Share

45

Author: Hilton
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pertemuan Pertama

Selama dua bulan telah aku lalui bersama dengan ayah kandungku sendiri di rumah yang sama, kini peran dan penyamaran kami sangat terlatih. Tidak ada yang tau kalau aku dan Peter ada hubungan khusus. Hanya paman saja yang tau dengan kejadian ini semua. 

Luka di kaki ku juga sudah sembuh. Aku sudah bisa melaksanakan aktivitas seperti biasanya. 

Hari-hari yang aku lalui semakin dekat dengan ayah. Peter telah menunjukkan sikapnya sebagai seorang ayah, dia telah menunjukkan sebagian besar dari apa yang harapkan dari dirinya. 

Begitu banyak canda dan tawa yang kami buat bersama. 

Hari ini aku dan Peter berencana membeli sesuatu ke pusat perbelanjaan di pusat kota. 

Bukan hanya sekedar membeli sesuatu barang saja, melainkan sekaligus menghabiskan waktu bersama. 

"Pak, ayo kita berangkat." Aku mengajak Peter yang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Indra Keenam   46

    Mencari Layla, dan Masalah BaruSetelah aku, Peter dan paman, mengumpulkan cukup petunjuk dari perempuan bernama Layla. Besok hari kami akan mencoba mencari perempuan itu.Kini saatnya aku beristirahat. Mengumpulkan tenaga untuk pencarian besok hari.Sebelum aku bisa memejamkan mataku, aku teringat kalau Peter bisa meramal dan melihat seseorang dengan kemampuan yang dimilikinya.Aku segera bangun lagi. Dan menyalakan lampu tidur. Untungnya aku ada sekamar dengan Peter.Kulihat dia sudah berbaring mengarah ke samping kiri. Seperti biasanya Peter pasti mengarah ke kiri saat akan tidur.Kuberanikan diri membangunkan dia. Memang ini sudah jam sebelas malam lewat.Aku mendekatkan wajahku dan membisikkan ke telinganya, "ayah. Apa sudah tidur?""Hem, belum

    Last Updated : 2024-10-29
  • Indra Keenam   47

    Pencarian Hari pertama Nihil"Jack sudah berapa lama kau mengetahui kalau aku dan Peter ada hubungan darah?" Tanyaku pada Jack di tengah-tengah pencarian kami yang melelahkan, untuk yang kedua kalinya. Aku hanya ingin memastikan kalau dia sudah sejak kapan mengetahui penyamaran kami ini."Semenjak kau, kurang memberikan sosialisasi dengan ku dan juga yang lainnya." Jawabnya dengan sedikit singkat."Tunggu, benarkah?" Lanjut ku."Ya, benar sekali bang. Sudah hampir tiga minggu. Aku selalu menyempatkan dan juga memata-matai kalian berdua. Yang kelihatan menyembunyikan sesuatu kebenaran dari kami semua."Dalam pikiranku, berarti selama ini aku dengan sandiwara ini, membuat penyamaran kami terbongkar. Tidak seperti yang aku bayangkan kalau penyamaran kami berjalan dengan mulus."Kenapa kau terdiam bang?""Ah, tidak apa-apa. Aku ha

    Last Updated : 2024-10-29
  • Indra Keenam   48

    PengunjungPencarian pertama yang telah kami lakukan kemarin belum membuahkan apa-apa. Kami memtuskan untuk, melanjutkannya hari ini.Meskipun ada sedikit kendala yang pasti akan menghambat kami.Hari ini sedang turun hujan, mulai dari malam tadi dan belum reda sampai jam 11 pagi.Ini akan membuat kami basah kalau sampai di sana."Paman, apa kita pergi saja?""Tunggu saja lagi nak. Hujannya masih cukup lebat. Bisa bahaya kalau kita kesana.""Kenapa bahaya paman?""Jalanan basah dan licin nak. Paman takut terjadi kecelakaan lalulintas.""Tapi kita bisa pelan-pelan paman."Paman memegang pundak ku dan berkata, "Sudah sebaiknya kita tunggu saja lagi. Ok. Kamu tenang saja pasti kita akan menemukan perempuan yang bernama Layla ini."

    Last Updated : 2024-10-29
  • Indra Keenam   49

    "Sudah ayah bilang nak. Ayah sedang merasa kurang enak badan saja."Akan tetapi aku selalu meminta dan memohon pada Peter agar dia mau melakukan hal itu pada ayah tiriku."Ayah, kumohon. Tolong bantulah aku. Ayah" aku memelas agar diberikan kasihan."Iya, baiklah aku akan melakukannya tapi, jangan salahkan aku dengan teladan baik seperti dirimu.""Ok ayah, aku akan menjadi teladan baik. Hehehe.""Sebentar dulu. Apa ayah tidak butuh medium?" Tanyaku pada Peter. Maksudku media perantara atau bahkan alat yang akan digunakan ayah kandungku ini untuk menangkap yang lainnya."Tidak usah nak. Ini saja sudah bisa. Biar ayah terawang atau tebak, saja ini sudah lebih dari cukup""Baiklah ayah."Kemudian ayah melanjutkan penewarnagan yang dia lakukan. Sampai beberapa jam. Akhirnya, selamat dan keb

    Last Updated : 2024-10-29
  • Indra Keenam   50

    Kehadiran Hantu Jahat Yang Mengintimidasi"Cukup, hentikan. Aku capek...." Aku menghela nafas.Capek sekali rasanya bermain, kejar-kejaran dengan hantu kecil satu ini.Selama dua hari ini aku dan hantu kecil bernama Amalia, kadang bercerita satu sama lain, dan bermain dengannya. Meskipun aku sudah dewasa, aku sepertinya memiliki rasa sayang pada anak-anak. Meskipun aku belum punya anak. Mungkin itulah tanda-tanda kalau aku menyukai anak-anak.Amalia juga merasa nyaman bermain bersama denganku."Hem, kau orang dewasa yang lemah." Amalia mengejek aku."Memangnya kau tau kekuatan ku yang sebenarnya?""Aku tidak perlu tau itu. Yang jelas kau lemah." Ejeknya lagi."Dasar hantu kecil kemari kamu." Aku mengejar dia. Dan suara teriakannya juga pecah, memenuhi ruangan itu. Ya seper

    Last Updated : 2024-10-29
  • Indra Keenam   51

    KecolonganIni hari ketiga setelah kehadiran hantu jahat, Amalia tetap saja tidak mau keluar. Dia kasihan sekali, alhasil aku berinisiatif mencari cara untuk membuat semacam penghalang di dalam kamarku. Sebagai antisipasi, mana tau dia datang dan akan menyakiti Amalia.Memang sejak Kehadiran pertama Hantu Jahat itu membuat Amalia ketakutan. Dia bahkan tidak pernah keluar lagi dari dalam lemari selama tiga hari ini.Bahkan aku sempat menganggap dia telah menghilang, tidak ada lagi di dalam lemari."Amalia. Apa kau masih didalam?" Panggilku dengan pelan menyebut namanya, dan sedikit mengetuk pintu lemari."Aku masih didalam." Jawabnya dengan pelan seperti berbisik."Apa kau bosan di dalam sana?""Tidak apa-apa aku baik-baik saja""Oke baiklah. Aku akan memberikanmu beberapa permen."

    Last Updated : 2024-10-29
  • Indra Keenam   52

    "Carles... Carles..." Aku menyebut namanya sambil berpikir sendiri."Atau karna dia memakai kalung itu ayah?""Kalung apa yang kau maksud?""Aku melihat Carles sering memakai kalung. Tapi, aku tidak tau ukiran apa yang ada dikalung yang dia miliki.""Apa kau pernah bertanya-tanya padanya mengenai kalung itu?""Tidak... Emm, barang kali Jack mengetahuinya. Karena, dia yang paling dekat dengan Carles.""Kalau begitu tanyakan adikkmu segera." Suruh Peter padaku"Baik. Aku akan segera kembali."Aku berlari menaiki anak tangga menuju kamar Jack. Semoga saja dia ada disana. Soalnya aku tidak melihat dia.Suara ketukan pintu kamar Jack. Aku tergesa-gesa mengetuknya."Jack. Apa kau ada didalam." Tapi dia tidak menyahuti panggilanku. Aku mencoba membuka gagang pintunya, dan ternyat

    Last Updated : 2024-10-29
  • Indra Keenam   53

    Karena, Amalia sudah setuju dengan apa yang akan kami lakukan, aku dengan semangat keluar dari kamar.Kemudian aku menemui Peter dan Jack di ruang tengah."Ayah. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu""Katakan saja""Ini terkait dengan Amalia hantu yang bersama denganku""Ok, kelihatannya kalian berdua telah bernegosiasi""Ya mungkin begitulah""Ayah yakin kalau dia setuju bukan""Kenapa ayah begitu yakin?""Pikirmu keahlian yang ayah miliki akan hilang begitu saja?""Oke baiklah. Kalau begitu aku tidak perlu lagi membahasnya lagi""Owh, ayolah. Ayah masih membutuhkan apa yang ingin kau katakan""Oke baiklah"Aku menjelaskan semua apa yang aku bahas dengan Amalia."Diman

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Indra Keenam   63

    Paman Paul ikut membantu melepaskan Jack dari penculikan.Mereka berenam mulai menyusun rencana bagaimana agar bisa meloloskan Jack dari tahanan para penculik sialan itu.Mereka memikirkan bagaimana caranya agar tidak memberikan kitab itu kepada para penjahat tersebut. Karena Andrew mengingat apa yang dikatakan oleh pamannya Paul agar dia menjaga kitab tersebut dengan hati-hati dan jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah. Apalagi penjahat yang coba-coba untuk meneror ketenangan keluarga mereka."Aku punya ide, bagaimana sebaiknya aku mengabari paman Paul saja?" Seru Andrew memberikan pendapatnya kepada mereka semua."Paman Paul? Aku belum pernah mendengar itu sebelumnya Andrew? Kenapa kau tidak pernah menceritakan tentang paman Paul kalau kau punya seorang paman.""Maafkan aku soal itu"Seorang penjaga yang bernama Clark yang mengenal tentang paman ya Andrew mengatakan, "Tuan Paul, sudah lama ak

  • Indra Keenam   62

    "Aku lupa menanyakan dia mengenai tanda lahir yang dia miliki.""Tidak apa-apa, masih ada lain kesempatan untuk menanyakannya," Peter menepuk pundakku."Tapi bagaimana jika dia tidak bisa datang karena, orang tuanya...""Sudah jangan terlalu khawatir, biarkan terjadi secara alami nak.""Alami apanya, itu akan mengulur waktu saja ayah.""Tenang. Jangan berlebihan nak."***POV AuthorDisisi lain Layla mengahadapi masalah baru.Dia dicurigai oleh ayahnya."Dari mana saja? Ayah cari kamu kemana-mana tapi tidak kelihatan.""A... aku baru dari luar ayah," jawab Layla dengan kepalanya menunduk."Ikut ayah.""Baik ayah," mereka menuju sebuah ruangan khusus."Kemana kau seharian ini?"

  • Indra Keenam   61

    "Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..

  • Indra Keenam   60

    "Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..

  • Indra Keenam   59

    Karena Layla belum juga pulang, ibu menyuruh aku untuk mengajak Layla menghabiskan waktu berdua.Aku membawa dia kesamping rumah, karena suasananya disana cocok untuk mengobrol empat mata dengannya. Juga disamping rumah ada taman kecil dan juga ayunan dan kolam ikan punya paman Paul."Wah ini tempat yang bagus. Boleh kita duduk disana saja?" dia menunjuk kearah ayunan."Oke baiklah kalau kau mau duduk disana," jawabku. Aku membawanya kesana. Dia duduk dengan tersenyum. Mungkin dia teringat dengan masa kecilnya."Jadi apa tujuanmu sebenarnya ke sini?" tanyaku pada Layla,"Sebenarnya aku kesini ingin bertemu denganmu.""Kenapa?""Hemm, aku hanya ingin memastikan saja ini alamat rumahmu yang sebenarnya atau tidak.""Memangnya kamu tidak percaya dengan alamat yang aku berikan?"

  • Indra Keenam   58

    "Permisi!"Tuk... tuk... tuk..."Permisi!"Suara perempuan memanggil dari luar."Tunggu sebentar!"Teriakku dari dalam.Tumben ada suara perempuan yang mengetuk rumah. Biasanya tamu selalu membunyikan bel. Mungkin dia tidak melihat tombol bel di sana.Saat aku membuka pintu ternyata yang datang adalah Layla."Hey, kenapa kamu datang ke sini?""Kebetulan aku lewat dari sebelah sini," dia mengibaskan rambutnya."Oh, kalau begitu ayo masuk," aku mengajak dia masuk kedalam rumahku."Tunggu sebentar ya," dia melepaskan sepatunya."Ti... tidak usah dibuka...""Udah nggak apa-apa""Siapa nak?" tanya ibu."Tamu bu," Jawabku."Ibu dengar sepert

  • Indra Keenam   57

    "Oh iya kalau alamat kamu?""Alamat aku ya?" Jawabku dengan ragu-ragu."Kenapa ragu begitu?""Kau tau kan?""Tau apa?""Kalau keluarga Morgan, selalu membenci kami," jawabku."Oh, masalah itu. Tenang saja aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada keluargaku""Baiklah," kemudian aku menuliskan alamat lengkap rumahku. "Ini.""Memangnya keluargamu pernah disakiti keluarga Morgan?""Sebenarnya...""Tidak apa-apa. Aku tidak bermaksud begitu," Layla menyentuh tanganku.Sedangkan aku hanya bisa merasakan tangan lembutnya sekali lagi. Dan ada sesuatu yang terasa aneh dengan diriku saat tangan Layla menyentuhku.Tiba-tiba aku merasa tenang sekali, yang biasanya aku seakan-akan menggebu-gebu dengan kekuatan yang aku miliki. Tapi ini berbeda, pe

  • Indra Keenam   56

    Berhari-hari apa yang dikatakan keluarga maupun orang-orang yang ada di acara pesta pernikahan paman dan bibi, masih terngiang-ngiang di kepalaku.Pertanyaan yang menghujani aku sama saja. "Kamu sudah punya pacar?"Kepalaku terasa penuh dengan kata-kata mereka.Hanya paman Paul, Peter dan Jack yang tidak menanyakan hal tersebut. Bagaimanapun cara yang aku lakukan untuk menghindar, disitu juga ada orang dengan pasangannya masing-masing. Malah membuat aku merasa kesal dengan sendirinya. Benar-benar kena mental aku dibuat kata-kata mereka.Hari ini kebetulan aku dan paman, akan menemui perempuan yang bernama Layla.Aku masih bingung apa yang harus aku katakan kepada Layla. Pasti rasanya akan canggung dan akan terasa susah untuk mengungkapkan sepatah katapun kepada dia.Tidak terasa ternyata aku dan paman sudah setengah perjalanan me

  • Indra Keenam   55

    Seminggu sudah sejak peristiwa dengan hantu jahat. Dan kini sekarang aku harus menghadapi sebuah kenyataan, mengetahui kalau Amalia benar-benar sudah lenyap.Hari ini adalah pesta pernikahan anak paman dan bibiku.Aku memakai setelan jas hitam, dengan daleman menggunakan baju berwarna putih.Aku terlihat sedikit iri dengan yang lainnya. Hampir semua anak muda memiliki pasangan masing-masing. Lain halnya denganku. Aku masih kosong melompong, tidak ada seorangpun yang aku jadikan pasangan.Kebetulan aku duduk menyendiri, tanpa ada seseorangpun yang menemani aku. Aku hanya menghindari kebanjiran pertanyaan-pertanyaan dari keluargaku."Hey bro. Kamu sudah punya pacar belum?" Tanya seorang yang sejak dari tadi berada di meja tepat dibelakangku."Belum bro hahah" jawabku dengan terkekeh.&

DMCA.com Protection Status