"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala. "Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia. "Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel. "Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia. "Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar. "Kalau begitu kamu
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
Setelah kondisi Greesel yang sudah jauh lebih baik yang akhirnya Adrian membawanya pulang ke rumah berjalan mereka. "Greesel kamu kenapa sudah kembali?" tanya Eyang yang baru saja keluar dari bus tersebut."Eyang baru saja mau ke rumah sakit dan kamu sudah ada di sini," ucap Eyang."Greesel sudah lumayan Eyang dan lagi pula di rumah sakit sangat jenuh," jawab Greesel."Bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan, kalau kamu sudah lumayan. Lihat wajah kamu masih begitu pucat," ucap Eyang."Aku sudah mengatakan kepada Greesel untuk menginap satu hari lagi di rumah sakit dan dia tetap memaksa untuk pulang," ucap Adrian."Greesel seharusnya kamu dengarkan apa yang dikatakan suami kamu. Kamu tidak boleh keras kepala dan bagaimana jika kondisi kamu semakin buruk," ucap Eyang yang begitu panik. "Eyang. Greesel sudah mengatakan baik-baik saja dan insyallah Greesel akan baik-baik saja," jawab Greesel dengan tersenyum."Kamu benar akan baik-baik saja?" tanya Eyang lagi yang kurang yakin. Greesel
Greesel yang berada di dalam kamar tampak tidur tidak tenang, dia berbaring miring dengan kedua tangan yang disatukan di bawah pipinya dan Adrian di sebelahnya sudah tertidur dengan berbaring lurus. 'Kenapa Bu Gracia harus memilih pergi di tengah kesalah pahaman yang dia terima. Aku tidak ingin bekerja memiliki pemikiran bahwa aku benar-benar sudah mengkhianati semua perjanjian itu. Tapi aku juga tidak tahu kalau semua akan menjadi seperti ini. Tidak ada yang tahu bagaimana hubungan kami selanjutnya seperti apa," batin Greesel yang ternyata masih memikirkan tentang Gracia. Hal itu membuat Greesel tidak bisa tidur yang masih membayangkan semua kata-kata Gracia dan keributan Gracia dan Adrian di depan matanya. Tiba-tiba Greesel merasakan pelukan di tubuhnya. "Kenapa belum tidur?" tanya Adrian yang memejamkan matanya yang memeluk sang istri dari belakang. "Kamu memikirkan apa?" tanya Adrian. "Tidak apa-apa. Hanya tidak bisa tidur sedikit saja," jawab Greesel. "Jangan memikirkan
Setelah mendengar semua pengakuan sang istri Adrian memeluk istrinya kembali dengan sangat erat yang seolah tidak ingin melepaskan. "Aku benar-benar akan menjaga kamu. Tidak akan aku biarkan kamu sampai kenapa-napa. Apapun yang terjadi jamu adalah tetap menjadi satu-satunya istriku. Kita akan menjalani pernikahan ini," ucap Adrian. "Aku percaya semua itu. Aku juga berharap kamu tidak akan membuatku kecewa," sahut Greesel. 'Tetapi masih ada satu hal yang aku rahasiakan dari kamu Greesel. Kamu dalam mengetahui kebenaran yang besar dan aku tidak tahu apakah ini akan membuat kamu terluka dan tidak bisa memaafkanku,' batin Adrian yang tiba-tiba kepikiran. 'Tetapi aku berharap semua baik-baik saja. Aku berharap kamu bisa menerimaku apa adanya dan bisa memberikan pintu maaf padaku,' batin Adrian yang hanya bisa berharap pada sang istri. Jika pasangan suami istri itu yang berpelukan setelah mengungkapkan perasaan yang ada dan sementara Gracia yang berada di dalam pesawat yang duduk di
Perjalan bisnis yang ditentukan Eyang menggunakan rumah berjalan Akhirnya selesai juga yang menyimpan banyak cerita dan juga perpisahan dan pasti ada persatuan. Setelah bertemu beberapa hari melakukan perjalanan yang mana mereka juga sudah tinggal beberapa hari kembali ke Jakarta.Kembali ke Jakarta hal yang pertama dilakukan Adrian adalah memeriksa kandungan istrinya. Tetapi syukur-syukur tidak ada masalah pada kandungan itu yang semuanya baik-baik saja dan aman-aman saja.Adrian dan Greesel juga sama-sama sepakat untuk tidak membahas Gracia lagi dan kesepakatan itu yang memang jika terus dibahas, maka tidak akan pernah ingatkan. Greesel saat ini berdiri di depan Adrian memakaikan dasi untuk Adrian."Kenapa melihatku seperti itu terus?" tanya Greesel."Bagaimana tidak melihat wanita yang sangat cantik ini," jawab Adrian yang membuat Greesel tersenyum yang mendengarkan pujian dari suaminya itu."Benarkah seperti itu?" tanya Greesel."Aku coba tanya sama kamu. Memang kamu tidak cantik?
Elang yang tampaknya kepanasan dengan apa yang dikatakan Adrian."Jika masalahku sudah selesai dan aku bisa mengambil keputusan. Maka kau juga sebaiknya menyelesaikan masalah dan bukan malah sok menggurui ku. Ambil keputusan dan tindakan. Jangan mau dua-duanya. Di antara kita berdua siapa yang lebih munak. Kau menghabiskan banyak malam dengan Gracia dan sementara kau tetap melanjutkan pernikahan. Jadi yang pengecut itu adalah dirimu dan bukan aku!" tegas Adrian.Tidak ada yang dikatakan Elang yang mungkin benar apa yang dikatakan Adrian. Jika dirinyalah saat ini yang tidak tahu posisinya mengarah ke mana.Greesel yang sudah keluar dari rumah yang sejak tadi buru-buru membawa berkas-berkas Adrian dan betapa terkejutnya Greesel saat melihat Elang yang masih mencengkram kerah baju suaminya yang mampu membuat Greesel melotot."Apa-apaan ini!" Greesel yang terlihat tidak terima langsung menarik tangan Elang untuk menjauh dari Adrian."Kalian ingin bertengkar di sini. Ada Eyang bagaimana ji
Karena keributan yang terjadi antara Elang dan Adrian yang akhirnya membuat Adrian tidak jadi pergi yang kembali memasuki kamar bersama dengan Greesel dengan tangan Adrian yang masih memegang tangan istrinya."Dia yang mencari masalah terlebih dahulu denganku," ucap Adrian yang masih terlihat begitu kesal yang sudah berdiri di hadapan Greesel."Memang apa yang terjadi dan kenapa tiba-tiba dia mengatakan tentang Palembang?" tanya Greesel yang pasti sangat kepikiran dengan apa yang dikatakan Elang.Mendengar hal itu buat Adrian menelan salivanya. "Kamu jelas tahu masalah Palembang. Bukankah kota yang kita kunjungi terakhir kali dan di sana juga terbongkar bagaimana hubungan mereka, di sana juga aku memutuskan Gracia dan itu yang terjadi!" jelas Adrian yang pasti berbohong.Greesel terdiam yang sangat jelas dari wajahnya kelihatan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Adrian. "Ada apa Greesel! kamu tidak percaya dengan apa yang aku katakan?" tanya Adrian."Aku aku mempercayai kamu da
Akhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi."Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik."Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter."Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter."Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian."Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter."Baik Dokter," sahut Asti."Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala."Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang."Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia."Iya Adrian. Aku terus tenang dengan kehadiran baik
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Adrian hari ini ke hotel karena ada pekerjaan yang harus dia laksanakan. Karena Greesel memilih pergi dari rumah dan akhirnya acara yang sudah disiapkan Eyang tidak terjadi. Eyang tidak bisa melakukan apa-apa karena bukan lagi masalah pernikahan palsu yang direncanakan Adrian dan Greesel. Ini sudah menjadi urusan Greesel atas masa lalu kematian ayahnya yang melibatkan Adrian. Eyang sudah tidak memikirkan bagaimana rasa kecewanya telah ditipu oleh wanita yang sudah dianggap sebagai cucu sendiri. Dia hanya memberikan semangat kepada Adrian untuk menyelesaikan masalahnya dan dia juga berharap agar Greesel bisa kembali ke rumah dan berbicara dengannya. Tetapi apapun yang dilakukan Adrian ternyata tidak membuahkan hasil. Bahkan dia sudah pernah mencoba datang beberapa kali ke rumah Greesel dan Greesel yang tidak membiarkan dirinya untuk bertemu dengan suaminya. Asti juga tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan Greesel dan Adrian yang menyelesaikan semua masalah mereka yang ter
Greesel yang sudah berada di rumah Asti dengan Greesel yang berada di atas sofa dengan kepalanya yang di pangkuan Asti. Asti mengusap-usap rambut Greesel yang mencoba untuk menenangkan Greesel yang berbaring di pangkuannya."Ibu tahu apa yang kamu rasakan sayang. Ini memang sangat tidak mudah. Tetapi semua ini sudah menjadi takdir. Tidak ada yang bisa mengubahnya," ucap Asti yang mencoba untuk membuat pengertian."Sejak tadi Greesel menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak bereaksi apapun dan bahkan tidak kaget. Apa jangan-jangan sebenarnya Ibu sudah mengetahui semua ini?" tanya Greesel memastikan."Ibu memang mengetahui apa kaitan Adrian dengan kematian Papa kamu. Saat itu Mama juga kaget dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Ibu mencoba mencari tahu dan sepenuhnya bukanlah kesalahan Adrian," jawab Asti."Bagaimana mungkin ini bukan kesalahan dia. Dia seorang bos yang memiliki pendidikan. Dia seharusnya bisa melihat di sekelilingnya, jangan mengambil keputusan atau bertindak de
Greesel yang tidak mengatakan apa-apa lagi yang kembali memasukkan pakaian itu ke dalam koper dan bahkan dia sudah selesai melakukannya dan merasa dengan cepat dan menurunkan dari atas ranjang. "Greesel!" Adrian menghentikan istrinya saat ingin pergi. "Kita bisa membicarakan semua ini, aku bisa menjelaskan semua kepada kamu. Aku mohon beri aku kesempatan!" ucap Adrian."Tidak ada kesempatan untuk orang yang sudah menghancurkan hidupku. Kamu adalah laki-laki manipulatif yang pernah aku kenal. Kamu sangat jahat Adrian!" tegas Greesel yang langsung menjatuhkan tangan Adrian begitu saja dan Greesel yang langsung pergi "Greesel tunggu!" Adrian yang tidak mungkin membiarkan Greesel dan langsung menyusul dengan Greesel yang bersusah payah membawa kopernya menuruni anak tangga. "Greesel! aku tidak akan membiarkan kamu pergi kemanapun!" tegas Adrian yang menghalangi jalan Greesel yang sudah berada di bawah anak tangga dengan kedua tangannya yang merentang. "Kamu minggir dari hadapanku sek