Kaylee baru saja menyelesaikan sarapannya. Malam tadi, dirinya tidur sendirian dan tak tahu Kenzo tidur di mana. Kedatangan Gabriella membuatnya benar-benar tidak nyaman.
"Enak ya, jadi istri kontrak! Cuma menemani di atas ranjang saja. Bisa-bisanya Kenzo memilih wanita sepertimu untuk menjadi istrinya!"Kaylee yang hendak beranjak langsung mengurungkan niatnya ketika Gabriella berkata seperti itu. Tentu saja ia sangat tersinggung dengan ucapannya, yang pasti ditujukan hanya untuknya."Masalahmu apa? Apa kamu punya masalah denganku? Bahkan kita tidak saling mengenal," jawab Kaylee menatap Gabriella dengan santai."Aku memang tidak punya masalah denganmu, tapi aku tidak suka saja padamu. Kamu sangat tidak pantas untu Kenzo yang tampan dan kaya. Well, ya sudahlah, sebentar lagi juga kamu akan dibuang olehnya!"Gabriella mengupas buah jeruk dengan senyum sinis karena berhasil membuat wajah Kaylee memerah. Sekuat tenaga Kaylee menahan emosin"Lepaskan kami! Apa-apaan ini, kalian siapa?"Yola dan Bryan berteriak histeris ketika dipaksa masuk ke dalam gudang kosong yang berada di pinggir laut. Beberapa orang berpakaian hitam itu tak menjawab pertanyaan mereka, membuat keduanya bertambah kesal."Jawab brengsek! Siapa kalian, hah? Lepaskan kami, atau kami laporkan ke ....""Richardo!"Keduanya terpaku di tempat ketika sudah masuk ke dalam gudang. Richardo, sang anak tengah terikat di sebuah kursi dengan keadaan yang menyedihkan. Pakaiannya berlumuran darah, disebelah tangannya ada luka memanjang. Dia tidak sadarkan diri."Richardo, anakku!""Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan padanya?" jerit Yola tak tertahankan melihat anaknya yang tak berdaya.Dua polisi yang menjaga Richardo segera membantu empat anak buah Kenzo untuk mengikat tubuh wanita dan pria tua yang sedari tadi tidak berhenti berteriak tersebut."Richardo, Richardo! Apa yang terjadi padamu, Nak! Ini Mama!" jeritnya menoleh ke samping namun, pria itu tetap tak ber
"Kami mohon jangan lakukan ini, Kenzo, kami mohon!"Yola dan Bryan terus mengiba meminta ampun. Sedangkan Richardo sudah mulai sadar dan terkejut melihat kedua orangnya juga menjadi sandera seperti dirinya."Kenzo, apa yang kamu lakukan pada mereka?" tanyanya dengan napas tertahan karena luka di lengannya masih terasa sakit."Apa yang aku lakukan, tak seberapa dengan apa yang kalian lakukan pada kedua orang tua ku."Bryan mulai tersulut emosi karena Kenzo tak kunjung melepaskan dirinya. Ia pun tiba-tiba tertawa hingga Kenzo menolehkan wajahnya dengan dahi berkerut."Itu memang pantas di dapatkan oleh kedua orang tuamu. Mereka sudah cukup hidup bahagia, sedangkan kami, kami harus selalu hidup susah. Dia kaya, sedangkan kami, kami kekurangan. Dan aku sengaja melakukan itu karena aku membenci mereka. Saat mereka mati, aku adalah orang yang sangat bahagia. Andai kamu ikut mati, pasti semua harta itu jatuh ke tangan kami?"Bryan terus tertawa seolah perkataannya itu adalah sebuah lelucon. S
Mobil itu meluncur masuk ke halaman rumah dengan kemewahan yang tak terbantahkan. Kenzo melangkahkan kakinya keluar dengan langkah panjangnya.Ketika pintu rumah terbuka, senyuman Kaylee adalah pemandangan pertama yang dia lihat. Wajahnya yang cantik tercermin dalam cahaya senja, membuat Kenzo sejenak terdiam.Senyum merekah di bibirnya saat Kenzo mendekatinya. "Kamu sudah pulang, sayang?" tanyanya dengan lembut, sambil memeluknya erat.Lagi-lagi Kenzo hanya mampu tertegun di tempat. Ada apa dengan istri kontraknya? Tidak biasanya ia bersikap seperti ini? Tetapi, Kenzo menyukai momen itu. "Ya, aku baru saja pulang!" jawab Kenzo salah tingkah karena mata indah dengan bibir merah muda itu berada di hadapannya dengan jarak yang sangat dekat.Untuk sesaat mereka berdua saling bertatapan, membiarkan suasana mengalir dalam keheningan senja yang indah. "Lebih baik kita masuk! Udara diluar sangat dingin!"Kaylee meraih tas kerja milik Kenzo dan menarik lengannya untuk masuk ke dalam rumah. K
"Boleh aku bertanya, Tuan?" ucap Kaylee yang berada di samping Kenzo. Mereka masih berada di bawah selimut setelah selesai melakukan hubungan suami-istri."Tanya apa?" Kenzo menolehkan wajahnya dan tersenyum sangat manis. Senyumnya mampu membuat getaran di hati Kaylee. Untuk pertama kalinya, wanita itu sangat merasa bahagia berada di sisi suaminya."Apa yang Tuan katakan tadi serius? Kalau tidak ada lagi pernikahan kontrak! Lalu bagaimana dengan kita!""Kapan aku tidak pernah serius dengan ucapanku?"Kenzo mengatur posisi. Ia membalikan tubuhnya hingga berhadapan dengan Kaylee yang masih berada disampingnya."Aku sungguh-sungguh dengan ucapanku! Mari kita akhiri pernikahan kontrak ini. Kita sudah sah di mata hukum dan agama. Jadi lupakan saja kesepakatan itu!" jawab Kenzo begitu tenang mampu membuat Kaylee meneteskan airmata matanya."Apa itu artinya, Tuan....."Kaylee tak melanjutkan perkataannya. Ia terlalu takut mendengar jawaban dari pria itu. Takut jika jawabannya tak sesuai deng
"Kenzo!"Gabriella mendekat ketika melihat Kenzo yang baru saja keluar dari kamarnya. Wanita itu langsung bergelayut manja di lengan Kenzo membuat Kenzo tidak nyaman dan langsung melepaskan pegangan tangannya.."Ayolah, kamu kan, sudah janji mau menemaniku hari ini!" bujuk Gabriella merajuk."Ini kan, sudan malam. Kenapa tidak besok saja. Bukankah sudah kubilang tadi, aku tidak bisa!" jawab Kenzo dengan tegas.Gabriella mengerucutkan bibirnya kesal mendengar Kenzo yang kembali menolaknya.Padahal sebelumnya, Kenzo terlihat bisa saja dan tak banyak menolak."Ada apa denganmu? Kenapa kamu berbeda?" tanya Gabriella."Jadi benar, wanita itu sudah mencuci otakmu, sampai kamu tidak mau menerima permintaan ku! Bahkan hanya untuk sekedar menemaniku saja kamu menolaknya.""Cukup, Gabriella! Tidak ada yang mencuci otak siapapun. Tolong hargailah, dia istriku ...."Gabriella terpaku, matanya membelalak dalam kekecewaan mendalam. Ketika akhirnya pemahamannya menemukan pijakan, gelombang sesak teru
Di dalam kamarnya yang sunyi, Kaylee duduk sendirian di tepi tempat tidur dengan ponsel yang berada di pangkuannya. Layar ponsel yang gelap menampakkan tidak ada kehidupan, tidak ada pesan atau panggilan masuk dari Kenzo. Sementara waktu terus berlalu, hari semakin larut malam dan angin mulai menusuk tulang. Kaylee merasakan dinginnya salju yang menyusup masuk ke dalam ruangan, membuatnya menggigil meskipun sudah memakai beberapa lapisan pakaian tebal. Rasa dingin di dalam hatinya semakin memperkuat kesendirian yang ia rasakan di malam itu."Kenapa tak ada kabar? Apa yang sebenarnya terjadi? Semoga semuanya baik-baik saja!"Rasa cemas mulai merayapi pikirannya, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di rumah sakit? Kaylee bingung dan tak tahu harus melakukan apa? Hendak menyusul ke Rumah sakit, tapi dia tak tahu dimana alamatnya. Beberapa kali menghubungi Kenzo, tapi tak kunjung ada jawaban."Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Harusk
Esok pagi, sinar mentari menyinari koridor rumah sakit, menciptakan bayangan di dinding putih. Haris baru saja tiba di rumah sakit tempat Gabriella dirawat.Di sana, di sudut ruang tunggu, ia melihat dua sosok familiar, Marko dan Digo. Kedua pria itu segera mengangkat kepalanya dan membungkukkan tubuh mereka dengan hormat saat melihat Haris mendekat. "Tuan Haris!" sapa keduanya."Di mana Kenzo?" tanyanya mengedarkan pandangan, namun belum menemukan seseorang yang ia cari."Tuan semalam pulang, karena harus menemani istrinya. Kami akan segera menghubunginya!""A-apa? Istri?"Haris membelalakkan matanya, seakan tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya dari Digo. Pertanyaan itu menyelinap ke dalam benaknya. Kapan Kenzo menikah? Bagaimana mungkin dia tidak tahu? "Iya, Tuan!"Kemarahan sudah tercetak jelas di wajahnya. Ia benar-benar merasa tidak senang mendengar kenyataan itu. Sebab ia sudah meminta Kenzo
Chapter 43 Istri 500 JutaKenzo menarik lengan Kaylee melewati koridor rumah sakit yang sunyi, langkahnya yakin dan hatinya teguh. Tidak peduli jika Haris akan marah padanya, karena Kenzo ingin mereka tak terus mengharapkannya. Ia yakin kalau keputusannya sudah tepat. "Mereka pasti akan marah! Aku takut, mereka dendam padamu!" ucap Kaylee hingga membuat sang suami menoleh."Aku tidak peduli. Sudah cukup mereka mengusik kehidupan pribadiku!" jawabnya dengan suara tegas.Keduanya kini masuk ke dalam mobil. Kenzo menoleh pada Kaylee dan menggenggam tangannya."Boleh aku meminta satu hal padamu?" tanyanya membuat wanita itu ikut menolehm"Apa itu?""Apapun yang terjadi, tetaplah bersamaku!" Kaylee melipat keningnya tak mengerti dengan apa yang di katakan suaminya. Karena ia tak mau banyak bertanya, akhirnya ia memilih untuk menjawab iya."Tentu saja aku akan selalu bersamamu. Kamu bukan lagi Tuan lemari e