mber‘Aduhhh kakak tambah cantik aja komentar koo.voice‘My princess..’ komentar loli.ant‘Wahh.. Dea udah lama gak ketemu, gimana kabarnya?’ini komentar dari temanku.‘Queen Deaaaa backkkkk,’ komentar m.rsyu56‘Lama gak muncul kemana aja kak.. sedih banget aku nungguin kakak,’ komentar ko.kmo‘Good night cantik,’ akunnya arion21. Apa ini Arion?Dan banyak lagi. Aku balikkan lagi kameranya ke arah wajahku.“

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   8. Hangout bareng suami

    Kedatangan Mbok Kencana di tengah malam masih menyisakan getaran di hatiku. Hari ini aku akan pergi keluar dengan Aiden, tapi ga tau kenapa mata aku tidak bisa dibuka. Aku bermimpi, aku tau bahwa ini hanya mimpi atau biasanya disebut lucid dream. Kalau lucid dream kita bisa mengatur mimpi semau kita, tapi dibanding mengatur aku seakan berada di dalam permainan mimpi, aku memang sering seperti ini, tapi hal ini sangat tidak mengenakkan, dimana aku harus menyelamatkan diri aku dari berbagai kejahatan yang ada di permainan ini. Ketika aku tidak berhasil selamat atau aku harus mati di dalam mimpi ini, maka artinya aku harus mengulanginya dari awal. Sebenernya ada jalan pintasnya yaitu bangun tidur, aku sudah mencobanya berkali-kali tapi aku tidak bisa, meskipun aku sudah bangun sebentar aku akan tertidur lagi. Mau tidak mau aku harus menyelesaikan permainan ini atau aku harus bernego dengan pengatur mimpi ini, aku tidak tau siapa yang mengatur tapi aku bisa bernego, biasanya aku harus men

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   9. Kehebohan Geng Aiden

    Ketika masuk ruangan itu, Aiden menyuruhku duduk di sofa, badanku masih lemas banget pengen tidur rasanya. Perempuan itu menghampiri Aiden, ternyata itu sekretaris Aiden namanya Liana. Tiba-tiba ada notif chat, aku membukanya, ternyata dari mama mertua, yang bilang kalau mau kerumah.Aiden menghampiriku. dan mengatakan.“Ayo ikut aku,” ucap Aiden.“Kemana?”“Ayo ikut aja,” ucapnya dan langsung menggandengku. Badanku masih lemas banget. Apalagi laper ini seakan membunuhku. Kita kembali naik lift, badanku rasanya melayang waktu masuk lift. Ternyata lift nya turun, lalu lift terbuka Aiden menyeretku ke satu ruangan tapi dia tidak masuk, aku hanya di belakangnya. Aku berusaha menormalkan tubuh ku yang rasanya sangat tidak nyaman ini.“Oiii!!!!! Pengantin baruuu!” teriak seseorang dari dalam, sepertinya bukan satu orang saja.“Lu sekarang sering bolos ya bro?” suara seseorang dari dalam“Mentang-mentang punya istri anjirr.. ” ucap seseorang yang berbeda lagi.“Ngapa lu gak masuk?” tanya ses

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08

Bab terbaru

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   124

    Aku terdiam mendengar permintaan Aiden, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulutnya. "Satu kesempatan?" gumamku, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Aku menghela napas panjang, mencoba menenangkan hati yang bergejolak. “Dea.” Suaranya semakin mendekat, dan aku bisa merasakan kehangatan tubuhnya saat dia duduk lebih dekat. Tangannya menyentuh lembut jemariku yang masih menggenggam tongkat. Sentuhannya membawa campuran perasaan yang sulit dijelaskan. Entah kenapa ada kemarahan, kesedihan, dan kerinduan yang tak kuinginkan.“Maafkan aku, Dea,” lanjutnya, nadanya penuh penyesalan. Aku menggeleng pelan, meskipun aku tahu dia tak bisa melihat gerakanku. “Pergi dari sini. Aku tidak mau bertemu denganmu lagi.” Kata-kataku menghantam udara seperti bilah tajam. Aku merasakan genggamannya mengendur sejenak, seolah-olah kata-kataku telah memukulnya tepat di tempat yang paling lemah. Aku langsung berdiri, tangan mantan suamiku sempat menahanku. Namun, kukibaskan sek

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   123

    Aku merenung sejenak menerka siapa yang berniat menemuiku. Terdengar Ayah membukakan pintu selebar mungkin. "Ayo, Nak."Kulontarkan tongkatku untuk menuntun langkah kakiku. Semenjak tidak bisa melihat, kupaksakan diriku untuk tetap mandiri. Setelah sekian bulan berlalu, akhirnya Mama dan Ayah membiarkan apapun yang kulakukan. Pada awalnya, mereka akan memaksa untuk menuntunku. Syukurnya lambat laun, Ayah dan Mama hanya membiarkanku berjalan sendiri, tetapi aku tau jika mereka mengawasiku dari kejauhan untuk memastikan tidak terjadi masalah serius.Suara ketukan sandal dan tongkat menggema ke penjuru ruangan. Aku masih menerka-nerka siapa yang datang ke rumah, tapi sampai sekarang aku tidak mendengar suara orang lain di ruangan ini. Bahkan ketika aku sudah duduk cukup lama. Hanya genggangaman Ayah yang semakin mengendur dan perlahan menjauh."Ayah," panggilku pelan karena ku dengar beliau berpindah tempat. Perlahan aku bisa merasakan seseorang bernapas di sampingku. Kutolehkan sedikit

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   122

    "Dia sedang sibuk mengurus perusahaannya. Ternyata sahabat dia sendiri yang menggelapkan uang di cabang perusahaannya, penipuan investor dan banyak lagi. Banyak orang yang terlibat dalam kejahatan itu. Dan sekarang keluarga Gito sedang kalap menyelamatkan semua usaha mereka dan warisan," jelas Ayah yang membuatku sedikit lega. Kata-kata Ayah menggema dalam pikiranku, menyisakan kekosongan yang sulit dijelaskan. Namun, entah kenapa, ada sedikit kelegaan yang mengalir di dadaku. Setidaknya Aiden sedang sibuk dengan dunianya sendiri, mungkin itu alasan mengapa dia tak mencariku atau mencoba menghubungiku."Apa itu Elvaro?" tanyaku yang teringat dengan tingkah aneh pria itu. Nama itu muncul begitu saja di benakku, seperti serpihan teka-teki yang terlupakan. Ditambah Dalbo dan Titik sempat melaporkan beberapa kecurigaan mereka saat aku ada di kantor suamiku. Ah... salah, tapi mantan suami.Ayah mendengkus, seakan jengah dengan informasi yang ia simpan. "Iya. Dia juga bekerja sama dengan We

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   121

    "Kita pulang sekarang, Nak. Ini demi kebaikanmu," ujar Ayah sembari mendorong kursi roda yang kududuki. Ibu mengikuti langkah ayah dengan tergesa-gesa. "Aku sudah memberitahu dokter. Dia mau berkerjasama dengan kita, Mas.""Syukurlah kalau begitu, Bu. Kita haru segera pulang. Cuma di rumah kita, tempat yang aman untuk keselamatan Dea."Suasana di rumah sakit terasa tegang, bahkan langkah kaki Ayah yang biasanya tenang kini terdengar berat dan terburu-buru. Aku duduk diam di kursi roda, membiarkan Ayah mendorongku tanpa perlawanan. “Ibu, kenapa kita harus buru-buru pulang?” tanyaku berusaha mencari penjelasan.“Nak, kita hanya ingin kamu istirahat di rumah. Rumah akan lebih nyaman untuk pemulihanmu.” Suara ibu terengah karena harus berpacu dengan langkah kaki ayah yang cepat.“Tapi, Bu,” aku mencoba membantah, tetapi Ayah memotong dengan nada tegas.“Dea, dengarkan Ayah. Sekarang yang penting adalah keselamatanmu. Kita tidak punya banyak waktu untuk penjelasan. Nanti, kalau sudah di r

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   120

    Entah sudah berapa lama aku terkapar dalam kegelapan. Samar-samar aku mendengar isakan tangis perempuan meranyap di indera pendengaranku."Kenapa nasib putri kita seperti ini, Mas?" itu suara ibuku.Ayah menghela napasnya panjang. "Aku juga tidak tahu, Bu. Padahal kamu tahu sendiri bagaimana aku menjaga putri kita." "Kenapa putri kita digariskan takdir yang sangat tragis begini. Kenapa tidak aku saja, Ya Allah! Kenapa putriku harus semenderita ini! Apa salah dia!" Ibu terdengar meraung di sana."Bu, tenang. Kita sedang berada di rumah sakit.""Tenang bagaimana, Yah?! Dea sudah koma selama dua bulan! Kamu minta aku tenang! Putri kita sedang berada di antara hidup dan mati!" Hah? Dua bulan? Selama itukah aku terkapar di sini. Aku masih tidak bisa melihat apapun. Bahkan aku untuk menggerakkan tubuh saja sulit. Suaraku terasa hilang begitu saja. Akhirnya aku hanya bisa mengerang pelan untuk memberitahu orang tuaku kalau aku sudah siuman.Butuh banyak tenaga untukku memberikan sinyal pad

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   119

    Setelah dibawa ke kamar pemulihan, aku berbaring di atas ranjang. Wajahku yang masih tertutup perban, tapi aku merasakan sedikit kehangatan dari jendela kamar yang diterangi sinar matahari. Rasanya aneh, aku tidak tahu apakah itu pagi atau siang. Bagiku dunia seperti tempat yang jauh dan tak terjangkau.Ayah duduk di kursi sebelah tempat tidur. Beliau menggenggam tanganku erat. "Kamu sangat kuat, Nak. Operasi ini adalah langkah besar. Dokter bilang kemungkinan kamu akan sembuh total." Suaranya penuh optimisme, tetapi ada hati-hati di balik kalimatnya.Aku tersenyum kecil, meskipun dalam hati ada rasa gelisah yang sulit dihilangkan. "Ayah," panggilku pelan, mencoba mencari celah untuk bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia."Ya, Sayang?"Aku terdiam sejenak, lalu menarik napas panjang. "Bagaimana kabar di sana? Tentang kasus itu." Rasanya sangat berat mengatakan keingintahuanku. Namun, aku harus mencobanya, "Sony, Hendro, dan semua kejahatan mereka. Apa semuanya suda

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   118

    Ruangan operasi dipenuhi oleh suasana yang hening, hanya suara monitor detak jantung yang berdentang lembut. Lampu-lampu terang menyinari meja operasi, membuat setiap sudutnya terlihat steril dan berkilau. Aku berbaring dengan tubuh tertutup kain bedah, hanya menyisakan area wajahku yang terlihat. Meski tak bisa melihat apa-apa, aku merasakan udara dingin dari ventilasi ruangan menyentuh kulitku. “Baik, kita mulai sekarang,” suara dokter terdengar tegas tapi tenang. Beliau mencoba memberikan rasa aman di tengah kegelisahanku. “Mrs.Dea, Anda tidak akan merasakan sakit, tapi kami akan tetap memberikan anastesi lokal untuk kenyamanan.” Aku mengangguk pelan, meskipun jantungku berdegup kencang. Tubuhku terasa kaku di bawah tekanan emosional. Rasanya seperti berada di antara harapan besar dan ketakutan yang sulit diprediksi. “Tarik napas perlahan, Nona Dea,” seorang perawat berkata lembut di telingaku, membantu menenangkan. Aku mencoba mengikuti instruksinya, menarik napas dalam-dalam, l

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   117

    Aku menatap Ayah dengan raut penuh pertanyaan, tapi aku tahu dia tak akan memberiku jawaban lebih dari itu. "Istirahatlah, Sayang. Kita akan bicara lagi besok pagi," katanya dengan nada yang lebih lembut, sebelum melangkah keluar dari kamar.Kata-katanya terasa menggantung, menyisakan banyak pertanyaan yang berputar di kepalaku. Perkembangan baru? Apa itu berarti ada harapan untuk penglihatanku? Tapi bagaimana dengan kasus ini? Apakah benar aku harus pergi sekarang, meninggalkan semua ini di tengah jalan?Aku menghela napas panjang, berusaha meyakinkan diri bahwa semua ini adalah keputusan terbaik. Namun, tidur tetap menjadi hal yang mustahil malam itu. Suara di ruang tamu hotel, samar-samar terdengar dari balik pintu, menunjukkan diskusi serius antara Ayah dan seseorang. Aku berusaha menutup telinga, tetapi rasa ingin tahu tetap mengalahkan.***Keesokan harinya, suasana sarapan terasa canggung. Ayah dan Ibu tampak saling membisu, sementara Nio, yang biasanya penuh semangat, memilih

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   116

    Setiap orang di ruangan seperti menahan napas, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Pengacara Sony berdiri dengan percaya diri, menyodorkan dokumen tambahan yang membuat hakim terlihat serius saat membacanya. Bisikan-bisikan kecil dari para penonton sidang mulai memenuhi ruangan.“Yang Mulia,” kata pengacara itu, suaranya tegas namun penuh intrik, “Dokumen ini menunjukkan bahwa Sony dan Hendro hanyalah pion dalam permainan ini. Ada individu yang lebih besar, lebih berkuasa, yang berada di balik kegiatan ini. Orang itu telah mengarahkan semua operasi ilegal yang melibatkan perdagangan hewan langka, hingga ancaman pada saksi utama, Saudari Dea.”Aku merasa tangan Ayah menggenggam erat bahuku, seolah ingin memastikan aku tetap tenang. Namun, pikiranku berputar, mencoba mencerna pernyataan itu. Individu yang lebih besar? Siapa lagi?Hakim mengetukkan palunya pelan, meminta ketenangan di ruang sidang. "Apakah Anda memiliki bukti kuat untuk mendukung klaim ini?" tanyanya dengan suara

DMCA.com Protection Status