Rumah megah milik keluarga Sanjaya, rumah dengan kolam megah berair mancur didepannya ini akan menjadi Istana Aku dan Askara. Aku membukakan pintu untuk Askara, namun saat aku hendak menolongnya ke Kursi Roda dia malah memarahiku." singkirkan tangan kotormu Riani, aku tidak mau kau mencoba melakukan apapun padaku, Pa Sopir tolong aku, aku tidak mau dibantu perempuan itu"Askara berteriak dan lebih memohon dotolong oleh sopir kami.Empat orang sudah menunggu kami di teraz bersiap membawa tas kami, dia adalah Bi Rukma tukang bersih-bersih rumah, Pa Bagus tukang bersih-bersih taman, Susi tukang cuci, dan Bi Sari yang akan membantu bagian dapur, mereka menyambut kami dengan ramah dan memperkenalkan pekerjaan yang akan mereka kerjakan dengan sedikit bercanda."Nah begitu Non Ria dan Tuan Askara, kalau ada apa-apa panggil kami aja ya, cuman kalau mau anuuu eu.... ah maluu jadinyaa" ucap Bi Sari sambil ketawa." kenapa Bi? " ucapku karena tidak mrngerti yang diucapkan Bi Sari."Itu Non Mau
"Ria.."" Iya As...""Terimakasih, aku belum pernah tertawa seperti tadi selain denganmu"Aku terdiam dengan ucapan Askara barusan, kubuka pintu kamarnya, dan membantunya ketempat tidur."Ria" kembali namaku disebut saat Aku hendak meninggalkan kamar Suamiku itu.aku berbalik dan menatapnya, Askara tersenyum sangat manis sekali.kalau tidak keberatan pindahlah saat aku sudah tertidur, entah kenapa malam ini aku tidak ingin sendiri .aku kembali terkejut dengan apa yang Dikatakan Askara.aku hanya mengangguk perlahan, aku naik keranjang kasur itu, Askara tidur di lahunanku. aku menatapnya dan mengusap kepalanya perlahan. ada gurat kekecewaan di dalam hatiku melihat sekarang yang tidur di lahunanku seperti itu. Tuhan mungkin ini akan menjadi yang pertama dan terakhir aku bisa menyentuhnya esok aku harus mengunjungi Anita mungkin aku terpaksa harus melihat suamiku kembali berhubungan dengan mantannya itu dan aku tidak tahu hatiku akan sekuat apa menyaksikan itu semua. air mata perlahan
"Ri, kamu yakin mau bawa aku ke Askara"Anita jutaan kali bertanya itu di mobil, aku sudah bosan menjawabnya, bosan berbohong lebih tepatnya. Karena aku tahu, pertemuan kalian adalah lukaku, tapi aku harus melakukannya.***Aku masuk ke rumah, Askara tidak nampak di ruang utama, aku mencari Askara, Anita mengikuti aku dari belakang. Perasaanku masih campur aduk, bagaiamana bisa Ria, kau bawa duri dalam rumah tanggamu sendiri, bagaimana bisa kau hadirkan oranglain yang pernah ada untuk suamimu ke dalam rumah tanggamu sendiri, saat hatiku perang batin Tiba tiba.."Anita..."Teriak Askara dari dapur kami, tampaknya ia sedang sarapan, Askara tidak menyapa aku sama sekali, aku yang berada di depan Anita dilewati begitu saja, kursi roda otomatisnya melaju langsung ke Anita."Anita sayang, kau datang sudah kuduga kau akan menemuiku, aku benar-benar tidak percaya kalau kau ada dihadapanku sekarang, kau tahu aku hampir mati merindukanmu""As,, ehm " Anita memberi kode pada askara bahwa ada aku
Makan malam dihidangkan, Askara terus menerus melihat ke kamar yang ditempati Anita, aku yakin pasti dalam hatinya gelisah, bagaimana tidak pujaan hatinya sedang didalam sana, setidaknya Askara pasti tahu kalau Anita bukanlah istri sah keluarga ini, keberadaannya bisa jadi ancaman untuknya. namun aku yakin cinta membutakan itu semua."As, sayang, makanlah"" Tidak mah, aku masih kenyang" Jawab Askara pada ibunya, bagaimana tidak Askara dan Anita sudah suap supan tadi."cobalah, ini Steak kesukaan kamu lo, mamah pesanan khusus nih, Ria suapi Askara ayo"Kami berdua kaget ketika Bu Sofi menyuruhku menyuapi Askara, tadi aku baru saja melihat Askara disuapi perempuan lain.Spontan aku menurut saja, aku potong steak itu dan kusuapi Askara.Askara menatapku tajam, seperti tidak suka dengan apa yang kulakukan, aku melirikan mataku pada Bu Sofi dan Ayah, mengisyaratkan bahwa yang kulakukan adalah suruhan mereka."Mamah seneng sekali loh sayang lihat kalian begini"Bu Sofi dan Ayah melanjutkan
*****Hari ini rasanya tidak sama dengan hari kemarin, aku baik-baik saja hidupku semuanya baik-baik saja sampai pada akhirnya kisah masa kecilku, kisah cinta yang selalu aku idam-idamkan selama ini, yang selalu aku harapkan, menjelma menjadi kenyataan. Di hadapanku sekarang Askara Putra Sanjaya telah secara Sah baik di agama dan Hukum menjadi suamiku, namun kisah kami tidak berakhir bahagia begitu saja. Hari ini aku menyiapkan perlengkapan pernikahan untuk pernikahan suamiku sendiri, aku tersenyum tipis bingung dengan semua keadaan yang terjadi aku harus menempatkan Posisiku di mana Hatiku perih tapi aku harus bahagia karena melihat orang yang paling aku cintai Bahagia adalah kebahagiaanku juga Berjalan dengan Gontai aku masuk ke makar mempelai wanita. aku Pakaikan sebuah Veil Slayer untuk pengantin kedua untuk suamiku Aku tidak menyangka begitu berhati malaikatnya aku mengantarkan wanita lain untuk suamiku sendiri, padahal menjadi istri dari seorang askara adalah impianku dari kec
Setelah selesai acara akad nikah malamnya beberapa orang datang ya itu adalah teman-teman askara, teman-teman baik askara yang dulu pernah aku lihat bersama dengan askara di universitas. mereka Langsung menyapa askara dan juga Anita aku masih berada di dapur belum mengganti pakaianku sama sekali."Non Ria berdandan lah yang cantik tidak peduli Ibu Anita itu sekarang siapa dan dia harus menunjukkan bahwa Non Ria lah Nyonya ratu di rumah ini Non ria Jangan mau kalah dengan mereka"Susi membisik padaku mengisyaratkan bahwa aku tidak boleh untuk mengalah dengan semua yang terjadi ini. aku menggangguk merasa bahwa benar ini adalah perang jika seandainya sekarang Anita ingin memenangkan perang ini dengan mudah, rasanya itu sangat tidak akan aku terima. Aku akan tunjukkan siapa Riani sebenarnya."baiklah sus kamu Siapkan semua makanan di sana Aku akan mengganti pakaianku dulu"" Iya nanti ya pokoknya Susi dan semuanya di sini mendukung Non Ria, kita harus Perlihatkan kepada perempuan itu da
Aku tidak menyangka, kehadiranku akan membuat kekacauan besar di pernikahan Askara. dari semalam aku tidak keluar kamar, hanya termenung didalam, Askara sudah dua kali mengetuk pintu kamarku, tapi aku malu padanya, aku tidak mau membuka pintu, terlebih ada wanita lain di rumah ini, yang tidak lain adalah maduku."Ria..(Tok tok tok) aku bawakan makanan, ayo bukalah Ria, kumohon ini sudah malam, kau belum makan dari kemarin, Ria please... aku tidak akan berhenti menunggu kamu disini"suara Askara mengagetkanku, untuk apa Askara peduli padaku, bukankah seharusnya dia sedang menikmati pernikahannya, menikmati masa masa indah yang diidamkannya bersama Anita, si wanita yang dia sangat cintai itu.Kubukakan pintu kamarku, Askara sedang berada dipintu, manis sekali dia memegang piring makan sambil tersenyum padaku. ' tahan Ria, tahan, jangan baper please' ucapku dalam hati." Boleh aku masuk?""tidak, kau sudah beristri, tidak boleh masuk kamarku" ucapku ketus."Kau juga Istriku, juteeek" ej
Arimbi my Diary,Tadi siang aku diganggu oleh Jeki dan kawan kawannya, Jeki lagi lagi mengambil uang sakuku dan aku sudah muak, aku injak kaki Jeki, Aku malah dipukul.punggungku memar Arimbi.Tapi seorang pangeran datang, aku tidak tahu namanya, tapi dia menyelamatkanku, dia benar-benar jagoan sekali, dia hajar Jeki dan kawan kawan, semuanya kalah oleh jagoan ini, siapa dia Arimbi?.***Arimbi my Diary,aku bertemu Pangeran Jagoanku lagi dia dari SD International Sanjaya, dan aku tadi siang minta Ayah untuk memindahkanku ke SD IT Sanjaya, Ayah setuju, yeaaayy aku akan ketemu Pangeran Jagoan setiap hari Arimbi.***" Askara"" Iya Ri" " Kau sedang apa di kolam sendirian? Anita mana?" tanyaku saat kulihat askara sedang bengong di kolam." Dia masih tidur, kamu habis olahraga Ria?"" Iya tadi aku berlari keliling komplek, rasanya pegal kalau badanku tidak digerakkan, wait untung kamu disini, sebentar tunggu yah" aku masuk kedalam untuk mengambil air panas dan garam laut yang ku beli onl
" Rayanza, kau benar-benar ya, kenapa kau bilang keberadaan Ria pada Dokted Samuel, bagaimana kalau dia tidak bisa kita percaya, apa kau tidak takut mereka ternyata bersekongkol?" Ucap Erika dengan sangat marah pada rayanza." wow santai Sayang ada apa ini, kenapa tiba-tiba datang dan memarahiku"" kenapa panggilanku kau abaikan?" Ucap Erika marah." tidak ko wah banyak sekali ini ya panggilannya, aku sedang buat Topeng kau ingat,? Aku butuh konsentrasi, kenapa sih?"" Ria dan Tia sekarang sudah di penthouse milik dokter Samuel, bagaimana ini bisa terjadi, kau sengaja memberitahukan posisi itu pada dokter Samuel?"" Oke sebentar tarik nafas duduklah As, Sayang ayo kita bicara dulu"Erika dan Askara lantas duduk diruangan Rayanza. Rayanza memulai untuk menceritakan semuanya." Jadi, pagi tadi ada dokter Samuel mengatakan ada tangkapan CCTV Hotel yang menangkap gambar Ria, dan itupun belum dikonfirmasi, karena gambarnya sangat buruk. Jadi dokter sam kesana untuk mengecek hal tersebut.
" Kak Ria, "" Iya Tia,"" kakak, sayang sama kak Askara?" tanya Tia sambil membuka Kotak yang berisi buku buku tentang Askara. " Oh itu, itu bukuku memang isinya tentang keseharian Askara, kakak kadang berfikir kakak ini terlalu bodoh karena mencintai Askara terlalu seperti itu. banyak yang menyayangkan cara lak Ria menyukai Askara, tapi kakak tahu, tidak ada yang salah dengan berkorban untuk orang yang kita cintai,"" meskipun kak Askara tidak membalasnya sebanyak Kak Ria padanya?" " Aku saat ini berfikir demikian, kenapa aku lakukan itu, mungkin Askara bahkan risi dengankutapi aku juga tahu, tidak ada sesuatu yang sia-sia untuk mencintai seseorang. kita hanya perlu menyayanginya tulus, balasan itu kalau tidak dari orangnya langsung, bisa jadi dari tuhan, aku percaya itu semua." ucap Ria sambil tersenyum." Apa aku sudah bisa memanggilmu Evelyn?" tanya Ria." lalu aku panggil kaka siapa?" ucap Tia." Kau panggil aku Andini " ucap Ria sambil tersenyum." baik Kak Andini" mereka t
Askara memeluk pundak istrinya, rasanya sakit mendengar apa yang diceritakan Ria. Askara dengan tatapan penuh amarah berusaha untuk tetap menenangkan istrinya. " Sayang, dengar aku baik-baik, Anak memang pembawa kebahagiaan, tapi tidak berarti anak adalah segalanya, aku Bahagia bersamamu, dengan atau tanpa adanya seorang Anak. kita punya cukup untuk membesarkan Anak adopsi kalau kita mau. kau tidak perlu bersedih, banyak acara untuk mendapatkan anak" Ucap Askara." Kau sudah punya As, Anak yang ada dikandungan Anita." Ucap Ria" bukankah itu juga bisa jadi anakmu juga? Anak itu bahkan mungkin akan lebih mencintaimu nantinya, intinya bukan pada siapa dia dilahirkan tapi siapa yang membesarkan Anak itu penuh dengan kasih sayang dialah Ibunya, itulah seorang Anak Ria." " Askara, apa kau percaya kalau Pak Hendro adalah dalang kematian keluargamu ?"" Nah see lihat Ria, Ayahku ternyata bukan Ayah kandungku, dia yang tidak bisa punya Anak, tapi karena dia yang membesarkan aku penuh kasih
" Dokter Samuel? Kandungan? di Rumah sakit Hordwell? " ucap Rayanza dengan penuh penasaran" Iya Za, kau kenal dia. Dokter samuel mengataka kalau saat dia mengambil specialis, dia punya banyak teman dari Indonesia yang kuliah disini"" Dia dokter sam, Erika kau ingat Dokter yang kita temui di kantin itu Er, itu dokter Samuel, temanku, kami sangat dekat dulu, dia dan aku sering berbagi makan siang, bahkan Samuel mempelajari agama Islam dariku, aku yakin dia juga menganggap aku masih sahabatnya" Ucap Rayanza." Ria, apa saja yang dilakukan dokter Samuel kepadamu? Dia tidak mencoba menghancurkan peluang Transplantasimu kan? Mengingat aku rasa kemungkinan jika Anita telah mengarahkanmu pada dokter Samuel, dia mungkin telah disuap untuk melakukan hal yang tidak diinginkan "" tidak banyak, dia hanya memeriksaku beberapa kali. Dia bilang, aku sangat baik, dan jika terus menjaga pola hidupku, aku bisa melakukan Transplantasi rahim dengan sangat baik"" Kita harus temui dokter .Samuel As"
"tidakķkkkkkkk ayah Jangannnnnnn jangan lakukan itu pada Ayahku kumohon jangan lakukan, aku mohon tolongggggggg lepaskan Jangannnnn TIDAAAAAAAAKKKKKKK" Ria berteriak dan terbangun." Sayang..... kenapa, aku disini Sayang " Askara langsung memeluk Ria dan menenangkannya." Ini minumlah, kau tenangkan dulu dirimu ya, aku sudah bicara pada dokter kita bisa pulang sore ini, aku sudah pesan Hotel untuk kita menginap dan berlibur, kau pasti suka tempatnya sangat bagus. Aku mau kau kembali sehat sayang" ucap Askara sambil mengusap Ria.Ria hanya terdiam, matanya penuh dengan kemarahan, tatapannya sangat Tajam, Askara tau, ada kemarahan yang luar biasa dalam diri Ria.Askara menutup air mineral sambil melihat Tia yang masih tertidur. mereka memang sedang fase untuk istirahat, dari keadaan yang hampir merenggut nyawa mereka.***** " Ini Ranjangmu dan Tia, ranjangku yang satu itu. Jika masih lelah kau bisa beristirahat " Ucap Askara pada Ria yang masih terdiam dengan tatapan dingin." Askara"
" Sayang, Makan yah, aku membawakanmu makanan" Ucap Askara saat Melihat Istrinya kini sudah masuk ruang Perawatan.Erika dan Rayanza masuk kesana, Tia masih tertidur di ranjang sebelah Ria." As, apa tidak sebaiknya kita bawa Ria perawatan di Indonesia saja."" Tidakkkk,,, aku tidak mauu" teriak Ria begitu mendengar Rayanza mengatakan Indonesia." kenapa sayang, Indonesia rumahmu, kau setidaknya perlu datang bersama mereka."" kumohon As, aku tidak mau pulang, Mereka ada disana, aku tidak mau As." Ria langsung menangis histeris." Za, kroscek data penumpang selama 3 hari terakhir, apakah Syarif dan Lina benar-benar kembali ke Indonesia?" tanya Askara pada Rayanza. " Aku akan menelpon pamanku untuk informasinya " ucap Rayanza.Askara memeluk Ria yang masih menangis ketakutan, Trauma yang dalam telah menggoresnya." Ria, kami tidak akan meninggalkan kamu, kita semua disini ya" ucap Erika sambil memegang tangan Ria. "" Kita beruntung datang tepat waktu, dan Ria baik-baik saja As, " " K
Tubuh Pak Hendro di bawa oleh beberapa Pria bertubuh tegap." Kenapa ada, Manusia tidak berprikemanusiaan seperti kalian, kenapa tidak kalian tembak saja dia, kenapa membiarkannya seperti itu, kenapa sejahat itu, dia Ayahkuuuuuu.... dimana hati nurani kaliannnnn.... JAHATTTTTTTT KALIAN BIADABBBBB.... " Teriak Ria dengan Tangisan tiada henti." Kurasa anak ini perlu diberitahukan kenyataannya yang lebih lagi." Ucap Lina sambil menatap sinis pada Ria." Ria.... Ria... Ayah tercintamu itu, membunuh Ibumu. Hei panggil dokter itu." Tiba-tiba masuk seorang laki-laki paruh baya, berpakaian kusut, padahal awalnya dia pasti berpakaian baik." Hei tua Bangka, katakan kebenarannya atau kau ku habisi sekarang" ucap Lina pada lelaki tua itu." Aku bawa ini, ini dokumen persalinanmu Ria, Pak Hendro memintaku untuk Mengatakan pada Ibu Andini bahwa kehamilannya bermasalah dan dia harus memilih kematiannya atau dirimu. akhirnya Ibu Andini memilihmu, atas instruksi dari Pak Hendro setelah persalinan
Ria tersadar dari Pingsannya, samar-samar Ia lihat Syarif sedang memukuli seseorang, samar lagi dilihat, itu adalah. Ayah Ria Hendro." Ti...ti....tid.." " Oh lihat anak malangmu sudah bangun" Ucap Syarif sambil tertawa. Ria berusaha sekuat tenaga untuk bisa sadar, namun efek obat bius itu sangat kuat dia sangat lemah.Syarif mendekat dan memegang pipi Ria." Bangunlah, aku ingin kau melihat aku melakukan sesuatu pada Ayahmu. ayo cepat cepat ... BANGUUUUUUNNNN" Teriak Syarif pada Ria yang masih sayup dan lemah." lihat, lihat wajah itu... Kau mungkin tidak aka melihatnya lagi seumur hidupmu" Ucap Syarif dengan lantangnya."Syarif kenapa kamu lakukan ini ? Tolong jelaskan apa maksud dari semua ini, siapa kamu ? apa yang kamu mau sebetulnya dariku? Kenapa kamu lakukan ini ?" sambil menangis Ria mencoba bertanya kepada Syarif atas semua yang terjadi itu." kau benar-benar ingin tahu siapa aku Ria? Sebetulnya aku tidak tega melakukan ini padamu, apa yang terjadi sebetulnya tidak ada u
" Pagi As, aku bawakan kamu sarapan, aku buat sendiri, kau mau kan mencicipinya?" rengek Anita saat melihat Askara sudah rapih dengan pakain Kantornya." Baju itu bagus, aku memang suka warna Biru, kau tampan dengan setelah Biru itu As" Tambah Anita saat memperhatikan Askara memakai pakaian yang Ia siapkan di kasur Askara." Kau Gila atau apa sih? ada Bi Sari dan rukma kau fikir aku Gaji mereka buat apa ? kau ga perlu lakukan hal yang gaperlu."" Aku tahu As, tapi aku sudah belajar banyak cara menjadi Istri yang baik, aku lihat hal sederhana adalah menyiapkan apa yang kamu butuhkan, jadi aku lakukan semuanya. "" Dengar baik-baik Nona Anita. Istriku Ria, Riani Aditya Putri, bukan kau. kau sudah pernah kuberi kesempatan dan kau malah menjahatiku, kau fikir aku semudah itu menerimamu kembali, No.... " ucap Askara sambil berlalu meninggalkan Anita. tapi anehnya tanpa sedih Anita tersenyum dan Menarik tangan Askara. " sini, duduklah, biasanya kalau orang lapar suka berisik" ucap Anita sam