Berkemah 🏕️🏕️🏕️🏕️
Kisah yang diceritakan oleh Tommy kepadaku masih terbayang-bayang sampai saat di mana Aku melakukan perkemahan bersama-sama dengan adikku Jack.
Jack, aku dan Tommy ikut ke perkemahan tersebut yang terletak di kelurahan Peters. Selain dari anggota kelas adikku Jack yang beranggotakan 20 orang dan juga 4 orang guru yang mendampingi mereka ditambah lagi dengan anggota kelas lain yang mau ikut untuk perkemahan tersebut sehingga totalnya ada 32 orang ditambah aku dan Tommy menjadi 34 orang. Kami sungguh ramai sampai-sampai kami menyewa dua mobil bus sekolah yang cukup untuk menampung kami semua di dalamnya.
Oh iya sebelumnya nya kelurahan Peters itu berasal dari nama bocah laki-laki yang ditinggalkan mati oleh orang tuanya sendiri yang bernama Peters. Karena banyak warga yang mengatakan sering mendengar seorang bocah yang berteriak di jam-jam 2 sampai jam 3 pagi me
Benarkah???Sedikit kilasan!!!Namun tidak ada yang menjawab dan akhirnya aku menggerakkan badan ini yang sudah hampir saja tertidur. Aku menilik ke luar tenda dan tidak ada siapapun. Udara atau ranting pohon ataupun dedaunan tidak ada yang terjatuh di sekitaran tenda ku. Aku pun memastikan bahwa Tommy memang yang mengerjai ku.Alhasil saat aku melihat ke dalam tenda yang ditempati oleh Tommy. Dia ada di sana.“Lantas siapa tadi??????”Akan tetapi aku tidak menghiraukan itu akhirnya aku pergi dan masuk kembali kedalam tenda dan akan merebahkan tubuh ini.Tidak berselang lama setelah aku masuk serta merebahkan tubuh ini dengan gaya tidur kesukaanku. Aku kembali mendapat gangguan. Padahal mata ini sudah hampir tertutup dan akan memasuki dunia mimpi.Suara seperti se
Itu Dia !!!Di hari ini kegiatan perkemahan hanya melakukan dan juga melaksanakan proses pengenalan tumbuh-tumbuhan yang ada di tempat perkemahan tersebut yang tepat berada dekat dengan hutan yang ada di desa tersebut. Bukan sekedar hanya mengetahui jenis tumbuh-tumbuhan. Mereka juga diajarkan untuk mengetahui mana jenis tanaman ataupun tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan. Salah satu contohnya seperti jenis jamur jamur yang ada di sekitaran tempat perkemahan tersebut. Para siswa termasuk juga adikku sangat antusias akan hal tersebut. Mereka sangat menikmati keindahan alam tersebut sambil mengikuti proses perkemahan. Tapi menurutku ini lebih tepatnya ke arah pengenalan lingkungan hidup sih. Ya bagaimana lagi mau dibilang katanya sekolah ini sih perkemahan.Semakin banyak mereka melihat tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar situ makin banyak pula pengetahuan yang mereka dapat berbagai macam tanaman dan juga
Kenapa Kamu Masih Dendam??Yang benar saja? Dari dalam tenda ku dia tampak bayangan dirinya. Dengan seksama aku mengamati dia dengan baik-baik dari dalam. Sungguh itu benar-benar dia aku memastikan itu adalah dia. Karena tidak ada siapapun lagi yang bertubuh mungil seperti itu. Semua siswa sekolah bertubuh tinggi dan tidak ada satupun yang se mungil itu.Dalam pikiran ku aku mulai menyusun rencana, ' bagaimana jika aku langsung menemui dirinya saja ya? Oh bagaimana jika dia langsung lari. Hem aku jadi bingung 😕.Benar seperti dugaan ku saat aku mulai bergerak dari dalam tenda untuk menilik keadaan luar tenda dia sudah lupus dan pergi. Entah karena aku yang bergerak ataupun dia yang memang hendak pergi ke tempat yang lain.Benar saja setelah sekitar 15 menitan aku melihat menit jam analog ku. Dia tidak muncul lagi menunjukkan wujud berupa bayangan bertu
Perkemahan di hentikanAku pun berteriak, "tidak......" Dan disitulah aku terbangun dari mimpi buruk itu. Aku sungguh berkeringat. Padahal cuaca dan hawa di tempat kami berkemah ini sangat dingin.Belum juga usai aku yang ngos-ngosan karena mimpiku sampai membuat aku terbangun. Tiba-tiba sosok anak kecil sudah berada di depanku duduk dan menatapku dengan wajah yang serius dan menakutkan.Aku yang terkejut melihat tapi itu cuaca aku menutup mataku dan kembali membukanya lagi memastikan bahwa itu tidak benar-benar ada. saat aku membuka mataku ternyata sosok anak kecil itu tidak pergi dari hadapanku. Karena aku menyadari bahwa dia adalah sudah menjadi roh, akhirnya aku memberanikan diri dan menanyakan kepadanya. "kamu siapa? k kenapa kamu di sini ada yang bisa dibantu?"" kakak kumohon, betul aku Aku membutuhkan bantuan mu. Aku ingin membalaskan dendam kepada ayah dan juga ibuku sayang sudah meninggalkan
Perkemahan sebaiknya di berhentikan saja.Pak Roni yang sudah menjelaskan semua yang ada di dalam pikiran nya untuk meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan. Beliau mengundurkan waktu beberapa menit saja. Beliau juga menyuruh siswa menggambar denah dari lokasi yang menjadi tempat pencarian benda yang akan mereka kumpulkan nantinya.Setelah itu kami bertiga, aku, Tommy dan juga pak Roni pergi ke tempat yang kami maksudkan kepada pak Roni."Baiklah mari pak, ada baiknya kita bergegas saja. Mana tahu kita harus mengambil langkah untuk mengehentikan perkemahan atau kita lanjut kan saja!" Pinta ku kepada pak Roni."Ya sudah, mari... bapak-bapak sekalian yang di depan sebagai pemandu jalan!" Beliau mempersilakan kami untuk berada di depan sebagai pemandu arah jalan menuju ke tempat yang kami maksud kepada beliau.Kami melangkah kan kaki menuju tempat itu. Memang tidak terlalu jauh dari lok
Ada KejanggalanKarena teman-teman adikku Jack memang sudah buntu karena bagi mereka sandi itu cukup sulit dipecahkan akhirnya dia menyetujuinya juga. Dia berkata kepada Sarah, “Kalau begitu apakah kau bisa dengan cepat mengambilnya? Dan ingat jangan sampai ketahuan! Ok!”Sarah yang sepertinya terlihat bersemangat agar mereka bisa mendapatkan hadiah-hadiah yang akan mereka perebutkan, dia pergi meninggalkan timnya. Disini dia benar-benar sendirian pergi, “Oke kalau begitu aku akan pergi! Aku pasti akan cepat kembali kesini lagi!”“Baiklah Sarah hal ini kuserahkan kepadamu, jangan sampai ketahuan! Oh iya apa kamu tidak usah ditemenin?”Dia menjawab dengan penuh rasa yakin, “tidak usah, aku malah akan lebih cepat jika sendirian!”“Kalau begitu hati-hati! Dan cepatlah sampai kesini!”“Oke siap,” sambil dia mengacun
KesurupanSetelah perlakuan Sarah yang menepis tangan Jesica, teman satu timnya heran termasuk adikku Jack."Ha?" Dalam hati dia berpikir ada apa dengan Sarah.Adikku Jack sesekali memandangi perilaku Sarah yang dilakukan terhadap Jesica. Dan juga Sarah sepertinya terlihat aneh wajahnya berubah seperti ada sesuatu dalam dirinya. Rasa yang janggal tidak bisa ditanyakan langsung, begitulah yang ada di benak adikku Jack. Selama mereka memecahkan sandi dan menuju tempat dimana benda itu di simpan raut wajah Sarah terpampang jelas seperti bukan dirinya. Alhasil secara tiba-tiba Sarah pergi ke jalur berbeda dari teman-temannya dia menyimpang ke arah berlawanan."Sarah kamu mau kemana?" Tanya adikku Jack.Dia beralasan, "Aku mau buang air kecil""Baiklah jangan jauh-jauh, cepat kembali! Atau biar Jesica yang mengantarkan mu!""Tidak usah!" Jaw
Jam 2 malamPak Roni bertanya, " ada apa dengan dia!?" Tanya pak Roni kepada teman-teman satu timnya yang mengatakan dia untuk ditangani oleh guru.Alex pun menjawab dan menjelaskan apa yang terjadi. "Jadi begini pak....." Dia menjelaskan semuanya." Ya sudah teman kalian yang lainnya dimana? Kenapa mereka tidak kembali juga!""Kami akan tetap melakukan permainan ini sampai selesai pak. Meskipun Sarah tidak ikut kami akan semakin semangat untuk melaksanakan permainan ini!" Jawab Jesica.Yang kemudian di dukung oleh Alex. "Benar pak, kami sudah sepakat dan setuju untuk melanjutkan permainan ini. Demi Sarah kami akan melakukan semampu kami. Karena dia juga sangat menginginkan untuk memenangkan permainan ini!"Sarah pun sangat senang mendengar dan melihat teman-teman satu timnya sangat menyayangi dia. " Iya pak, benar apa yang mereka kata
Paman Paul ikut membantu melepaskan Jack dari penculikan.Mereka berenam mulai menyusun rencana bagaimana agar bisa meloloskan Jack dari tahanan para penculik sialan itu.Mereka memikirkan bagaimana caranya agar tidak memberikan kitab itu kepada para penjahat tersebut. Karena Andrew mengingat apa yang dikatakan oleh pamannya Paul agar dia menjaga kitab tersebut dengan hati-hati dan jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah. Apalagi penjahat yang coba-coba untuk meneror ketenangan keluarga mereka."Aku punya ide, bagaimana sebaiknya aku mengabari paman Paul saja?" Seru Andrew memberikan pendapatnya kepada mereka semua."Paman Paul? Aku belum pernah mendengar itu sebelumnya Andrew? Kenapa kau tidak pernah menceritakan tentang paman Paul kalau kau punya seorang paman.""Maafkan aku soal itu"Seorang penjaga yang bernama Clark yang mengenal tentang paman ya Andrew mengatakan, "Tuan Paul, sudah lama ak
"Aku lupa menanyakan dia mengenai tanda lahir yang dia miliki.""Tidak apa-apa, masih ada lain kesempatan untuk menanyakannya," Peter menepuk pundakku."Tapi bagaimana jika dia tidak bisa datang karena, orang tuanya...""Sudah jangan terlalu khawatir, biarkan terjadi secara alami nak.""Alami apanya, itu akan mengulur waktu saja ayah.""Tenang. Jangan berlebihan nak."***POV AuthorDisisi lain Layla mengahadapi masalah baru.Dia dicurigai oleh ayahnya."Dari mana saja? Ayah cari kamu kemana-mana tapi tidak kelihatan.""A... aku baru dari luar ayah," jawab Layla dengan kepalanya menunduk."Ikut ayah.""Baik ayah," mereka menuju sebuah ruangan khusus."Kemana kau seharian ini?"
"Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..
"Bagaimana perasaan ayah berduaan dengan ibu lagi?" tanyaku pada Peter.Peter malah tersenyum, mungkin dia malu mengatakan sesuatu."Apa ayah melakukan sesuatu?""Tidak... ayah malu mengatakan sesuatu pada ibumu. Jadi ayah hanya memandangi ibumu saja.""Sepertinya tidak begitu. Ayolah ayah katakan sesuatu bagaimana reaksi ibu? Apa dia masih secantik dulu seperti saat pertama kalian saling jatuh cinta?""Dasar kamu ya... ayah nggak akan mengatakan apapun. Ini hanya ayah saja yang merasakan. Kamu tidak perlu, nanti juga kamu paham.""Atau aku kasih tau sama ibu kalau ayah...""Eits... Tunggu dulu. Apa kau mau ayahmu ini ketahuan penyamarannya?""Oke baiklah... kalau begitu katakan sesuatu ayah, aku hanya butuh mengetahui bagaimana mengatakan rasa cinta kepada seseorang yang kita sukai.""OOO..
Karena Layla belum juga pulang, ibu menyuruh aku untuk mengajak Layla menghabiskan waktu berdua.Aku membawa dia kesamping rumah, karena suasananya disana cocok untuk mengobrol empat mata dengannya. Juga disamping rumah ada taman kecil dan juga ayunan dan kolam ikan punya paman Paul."Wah ini tempat yang bagus. Boleh kita duduk disana saja?" dia menunjuk kearah ayunan."Oke baiklah kalau kau mau duduk disana," jawabku. Aku membawanya kesana. Dia duduk dengan tersenyum. Mungkin dia teringat dengan masa kecilnya."Jadi apa tujuanmu sebenarnya ke sini?" tanyaku pada Layla,"Sebenarnya aku kesini ingin bertemu denganmu.""Kenapa?""Hemm, aku hanya ingin memastikan saja ini alamat rumahmu yang sebenarnya atau tidak.""Memangnya kamu tidak percaya dengan alamat yang aku berikan?"
"Permisi!"Tuk... tuk... tuk..."Permisi!"Suara perempuan memanggil dari luar."Tunggu sebentar!"Teriakku dari dalam.Tumben ada suara perempuan yang mengetuk rumah. Biasanya tamu selalu membunyikan bel. Mungkin dia tidak melihat tombol bel di sana.Saat aku membuka pintu ternyata yang datang adalah Layla."Hey, kenapa kamu datang ke sini?""Kebetulan aku lewat dari sebelah sini," dia mengibaskan rambutnya."Oh, kalau begitu ayo masuk," aku mengajak dia masuk kedalam rumahku."Tunggu sebentar ya," dia melepaskan sepatunya."Ti... tidak usah dibuka...""Udah nggak apa-apa""Siapa nak?" tanya ibu."Tamu bu," Jawabku."Ibu dengar sepert
"Oh iya kalau alamat kamu?""Alamat aku ya?" Jawabku dengan ragu-ragu."Kenapa ragu begitu?""Kau tau kan?""Tau apa?""Kalau keluarga Morgan, selalu membenci kami," jawabku."Oh, masalah itu. Tenang saja aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada keluargaku""Baiklah," kemudian aku menuliskan alamat lengkap rumahku. "Ini.""Memangnya keluargamu pernah disakiti keluarga Morgan?""Sebenarnya...""Tidak apa-apa. Aku tidak bermaksud begitu," Layla menyentuh tanganku.Sedangkan aku hanya bisa merasakan tangan lembutnya sekali lagi. Dan ada sesuatu yang terasa aneh dengan diriku saat tangan Layla menyentuhku.Tiba-tiba aku merasa tenang sekali, yang biasanya aku seakan-akan menggebu-gebu dengan kekuatan yang aku miliki. Tapi ini berbeda, pe
Berhari-hari apa yang dikatakan keluarga maupun orang-orang yang ada di acara pesta pernikahan paman dan bibi, masih terngiang-ngiang di kepalaku.Pertanyaan yang menghujani aku sama saja. "Kamu sudah punya pacar?"Kepalaku terasa penuh dengan kata-kata mereka.Hanya paman Paul, Peter dan Jack yang tidak menanyakan hal tersebut. Bagaimanapun cara yang aku lakukan untuk menghindar, disitu juga ada orang dengan pasangannya masing-masing. Malah membuat aku merasa kesal dengan sendirinya. Benar-benar kena mental aku dibuat kata-kata mereka.Hari ini kebetulan aku dan paman, akan menemui perempuan yang bernama Layla.Aku masih bingung apa yang harus aku katakan kepada Layla. Pasti rasanya akan canggung dan akan terasa susah untuk mengungkapkan sepatah katapun kepada dia.Tidak terasa ternyata aku dan paman sudah setengah perjalanan me
Seminggu sudah sejak peristiwa dengan hantu jahat. Dan kini sekarang aku harus menghadapi sebuah kenyataan, mengetahui kalau Amalia benar-benar sudah lenyap.Hari ini adalah pesta pernikahan anak paman dan bibiku.Aku memakai setelan jas hitam, dengan daleman menggunakan baju berwarna putih.Aku terlihat sedikit iri dengan yang lainnya. Hampir semua anak muda memiliki pasangan masing-masing. Lain halnya denganku. Aku masih kosong melompong, tidak ada seorangpun yang aku jadikan pasangan.Kebetulan aku duduk menyendiri, tanpa ada seseorangpun yang menemani aku. Aku hanya menghindari kebanjiran pertanyaan-pertanyaan dari keluargaku."Hey bro. Kamu sudah punya pacar belum?" Tanya seorang yang sejak dari tadi berada di meja tepat dibelakangku."Belum bro hahah" jawabku dengan terkekeh.&