"Ini Putriku, Ria. dia yang akan menjadi pengantin Wanita untuk Putramu"
bagaikan kilat yang menyambar terus-menerus ke hadapanku Aku kaget dengan pernyataan Ayah Bagaimana mungkin Ayah memperkenalkan aku sebagai pengantin Untuk askara apa Ayah sedang mengigau bukannya tadi ayah bilang kalau aku diundang untuk pernikahan Askara."Putraku Cacat Herman, Calon menantuku lari karenanya, jangan korbankan pitrimu untuk nama Baikku."ibu itu berkata dalam tangisnya ia mengatakan kalau putranya cacat Apakah ini artinya askara saat ini mengalami musibah yang sangat berat hingga ia ditinggalkan pengantinnya, Yah sebelum masuk kemari aku melihat di balik celah pintu seorang laki-laki yang terbaring di ranjang ada seseorang yang membawa kursi roda ke dalam, Apakah itulah Askara sekarang, Ada apa dengan askara Kenapa tiba-tiba semuanya terjadi dan Apakah benar ayah akan menikahkanku dengan askara tanpa bertanya terlebih dahulu padaku"Jaga harga dirimu, Tetap gelar pernikahannya, Ria akan menjadi menantu yang baik untukmu"."setidaknya tanya Putrimu, apakah Ia bersedia?"Ibu askara menatapku dengan tajam Ia menginginkan jawaban atas pertanyaannya Aku sangat bingung dan Dilema dibuatnya Ayah sama sekali tidak mengatakan kalau aku datang ke rumah itu untuk diperkenalkan sebagai pengantin, Ayah hanya mengatakan Kalau kami akan menghadiri undangan pernikahan aku harus menjawab apa Aku sama sekali tidak tahu jujur dalam hati terdalam ku aku bahagia mendengarnya Bagaimana tidak Askara adalah laki-laki yang menjadi sosok yang aku kagumi bertahun-tahun lamanya aku sempat kecewa hadir pada pernikahannya dan kini ibu askara sendiri menanyakan apakah aku bersedia untuk menikahinya sungguh ini semua benar-benar di luar dari nalarku.Aku tidak tahu harus menjawab apa aku hanya terdiam menatap Ayah, menatap kembali ibu itu lalu akhirnya aku tertunduk tanpa mengucapkan sepatah katapun."Sophia aku selalu bilang padamu kalau dalam situasi apapun aku akan membantumu kali ini aku membawa putriku padamu untuk kau nikahkan dengan putramu" "Herman aku sungguh-sungguh tidak tahu harus berkata apa Jujur aku bahagia kau mendatangkan wanita yang sangat cantik seperti nak Ria tapi kembali tidak mungkin mengorbankan putrimu untuk menjadi istri sementara dari Putraku hanya untuk menyelamatkan harkat dan martabat keluarga kami""mengapa tidak aku berhutang banyak pada almarhum Sanjaya aku berhutang banyak padamu Tolonglah Sophia Terimalah Ria""Herman aku pasti menerima Ria asalkan dia menerima Putraku langsung dari mulutnya tapi lihatlah anakmu sama sekali tidak mengatakan apapun. aku tahu dia pasti terbebani, Apa kau tidak bertanya padanya terlebih dahulu sebelum kau membawanya kemari? nak ayo Bicaralah apa ayahmu tidak mengatakan sebelumnya Kalau kau akan menjadi pengantin pengganti dari Putraku?"Aku tertunduk bingung dengan semua yang terjadi aku tidak tahu harus bagaimana ini semua sangat mendadak jika aku harus mengambil kesempatan dalam kesempitan yang diterima sekarang sangat tidak adil rasanya aku sangat ingin menikah karena aku mencintai pria itu dan pria itu juga mencintaiku. Tapi kali ini aku bersama dengan laki-laki yang sangat aku cintai Mungkin aku akan berada di pernikahan bersamanya tapi aku tidak pernah tahu apakah laki-laki itu mencintaiku atau tidak aku rasa laki-laki itu bahkan sama sekali tidak mengenalku apa yang harus aku lakukan Tuhan, apakah aku harus menerima Askara menjadi suamiku?, Apakah Askara Juga akan menerima aku menjadi istrinya? apa yang harus aku lakukan." Ayah sebelumnya aku ingin bertanya pada kalian berdua bisa tolong dijelaskan Ada apa ini kenapa tiba-tiba ayah memperkenalkan aku sebagai pengantin? Karena aku sama sekali tidak mengerti aku harus menjawab apa tanpa aku memahami situasinya"Ibu yang dipanggil Sophia itu menangis jadi-jadinya aku mendekatinya dan berusaha mengelus pundaknya ibu Sofia memelukku memeluk seperti seorang ibu pada anaknya sangat nyaman sekali pelukan seorang ibu yang tidak pernah aku dapatkan sejak aku lahir aku rasa Aku sangat ingin pelukan ini tidak terlepas dariku." sudah aku lakukan apapun yang ayahku mau, sejujurnya aku juga mau Bu. tapi aku hanya ingin tahu apa yang terjadi pada askara Kenapa Ibu menangis?" " Aku akan menceritakan semuanya nak Askara anakku dan tunangannya Anita akan menikah besok, Askara dan Anita sudah menjalin hubungan yang cukup lama hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah namun seminggu sebelum pernikahan Askara kecelakaan. dia Sempat Koma dua hari, pada saat dia sadar, dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kakinya. Kamu bisa bayangkan bagaimana hancurnya hati seorang ibu melihat anaknya yang akan menikah beberapa hari lagi tidak dapat berjalan hancur semuanya, hatiku menjadi hancur aku ingat betul saat itu Anita datang ke rumah sakit Membawa bunga dan beberapa makanan untuk askara namun saat dokter mengatakan kalau kemungkinan askara cacat permanen wanita itu pergi begitu saja, tiba-tiba perwakilan keluarganya datang kemari tadi pagi. dan mengatakan kalau pernikahan besok akan batal aku belum memberi tahu Askara kalau Anita membatalkan pernikahan, Aku tidak tahu harus minta bantuan kepada siapa, Aku hanya ingat ayahkmu sangatlah baik lalu aku meneleponnya dan dia bilang dia akan membawa putrinya untuk dinikahkan dengan Putraku aku jujur sangat bahagia, aku sama sekali tidak menyangka kalau Herman memiliki putri yang sangat cantik sepertimu, Andaikan aku mengenalmu sejak awal aku akan mengenal kanmu terlebih dahulu pada Askara sebelum sekarang mengenal Anita."" Sebelumnya aku minta maaf tapi apa tidak sebaiknya kita bicara dengan askara dulu mungkin ini semua terlalu terburu-buru, sekarang mungkin Askara memiliki jawaban yang jauh lebih baik yang bisa membuat kita semua lebih sadar posisinya saat ini. Askara adalah korban yang sesungguhnya. Ia sudah diterpa nasib Malang yang bertubi-tubi akankah dia juga harus mendapatkan istri yang tidak diharapkan seperti aku? apa sebaiknya kita bertanya pada askara terlebih dahulu ?"Aku menyarankan ibu dan ayah itu untuk menanyakan terlebih dahulu kepada askara karena aku takut askara akan menentang dan justru pernikahan kami akan menjadi bumerang untuk kami berdua, Ayah setuju lalu Kami bertiga menemui askara di kamarnya hatiku benar-benar bimbang saat itu karena beberapa detik lagi aku akan bertemu dengan laki-laki yang sangat-sangat aku kagumi tapi dalam kondisi yang sangat-sangat buruk. pintu dibuka ibu masuk terlebih dahulu"sayang, boleh ibu masuk ibu ada tamu penting yang ingin bertemu denganmu"" masuklah Bu apa Ibu sudah dapat labar dari Anita? aku tidak bisa menghubunginya atau keluarganya. aku khawatit dia kenapa-kenapa"" tidak ini Pak Herman dia adalah sahabat baik ibu dan juga Ayah dan ini anaknya namanya Ria Kami bertiga ingin bicara padamu"Setelah meminta izin askara Kami bertiga kemudian masuk, kukihat Ibu askara duduk di ujung kasur tempat tidur itu aku dan ayah hanya berdiri melihat kondisi Askara sekarang.Wajah itu tatapan itu adalah Tatapan yang sama yang pernah aku lihat dan aku gambar dalam puisi-puisiku sekarang masih menjadi askara yang sama dingin tegas meskipun tanpa senyuman tapi dia tetap menawan.denyut jantungku lebih kencang dari sebelumnya, sungguh aku tidak kuat, rasanya campur aduk, bahagia, bingung, semuanya.'Oh Tuhannn... aku senang sekali bisa melihat wajah Askara""Nak, dokter bilang kamu mungkin tidak bisa lagi berjalan"" tidak Bu, itu bohong, aku bisa Jalan, ini (menggerakan kaki dengan kesusahan) ini ... awww....Ibu kenapa,, kakiku" Askara menangis, Ibu Shopia memeluk anak semata wayangnya itu, sungguh pemandangan yang mengharukan bagi Aku dan ayah" Aku tidak mau cacat Ibu, tolong aku" Askara menangis sejadi-jadinya" maafkan Ibu sayang, ibu gagal membantumu, kau harus menanggung semua ini, maafkan ibu sayang."" Anita pasti menerimaku kan Bu? dia pasti akan tetap menerima aku sebagai suaminya telpon dia Bu katakan kita akan tetap menikah"" Sayang ( Shopia menangis) maafkan Ibu nak, maaf"" kenapa Bu kenapa Minta Maaf?"" Anita meninggalkanmu, dia tidak mau menikah denganmu"Askara menangis tersedu-sedu, tak terasa airmataku ikut keluar bersama dengan tangisan Askara. Ya Tuhan askara sangat mencintai Anita Bagaimana bisa aku berada di antara mereka berdua, mungkin Anita hanya perlu waktu, Mungkin saja askara bisa sembuh dan Anita bisa kem
***Askara Menyetujui pernikahan kami, aku lihat Ibu Shopia segera memerintahkan banyak orang untuk menghandel semuanya, aku masih tidak menyangka. Riani yang menulis cerita indah tentang pangeran masa kecilnya, yang menerbangkan balon gas dengan menyisipkan surat cinta untuk Tuhan, berharap dijodohkan dengan pangeran itu, kini semuanya akan menjadi nyata. Askara Putra Sanjaya nama yang tidak pernah lupa ia ucapkan dalam Doa, kini aka menjadi Suaminya, apakah ini mimpi atau Nyata, namun senyuman kecil cukup untuk membuatnya tersadar, hari ini adalah pernikahan itu, pernikahan dalam puisi-puisi yang Ia ciptakan dalam Doa yang Ia lantunkan.Pesta yang megah yang aku lihat kemarin berubah menjadi pestaku, huruf A dan A yang terpampang dari mulai pintu masuk sampai ke pelaminan telah berganti menjadi A dan R, Bagaimana bisa Ibu Sofia langsung mengubah semuanya hanya dalam waktu beberapa jam saja, sungguh keajaiban bagiku.sebuah mahkota dipasang di kepalaku dengan gaun pengantin putih Seq
***Askara tidak mau ikut kerumahku, dia beralasan bahwa kondisinya sedang tidak sehat, dia ingin akulah yang tinggal bersamanya di Pondok Aster. namun Bu Shopia mengetahui kalau semua hanya akal-akalan Askara, maka yang paling mengejutkan Bu Shopia sudah menyiapka Istana sendiri untuk kami berdua tempati." Oh, aku tahu sudah kuduga Kamu tidak mau tinggal bersama Ria, baiklah, aku sudah menyiapkan rumah untuk kalian, Istana Royal Crush, pakaianmu akan dibereskan satu jam Lagi, jadi berhentilah mengeluh As""Mah, Please.. Aku lumpuh aku gabisa tinggal disana siapa yang akan melayaniku disana, Mah"" Jangan bercanda kamu sudah punya Istri, ada tukang kebun, tukang cuci baju tukang bersih-bersih yang akan datang pagi dan pulang pukul lima sore, jadi kamu tidak usah khawatir""Kalau malam-malam aku kenapa-kenapa bagaimana Mah, please aku mau disini, suruh Ria pulag, Mah please"" No, itu sudah keputusan mamah, satu lagi, kau akan jadi kepala keluarga, kau akan tetap bekerja, from home be
Rumah megah milik keluarga Sanjaya, rumah dengan kolam megah berair mancur didepannya ini akan menjadi Istana Aku dan Askara. Aku membukakan pintu untuk Askara, namun saat aku hendak menolongnya ke Kursi Roda dia malah memarahiku." singkirkan tangan kotormu Riani, aku tidak mau kau mencoba melakukan apapun padaku, Pa Sopir tolong aku, aku tidak mau dibantu perempuan itu"Askara berteriak dan lebih memohon dotolong oleh sopir kami.Empat orang sudah menunggu kami di teraz bersiap membawa tas kami, dia adalah Bi Rukma tukang bersih-bersih rumah, Pa Bagus tukang bersih-bersih taman, Susi tukang cuci, dan Bi Sari yang akan membantu bagian dapur, mereka menyambut kami dengan ramah dan memperkenalkan pekerjaan yang akan mereka kerjakan dengan sedikit bercanda."Nah begitu Non Ria dan Tuan Askara, kalau ada apa-apa panggil kami aja ya, cuman kalau mau anuuu eu.... ah maluu jadinyaa" ucap Bi Sari sambil ketawa." kenapa Bi? " ucapku karena tidak mrngerti yang diucapkan Bi Sari."Itu Non Mau
"Ria.."" Iya As...""Terimakasih, aku belum pernah tertawa seperti tadi selain denganmu"Aku terdiam dengan ucapan Askara barusan, kubuka pintu kamarnya, dan membantunya ketempat tidur."Ria" kembali namaku disebut saat Aku hendak meninggalkan kamar Suamiku itu.aku berbalik dan menatapnya, Askara tersenyum sangat manis sekali.kalau tidak keberatan pindahlah saat aku sudah tertidur, entah kenapa malam ini aku tidak ingin sendiri .aku kembali terkejut dengan apa yang Dikatakan Askara.aku hanya mengangguk perlahan, aku naik keranjang kasur itu, Askara tidur di lahunanku. aku menatapnya dan mengusap kepalanya perlahan. ada gurat kekecewaan di dalam hatiku melihat sekarang yang tidur di lahunanku seperti itu. Tuhan mungkin ini akan menjadi yang pertama dan terakhir aku bisa menyentuhnya esok aku harus mengunjungi Anita mungkin aku terpaksa harus melihat suamiku kembali berhubungan dengan mantannya itu dan aku tidak tahu hatiku akan sekuat apa menyaksikan itu semua. air mata perlahan
"Ri, kamu yakin mau bawa aku ke Askara"Anita jutaan kali bertanya itu di mobil, aku sudah bosan menjawabnya, bosan berbohong lebih tepatnya. Karena aku tahu, pertemuan kalian adalah lukaku, tapi aku harus melakukannya.***Aku masuk ke rumah, Askara tidak nampak di ruang utama, aku mencari Askara, Anita mengikuti aku dari belakang. Perasaanku masih campur aduk, bagaiamana bisa Ria, kau bawa duri dalam rumah tanggamu sendiri, bagaimana bisa kau hadirkan oranglain yang pernah ada untuk suamimu ke dalam rumah tanggamu sendiri, saat hatiku perang batin Tiba tiba.."Anita..."Teriak Askara dari dapur kami, tampaknya ia sedang sarapan, Askara tidak menyapa aku sama sekali, aku yang berada di depan Anita dilewati begitu saja, kursi roda otomatisnya melaju langsung ke Anita."Anita sayang, kau datang sudah kuduga kau akan menemuiku, aku benar-benar tidak percaya kalau kau ada dihadapanku sekarang, kau tahu aku hampir mati merindukanmu""As,, ehm " Anita memberi kode pada askara bahwa ada aku
Makan malam dihidangkan, Askara terus menerus melihat ke kamar yang ditempati Anita, aku yakin pasti dalam hatinya gelisah, bagaimana tidak pujaan hatinya sedang didalam sana, setidaknya Askara pasti tahu kalau Anita bukanlah istri sah keluarga ini, keberadaannya bisa jadi ancaman untuknya. namun aku yakin cinta membutakan itu semua."As, sayang, makanlah"" Tidak mah, aku masih kenyang" Jawab Askara pada ibunya, bagaimana tidak Askara dan Anita sudah suap supan tadi."cobalah, ini Steak kesukaan kamu lo, mamah pesanan khusus nih, Ria suapi Askara ayo"Kami berdua kaget ketika Bu Sofi menyuruhku menyuapi Askara, tadi aku baru saja melihat Askara disuapi perempuan lain.Spontan aku menurut saja, aku potong steak itu dan kusuapi Askara.Askara menatapku tajam, seperti tidak suka dengan apa yang kulakukan, aku melirikan mataku pada Bu Sofi dan Ayah, mengisyaratkan bahwa yang kulakukan adalah suruhan mereka."Mamah seneng sekali loh sayang lihat kalian begini"Bu Sofi dan Ayah melanjutkan
*****Hari ini rasanya tidak sama dengan hari kemarin, aku baik-baik saja hidupku semuanya baik-baik saja sampai pada akhirnya kisah masa kecilku, kisah cinta yang selalu aku idam-idamkan selama ini, yang selalu aku harapkan, menjelma menjadi kenyataan. Di hadapanku sekarang Askara Putra Sanjaya telah secara Sah baik di agama dan Hukum menjadi suamiku, namun kisah kami tidak berakhir bahagia begitu saja. Hari ini aku menyiapkan perlengkapan pernikahan untuk pernikahan suamiku sendiri, aku tersenyum tipis bingung dengan semua keadaan yang terjadi aku harus menempatkan Posisiku di mana Hatiku perih tapi aku harus bahagia karena melihat orang yang paling aku cintai Bahagia adalah kebahagiaanku juga Berjalan dengan Gontai aku masuk ke makar mempelai wanita. aku Pakaikan sebuah Veil Slayer untuk pengantin kedua untuk suamiku Aku tidak menyangka begitu berhati malaikatnya aku mengantarkan wanita lain untuk suamiku sendiri, padahal menjadi istri dari seorang askara adalah impianku dari kec
" Rayanza, kau benar-benar ya, kenapa kau bilang keberadaan Ria pada Dokted Samuel, bagaimana kalau dia tidak bisa kita percaya, apa kau tidak takut mereka ternyata bersekongkol?" Ucap Erika dengan sangat marah pada rayanza." wow santai Sayang ada apa ini, kenapa tiba-tiba datang dan memarahiku"" kenapa panggilanku kau abaikan?" Ucap Erika marah." tidak ko wah banyak sekali ini ya panggilannya, aku sedang buat Topeng kau ingat,? Aku butuh konsentrasi, kenapa sih?"" Ria dan Tia sekarang sudah di penthouse milik dokter Samuel, bagaimana ini bisa terjadi, kau sengaja memberitahukan posisi itu pada dokter Samuel?"" Oke sebentar tarik nafas duduklah As, Sayang ayo kita bicara dulu"Erika dan Askara lantas duduk diruangan Rayanza. Rayanza memulai untuk menceritakan semuanya." Jadi, pagi tadi ada dokter Samuel mengatakan ada tangkapan CCTV Hotel yang menangkap gambar Ria, dan itupun belum dikonfirmasi, karena gambarnya sangat buruk. Jadi dokter sam kesana untuk mengecek hal tersebut.
" Kak Ria, "" Iya Tia,"" kakak, sayang sama kak Askara?" tanya Tia sambil membuka Kotak yang berisi buku buku tentang Askara. " Oh itu, itu bukuku memang isinya tentang keseharian Askara, kakak kadang berfikir kakak ini terlalu bodoh karena mencintai Askara terlalu seperti itu. banyak yang menyayangkan cara lak Ria menyukai Askara, tapi kakak tahu, tidak ada yang salah dengan berkorban untuk orang yang kita cintai,"" meskipun kak Askara tidak membalasnya sebanyak Kak Ria padanya?" " Aku saat ini berfikir demikian, kenapa aku lakukan itu, mungkin Askara bahkan risi dengankutapi aku juga tahu, tidak ada sesuatu yang sia-sia untuk mencintai seseorang. kita hanya perlu menyayanginya tulus, balasan itu kalau tidak dari orangnya langsung, bisa jadi dari tuhan, aku percaya itu semua." ucap Ria sambil tersenyum." Apa aku sudah bisa memanggilmu Evelyn?" tanya Ria." lalu aku panggil kaka siapa?" ucap Tia." Kau panggil aku Andini " ucap Ria sambil tersenyum." baik Kak Andini" mereka t
Askara memeluk pundak istrinya, rasanya sakit mendengar apa yang diceritakan Ria. Askara dengan tatapan penuh amarah berusaha untuk tetap menenangkan istrinya. " Sayang, dengar aku baik-baik, Anak memang pembawa kebahagiaan, tapi tidak berarti anak adalah segalanya, aku Bahagia bersamamu, dengan atau tanpa adanya seorang Anak. kita punya cukup untuk membesarkan Anak adopsi kalau kita mau. kau tidak perlu bersedih, banyak acara untuk mendapatkan anak" Ucap Askara." Kau sudah punya As, Anak yang ada dikandungan Anita." Ucap Ria" bukankah itu juga bisa jadi anakmu juga? Anak itu bahkan mungkin akan lebih mencintaimu nantinya, intinya bukan pada siapa dia dilahirkan tapi siapa yang membesarkan Anak itu penuh dengan kasih sayang dialah Ibunya, itulah seorang Anak Ria." " Askara, apa kau percaya kalau Pak Hendro adalah dalang kematian keluargamu ?"" Nah see lihat Ria, Ayahku ternyata bukan Ayah kandungku, dia yang tidak bisa punya Anak, tapi karena dia yang membesarkan aku penuh kasih
" Dokter Samuel? Kandungan? di Rumah sakit Hordwell? " ucap Rayanza dengan penuh penasaran" Iya Za, kau kenal dia. Dokter samuel mengataka kalau saat dia mengambil specialis, dia punya banyak teman dari Indonesia yang kuliah disini"" Dia dokter sam, Erika kau ingat Dokter yang kita temui di kantin itu Er, itu dokter Samuel, temanku, kami sangat dekat dulu, dia dan aku sering berbagi makan siang, bahkan Samuel mempelajari agama Islam dariku, aku yakin dia juga menganggap aku masih sahabatnya" Ucap Rayanza." Ria, apa saja yang dilakukan dokter Samuel kepadamu? Dia tidak mencoba menghancurkan peluang Transplantasimu kan? Mengingat aku rasa kemungkinan jika Anita telah mengarahkanmu pada dokter Samuel, dia mungkin telah disuap untuk melakukan hal yang tidak diinginkan "" tidak banyak, dia hanya memeriksaku beberapa kali. Dia bilang, aku sangat baik, dan jika terus menjaga pola hidupku, aku bisa melakukan Transplantasi rahim dengan sangat baik"" Kita harus temui dokter .Samuel As"
"tidakķkkkkkkk ayah Jangannnnnnn jangan lakukan itu pada Ayahku kumohon jangan lakukan, aku mohon tolongggggggg lepaskan Jangannnnn TIDAAAAAAAAKKKKKKK" Ria berteriak dan terbangun." Sayang..... kenapa, aku disini Sayang " Askara langsung memeluk Ria dan menenangkannya." Ini minumlah, kau tenangkan dulu dirimu ya, aku sudah bicara pada dokter kita bisa pulang sore ini, aku sudah pesan Hotel untuk kita menginap dan berlibur, kau pasti suka tempatnya sangat bagus. Aku mau kau kembali sehat sayang" ucap Askara sambil mengusap Ria.Ria hanya terdiam, matanya penuh dengan kemarahan, tatapannya sangat Tajam, Askara tau, ada kemarahan yang luar biasa dalam diri Ria.Askara menutup air mineral sambil melihat Tia yang masih tertidur. mereka memang sedang fase untuk istirahat, dari keadaan yang hampir merenggut nyawa mereka.***** " Ini Ranjangmu dan Tia, ranjangku yang satu itu. Jika masih lelah kau bisa beristirahat " Ucap Askara pada Ria yang masih terdiam dengan tatapan dingin." Askara"
" Sayang, Makan yah, aku membawakanmu makanan" Ucap Askara saat Melihat Istrinya kini sudah masuk ruang Perawatan.Erika dan Rayanza masuk kesana, Tia masih tertidur di ranjang sebelah Ria." As, apa tidak sebaiknya kita bawa Ria perawatan di Indonesia saja."" Tidakkkk,,, aku tidak mauu" teriak Ria begitu mendengar Rayanza mengatakan Indonesia." kenapa sayang, Indonesia rumahmu, kau setidaknya perlu datang bersama mereka."" kumohon As, aku tidak mau pulang, Mereka ada disana, aku tidak mau As." Ria langsung menangis histeris." Za, kroscek data penumpang selama 3 hari terakhir, apakah Syarif dan Lina benar-benar kembali ke Indonesia?" tanya Askara pada Rayanza. " Aku akan menelpon pamanku untuk informasinya " ucap Rayanza.Askara memeluk Ria yang masih menangis ketakutan, Trauma yang dalam telah menggoresnya." Ria, kami tidak akan meninggalkan kamu, kita semua disini ya" ucap Erika sambil memegang tangan Ria. "" Kita beruntung datang tepat waktu, dan Ria baik-baik saja As, " " K
Tubuh Pak Hendro di bawa oleh beberapa Pria bertubuh tegap." Kenapa ada, Manusia tidak berprikemanusiaan seperti kalian, kenapa tidak kalian tembak saja dia, kenapa membiarkannya seperti itu, kenapa sejahat itu, dia Ayahkuuuuuu.... dimana hati nurani kaliannnnn.... JAHATTTTTTTT KALIAN BIADABBBBB.... " Teriak Ria dengan Tangisan tiada henti." Kurasa anak ini perlu diberitahukan kenyataannya yang lebih lagi." Ucap Lina sambil menatap sinis pada Ria." Ria.... Ria... Ayah tercintamu itu, membunuh Ibumu. Hei panggil dokter itu." Tiba-tiba masuk seorang laki-laki paruh baya, berpakaian kusut, padahal awalnya dia pasti berpakaian baik." Hei tua Bangka, katakan kebenarannya atau kau ku habisi sekarang" ucap Lina pada lelaki tua itu." Aku bawa ini, ini dokumen persalinanmu Ria, Pak Hendro memintaku untuk Mengatakan pada Ibu Andini bahwa kehamilannya bermasalah dan dia harus memilih kematiannya atau dirimu. akhirnya Ibu Andini memilihmu, atas instruksi dari Pak Hendro setelah persalinan
Ria tersadar dari Pingsannya, samar-samar Ia lihat Syarif sedang memukuli seseorang, samar lagi dilihat, itu adalah. Ayah Ria Hendro." Ti...ti....tid.." " Oh lihat anak malangmu sudah bangun" Ucap Syarif sambil tertawa. Ria berusaha sekuat tenaga untuk bisa sadar, namun efek obat bius itu sangat kuat dia sangat lemah.Syarif mendekat dan memegang pipi Ria." Bangunlah, aku ingin kau melihat aku melakukan sesuatu pada Ayahmu. ayo cepat cepat ... BANGUUUUUUNNNN" Teriak Syarif pada Ria yang masih sayup dan lemah." lihat, lihat wajah itu... Kau mungkin tidak aka melihatnya lagi seumur hidupmu" Ucap Syarif dengan lantangnya."Syarif kenapa kamu lakukan ini ? Tolong jelaskan apa maksud dari semua ini, siapa kamu ? apa yang kamu mau sebetulnya dariku? Kenapa kamu lakukan ini ?" sambil menangis Ria mencoba bertanya kepada Syarif atas semua yang terjadi itu." kau benar-benar ingin tahu siapa aku Ria? Sebetulnya aku tidak tega melakukan ini padamu, apa yang terjadi sebetulnya tidak ada u
" Pagi As, aku bawakan kamu sarapan, aku buat sendiri, kau mau kan mencicipinya?" rengek Anita saat melihat Askara sudah rapih dengan pakain Kantornya." Baju itu bagus, aku memang suka warna Biru, kau tampan dengan setelah Biru itu As" Tambah Anita saat memperhatikan Askara memakai pakaian yang Ia siapkan di kasur Askara." Kau Gila atau apa sih? ada Bi Sari dan rukma kau fikir aku Gaji mereka buat apa ? kau ga perlu lakukan hal yang gaperlu."" Aku tahu As, tapi aku sudah belajar banyak cara menjadi Istri yang baik, aku lihat hal sederhana adalah menyiapkan apa yang kamu butuhkan, jadi aku lakukan semuanya. "" Dengar baik-baik Nona Anita. Istriku Ria, Riani Aditya Putri, bukan kau. kau sudah pernah kuberi kesempatan dan kau malah menjahatiku, kau fikir aku semudah itu menerimamu kembali, No.... " ucap Askara sambil berlalu meninggalkan Anita. tapi anehnya tanpa sedih Anita tersenyum dan Menarik tangan Askara. " sini, duduklah, biasanya kalau orang lapar suka berisik" ucap Anita sam