"Masih ingin menendang bokongku?" tanya Feligan saat melihat Shakira yang sepertinya sudah mengingat dirinya.
Shakira yang mati kutu, tidak bergerak sedikitpun. Feligan tersenyum sinis melihat itu, bagaimana tidak jika wanita yang didepannya ini kemarin berlagak sombong malah mati kutu sekarang.
Feligan melihat name tag yang terkalung dileher Shakira, ia menarik name tag itu mendekat padanya dan membuat Shakira berdiri lalu tertarik ke depan, hampir saja wajahnya beradu dengan wajah Feligan.
"Shakira Costelia," ucap Feligan, membaca nama yang tertera.
Shakira menarik name tagnya kembali dan menatap Feligan kesal. "Kau bertindak dengan tidak sopan, Tuan gedung sebelah." Shakira memberbaiki name tagnya.
"Juga bagaimana kau bisa masuk ke sini?"
"Tentu saja aku bisa masuk kesini sesukaku, dan asal kau tahu..." Feligan menggantungkan kalimatnya yang membuat Shakira mengernyit.
Feligan mendekatkan wajahnya ke arah Shakira lalu berbisik, "Aku adalah pemilik baru perusahaan ini."
Mata Shakira seketika membulat, mulutnya terbuka sedikit. Ia tidak menyangka pengganti pemimpin lamanya adalah pria gedung sebelah yang menyebalkan. Bagaimana bisa ia melewati hari-harinya dengan tenang jika pria didepannya ini membuatnya kepikiran terus untuk menendang bokongnya yang kalau boleh jujur, sangat sexy.
"Kalau begitu sampai jumpa, aku ingin menyapa yang lainnya. Lanjutkan pekerjaanmu," titah Feligan dan melangkah pergi.
Shakira kembali duduk, ia segera menyusun barang-barangnya ke dalam tas dan memasuki semuanya dengan asal. Ia akan pulang, pekerjaannya telah selesai dan ia akan beristirahat dirumah selama beberapa hari juga untuk menghindari boss barunya itu.
Shakira bangkit dari duduknya dan pamit kepada Sella terlebih dahulu. "Aku pulang, jika ada apa-apa tolong hubungi aku," pintanya yang dibalas anggukan oleh Sella.
Shakira berjalan menuju lift dan memasukinya. Ia mengambil handphone-nya saat telah berada di dalam lift. Jadwalnya hari ini kosong yang berarti ia bisa bersantai dirumah.
Saat tiba dilobby, Shakira menitipkan name tag-nya pada resepsionis tanda ia pulang dan berjalan keluar gedung dengan tenang. Jika ditanya kenapa ia boleh pulang itu karena peraturan perusahaannya, jika telah menyelesaikan tugasnya maka boleh pulang. Tetapi dari dua tahun yang lalu hanya beberapa orang yang bisa pulang termasuk Shakira karena hanya segelintir yang bisa menyelesaikan tugas mereka dengan cepat.
Shakira menghentikkan taksi dan menaikinya. Taksi itu melaju membelah jalan raya hingga berhenti tepat disebuah gedung apartemen, tempat tinggalnya. Shakira lantas turun dari taksi itu, tidak lupa untuk membayarnya.
Ia memasuki gedungnya dan tidak sabar untuk bertemu kasur empuknya yang selalu posesif padanya. Jika boleh, ia ingin rebahan setiap hari dengan novel di atas kasur itu. Namun, apalah daya itu hanya bisa menjadi angan-angannya.
Shakira melempar tas kerjanya asal, ia langsung saja merebahkan diri disofanya tanpa melepaskan sepatunya. Kebiasaan buruk Shakira yang dilakukannya setiap hari.
Matanya memberat, ingin terlelap saat kantuk telah menguasainya. Ia mengambil posisi nyaman lalu menutup mata erat. Tak sampai 10 detik Ia telah kehilangan kesadarannya.
***
Feligan menatap Andrea Matthew dengan kesal. Teman dan juga tangan kanannya itu terus saja mengoceh tentang wanita. Mulutnya seolah mesin yang tidak bisa berhenti diam.
Feligan mengusap rambutnya sehingga tatanan yang tadi rapi kini mulai kacau tetapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun.
Andrea melihat iris mata biru milik Feligan yang kini sedang menusuk dirinya. Andrea menggeleng, Feligan sangat tidak bisa untuk diajak bicara tentang wanita seolah pria itu memiliki kelainan seksual.
"Aku hanya bercerita, kau sebagai temanku seharusnya mendengarnya dengan baik dan memberiku solusi," cerca Andrea.
Feligan mendesah lelah. "Kalau begitu cerita saja dengan orang lain, aku lelah."
"Ck! Inilah kenapa kau tidak pernah bisa mendapatkan wanita. Kau pelit sekali hanya untuk mendengarkan seseorang."
Feligan memberikan tatapan tajamnya pada Andrea. Sialan! Pria itu kembali membuatnya mengingat masa lalu kelamnya yang telah ia coba kubur dalam-dalam.
"Jika kau tidak berhenti diam, kupastikan kau sudah berada diluar gedung melalui kaca ini," ancam Feligan sembari menunjuk kaca yang melindungi mereka dari luar.
Andrea menegang, dengan tangannya ia gerakkan dari sudut bibir kiri kesudut bibir kanan, mengunci rapat mulutnya. Ancaman Feligan memang tidak main-main walaupun ia belum pernah mengalaminya.
"Seharusnya sedari tadi kau melakukan itu."
Feligan membuka laptopnya dan mulai melihat perkembangan saham yang dimilikinya. tentu saja grafik saham itu selalu meningkat, ia memang pandai menarik perhatian perusahaan lain untuk ikut menanamkan saham di perusahaannya.
"Feligan, kurasa kau harus ke markas, seseorang telah menemukan si propaganda itu," ucap Andrea, sambil mengutak-atik tab miliknya
Feligan mengepalkan tangannya mendengar itu, langsung saja ia menutup laptopnya. Ia menatap Andrea yang kini juga menatapnya. Akhirnya ia mendapatkan pengkhianat itu.
"Ayo pergi," ajak Feligan dan berdiri dari kursi besarnya lalu berjalan keluar dari ruangannya diikuti Andrea dibelakang.
Feligan berjalan dan melewati kubikel Shakira, namun tidak menemukan pemiliknya. Spontan, ia menghentikan langkahnya lalu berjalan mendekati kubikel Sella.
"Dimana Shakira?" Tanya Feligan yang membuat Sella terkejut.
"Ia sudah pulang, boss," balas Sella dengan pelan.
Feligan mengerutkan dahinya, tangannya juga ikut bersidekap. Pulang saat jam kerja sangat tidak profesional.
"Aku ingin Shakira berada disini setelah aku kembali. Jika tidak, kalian semua akan kena akibatnya!" teriak Feligan keseluruh pegawainya.
Semua pegawai tersentak. Apa-apaan, baru kali ini mereka diancam seperti itu. Pemimpin sebelumnya tidak pernah melakukan itu pada mereka dan ini sedikit membuat mereka terguncang dan menyadari jika boss barunya saat ini tidak bisa diajak santai.
"Mengerti?!" tanya Feligan yang disambut anggukan oleh pegawainya.
Feligan kembali melanjutkan langkahnya dan pergi dari perusahaan itu, dan ia harap Shakira sudah berada dikantor sebelum ia kembali.
Saat Feligan tidak lagi tampak, para pegawai mulai kelimpungan. Mereka langsung mencoba mendial nomor Shakira. Pekerja paling teladan yang tidak pernah membuat masalah itu kini malah menjadi topik masalah itu sendiri.
Shakira menemukan dirinya terbangun oleh suara ponsel yang tidak berhenti berdering sejak 10 menit yang lalu. Matanya mengerjap, masih mengantuk saat ia bangun dari tidurnya. Matanya menjelajah sekeliling mencari tas yang entah ia letakkan dimana.Dia bangkit dari Sofa dan berjalan mengitari ruang tamunya untuk mencari tas bututnya. Untungnya, ia dapat menemukan tasnya dengan cepat karena ponselnya masih tidak berhenti berdering hingga sekarang.Dengan malas, Shakira meraba isi tasnya dan mencoba mencari ponsel tanpa melihat ke dalam tas. Saat ia merasakan tangannya mendapatkan getaran, langsunglah ia mengambil benda itu.Layar ponselnya menunjukkan nomor teman kantornya. Lebih dari 40 panggilan telah ia dapatkan dan itu dari nomor yang berbeda. Shakira merasa terkejut karena ini pertama kalinya ia mendapatkan boom call seperti ini.Sebuah nama 'Sella' menghiasi layarnya, tanpa menunggu lama Shakira langsung saja menjawab panggilan itu
Shakira berjalan melewati gang kecil yang mana sering ia lalui untuk menuju apartemenya. Hari ini mendung, awan bewarna kelabu menghiasi langit sama seperti suasana hati Shakira.Shakira berhenti melangkah saat kakinya tidak sengaja menendang kardus yang berisikan sesuatu. Tangannya menggapai kardus tersebut dan membukanya. Termangu sebentar, Shakira lantas tersenyum saat ia menemukan anak kucing dengan bulu yang lebat berada di dalam kardus tersebut."Kau dibuang?" tanya Shakira pada anak kucing yang telah berada di pangkuannya. Anak kucing itu hanya membalas dengan suara meongan yang kecil."Baiklah, aku akan menggantikan ibumu. Oleh karena itu, jangan mencakarku, oke!" kemudian Shakira mengeratkan blazernya hingga anak kucing itu tidak kedinginan."Ayo pulang dan makan malam. Menu apa yang harus kumasak hari ini?" tanya Shakira kembali pada anak kucing tersebut tapi pastinya tidak ada balasan seperti 'ayam', 'ikan' dan lain-lain.Sh
Shakira mengerjapkan matanya. Pandangannya masih belum fokus namun ia tahu jika ia tidak berada dirumahnya. Dirinya berada disebuah tempat yang ia tidak ketahui."Ehem!"Mata Shakira menangkap sosok yang berada satu meter didepannya. Pria itu terlihat familiar tetapi Shakira tidak dapat melihat dengan jelas wajah pria itu dikarenakan gelapnya ruangan ini."Siapa?" tanya Shakira serak."Tebak."Shakira berusaha bangkit dari tidurnya namun ia baru menyadari tangannya sedang dalam keadaan terikat. Hal itu membuatnya was-was, ia yakin saat ini ia sedang diculik."Sudah tahu?" tanya pria itu dengan suara bass yang Shakira merasa pernah dengar.Shakira merasa ragu untuk mengatakan nama yang kini berada didalam pikirannya. Akan tetapi, ia sangat yakin suara dari pria itu sama persis dengan pemilik nama yang ada dipikirannya."Fe-feligan?" ragu Shakira dan kini matanya sedikit bisa membaur dengan gelapnya ruangan.Pria itu be
"Aku tidak ingin makan sekarang. Aku punya jadwal makanku." Shakira terus bersikeras akan kebiasaan makannya yang mana membuat Feligan kesal dengan wanita itu.Setelah dikunci di dalam kamar kemarin malam, Pagi ini Feligan membuka kamar tersebut dan menemukan Shakira sudah duduk diranjangnya. Feligan mengajak Shakira untuk breakfast bersama dengannya."Terus saja kau keras kepala. Kau tahu, kau seharusnya merasa beruntung jika aku mengajakmu sarapan bersama."Shakira bersidekap. "Cih! Beruntung? Ini namanya kesialan, lagian apa untungnya makan dengan orang gila."Feligan mengepalkan tangannya. Giginya bergemeletuk, ingin sekali ia menutup mulut Shakira dengan sesuatu agar omongan pedas tidak keluar dari bibir bulat penuh itu.
Pagi ini, saat suasana sedang sejuknya dan mentari timbul dengan cerahnya, Shakira menemukan baju kantor yang telah tergeletak di atas kasurnya.Shakira menendang sepatu yang berada didekat kakinya. Betapa konyolnya ia menyetujui untuk menjadi asisten pribadi pria itu tadi malam, saat pria itu pulang entah dari mana. Tapi bagaimana lagi, baginya itulah satu-satunya cara agar ia lepas dari pria gila itu.Shakira menatap jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh. Langsung saja ia mengambil baju dan membawanya ke walk in closet. Begitu selesai memakai baju, ia memakai sepatu yang tadi ia tendang. Betapa pasnya baju itu saat ia sedang melihat penampilannya dicermin. Hal itu sedikit membuatnya ngeri karena pria itu bahkan tau ukuran baju dan pakaian dalamnya.Dengan tersenyum selebar mungkin yang mana membuatnya mengerikan, Shakira berjalan kekuar dari kamarnya dan menuju ruang makan. Ia sudah tahu seluk beluk runah atau istana ini
"Aku tidak menyangka aku harus membatalkan janjianku bersama klien hanya karenamu," gerutu Feligan setelah mereka memasuki mansion.Shakira menatap kesal punggung Feligan dan berdecih. "Aku tidak mungkin berlama-lama di tempat menyeramkan itu."Feligan membuka kancing atas kemeja dan menggulung lengan kemejanya sampai ke siku. Dasi yang tadi mengikat lehernya kuat kini ia tarik hingga mengendur. Tatapan Feligan terlihat nyalang, ia begitu kesal dengan kejadian tadi saat Shakira memintanya pulang begitu saja hanya karena wanita itu ketakutan."Kuharap kau tahu posisimu," desis Feligan dan berjalan meninggalkan Shakira yang masih berdiri di lounge mansion ini.Dengan sedikit menghentakkan kakinya, Shakira berjalan menuju kamarnya. Dalam hatinya, Shakira menggerutu karena ia diibaratkan dalam posisi yang rendah saat ini tapi ia hanya diculik bukan berarti dia mau menjadi bawahannya pria arogan itu."Me
Shakira terbangun dan melihat matahari telah terbenam dari pintu balkon kacanya. Ia melihat jam di dinding dan merasa telah lama tertidur.Shakira merenggangkan tubuhnya, ia lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu, ia berjalan menuju pintu kamarnya. Perutnya terasa lapar karena ia tidak makan siang karena tertidur.Saat keluar dari kamar, tampak tidak ada orang di sekitarnya, apa Feligan belum pulang? Shakira berjalan ke lantai bawah dan menuju ruang makan, untungnya ia sudah tahu dimana ruang makan sehingga ia tidak akan tersesat lagi.Saat membuka pintu ruang makan, tercium aroma menggoda dari atas meja, tampaknya makanan yang dihidangkan di atas meja sangat menggoda."Nona Shakira," sahut seseorang dari belakang punggung Shakira.Shakira berbalik dan mendapatkan koki mansion ini sedang menunduk kecil padanya."Aku?" tanya Shakira.Ko
"Pria sialan itu bercanda denganku!" seru Xander sembari menggebrak mejanya.Beberapa bawahannya terlihat tersentak saat bunyi gebrakan meja tersebut memekakkan telinga mereka."Bajingan!" umpat Xander sembari melihat laporan yang berada di tangannya."Tuan, apa langkah selanjutnya yang akan kita lakukan?" tanya salah satu bawahannya."Aku akan memikirkannya, kupastikan pria licik itu akan menyesali perbuatannya, kupastikan itu!"Semua bawahannya terlihat takut akan perkataan Xander dan bergidik ngeri jika saja hal itu terjadi mereka. Ketakutan mereka pun bukan tanpa alasan karena tuan mereka memang semengerikan itu, Xander bukan pria yang bisa diajak bermain aman."Tugas kalian sekarang adalah pastikan aset kita tidak lagi terjual seperti itu, pastikan aku pemilik kuat semua aset yang tersisa. Aku tidak ingin mendengar apapun tentang kehilangan lagi. Ubah semua na
Feligan tersenyum dengan penuh misteri. Sepertinya drama yang ia lakukan sebelumnya berhasil membuat Shakira untuk mengikutinya dengan sukarela. Hal ini memang direncanakannya sedari awal karena ia bertekad untuk merebut kembali kekuasaannya yang entah sejak kapan sudah diambil lain oleh keluarga Mafioso lainnya. Hal ini tidak membuatnya tenang beberapa hari ini, bahkan membuatnya sangat kepikiran. Kekuasaan yang sejak lama ia kumpulkan menguap begitu saja tentu membuatnya tidak tenang. Satu hal yang ia tahu dapat menyatukan kembali kekuasaannya yaitu memberitahu berita jika ia memiliki seorang istri yang mana artinya semua orang akan menargetkan Shakira sebagai objek utama dalam melumpuhkannya yang sebenarnya tidak, karena Shakira hanyalah umpan untuk memberinya waktu dalam mencari tahu akan hilangnya kekuasaannya. Mungkin ini adalah hal keji yang dilakukannya pada Shakira dimana ia telah menculik wanita itu seenaknya dan kini memanfaatkan wanita itu sebagai kambing hitamnya. Terb
Shakira menghembuskan napas kesalnya. Malam ini dia akan menemani Feligan pergi ke pesta kolega. Shakira tidak masalah dengan hal itu jika saja Feligan tidak mengenalkan dirinya sebagai seorang istri. Lagipula, apa yang Feligan pikirkan sehingga ingin melakukan hal itu. Pintu terbuka, Shakira terperanjat dari kursinya karena kaget oleh kedatangan Feligan. "Ada apa?" Tanya Shakira dengan sorot mata yang datar. Feligan terlihat membuka mulutnya tapi seperkian detik kembali menutupnya. Belum ada satu kata pun yang terlontar dari mulutnya. "Ada apa denganmu?" tanya Shakira kembali. Kening Feligan tampak berkerut, ekspresinya tampak ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan entah oleh apa. "Tidak jadi," ujar Feligan akhirnya meski raut wajahnya mengatakan hal yang sebaliknya. Shakira hanya mengangguk setelah itu Feligan keluar dari
Shakira mengernyit saat cahaya matahari yang tidak pula terlalu menyengat menyinari matanya yang sedang tertutup, sudah jelas jika ia terganggu dalam tidurnya.Akhirnya ia membuka mata dan menyesuaikan penglihatannya dengan keadaan sekitar. Akan tetapi meskipun penglihatannya telah membaik, kefokusannya masih belum sehingga seseorang yang berada di sampingnya mulai bersuara."Aku mendapatkanmu," ucap orang itu.Shakira menghentakkan kepalanya ke samping untuk menatap seseorang itu dan ya... ia lupa jika sekarang ia tidak seperti dulu.Feligan berada disampingnya dengan rambut yang basah, Feligan saat memikirkan tempat terakhir yang mungkin dipilih Shakira yaitu danau langsung saja melompat ke dalam air, tidak ingin menghabiskan waktu lama dengan menggunakan perahu dan alhasil ia sampai dalam waktu 4 menit."Bagaimana bisa kau menemukanku?!" Sentak Shakira tidak percaya jika ia semudah itu untuk dite
Shakira menaiki sebuah perahu yang dapat membawa dua orang dalam perahu itu, tapi kali ini ia akan menaikinya sendiri dan mengayuhnya.Alasan ia memakai perahu dalam pelariannya kali ini ialah agar Feligan tidak bisa menangkapnya terlalu cepat dan ia akan berhenti di tengah danau untuk beberapa jam. Ingat, perjanjian mereka adalah dua jam. Jadi, ia akan berlama di tengah danau, untungnya hari ini keadaan sangat ramai sehingga banyak perahu yang berada di danau.Shakira melihat jam di pergelangan tangannya, dua menit lagi akan menjadi akhir waktunya dan Feligan akan mencarinya. Ia memilih untuk tiduran di atas perahu itu dan membuatnya tidak terlihat sama sekali. Menutupi wajahnya dari sinar matahari dengan topi, Shakira bernapas lega bisa merasakan hal nyaman berada di perahu dengan keadaan yang menyenangkan seperti ini.Terik matahari yang kian menyengatnya membuatnya merasa tidak nyaman, ditambah rok yang ia pakai minim sehingga p
Shakira berjalan keluar dari restoran tersebut. Jantungnya berdebar hebat hingga ia merasa jantungnya ingin meloncat dari tempatnya, cukup mengerikan, bukan?Dengan lari kecil karena heelsnya yang membuatnya susah untuk berlari, Shakira memasuki berbagai toko. Dari toko baju sampai toko makanan, sebenarnya ia random saja ingin melakukan hal itu karena ia pikir itu akan terasa menyenangkan. Tetapi, Shakira tidak melakukan itu tanpa persiapan apapun, ia sudah memikirkan hal ini sejak tadi jika setiap toko yang ia masuki ia akan membeli sesuatu di dalamnya, seperti toko baju, ia membeli pakaian untuknya dan toko makanan, ia membeli sandwich untuk mengisi perut laparnya itu karena mereka tidak menyentuh apapun tadi saat di restoran itu dan membuat Shakira kelaparan.Perhentian berikutnya yaitu toko topi, Shakira memasuki toko itu dan membeli sebuah topi pantai yang bundar hingga sedikit menutupi wajahnya. Dengan topi itu, Shakira harap Feligan agak susa
"Kemana?" tanya Shakira saat mereka telah menaiki mobil."Ke sebuah restoran," jawab Feligan tak acuh.Shakira mengangguk dan berpikir mungkin tidak apa untuk ia percaya pada Feligan kali ini karena pria itu terlihat memikirkannya kali ini atau setidaknya itulah yang ia tangkap dari perkataan pria itu kemarin malam."Siapa klienmu kali ini? Berasal dari mafia mana?" tanya Shakira yang mendapat lirikan oleh Feligan.Feligan memutar setirnya saat jalan yang mereka lalui mengarah suatu tempat. "Well, aku memang Mafia tapi bukan berarti semua klienku seperti itu, bukan?"Shakira mengedikkan bahunya lalu menyuarakan kebingungannya, "Memangnya kau bisa terlibat dengan mereka yang bukan Mafia?" tanya Shakira sembari mengutip kata 'bukan'."Tentu saja, merekalah yang melibatkan diri mereka padaku. Ingat, aku mafia dan tentu saja menguntungkan mereka.""Tapi perjanjian seper
"Pria sialan itu bercanda denganku!" seru Xander sembari menggebrak mejanya.Beberapa bawahannya terlihat tersentak saat bunyi gebrakan meja tersebut memekakkan telinga mereka."Bajingan!" umpat Xander sembari melihat laporan yang berada di tangannya."Tuan, apa langkah selanjutnya yang akan kita lakukan?" tanya salah satu bawahannya."Aku akan memikirkannya, kupastikan pria licik itu akan menyesali perbuatannya, kupastikan itu!"Semua bawahannya terlihat takut akan perkataan Xander dan bergidik ngeri jika saja hal itu terjadi mereka. Ketakutan mereka pun bukan tanpa alasan karena tuan mereka memang semengerikan itu, Xander bukan pria yang bisa diajak bermain aman."Tugas kalian sekarang adalah pastikan aset kita tidak lagi terjual seperti itu, pastikan aku pemilik kuat semua aset yang tersisa. Aku tidak ingin mendengar apapun tentang kehilangan lagi. Ubah semua na
Shakira terbangun dan melihat matahari telah terbenam dari pintu balkon kacanya. Ia melihat jam di dinding dan merasa telah lama tertidur.Shakira merenggangkan tubuhnya, ia lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu, ia berjalan menuju pintu kamarnya. Perutnya terasa lapar karena ia tidak makan siang karena tertidur.Saat keluar dari kamar, tampak tidak ada orang di sekitarnya, apa Feligan belum pulang? Shakira berjalan ke lantai bawah dan menuju ruang makan, untungnya ia sudah tahu dimana ruang makan sehingga ia tidak akan tersesat lagi.Saat membuka pintu ruang makan, tercium aroma menggoda dari atas meja, tampaknya makanan yang dihidangkan di atas meja sangat menggoda."Nona Shakira," sahut seseorang dari belakang punggung Shakira.Shakira berbalik dan mendapatkan koki mansion ini sedang menunduk kecil padanya."Aku?" tanya Shakira.Ko
"Aku tidak menyangka aku harus membatalkan janjianku bersama klien hanya karenamu," gerutu Feligan setelah mereka memasuki mansion.Shakira menatap kesal punggung Feligan dan berdecih. "Aku tidak mungkin berlama-lama di tempat menyeramkan itu."Feligan membuka kancing atas kemeja dan menggulung lengan kemejanya sampai ke siku. Dasi yang tadi mengikat lehernya kuat kini ia tarik hingga mengendur. Tatapan Feligan terlihat nyalang, ia begitu kesal dengan kejadian tadi saat Shakira memintanya pulang begitu saja hanya karena wanita itu ketakutan."Kuharap kau tahu posisimu," desis Feligan dan berjalan meninggalkan Shakira yang masih berdiri di lounge mansion ini.Dengan sedikit menghentakkan kakinya, Shakira berjalan menuju kamarnya. Dalam hatinya, Shakira menggerutu karena ia diibaratkan dalam posisi yang rendah saat ini tapi ia hanya diculik bukan berarti dia mau menjadi bawahannya pria arogan itu."Me