Shakira berjalan melewati gang kecil yang mana sering ia lalui untuk menuju apartemenya. Hari ini mendung, awan bewarna kelabu menghiasi langit sama seperti suasana hati Shakira.
Shakira berhenti melangkah saat kakinya tidak sengaja menendang kardus yang berisikan sesuatu. Tangannya menggapai kardus tersebut dan membukanya. Termangu sebentar, Shakira lantas tersenyum saat ia menemukan anak kucing dengan bulu yang lebat berada di dalam kardus tersebut.
"Kau dibuang?" tanya Shakira pada anak kucing yang telah berada di pangkuannya. Anak kucing itu hanya membalas dengan suara meongan yang kecil.
"Baiklah, aku akan menggantikan ibumu. Oleh karena itu, jangan mencakarku, oke!" kemudian Shakira mengeratkan blazernya hingga anak kucing itu tidak kedinginan.
"Ayo pulang dan makan malam. Menu apa yang harus kumasak hari ini?" tanya Shakira kembali pada anak kucing tersebut tapi pastinya tidak ada balasan seperti 'ayam', 'ikan' dan lain-lain.
Shakira memilih berteduh disalah satu teras toko kecil saat rintik-rintik hujan mulai membasahinya. Anak kucing didalam pelukannya menggeliat tidak nyaman membuat shakira melonggarkan sedikit pelukannya.
Seharusnya ia menonton perkiraan cuaca hari ini tetapi karena ia terlalu sibuk dengan naskahnya ia sampai lupa untuk menonton itu. Tapi, Shakira bisa saja menerobos hujan dan berlari yang paling hanya mencapai 5 menit untuk mencapai apartemennya. Namun masalahnya ia membawa salinan naskah dari pertemuannya dengan penulis tadi dan jika naskah itu basah ia tidak tahu bagaimana caranya untuk mengajukan pertemuan kembali, karena bisa dibilang penulis yang ia temui tadi cukup terkenal dan sangat tidak profesional jika Shakira kembali merepotkan penulis itu. Bisa-bisa nama perusahaanya tercoreng. Akhirnya hanya suara desahan yang keluar dari mulut Shakira.
Sebuah mobil hitam mengkilat berhenti di depan Shakira berdiri. Seorang pria keluar dari mobil tersebut dan dengan senyumnya ia membuat Shakira tertarik padanya.
"Sedang terjebak, nona?" tanya pria itu ramah.
Shakira mengangguk pelan.
"Mari saya antar, saya sengaja melewati jalan kecil ini karena biasanya banyak yang terjebak oleh hujan. Dan ... " pria itu mengusap lehernya dengan wajah sedikit malu. "Saya biasanya mengantarkan mereka, mungkin terlihat tidak masuk akal tapi itu membuat mereka senang dan juga saya."
Shakira tertegun. Betapa baiknya pria ini, Shakira tidak tau jika kota ini memiliki pria sebaik dan semenarik itu. Ini sangat langka untuk orang-orang yang telah menjalani hidup modern dan tidak menjunjung nilai moral lagi. Pria didepannya ini patut diacungi jempol.
"Jadi maukah nona?" tawar pria itu yang dibalas anggukan antusias oleh Shakira.
Seorang pria yang masih berada didalam mobil hitam mengkilat itu tersenyum sinis. Wanita itu ternyata mudah sekali dibohongi, padahal ia pikir wanita itu memiliki watak yang keras kepala.
Pria yang bersama Shakira tadi kini membukakan pintu penumpang dan membiarkan Shakira masuk kedalam mobil tersebut. Tak lama pria itu masuk dan mengemudikan mobilnya.
"Anda juga terjebak?" tanya Shakira pada pria yang telah berada duluan daripadanya.
"Ah! Aku lupa, ia juga terjebak hujan maka dari itu aku juga menawarkannya." jelas pria baik itu.
Shakira hanya ber-oh ria sembari mengangguk.
"Nona, kalau tidak masalah bolehkah saya mengantarkan pria ini terlebih dahulu?" tanya pria baik itu dan menatap Shakira melalui kaca spionya.
Shakira mengangguk terlebih dahulu sebelum berkata, "Ya, tentu saja."
"Baiklah, terima kasih."
Setelah itu tidak ada pembicaraan sama sekali. Suasana hujan dan bunyi rintik diatas mobil membuat Shakira terlarut dalam lamunannya. Kilas balik masa lampau mulai menamparnya, tidak terlalu sakit namun mampu menyadarkannya.
Mobil berhenti tiba-tiba, diikuti asap yang keluar dari mesin mobil.
"Nona, sepertinya ada masalah dengan mobilku, bisa anda turun sebentar dan mengeceknya?" tanya pria itu namun mengundang tanda tanya dikepala Shakira. Masalahnya, seharusnya ia meminta hal itu pada pria disampingnya, bukannya pada Shakira yang notabennya tidak mengerti masalah mesin-mesin mobil.
Dengan tidak enak hati Shakira menyanggupi permintaan pria itu. "Aku akan mengeceknya."
Shakira meletakkan anak kucing yang terlelap itu disampingnya, barulah ia keluar dari mobil. Ia dengan cepat pergi ke depan mobil dan membuka kap mobil tersebut. Banyak asap yang keluar dari mesin didepannya itu tetapi Shakira tidak tahu penyebabnya.
Namun, Shakira tiba-tiba merasakan pusing saat ia menghirup asap tersebut. Kepalanya terasa berat dan pandangnya berkunang-kunang, ia merasa badannya terasa ringan hingga matanya tertutup rapat dan ia jatuh tertidur di depan mobil tersebut.
Kedua pria yang berada di dalam mobil kini keluar. Mereka memapah Shakira agar kembali masuk ke dalam mobil dan memakaikan Shakira penutup mata, tangan Shakira juga tak luput dari ikatan tali.
Setelah itu barulah kedua pria itu kembali menjalankan mobil dan membawa Shakira ke tempat antah berantah.
***
Feligan menatap wanita di depannya dengan sinis.
Wanita yang kini sedang tertidur di ranjang hangat itu terlihat tidak akan bangun dalam waktu dekat. Oh, tentu saja, itu karena Feligan yang menyiapkan strategi tersebut.
Feligan juga ikut tangan dalam strategi tersebut, karena ia juga berada di dalam mobil itu atau lebih tepatnya pria yang berada disamping pengemudi. Dirinya tidak tahu kenapa ia ingin sekali menculik wanita di depannya ini. Mungkin saja karena kesal atau rasa tertarik.
Namun, rasa tertarik dibuang jauh-jauh dari pikirannya. Mana mungkin ia tertarik pada wanita pemberontak yang bahkan membuat namanya buruk di perusahaan miliknya sendiri. Itulah akibat jika bermain-main dengan Feligan D'xario.
"Kau akan terus menatapnya?" tanya Andrea yang sedari tadi berdiri di samping pintu.
Feligan membalikkan badannya lalu, menatap Andrea dengan tajam. "Jangan menggangguku."
"Apa kau sadar kalau kali ini kau sudah gila? Menculik seorang wanita, huh?"
Feligan mendesah. Ia juga tidak tahu ia bakal berbuat sampai seperti ini, padahal ia tidak suka berurusan dengan para wanita.
"Anggap saja aku sedang bermain dengannya," balas Feligan acuh.
Andrea mendekat lalu menepuk pundak Feligan dua kali. "Bermain? Kurasa kau semakin gila. Sekalian saja kau menikah dengannya."
Feligan tertawa mendengar hal itu. "Kau bercanda? Menikah? Itu hal tergila yang pernah kudengar darimu, Andrea Matthew."
Andrea mengantongkan tangannya di saku celananya sembari menatap wanita---Shakira yang sedang terlelap diranjang.
"Tidak ada yang tahu akan takdir, Feligan. Semua bisa saja terjadi, jadi kuharap kau berhati-hati. Bisa saja kau menyukainya," peringat Andrea yang dianggap tidak masuk akal oleh Feligan.
"Jikalau itu terjadi, maka aku sendiri yang akan menolak takdir tersebut," ujar Feligan.
Andrea hanya tertawa lalu berjalan meninggalkan Feligan. "Mari kita lihat, nanti."
Feligan hanya mengedikkan bahunya dan tidak terlalu memikirkan perkataan Andrea karena perhatiannya telah terpusat pada Shakira yang telah mulai bangun dari tidurnya.
Shakira mengerjapkan matanya. Pandangannya masih belum fokus namun ia tahu jika ia tidak berada dirumahnya. Dirinya berada disebuah tempat yang ia tidak ketahui."Ehem!"Mata Shakira menangkap sosok yang berada satu meter didepannya. Pria itu terlihat familiar tetapi Shakira tidak dapat melihat dengan jelas wajah pria itu dikarenakan gelapnya ruangan ini."Siapa?" tanya Shakira serak."Tebak."Shakira berusaha bangkit dari tidurnya namun ia baru menyadari tangannya sedang dalam keadaan terikat. Hal itu membuatnya was-was, ia yakin saat ini ia sedang diculik."Sudah tahu?" tanya pria itu dengan suara bass yang Shakira merasa pernah dengar.Shakira merasa ragu untuk mengatakan nama yang kini berada didalam pikirannya. Akan tetapi, ia sangat yakin suara dari pria itu sama persis dengan pemilik nama yang ada dipikirannya."Fe-feligan?" ragu Shakira dan kini matanya sedikit bisa membaur dengan gelapnya ruangan.Pria itu be
"Aku tidak ingin makan sekarang. Aku punya jadwal makanku." Shakira terus bersikeras akan kebiasaan makannya yang mana membuat Feligan kesal dengan wanita itu.Setelah dikunci di dalam kamar kemarin malam, Pagi ini Feligan membuka kamar tersebut dan menemukan Shakira sudah duduk diranjangnya. Feligan mengajak Shakira untuk breakfast bersama dengannya."Terus saja kau keras kepala. Kau tahu, kau seharusnya merasa beruntung jika aku mengajakmu sarapan bersama."Shakira bersidekap. "Cih! Beruntung? Ini namanya kesialan, lagian apa untungnya makan dengan orang gila."Feligan mengepalkan tangannya. Giginya bergemeletuk, ingin sekali ia menutup mulut Shakira dengan sesuatu agar omongan pedas tidak keluar dari bibir bulat penuh itu.
Pagi ini, saat suasana sedang sejuknya dan mentari timbul dengan cerahnya, Shakira menemukan baju kantor yang telah tergeletak di atas kasurnya.Shakira menendang sepatu yang berada didekat kakinya. Betapa konyolnya ia menyetujui untuk menjadi asisten pribadi pria itu tadi malam, saat pria itu pulang entah dari mana. Tapi bagaimana lagi, baginya itulah satu-satunya cara agar ia lepas dari pria gila itu.Shakira menatap jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh. Langsung saja ia mengambil baju dan membawanya ke walk in closet. Begitu selesai memakai baju, ia memakai sepatu yang tadi ia tendang. Betapa pasnya baju itu saat ia sedang melihat penampilannya dicermin. Hal itu sedikit membuatnya ngeri karena pria itu bahkan tau ukuran baju dan pakaian dalamnya.Dengan tersenyum selebar mungkin yang mana membuatnya mengerikan, Shakira berjalan kekuar dari kamarnya dan menuju ruang makan. Ia sudah tahu seluk beluk runah atau istana ini
"Aku tidak menyangka aku harus membatalkan janjianku bersama klien hanya karenamu," gerutu Feligan setelah mereka memasuki mansion.Shakira menatap kesal punggung Feligan dan berdecih. "Aku tidak mungkin berlama-lama di tempat menyeramkan itu."Feligan membuka kancing atas kemeja dan menggulung lengan kemejanya sampai ke siku. Dasi yang tadi mengikat lehernya kuat kini ia tarik hingga mengendur. Tatapan Feligan terlihat nyalang, ia begitu kesal dengan kejadian tadi saat Shakira memintanya pulang begitu saja hanya karena wanita itu ketakutan."Kuharap kau tahu posisimu," desis Feligan dan berjalan meninggalkan Shakira yang masih berdiri di lounge mansion ini.Dengan sedikit menghentakkan kakinya, Shakira berjalan menuju kamarnya. Dalam hatinya, Shakira menggerutu karena ia diibaratkan dalam posisi yang rendah saat ini tapi ia hanya diculik bukan berarti dia mau menjadi bawahannya pria arogan itu."Me
Shakira terbangun dan melihat matahari telah terbenam dari pintu balkon kacanya. Ia melihat jam di dinding dan merasa telah lama tertidur.Shakira merenggangkan tubuhnya, ia lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu, ia berjalan menuju pintu kamarnya. Perutnya terasa lapar karena ia tidak makan siang karena tertidur.Saat keluar dari kamar, tampak tidak ada orang di sekitarnya, apa Feligan belum pulang? Shakira berjalan ke lantai bawah dan menuju ruang makan, untungnya ia sudah tahu dimana ruang makan sehingga ia tidak akan tersesat lagi.Saat membuka pintu ruang makan, tercium aroma menggoda dari atas meja, tampaknya makanan yang dihidangkan di atas meja sangat menggoda."Nona Shakira," sahut seseorang dari belakang punggung Shakira.Shakira berbalik dan mendapatkan koki mansion ini sedang menunduk kecil padanya."Aku?" tanya Shakira.Ko
"Pria sialan itu bercanda denganku!" seru Xander sembari menggebrak mejanya.Beberapa bawahannya terlihat tersentak saat bunyi gebrakan meja tersebut memekakkan telinga mereka."Bajingan!" umpat Xander sembari melihat laporan yang berada di tangannya."Tuan, apa langkah selanjutnya yang akan kita lakukan?" tanya salah satu bawahannya."Aku akan memikirkannya, kupastikan pria licik itu akan menyesali perbuatannya, kupastikan itu!"Semua bawahannya terlihat takut akan perkataan Xander dan bergidik ngeri jika saja hal itu terjadi mereka. Ketakutan mereka pun bukan tanpa alasan karena tuan mereka memang semengerikan itu, Xander bukan pria yang bisa diajak bermain aman."Tugas kalian sekarang adalah pastikan aset kita tidak lagi terjual seperti itu, pastikan aku pemilik kuat semua aset yang tersisa. Aku tidak ingin mendengar apapun tentang kehilangan lagi. Ubah semua na
"Kemana?" tanya Shakira saat mereka telah menaiki mobil."Ke sebuah restoran," jawab Feligan tak acuh.Shakira mengangguk dan berpikir mungkin tidak apa untuk ia percaya pada Feligan kali ini karena pria itu terlihat memikirkannya kali ini atau setidaknya itulah yang ia tangkap dari perkataan pria itu kemarin malam."Siapa klienmu kali ini? Berasal dari mafia mana?" tanya Shakira yang mendapat lirikan oleh Feligan.Feligan memutar setirnya saat jalan yang mereka lalui mengarah suatu tempat. "Well, aku memang Mafia tapi bukan berarti semua klienku seperti itu, bukan?"Shakira mengedikkan bahunya lalu menyuarakan kebingungannya, "Memangnya kau bisa terlibat dengan mereka yang bukan Mafia?" tanya Shakira sembari mengutip kata 'bukan'."Tentu saja, merekalah yang melibatkan diri mereka padaku. Ingat, aku mafia dan tentu saja menguntungkan mereka.""Tapi perjanjian seper
Shakira berjalan keluar dari restoran tersebut. Jantungnya berdebar hebat hingga ia merasa jantungnya ingin meloncat dari tempatnya, cukup mengerikan, bukan?Dengan lari kecil karena heelsnya yang membuatnya susah untuk berlari, Shakira memasuki berbagai toko. Dari toko baju sampai toko makanan, sebenarnya ia random saja ingin melakukan hal itu karena ia pikir itu akan terasa menyenangkan. Tetapi, Shakira tidak melakukan itu tanpa persiapan apapun, ia sudah memikirkan hal ini sejak tadi jika setiap toko yang ia masuki ia akan membeli sesuatu di dalamnya, seperti toko baju, ia membeli pakaian untuknya dan toko makanan, ia membeli sandwich untuk mengisi perut laparnya itu karena mereka tidak menyentuh apapun tadi saat di restoran itu dan membuat Shakira kelaparan.Perhentian berikutnya yaitu toko topi, Shakira memasuki toko itu dan membeli sebuah topi pantai yang bundar hingga sedikit menutupi wajahnya. Dengan topi itu, Shakira harap Feligan agak susa
Feligan tersenyum dengan penuh misteri. Sepertinya drama yang ia lakukan sebelumnya berhasil membuat Shakira untuk mengikutinya dengan sukarela. Hal ini memang direncanakannya sedari awal karena ia bertekad untuk merebut kembali kekuasaannya yang entah sejak kapan sudah diambil lain oleh keluarga Mafioso lainnya. Hal ini tidak membuatnya tenang beberapa hari ini, bahkan membuatnya sangat kepikiran. Kekuasaan yang sejak lama ia kumpulkan menguap begitu saja tentu membuatnya tidak tenang. Satu hal yang ia tahu dapat menyatukan kembali kekuasaannya yaitu memberitahu berita jika ia memiliki seorang istri yang mana artinya semua orang akan menargetkan Shakira sebagai objek utama dalam melumpuhkannya yang sebenarnya tidak, karena Shakira hanyalah umpan untuk memberinya waktu dalam mencari tahu akan hilangnya kekuasaannya. Mungkin ini adalah hal keji yang dilakukannya pada Shakira dimana ia telah menculik wanita itu seenaknya dan kini memanfaatkan wanita itu sebagai kambing hitamnya. Terb
Shakira menghembuskan napas kesalnya. Malam ini dia akan menemani Feligan pergi ke pesta kolega. Shakira tidak masalah dengan hal itu jika saja Feligan tidak mengenalkan dirinya sebagai seorang istri. Lagipula, apa yang Feligan pikirkan sehingga ingin melakukan hal itu. Pintu terbuka, Shakira terperanjat dari kursinya karena kaget oleh kedatangan Feligan. "Ada apa?" Tanya Shakira dengan sorot mata yang datar. Feligan terlihat membuka mulutnya tapi seperkian detik kembali menutupnya. Belum ada satu kata pun yang terlontar dari mulutnya. "Ada apa denganmu?" tanya Shakira kembali. Kening Feligan tampak berkerut, ekspresinya tampak ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan entah oleh apa. "Tidak jadi," ujar Feligan akhirnya meski raut wajahnya mengatakan hal yang sebaliknya. Shakira hanya mengangguk setelah itu Feligan keluar dari
Shakira mengernyit saat cahaya matahari yang tidak pula terlalu menyengat menyinari matanya yang sedang tertutup, sudah jelas jika ia terganggu dalam tidurnya.Akhirnya ia membuka mata dan menyesuaikan penglihatannya dengan keadaan sekitar. Akan tetapi meskipun penglihatannya telah membaik, kefokusannya masih belum sehingga seseorang yang berada di sampingnya mulai bersuara."Aku mendapatkanmu," ucap orang itu.Shakira menghentakkan kepalanya ke samping untuk menatap seseorang itu dan ya... ia lupa jika sekarang ia tidak seperti dulu.Feligan berada disampingnya dengan rambut yang basah, Feligan saat memikirkan tempat terakhir yang mungkin dipilih Shakira yaitu danau langsung saja melompat ke dalam air, tidak ingin menghabiskan waktu lama dengan menggunakan perahu dan alhasil ia sampai dalam waktu 4 menit."Bagaimana bisa kau menemukanku?!" Sentak Shakira tidak percaya jika ia semudah itu untuk dite
Shakira menaiki sebuah perahu yang dapat membawa dua orang dalam perahu itu, tapi kali ini ia akan menaikinya sendiri dan mengayuhnya.Alasan ia memakai perahu dalam pelariannya kali ini ialah agar Feligan tidak bisa menangkapnya terlalu cepat dan ia akan berhenti di tengah danau untuk beberapa jam. Ingat, perjanjian mereka adalah dua jam. Jadi, ia akan berlama di tengah danau, untungnya hari ini keadaan sangat ramai sehingga banyak perahu yang berada di danau.Shakira melihat jam di pergelangan tangannya, dua menit lagi akan menjadi akhir waktunya dan Feligan akan mencarinya. Ia memilih untuk tiduran di atas perahu itu dan membuatnya tidak terlihat sama sekali. Menutupi wajahnya dari sinar matahari dengan topi, Shakira bernapas lega bisa merasakan hal nyaman berada di perahu dengan keadaan yang menyenangkan seperti ini.Terik matahari yang kian menyengatnya membuatnya merasa tidak nyaman, ditambah rok yang ia pakai minim sehingga p
Shakira berjalan keluar dari restoran tersebut. Jantungnya berdebar hebat hingga ia merasa jantungnya ingin meloncat dari tempatnya, cukup mengerikan, bukan?Dengan lari kecil karena heelsnya yang membuatnya susah untuk berlari, Shakira memasuki berbagai toko. Dari toko baju sampai toko makanan, sebenarnya ia random saja ingin melakukan hal itu karena ia pikir itu akan terasa menyenangkan. Tetapi, Shakira tidak melakukan itu tanpa persiapan apapun, ia sudah memikirkan hal ini sejak tadi jika setiap toko yang ia masuki ia akan membeli sesuatu di dalamnya, seperti toko baju, ia membeli pakaian untuknya dan toko makanan, ia membeli sandwich untuk mengisi perut laparnya itu karena mereka tidak menyentuh apapun tadi saat di restoran itu dan membuat Shakira kelaparan.Perhentian berikutnya yaitu toko topi, Shakira memasuki toko itu dan membeli sebuah topi pantai yang bundar hingga sedikit menutupi wajahnya. Dengan topi itu, Shakira harap Feligan agak susa
"Kemana?" tanya Shakira saat mereka telah menaiki mobil."Ke sebuah restoran," jawab Feligan tak acuh.Shakira mengangguk dan berpikir mungkin tidak apa untuk ia percaya pada Feligan kali ini karena pria itu terlihat memikirkannya kali ini atau setidaknya itulah yang ia tangkap dari perkataan pria itu kemarin malam."Siapa klienmu kali ini? Berasal dari mafia mana?" tanya Shakira yang mendapat lirikan oleh Feligan.Feligan memutar setirnya saat jalan yang mereka lalui mengarah suatu tempat. "Well, aku memang Mafia tapi bukan berarti semua klienku seperti itu, bukan?"Shakira mengedikkan bahunya lalu menyuarakan kebingungannya, "Memangnya kau bisa terlibat dengan mereka yang bukan Mafia?" tanya Shakira sembari mengutip kata 'bukan'."Tentu saja, merekalah yang melibatkan diri mereka padaku. Ingat, aku mafia dan tentu saja menguntungkan mereka.""Tapi perjanjian seper
"Pria sialan itu bercanda denganku!" seru Xander sembari menggebrak mejanya.Beberapa bawahannya terlihat tersentak saat bunyi gebrakan meja tersebut memekakkan telinga mereka."Bajingan!" umpat Xander sembari melihat laporan yang berada di tangannya."Tuan, apa langkah selanjutnya yang akan kita lakukan?" tanya salah satu bawahannya."Aku akan memikirkannya, kupastikan pria licik itu akan menyesali perbuatannya, kupastikan itu!"Semua bawahannya terlihat takut akan perkataan Xander dan bergidik ngeri jika saja hal itu terjadi mereka. Ketakutan mereka pun bukan tanpa alasan karena tuan mereka memang semengerikan itu, Xander bukan pria yang bisa diajak bermain aman."Tugas kalian sekarang adalah pastikan aset kita tidak lagi terjual seperti itu, pastikan aku pemilik kuat semua aset yang tersisa. Aku tidak ingin mendengar apapun tentang kehilangan lagi. Ubah semua na
Shakira terbangun dan melihat matahari telah terbenam dari pintu balkon kacanya. Ia melihat jam di dinding dan merasa telah lama tertidur.Shakira merenggangkan tubuhnya, ia lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu, ia berjalan menuju pintu kamarnya. Perutnya terasa lapar karena ia tidak makan siang karena tertidur.Saat keluar dari kamar, tampak tidak ada orang di sekitarnya, apa Feligan belum pulang? Shakira berjalan ke lantai bawah dan menuju ruang makan, untungnya ia sudah tahu dimana ruang makan sehingga ia tidak akan tersesat lagi.Saat membuka pintu ruang makan, tercium aroma menggoda dari atas meja, tampaknya makanan yang dihidangkan di atas meja sangat menggoda."Nona Shakira," sahut seseorang dari belakang punggung Shakira.Shakira berbalik dan mendapatkan koki mansion ini sedang menunduk kecil padanya."Aku?" tanya Shakira.Ko
"Aku tidak menyangka aku harus membatalkan janjianku bersama klien hanya karenamu," gerutu Feligan setelah mereka memasuki mansion.Shakira menatap kesal punggung Feligan dan berdecih. "Aku tidak mungkin berlama-lama di tempat menyeramkan itu."Feligan membuka kancing atas kemeja dan menggulung lengan kemejanya sampai ke siku. Dasi yang tadi mengikat lehernya kuat kini ia tarik hingga mengendur. Tatapan Feligan terlihat nyalang, ia begitu kesal dengan kejadian tadi saat Shakira memintanya pulang begitu saja hanya karena wanita itu ketakutan."Kuharap kau tahu posisimu," desis Feligan dan berjalan meninggalkan Shakira yang masih berdiri di lounge mansion ini.Dengan sedikit menghentakkan kakinya, Shakira berjalan menuju kamarnya. Dalam hatinya, Shakira menggerutu karena ia diibaratkan dalam posisi yang rendah saat ini tapi ia hanya diculik bukan berarti dia mau menjadi bawahannya pria arogan itu."Me