“Buka kedua pahamu sekarang,” pinta Andreas pada Reyna yang wajahnya nampak sangat memerah. Andreas membalikan tubuh Reyna ke belakang hingga berhasil membelakanginya. “Ah!” lenguhan panjang Reyna terdengar begitu seksi di telinga Andreas ketika pria itu berhasil memasukan batangnya ke dalam goa miss v istri kontraknya. “Ehmnshh! Mnssghshhfuzkssnyyeeash!” lenguh Andreas seraya memaju mundurkan pinggulnya. “Ehmnsgh, Pak Andreas,” lenguh Reyna dengan lembut ketika satu tangan Andreas meremas buah dada kirinya. “Ah…Reyna!” desah Andreas tepat di depan telinga wanita itu. “Enakbangetmmg…smmangsh!” lenguh Andreas tak kuasa menahan nikmatnya bercinta. Reyna menoleh ke belakang membuat Andreas tanpa berpikir segera melahap habis bibir wanita yang berada di depannya itu. “Mmssrlssrrrppp!” suara ciuman keduanya membuat Andreas tak dapat menahan juniornya yang mulai terasa berkedut seakan ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. “Ah! Pak Andreas pelan-pelan!” ujar Reyna yang terasa sa
“Emngh…, Pak Andreas rasanya aneh sekali,” lenguh Reyna pada Andreas yang nampak tersenyum miring dengan pandangan aneh. Tangan Reyna digenggam erat oleh Andreas ketika terlihat akan mengambil vibrator di bawah sana. “Kita bahkan memulainya Reyna,” ujar Andreas sebelum mengambil remotnya.“Ah!” Reyna melenguh saat vibrator tersebut berbunyi bahkan bergerak di dalam miss v-nya sendiri. “Ehmngh, Pak Andreas,” lenguh Reyna seraya menggenggam erat siku Andreas yang berada di sampingnya persis. “Apa rasanya sakit?” tanya Andreas yang khawatir jika saja benda ini berbahaya dan menyebabkan rasa sakit untuk Reyna. Reyna menggeleng. “Rasanya hanya sedikit geli,” ujar Reyna membuat Andreas mengangguk kala itu tanpa menghentikan gerakan tangannya yang kini kembali memencet tombol yang bertuliskan level 2. “Ahh! Ahh! Pak!” lenguh Reyna semakin kencang sembari menggerakan sedikit pinggulnya karena merasa kurang nyaman. Andreas mengambil tangan Reyna. “Pakamngsh…!” lenguh Reyna dengan mata be
Reyna terbangun dari tidurnya, wanita itu mengerjapkan matanya perlahan dan menemukan Andreas yang berada tepat disampingnya. Perlahan wanita itu menjauh dan menyadari bahwa tubuhnya terasa sangat lengket, Reyna akhirnya mandi untuk membersihkan diri. Tak lupa wanita itu keramas untuk mencuci rambutnya yang nampaknya terkena keringatnya. “Tadi malam, sebenernya benda apa yang di masukan Pak Andreas ke dalam tubuhku?” pikir Reyna dengan wajah memerah karena mengingat kejadian tadi malam lagi. Ia juga baru menyadari bahwa nampaknya kemarin tidak terjadi apa apa lagi selain bermain dengan mainan baru bosnya. “Hem, nampaknya aku benar benar ketiduran,” gumam Reyna. “Kalau aku tidak ketiduran mungkin kami sudah melalukannya lagi,” ucap Reyna di bawah guyuran air shower sampai dimana pintu kamar mandi yang lupa dikuncinya terbuka lebar. Di balik kaca berbuansa kayu Reyna mengintip bahwa Andreas yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi. “Pak Andreas disini ada saya,” ujar Reyna yang be
Belum sempat Andreas membalas ucapan Reyna, wanita itu malah nampak tertawa kecil sebelum akhirnya tawa tersebut menggelegar. “Tunggu, Reyna kamu baik-baik saja?” tanya Andreas pada Reyna yang mengangguk namun tubuhnya mulai tumbang sehingga Andreas harus menangkapnya. Reyna kini masih tertawa sendirian dengan gelagat seperti orang yang sedang mabuk. “Hei, Reyna!” panggil Andreas yang berusaha untuk menyadarkan Reyna. Pria itu memilih untuk mendudukan Reyna di atas sofa lebih dulu, sebelum mencari tahu akar masalah dari apa yang saat ini terjadi. Andreas menuju ke dapur untuk memeriksa sesuatu, karena ia sedikit curiga dengan apa yang sebelumnya Reyna konsumsi. “Pak Andreas, mau kemana?!” tanya Reyna ketika Andreas berjalan ke arah dapur. Andreas memicingkan matanya ketika melihat botol putih yang mirip dengan sirup manis di atas meja. “Apa dia menggunakan ini?” pikir Andreas sebelum akhirnya mengambil botol tersebut untuk diciumnya. “Ehmn, pantas saja. Dia bahkan menggunakan a
Reyna bangun di hari langit sudah gelap. “Pak Andreas mau kemana?” tanya Reyna ketika Andreas tengah berkaca di hadapan cermin saat ini dengan pakain rapih. “Saya mau keluar,” ucap Andreas dengan nada dinginnya para Reyna yang nampaknya hanya bisa menganggukan kepalanya. “Saya tidak akan pulang malam ini, jangan menunggu saya,” ucap Andreas dengan nada dingin.Reyna mulai berpikir tentang apakah dirinya baru saja melakukan kesalahan, karena merasa bahwa Andreas baru saja bersikap sedikit jutek kepadanya. “Apa aku salah dengar ya?” gumam Reyna sendirian. Reyna menatap kepergian Andreas sore ini, padahal jika Reyna lihat lewat balkon hari sudah semakin gelap. “Nggak biasanya Pak Andreas jalan sendiri dan meninggalkanku, apa ada urusan pribadi ya?” pikir Reyna sendirian. Andreas keluar dari penginapan saat itu juga, sedangkan Reyna yang khawatir ada sesuatu yang terjadi pada Andreas akhirnya menyusul keluar. Berniat membuntuti suami kontraknya itu. Dan berhentilah mobil Andreas di
Reyna memasuki kamar penginapan di pagi hari buta agar kepulangannya dari rumah sakit kemari tidak bentrok dengan kepulangan Andreas. Namun ia terkejut ketika melihat Andreas yang berada di depan televisi. “Bapak sudah pulang?” tanya Reyna pada Andreas yang tak menjawab pertanyaannya. “Saya habis dari pasar subuh di Jepang,” ucap Reyna yang berbohong pada Andreas yang nampaknya juga tidak perduli pada dirinya. Namun ketika dirinya melangkah masuk ke dalam kamar, ia melihat satu bantal di atas kasur menghilang. Reyna langsung menoleh dan menyadari bahwa bosnya pasti sengaja memindahkan satu bantal tersebut ke sofa ruang tamu. “Apa saya harus pindah kamar?” tanya Reyna dengan mata yang nampaknya sedang menahan tangis. “Tidak perlu,“ ucap Andreas membuat Reyna mengangguk seraya tersenyum pada bosnya. Reyna memukul kecil dadanya. “Kenapa aku sensitif sekali, apa karena mau datang bulan ya?” gumam Reyna sendirian. Di dalam kamar, Reyna terus bertanya tanya dengan apa kesalahan yang
Andreas masuk ke dalam kamar lalu mendekati Reyna yang dengan perlahan pria itu coba untuk bangunkan. Andreas merasa khawatir jika Reyna belum makan dan mungkin bisa menyebabkan wanita itu sakit. “Reyna,” panggil Andreas pada Reyna yang sedang tidur. Reyna nampak menggelengkan kepala perlahan dalam tidurnya. “Apa dia sedan bermimpi buruk?” gumam Andreas khawatir. Andreas mengambil tangan kanan Reyna untuk dipegangnya. “Hei, Reyna waktunya makan,” ucap Andreas pada Reyna yang perlahan membuka matanya dengan sayu. “Pak Andreas pasti mulai membenci saya,” ucap Reyna dengan lirih sembari mengeluarkan setetes air matanya menatap ke mata Andreas. “Bapak pasti ingin menceraikan saya setelah kita pulang liburan bukan?” lirih Reyna kembali membuat Andreas mengerutkan keningnya seakan tak setuju dengan ucapan istri kontraknya itu. “Dengar dari mana semua lelucon itu?” tanya Andreas seraya menahan kekesalan. Reyna menelan salivanya lalu mengeratkan tangannya dipegangan tangan Andreas saat
Satu kecupan diberikan Andreas untuk Reyna yang perlahan membuka matanya lalu mengalungkan tangannya ke leher Andreas sebelum memajukan bibirnya untuk mencium pria itu kembali.Andreas jelas tak bisa menolaknya, bibir Andreas dengan sigap membalas lumatan bibir Reyna kala itu. “Emnsgh…, mngshnsgh!” lenguh Reyna ketika Andreas memegang pinggangnya begitu mesra. Lidah Andreas menyentuh bibir Reyna serta mengoyak habis isi di dalam mulut wanita tersebut. “Ah!” lenguh Andreas yang dengan lembut mencium tekuk istri kontraknya tersebut. Namun saat Reyna hendak membuka resleting celana pendek milik Andreas, pria itu dengan sigap menahan tangannya. “Pak Andreas?” lirih Reyna seraya menatap wajah Andreas dengan wajah memelas membuat Andreas tak dapat berkata-kata namun juga tak mengizinkan Reyna untuk membuka celananya. Reyna mengerutkan keningnya seraya memanyunkan bibirnya. “Katanya kita mau pergi bukan?” ujar Andreas membuat eskpresi Reyna kembali berubah senang. Wanita itu bangun dari