Reyna berjalan di belakang Andreas yang kini tengah bermain di ponselnya, sedangkan dirinya yang seorang wanita membawa dua koper di tangannya. “Bulan madu macam apa ini?” kesal Reyna dalam hatinya meruntuki Andreas saat itu. Hingga keduanya berhasil masuk ke dalam pesawat dan hanya membawa barang-barang penting saja. Tempat duduk keduanya bersebelahan karena mereka menggunakan kelas bisnis. Reyna menyalakan televisi di depan sedangkan Andreas terlihat membaca majalahnya ketika pesawat mulai lepas landas dan akan turun di negara Jepang. Reyna sedikit mencuri-curi pandang pada Andreas yang masih terlihat membaca majalah bisnis tepat di sampingnya, sampai seorang pramugari menawarkan cemilan khas jepang kepada wanita itu. Reyna dengan senang hati menerimanya, wanita itu terlihat memakan kue bolu berbentuk hati dengan hiasan coklat berbentuk bunga sembari menonton film. “Wah, pria seperti itu memang tidak bisa dipercaya,” ujar Reyna membuat Andreas nampak sedikit melirik film yang s
Tangan Andreas juga terasa aktif meremas salah satu buah dada Reyna yang masih tertutupi kaos putih yang tengah digunakan wanita itu. "Putar tubuhmu membelakangi saya," perintah Andrras pada Reyna yang kini tengah membelakangi pria yang sedang membuka resleting celana pendeknya. “Ah!” lenguh Reyna saat Andreas nampak keenakan karena pria itu kini terlihat sedang menggesekan miliknya pada pangkal paha Reyna yang kini tengah memakai celana pendek. Saat junior Andreas berhasil menyentuh kulit paha Reyna, wanita seperti sudah tidak sanggup berkata-kata lagi dan hanya pasrah dengan apa yang dilakukan bosnya kepadanya. “Ah! Reynamngh…yeaashhffbnguhk!” lenguh Andreas seraya memeluk Reyna dari belakang tanpa menghentikan gerakan pinggulnya yang keluar masuk ke selangkang istri kontraknya. Andreas menggigit bibirnya sendiri saat merasa tak kuat ketika juniornya terus maju mundur ke arah pangkal paha Reyna. “Kamu mau saya masuki,” bisik Andreas pada Reyna yang terlihat gelagapan dibuatnya.
“masuklah, jika kamu mau melihatnya dengan jelas,” ujar Andreas tanpa menoleh ke belakang.Reyna dengan gugup memundurkan langkahnya dengan perasan berdebar. “saya hanya ingin memberikan pakaian ganti untuk Pak Andreas,” ucap Reyna dengan nada suara yang bergetar.Andreas nampak tersenyum dari tempatnya berada, sepertinya menjahili Reyna sudah menjadi kebiasaan baru yang mulai ia sukai tanpa pria itu sadari. Andreas memasang kembali handuk di pinggangnya, lalu berjalan mendekati Reyna yang nampak tertunduk sedari tadi menunggu balasannya. “Eh,” lenguh Reyna ketika baju yang dipegangnya ditarik paksa oleh Andreas yang kini tersenyum padanya. Reyna memberanikan diri menatap wajah Andreas yang kini masih terlihat memperhatikannya. Lalu, tanpa isyarat melepaskan handuk putih pinggangnya sendiri dan membuat Reyna reflek menutup mata dengan kedua tangannya. Andreas melirik Reyna yang nampaknya tidak sepenuhnya menutup kedua matanya. “dia bahkan memberikan celah di sekitar jarinya untuk
"Reyna tunggu, bahkan saya belum selesai bicara!" teriak Andreas seraya menggunakan pelindung kaki sebelah kanan.Andreas menyusul Reyna dan mulai ski bersama, keduanya kerap saling berpapasan di tengah-tengah. "Dari mana kamu mempelajarinya, semasa bekerja bersama saya tidak sepertinya kamu tidak pernah ikut bermain?" tanya Andreas pada Reyna yang tersenyum. "Dulu saat orang tua ssya masih ada, saya sering bermain ski bersama. Walau ingatan itu sudah sangat kabur," ujar Reyna pada Andreas yang menganggukan kepala seakan telah mengerti alasan tersebut. Sekitar satu jam mereka akhirnya mengakhiri permainan dan keluar area. "Lapar?" tanya Andreas sembari melihat ponselnya.Tring! Tring! Tring! Sebuah notifikasi terus bermunculan dari ponsel milik Andreas yang ditinggalnya di tempat penitipan. Di dalam pesan yang terkirim, terlihat banyak sebuah kiriman artikel tentang dirinya yang mungkin tak pernah Andreas sangka akan terjadi sampai saat ini.'Konglomerat Andreas Hilton terciduk me
Andreas menarik Reyna ke dalam kerumunan orang di dalam sebuah festival. “Pak Andreas, disini terlalu ramai,” teriak Reyna dengan suara kencamg.Andreas tersenyum ketika berhasil membawa Reyna ke dalam lautan manusia yang tengah berpesta. “Sebetulnya apa yang ingin Pak Andreas lakukan disini?” tanya Reyna yang mendekatkan bibirnya ke telinga Andreas. Andreas merasa kegelian, sedangkan Reyna masih tak mengerti dengan apa yang akan Andreas lakukan dengannya disini. Melihat hari yang sudah gelap dan kini mereka diterangi oleh lampu-lampu yang menghiasi lapangan tersebut. Saat musik semakin keras, Andreas meminta Reyna untuk mengikuti musiknya seraya berjoget. “Saya tidak bisa,” ujar Reyna menolak sembari menggelengkan kepalanya. Andreas memutar tubuh Reyna menjadi membelakanginya, lalu menggerakan tubuhnya sendiri perlahan ke samping kanan lalu kiri dengan membawa pinggul Reyna untuk mengikuti ritmenya. Reyna sangat amat canggung dibuat Andreas, ia bahkan tidak tahu dari mana Andreas
“Saya akan memasukannya sekarang,” ujar Andreas sebelum memasukan juniornya ke dalam kewanitaan istri kontraknya. Reyna memejamkan matanya, namun Andreas menyuruhnya untuk tetap membuka mata. Kedua tangan Andreas kini berada di pinggang kecil milik Reyna. “Aaaaaamngh!” lenguh Reyna dan Andreas bersamaan. Andreas menelan salivanya dengan susah payah ketika miss v Reyna menjepit dirinya di dalam sana. “Ah, sshiimnghtt…mnghhhyaaashhRehyna!” lenguh Andreas tak tertahankan ketika dirinya merasa juniornya ditelan habis oleh wanita itu. “Ini gila!” ujar Andreas di depan Reyna yang wajahnya nampak menikmatinya. “Apa masih sakit?” tanya Andreas pada Reyna yang menganggukan kepalanya. Andreas menggigit bibirnya tanpa berhenti menggoyangkan pinggulnya seraya mengeluar-masukan juniornya ke luar dan ke dalam secara bergantian pada miss v Reyna. Tangan Andreas juga terlihat sengaja memegang perut Reyna yang pasti terasa sangat penuh karena burungnya yang besar tengah berada di dalam sana. “Ah
Tak hanya sampai disana, Andreas kembali mencabut dua jarinya dari bibirnya untuk menjadi pelumas ketika hendak memainkan pucuk dada istri kontraknya tersebut. “Aaamnghh…jangan di pelintir begitu Pak!” lenguh Reyna dengan mata yang merem-melek karena tak tahan dengan apa yang sedang dilakukan Andreas. Andreas menarik kedua tangan Reyna yang membuat tubuh wanita itu jatuh ke pelukannya. “Apa kamu menyukainya?” bisik Andreas tepat di telinga Reyna yang nampak tak bisa fokus semudah itu karena kewanitaannya yang masih merasa sakit. Andreas masih menusukan pedangnya dengan gerakan pinggul ke atas dan ke bawah untuk menubruk bibir bawah Reyna di bawah sana yang sangat basah. “Udah Pak, saya nggak kuatmngh,” lenguh Reyna dengan bibir yang masih terus menerus terbuka lebar karena desahan yang dikeluarkannya. Andreas yang mendengar hal itu bukannya berhenti malah semakin mengencangkan gerakan pinggulnya. “Uh…fucknnmhk…mmnghyeeeeas, Reynaahmngh!” lenguh Andreas tak tertahankan. Sedangkan
Reyna menggigit bibir bagian bawahnya ketika merasakan lidah Andreas yang semakin masuk ke dalam buah plumnya dengan gerakan brutal. Sebetulnya ini juga pertama kalinya untuk Andreas melakukannya, namun ia belajar cukup banyak dari sang dokter saat sesi konsultasi beberapa waktu lalu. Andreas harus melakukan berbagai cara untuk bisa membuat perasaan Reyna rileks dan membuat jantungnya sering berdebar. Dengan begitu Reyna tidak akan mudah stress sehingga wanita itu bisa mengandung anaknya lebih cepat. Namun yang membuat Andreas terkejut adalah rasanya, entah mengapa ia jadi ikut bergairah dan menyukai setiap desahan yang keluar dari mulut istri kontraknya.“Pak Andreas!” lenguh Reyna ketika bibir Andreas berpindah tempat untuk menjilati pucuk dada sang istri. Andreas membawa tubuh Reyna yang sebelumnya duduk di meja makan menuju ke dalam kamar mandi dengan cara menggedongnya. Tanpa berpikir panjang, Andreas melucuti dress tidur Reyna yang ternyata di balik semua itu sudah tak ada
Andreas menatap Reyna yang berada tepat di sebelahnya, tengah tertidur di atas kasurnya tanpa menggunakan busana apapun. Mereka berdua, seusai bercinta tadi malam nampaknya langsung ketiduran. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Reyna yang perlahan bangun saat menyadari wajahnya terasa ada yang terus menghujami ciuman. Cup! Cup! Cup!Seakan tak cukup telah mencium istrinya sedari tadi, Andreas mulai meremas pinggul Reyna yang kini hanya tertutupi selimut saja. "Kenapa belum berangkat kerja?" tanya Reyna yang sepertinya tahu bahwa Andreas masih belum puas dengan permainan ranjang mereka kemarin. Padahal habis dari ruang tamu mereka sempat pindah ke kamar untuk bercinta lagi. "Haruskah aku mengambil cuti lagi hari ini?" tanya Andreas membuat Reyna menggelengkan kepalanya. "Sudah sana mandi," ucap Reyna yang dengan sengaha mengusir suaminya untuk segera bekerja.Andreas mengerucutkan bibirnya. "Bagaimana dengan mandi bersama?" tanya Andreas membuat Reyna segera menggelengkan kepala. "Tid
Andreas masih dengan baju santainya masuk ke dalam sebuah bar tempat di mana Anita berada. “Hah,” lenguh Andreas karena mendadak hujan turun saat dirinya masih berada di luar. “Bukankah kontrak kerja kami sudah di tanda tangani?” tanya Andreas membuat Anita menganggukan kepalanya. “Kita tidak bisa bertemu diluar jam kerja begini,” ujar Andreas dengan tegas. Anita tersenyum. “Tapi kamu tetap datang, tandanya kamu sangat membutuhkan Alisa sebagai model perusahaanmu ya?” ujar Anita membuat Andreas menghela napasnya. “Jadi apa inti pertemuan ini,” ucap Andreas yang nampaknya tak mau berbasa-basi lagi. “Hari ini adalah hari cuti saya, saya harap pertemuan ini penting sampai harus merelakan beberapa jam dari hari istimewa ini,” ucap Andreas yang akhirnya duduk di depan Anita. “Hm, sepertinya saya sudah sangat menganggu hari Pak Andreas yang sedang bermesraan dengan istri ya?” ujar Anita sembari memberikan satu amplop coklat yang diletakannya di meja. Andreas mengambilnya sebelum akhi
Anita terus memperhatikan Andreas yang kini sedang membuka buku menu di tangannya, sebelum akhirnya pria itu mengangkat satu tangan untuk memanggil waiters dan segera memesan makanan. “Kenapa terus melihat jam, sedang terburu-buru?” tanya Anita. Andreas menggeleng, pria itu masih memiliki etika bisnis selama kliennya tidak meminta hal yang tak masuk akal. Menurut Andreas, yang dilakukan Anita sangat normal karena itu ia tak protes sama sekali. “Apa yang kamu lakukan setelah makan malam?” tanya Anita ketika makanan keduanya telah disajikan di hadapan mereka. “Saya harus segera pulang,” ucap Andreas sembari memotong steak di hadapannya. Anita menganggukan kepalanya. “Mungkin ini terdengar tidak sopan, apa Pak Andreas sudah menikah?” tanya Anita membuat Andreas menganggukan kepalanya. Anita tertawa kecil. “Apa hubungan kalian rahasia, saya tidak pernah tahu Pak Andreas sudah menikah?” ujar Anita membuat Andreas merasa sedikit tersentak karena ia baru menyadari bahwa dirinya dan Rey
Andreas memandangi kecantikan Reyna yang kini dikelilingi oleh lampu-lampu indah di sekitar kapal dan laut yang gelap. Senyum Andreas yang nampak tulus seakan berhasil membuat hati Reyna tersentak. “Saya baru menyadarinya, bahwa kamu sangat amat cantik,” ucap Andreas membuat Reyna ikut menyentuh tangan Andreas yang kini sedang membelai pipinya begitu lembut. “Aku memcintaimu,” ucap Andreas sebelum akhirnya menarik tubuh Reyna ke dalam pelukannya. Yang sebelumnya rasa napsu melanda Andreas, kini perasaan menyentuhlah yang kerap dirasakan pria itu. “Hah! Aku bisa gila rasanya,” gumam Andreas bergumam tepat di telinga Reyna. Perlahan Andreas melepas pelukannya setelah mengirup kasar aroma tubuh istrinya. “Setiap bersamamu, aku benar benar tidak tahan,” ucap Andreas sembari menatap mata Reyna. Reyna tersenyum ketika mendengar ucapan Andreas yang menurutnya sangat menggelitik perutnya. “Kenyataan bahwa kamu menyukaiku, juga tidak bisa aku percaya,” ucap Reyna membuat Andreas tersenyum
Reyna melebarkan mulutnya ketika membuka penutup matanya, beberapa jam sebelumnya Andreas memintanya untuk menutup mata dengan selendang kecil itu. Kini mereka sudah berada di atas kapal pesiar dan di tengah laut lepas. “Silahkan duduk, tuan putri,” ucap Andreas pada Reyna yang kini tersenyum begitu lebar sembari mengelus perutnya yang mulai membesar. Reyna duduk di kursi yang telah disiapkan sebelumnya dengan bunga bunga di atasnya. Keduanya tak banyak bicara dan hanya memakan makanan mereka dengan tenang, hingga Andreas mengajak Reyna untuk berdiri di pinggiran kapal seraya melihat pemandangan laut lepas. “Kamu tidak akan muntah di lenganku kan?” tanya Andreas yang kini sedang memeluk tubuh Reyna dari belakang. Reyna tertawa kecil sebelum Andreas menggenggam tangannya yang berada di tiang penyangga kapal. “Maaf jika pernyataan cinta ini terlambat, aku tidak mau lagi mendengar lagi kata berpisah dari mulutmu,” ujar Andreas membuat Reyna merasa tidak enak hati sejenak. “Tapi ti
"Saya pikir sekarang kita sedang bekerja," ucap Reyna dengan lirih."Jangan mengatakannya lagi, atau acara ini berakhir dengan hal yang tak terduga," ucap Andreas. Reyna menelan salivanya. "Saya masih merasa kaku ketika memanggil dengan sebutan Andreas saja," balas Reyna dengan jujur. "Kalau begitu tidak ada lagi kata saya, hanya aku dan kamu lalu nama kita," ucap Andreas kembali. "Pilihlah saham yang kamu inginkan," ujar Andreas sebelum akhirnya pelelagan saham di lakukan. "Saya tidak terlalu mengerti perihal saham," ujar Reyna pada Andreas. "Jangan khawatirkan hal itu, semua yang di lelang hari ini sudah mendapat proses verifikasi terlebih dahulu. Bukan hanya itu, tamu yang hadir disini mendapatkan undangan. Tidak semua pembisnis bisa masuk kemari Reyna," ujar Andreas. Reyna mengangguk walau tetap ada keraguan di dalam dirinya jika saja ia suatu saat bisa merugikan Andreas. "Woah, bukankah harga ini gila?" gumam Reyna. "Hotel Rezinton di Brazil senilai 20, penawaran di mulai
Andreas menatap Reyna dari kejauhan di dalam mobil sehabis pulang kantor sebelum akhirnya mwlangkahkan kaki keluar menghampiri istrinya yang berada di lobi gedung olahraga. Mulai hari ini Andreas memang menjadwalkan Reyna untuk mengambil kelas yoga ibu hamil, walaupun tidak setiap hari. Andreas masuk ke dalam gedung dan berdiri tepat di hadapan Reyna. “Sudah menunggu dari tadi?” tanya Andreas penuh perhatian. Reyna menelan salivanya merasa keanehan dengan sikap Andreas sebelum akhirnya mengangguk karena tahu bahwa saat ini mereka sedang berada di tempat umum yang mana mungkin saja Andreas sengaja ingin menciptakan keharmonisan.Seakan tak pernah mendengar kata cerai dari istrinya, Andreas mencoba untuk bersikap biasa saja. “Kenapa mendadak ingin menjemput saya?” tanya Reyna. “Ikutlah dulu, ada yang ingin saya tunjukan,” ujar Andreas sembari mempersilahkan tangannya untuk di genggam oleh Reyna.Reyna melihat kanan dan kirinya memastikan bahwa tidak ada satupun yang melihat mereka k
“Jadi kita simpulkan semua settingan iklan di dalam hutan lagi, memang tema tersebut sudah lama tapi saya yakin akan membuat membuat pembaruan,” Andreas termenung hingga harus disadari oleh asistennya sendiri. “Baiklah, rapat sampai disini dulu tolong berikan salinan proposalnya ke ruangan saya segera,” ucap Andreas yang sebetulnya tak mendengar satu kata pun dari karyawannya yang baru saja mempresentasikan proposal kerja baru. Kalimat perpisahan yang diucapkan Reyna malam kemarin membuat Andreas tak bisa fokus bekerja sama sekali. “Bercerai,” gumam Andreas sendirian yang kini hanya duduk termenung di kursi kerjanya. Sang asisten menatap bosnya dalam-dalam mencoba membaca pikiran pria tersebut. Andreas menghela napas panjang lalu mengetik sesuatu di ponsel pintarnya. ‘Kenapa wanita menginginkan perceraian?’ Andreas membaca salah satu artikel yang mendukung pertanyaannya. “Ehm, urusan ranjang,” gumam Andreas ketika melihat poin pertama tersebut. “Kenapa juga urusan ranjang bisa
Reyna mematung, matanya mengerjap beberapa kali untuk memastikan bahwa dirinya sedang tidak berhalusinasi. "Apa yang baru saja aku katakan pada Pak Andreas,” ujar Reyna dalam hatinya sembari menutup mulut dengan satu tangannya. Reyna menggigit bibir bawahnya saat melihat Andreas yang tengah asik melakukan perintahnya. “Tu-tunggu, saya tidak bisa melihatnya!” ujar Reyna yang pada akhirnya menutup mata. Andreas tertawa kecil. “Nampaknya kamu terlalu banyak berbicara sedari tadi,” ucap Andreas sembari mendekati Reyna. Pria itu menurunkan perlahan kedua tangan Reyna yang menutupi wajahnya sendiri, setelah saling bertatapan selama beberapa detik sebelum akhirnya keduanya kembali berciuman. Kali ini tak mau berlama lama, Andreas meniduri Reyna dengan hati-hati. “Humnckpmngsh,” lenguhan dari bibir Reyna keluar semakin keras ketika junior Andreas mulai masuk ke dalam kewanitaan Reyna. “Ah!” lenguh Reyna dengan wajah memerah menatap Andreas yang nampak tersenyum kepadanya. Andreas menciu