Beranda / Romansa / Is Beating / 41 Kekhawatiran Yang Mendasar

Share

41 Kekhawatiran Yang Mendasar

Penulis: Ratu sambi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mobil yang ditumpangi Andrew berhenti di depan loby, dia langsung berlari menuju ke lift yang bergerak membawanya ke lantai di mana apartement Tad berada.

Setelah pintu lift terbuka, Andrew segera berlari keluar.

Tit! Tit! Tit!

Andrew menekan pasword masuk pintu apartementnya, setelah pintu terbuka secara otomatis dia segera berlari masuk ke dalam.

“Tad??” Andrew menuju ke kamarnya dan menemukan Tad tengah terduduk di lantai kamar mandi dengan kaki yang sudah membengkak.

“Astaga! Tad?? Apa yang terjadi denganmu?” Andrew lalu menggendong dan membawanya keluar, karena dia juga mengindikasi bahwa Tad terkena demam setelah melihat wajahnya yang pucat dan memerah padam maka Andrew segera membawanya ke rumah sakit terdekat.

♡♡♡

Andrew berdiri di seberang ranjang menanti Dokter yang sedang memeriksa keadaan Tad. Pandangannya nampak mengawasi raut wajah Tad yang terdiam dengan ekspresi wajah datar.

“Apa dia baik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Is Beating   42 Menemukan Alluna

    “Aaaaaaaaah! Andreeew! Andreeew tolong!” teriak Alluna semakin keras ketika ponselnya terjatuh.Penguntit itu menjambak rambutnya dan menyeret Alluna sampai ke tengah jalan yang sepi.“Lepas! Ini sakit!” rambutnya dijambak kuat, wajah Alluna sampai memerah ketika menahan sakit di kepalanya.“LEPAS!!”Seketika penguntit itu melepaskan Alluna dengan kasar bahkan mendorong kepalanya hingga keningnya terbentur jalan aspal.Dug!“Aaauuu!” Alluna meringis memegangi kepalanya yang sakit. Terlihat merah memar dan sedikit bercak darah di keningnya.Laki-laki itu membungkuk dan menjambaknya lagi menarik kepala Alluna sampai tertarik kebelakang hingga dia refleks berteriak karena menahan sakit di bagian leher.“Aaaarrgghh!!”Plak!Satu tamparan keras mendarat di pipinya hingga ujung bibirnya pecah dan terdapat darah hitam mengental.

  • Is Beating   43 Perdebatan Kecil Di antara Dua Lelaki

    “Melihat sikapmu cemburu seperti ini... apa itu artinya kau menyukai Alluna?” tuduhnya kepada laki-laki yang berdiri mematung memunggunginya.Andrew terdiam mendengar pertanyaan Nathan yang membuatnya tak bisa berucap, tak ingin lebih lama berurusan dengannya Andrew menoleh kemudian membuat Nathan bungkam dengan satu kalimat pedas.“Itu bukan urusanmu!!!”Salah satu ujung bibirnya langsung terangkat, Nathan tersenyum sinis dan membiarkan Andrew melangkah mendekati Alluna.Laki-laki itu telah berdiri di sisi ranjang menatap wajah Alluna yang sedang terpejam. Wajahnya lusuh, terdapat beberapa memar di bagian wajahnya. Tak lama setelah itu pandangannya teralihkan ke tangan Alluna yang dibalut perban dengan sedikit warna merah darah yang timbul menembus permukaan.Andrew yakin kalau tangan Alluna terluka parah. Dia menghela nafas panjang kemudian berucap kepada Nathan yang ma

  • Is Beating   44 Perasaan Yang Tak Seharusnya

    Mafin yang sudah rapih mengenakan setelan jas hitam bersiap menemui Bella yang sedang menikmati sarapan di meja makan.“Nona? Setelah selesai sarapan Anda harus bersiap untuk pergi cek up” Mafin berjalan ke sisi meja, mengambil obat yang kemudian dia berikan kepada Bella.“Silakan” Mafin memberika obat yang dia letakkan di cawan kecil kepadanya.“Terimakasih, sebentar setelah makan aku akan bersiap-siap” Bella menoleh ke arahnya menatap Mafin yang terlihat segar penampilannya pagi itu.Mafin merona kemudian menunduk menyembunyikan wajahnya.♡♡♡“Kapan Ayah pulang?” tanya Bella ketika mereka dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit. Bella yang duduk di belakang nampak melihat ke arah luar.“Belum bisa dipastikan Nona, karena Tuan banyak sekali pertemuan mendadak” Mafin melirik ke kaca sepion depan, meng

  • Is Beating   45 Perjodohan Bella

    “Jangan beri tahu Andrew tentang hal ini!”“Kenapa?”“Aku ingin, tetap seperti ini... aku ingin semuanya normal seperti tidak terjadi apapun.”“Kau takut Kakakku akan menjauh setelah tahu kau menyukainya?”“Hmm... jadi, Bella biarkan aku memendam perasaan ini sendirian” Alluna mencoba untuk tersenyum walaupun sebenarnya sangat kesal dan sesak.“Aku tidak tahu harus bicara apa lagi denganmu, sebenarnya dari awal aku sudah menduga hal ini akan terjadi!”“Maksudmu?” sahut Alluna.“Aku sudah yakin kalau salah satu di antara kalian nantinya akan jatuh cinta. Kalau bukan Kakakku... ya pasti dirimu. Tapi... kalau kau tidak ingin dia tahu tentang hal ini aku bisa apa lagi. Aku janji akan menjaga rahasiamu! Oke?”“Umm!” Alluna mengangguk sembari tesenyum lebar.“Cinta pasti membuat setiap orang menjadi lemah! Kau kuat Alluna! Kau pasti bis

  • Is Beating   46 Kembali Seperti Awal

    Tuk tuk tuk!Suara ketukan jari di atas meja membuyarkan lamunan Nathan, dia mengalihkan pandangannya ke Bella yang tengah duduk di seberang meja dengan wajah ditekut.Mereka berdua bertemu karena kedua pihak keluarga telah mengaturnya. Bella bahkan saat itu datang diantar oleh Mafin yang kini di mana laki-laki itu berdiri menunggu tak jauh di mana Bella duduk.Pertemuan diadakan di sebuah restourant elite di kota itu, semua hidangan bahkan sudah tetata rapih di sana, namun tak ada satu pun yang menarik perhatian Bella. Bahkan rasa lapar yang sebelumnya menghujam perut kini telah hilang setelah bertemu Nathan calon suaminya.Ghm!!”Nathan berdehem mencoba mencairkan suasana.“Jadi kau adik perempuannya?” Nathan memulai pembicaraan di antara mereka.“Apa kau sedang membicarakan Kakakku??” tatapan sengit Bella langsung menusuk dada Nathan.

  • Is Beating   47 Balasan Dari Andrew

    “Bella akan pulang denganku! Aku nanti akan mengantarnya!” ucap Nathan setelah laki-laki itu mendekati Mafin yang setia berdiri menunggu Bella. Sementra perempuan itu sedang berada di toilet.“Maaf Tuan, tapi sudah menjadi tugas Saya menjaga Nona Bella” Mafin mencoba menolak dengan halus, namun Nathan tetap bersikuku meminta Mafin untuk pergi.“Ayolah, aku hanya ingin berdua dengan Bella!”“Tuan! Apa yang ingin Anda lakukan bersama Nona?” Mafin menatapnya waspada seperti memikirkan sesuatu yang aneh dari ucapan Nathan.Lirikan matanya terlihat berbeda seperti sedang sengaja ingin menggoda Mafin.“Aku hanya ingin mengenalnya lebih... dan kau tahu, kan? Ketika seorang laki-laki berdua dengan seorang perempuan sedang berduaan, apa yang akan mereka lakukan?”Mafin terlihat kesal namun dia mencoba bersikap tenang.“Tuan! Jangan berharap bisa melakukan hal aneh kapada Nona Bella! Sebelum kalian resm

  • Is Beating   48 Perdebatan Kecil

    "Mafin ada apa denganmu??" Bella mencoba melepaskan diri dari Mafin karena tanpa sadar Mafin telah melukai tangannya ketika menggenggamnya erat."Maaf Nona" dia tertunduk menyesal."Aku bilang aku akan pergi dengan Nathan, kenapa kau menarik tanganku??"Mafin terdiam, dia merasa tak punya hak untuk menahan Bella agar tak pergi dengan Nathan. Namun mendengar ucapan dari Nathan yang seolah-olah ingin melakukan sesuatu terhadap Bella, dia tak ingin hal itu terjadi."Mafin??" Panggilnya lagi ketika Mafin hanya diam."Nona... Tuan Nathan bukan orang baik. Saya mohon jangan terima perjodohan ini, Saya tahu Saya tidak berhak melarang Anda tapi Saya mohon, pikirkan ini sekali lagi... jika memang Anda yakin kalau Tuan Nathan adalah laki-laki yang tepat, maka... silakan Anda menikah dengannya" Mafin tertunduk tak mampu menatap kedua mata Bella.Untuk sesaat Bella sempat tersenyum tipis ketika

  • Is Beating   49 Kali Ini Menciumnya Dengan Sadar

    Mafin dan Bella dalam perjalanan pulang, Bella yang duduk di belakang nampak membuang pandangannya ke luar dari balik kaca. Sementara Mafin yang sedang menyetir sesekali terlihat melirik ke kaca sepion depan untuk mengawasi Bella.Sebenarnya sangat kesal jika mengingat sikap Mafin, namun Bella yang memendam perasaan padanya tak mungkin mengutarakan perasaannya teelebih dulu.“Kau bisa mengantarku ke suatu tempat?” ucap Bella memecah keheningan.“Ya, Nona... Anda ingin ke pantai lagi?” Mafin mencoba menebak.“Tidak, aku ingin pergi menemui Ibu!”Wajahnya terpaku saat mendengar permintaan Bella, Mafin tak mungkin mengantarnya pergi untuk bertemu dengan Belinda Atalas. Perempuan yang pernah menyandang nama Mayer di belakangnya.“Nona” Mafin terlihat ragu ketika berucap, namun akhirnya dia memberanikan diri.“Anda tidak boleh menemuinya!” Mafin tak mungkin melanggar larangan Andrew sekalipun itu p

Bab terbaru

  • Is Beating   86 Final

    “Ini masih siang Andrew!” “Aku tidak peduli, aku terlalu lama menahan semua ini! Apa kau tidak sadar itu?” Andrew membungkuk meraih kaki Alluna, menggendong perempuan itu masuk ke dalam kamar. “Aku belum mandi, aku harus membersihkan tubuhku dulu” Alluna terus berucap untuk mengulur waktu namun Andrew kali ini tak melepaskannya. “Tidak perlu, aku menyukai bau wangi parfum yang bercampur keringatmu. Mulai sekarang aku tidak akan membiarkan kau keluar dari kamar sampai aku benar-benar puas!” Pipi Alluna merona panas dia membiarkan tubuhnya terbaring di ranjang sementara Andrew telah memaku tubuhnya dengan kedua tangan agar tak bisa bergerak ke mana pun. Andrew telah berhasil melepaskan satu persatu kancing kemejanya dan membuangnya ke lantai begitu saja, kini dia telah bertelanjang dada kemudian membungkuk lagi di atas tubuh Alluna.Perlahan Andrew menyingkirkan

  • Is Beating   85 Menghapus Bekas Lelaki Lain

    “Siapa?”Andrew bertanya sembari melangkah keluar dari kamar, seketika tubuhnya terpaku saat melihat sosok perempuan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya berdiri di depan pintu rumahnya. Andrew membuang pandangannya kearah lain kemudian memilih pergi menuju pantry. Melihat sikap Andrew, Alluna pun mencoba untuk mengalihkan perhatian Belinda.“Umm... silakan masuk Ibu” Alluna menggandeng lengan Belinda mengajak perempuan itu masuk ke dalam.Setelah sampai di pantry Alluna menarik kursi mempersilakan Belinda agar duduk di sana. Dia juga menyiapkan minuman untuk perempuan paruh baya itu.Alluna Kekemudian meminta Andrew untuk duduk di seberang meja berdampingan dengannya. Andrew tampak canggung tapi di bawah meja Alluna menggenggam erat tangannya untuk menenangkan lelaki itu.Dia pun menoleh menatap wajah Istrinya, melihat senyum di bibir Alluna mampu membuat hatinya menjadi tenang. “Mm, maaf ka

  • Is Beating   84 Tamu Tak Diundang

    Alluna menutup pintu kamar mandi kemudian setelahnya dia bersandar dibalik pintu dengan raut wajah memerah. Dadanya bergerak cepat bersamaan dengan nafasnya yang terengah-engah. Alluna tak bisa menyembunyikan rasa malunya karena tadi saat di depan Andrew dia secara terang-terangan bahkan tanpa rasa malu dia memamerkan dan mengakui kalau dia sendiri yang telah memesan alat-alat itu. "Ya ampun, bagaimana ini... mau ditaruh di mana mukaku saat keluar nanti!" Alluna benar-benar sangat malu entah bagaimana lagi nanti ketika dia keluar dari kamar mandi harus menghadapi Andrew.Saat ini dia berusaha untuk menenangkan diri karena tadi sesaat ketika sedang berhadapan dengan Andrew dadanya berdebar tak karuan. “Aduh bagaimana ini? Bagaimana aku menghadapinya nanti? Ya ampun lagi pula kenapa juga aku menantang Andrew untuk memakai alat itu?” Alluna berjalan mondar-mandir layaknya orang kebingungan karena kesalahannya sendiri.

  • Is Beating   83 Permintaan Yang Mengejutkan Dari Alluna

    Allunan tak menduga kalau dia akhirnya akan bisa kembali bersama dengan Andrew. Awal mula juga dia membantu Andrew hanya karena ingin ibu angkatnya sembuh dari penyakit dia tak berpikir sampai sejauh ini hingga akhirnya bisa bersanding hidup dengan lelaki yang mampu membuatnya jatuh cinta.Kalau dipikir-pikir dari awal, membayangkan untuk menyukai Andrew yang notabennya adalah seorang gay itu tidaklah mungkin namun ketika akhirnya dia bisa meyakinkan kalau lelaki itu juga menyukainya itu seperti sebuah mimpi bagi Alluna.Banyak kesedihan yang Alluna lalui untuk bisa bersama dengan Andrew, begitu juga dengan lelaki itu. Banyak kepedihan yang harus dia lewati mulai dari kehilangan seseorang yang dulu pernah dia cintai kemudian bertemu dengan sosok perempuan yang dulu juga pernah menyakitinya serta harus melewati sisa hidup di ambang kematian, selama beberapa tahun dan kini ketika perempuan itu kembali Andrew membuktikan kalau kek

  • Is Beating   82 Menikahlah Denganku

    Saat lampu padam dan semua ruangan menjadi gelap gulita Alluna terlihat panik, dia sempat beranjak dari kursi dan ingin berlari keluar namun saat mengingat ucapan Andrew agar tak pergi kemana-mana membuat Alluna mengurungkan niatnya.Dia terlihat sangat gelisah dan gusar berharap Andrew akan datang saat itu juga."Andrew?” seru Alluna Namun lelaki itu tak mendengar panggilannya.Lama Alluna menunggu Andrew pun tak kunjung terlihat.Suasana semakin sepi, membuat bulu kuduknya merinding ketakutan.“Ke mana perginya dia?” gumam Alluna sembari membuang pandangan ke sana ke mari yang tak nampak apa pun karena gelap.Dari arah belakang Alluna merasa seperti ada sesuatu yang datang dan mendekat, perlahan Alluna menoleh ke belakang penuh waspada.Bersamaan dengan itu lampu menyala, Alluna di kejutkan dengan Andrew yang tengah berdiri di belakangnya dengan membawa sebuah kue, ada beberapa lil

  • Is Beating   81 Restu Dari Tuan James

    Ruangan itu adalah ruangan beberapa tahun yang lalu di mana Tuan James menghina Alluna, tepat di ruang tengah rumah keluarga Mayer, Tuan James menawarkan sejumlah uang kepada Alluna agar perempuan itu pergi meninggalkan putranya.Namun kali ini sepertinya suasana terlihat berbeda dari raut wajah Tuan James yang tak terlihat garang seperti biasanya membuat Alluna tak merasa takut seperti dulu ketika mereka bertatap muka.Seorang Bodyguard terlihat masuk ke dalam ruangan itu dengan membawa sebuah map berwarna hitam di tangannya melangkah mendekati Tuan James."Silakan Tuan James” ucapnya sembari memberikan map itu.Setelah mapnya berpindah tangan, Tuan James kemudian meletakkannya di atas meja mendorongnya perlahan kearah Alluna.Jantungnya tiba-tiba berdebar kencang kejadian ini mengingatkan Alluna pada momen beberapa tahun yang lalu. Ketika Tuan James menawari dirinya beasiswa untuk sekola

  • Is Beating   80 Membaik

    Alluna menatapnya kesal bercampur tak percaya, bagaimana bisa lelaki itu tega membohongi dirinya. Seketika saat itu juga wajah Alluna berubah memerah karena tak sanggup lagi menahan tangis dia mulai merengek membuat Andrew merasa bersalah.Tetapi lelaki itu masih bisa tertawa menikmati keberhasilannya dalam membuat Alluna kesal. Andrew tersenyum kemudian memeluk Alkuna dengan erat.“Maaf” ucapnya sembari membelai lembut kepala Alluna.“Kenapa?” Alluna mendorong dada Andrew membuat dirinya lepas dari dekapannya. Ada rasa bahagia yang bercampur jengkel atas perbuatan Andrew.“Kenapa kau harus membohongiku?! Apa untungnya ha?” Alluna mengusap pipinya yang basah.Lagi, Andrew ingin memeluknya namun Alluna langsung menggunakan kedua tangannya untuk menahan dada Andrew agar tak bisa mendekat.“Kau pikir ini lucu!! Kenapa kau tertawa? Kau men

  • Is Beating   79 Pembohong!

    "Aluna!" Seketika tanpa sadar Andrew menggeram menyebut namanya. Dan saat perempuan itu memutar tubuhnya menatap kearah wajah Andrew, lelaki itu membuang pandangannya ke arah lain bersikap seolah dia lupa dengan apa yang baru saja dia lontarkan. Aluna tersadar lelaki itu menyebut namanya dengan suara dan intonasi nada seperti dulu saat Andrew masih sedang bersamanya.Raut wajahnya nampak berbinar seakan tak percaya dengan apa yang baru saja di dengar olehnya. Alluna perlahan melangkahkan kakinya kembali mendekati meja. Sementara Andrew yang mulai terlihat gelisah masih tak berani menatap mata Alluna yang sedang menatapnya dengan lekat. Dada Alluna berdebar kencang saat langkahnya semakin dekat dengan Andrew.“Kau... memanggilku apa?” suaranya bergetar, pandangannya tak pernah lepas dari Andrew yang masih berusaha menghindar dari tatapannya. Mencoba untuk tenang Andrew kemudian menghela

  • Is Beating   78 Makan Malam

    Di ruang kerja tempat Alluna mengecek semua perkembangan pasiennya, terlihat Andrew dan Alluna duduk saling berhadap-hadapan di seberang meja.Ada dokter lelaki yang sebelumnya menyapa Andrew ketika dia datang ke rumah sakit. Dia hanya mengantar Andrew sampai keruangan Alluna setelah itu dia dia pergi karena masih ada pekerjaan lain."Saya akan membiarkan kalian berdua untuk berbincang, kalau begitu saya pamit pergi terlebih dulu" Dokter itu sempat menundukkan kepala sebelum akhirnya dia melangkah ke pintu kemudian pergi meninggalkan ruangan.Suasana di ruangan menjadi semakin canggung terlebih lagi untuk Alluna yang merasa bahwa Andrew seperti orang asing baginya saat ini.Raut wajah Andrew saat menatap ke arahnya terlihat begitu sangat berbeda bukan seperti Andrew yang biasanya. Mereka masih saling diam belum ada satupun dari kedua belah pihak yang berusaha untuk memulai pembicaraan.Terlihat beberapa kali Al

DMCA.com Protection Status