Meskipun, tidak ada yang berani mempertanyakan keputusan Sachin Taylor.“Elias, kudengar kau selalu menyukai Lilia, kan?” tanya Sachin, sambil menatap Elias.Wajah Elias berseri-seri. Dia tidak menduga bahwa Sachin akan bertanya seperti itu.Di sisi lain, Lilia Gibson merasa ngeri. Apakah Sachin berencana menikahinya dengan bajingan itu? Tentu saja, dia akan menyiksanya.Elias mengangguk. “Ya, aku mencintainya dengan setiap serat keberadaanku! Jika aku menjadi suaminya, aku akan melakukan semua yang aku bisa untuk membuatnya bahagia!”Dia menatap Lilia, tidak bisa menyembunyikan ekspresinya yang mengerikan dan licik saat dia mulai berfantasi."Tuan, tolong ..." Lilia memasang ekspresi yang menyedihkan dan melihat ke arah Sachin, memohon padanya untuk mengasihaninya.Namun, sosok iblis itu bahkan tidak meliriknya sedikitpun. Sebaliknya, dia malah tertawa dengan keras.“Lilia adalah muridku, aku memiliki tanggung jawab untuk mencarikannya suami yang baik. Siapa pun yang menjadi p
Muncul pembuluh darah yang menonjol di dahi Elias Sullivan seolah-olah akan meledak dalam waktu dekat. Kemudian Sky Sullivan masuk dengan ekspresi jahat yang terlukis dengan jelas di wajahnya. “Kakak…” Sebelum Elias bisa menyelesaikan kalimatnya, dia malah disambut dengan tamparan keras. Sky tidak bisa menahan dirinya dan meninggalkan bekas warna merah terang di pipi Elias. "Kakak kenapa?" tanya Elias tercengang. Sky tidak menjawab. Sebaliknya, dia menampar adiknya lagi. Dua tamparan sekaligus mendarat di wajah Elias. "Berlutut!" perintah Sky. Elias gemetar ketakutan dan segera berlutut. "SAYA…" "Kau bocah bodoh, tolol yang tidak berguna!" Sky beberapa kali menendang Elias dengan keras. Seseorang akan dengan mudah dimaafkan jika berpikir bahwa Sky sebenarnya tengah berusaha membunuh Elias. Adiknya berbaring di lantai, berguling-guling dan melindungi dirinya dari pukulan yang dilontarkan secara bertubi-tubi sambil terus-menerus berteriak minta ampun. Peristiwa ini be
Sky telah mengetahui perjalanan Lilia Gibson untuk memperingatkan Zeppelin Wayne tentang pembebasan Sachin. Namun, Sky tidak melakukan apa pun untuk menghentikannya, karena dia ingin Tyr Summers melenyapkan Sachin ketika saatnya tiba. Pada saat yang sama, ada penembak jitu yang bersembunyi di dalam hutan—orang yang menarik pelatuk itu berada dua puluh meter dari Sachin. Dia adalah anggota Wyvern. Dalam keadaan normal, dengan keberadaan Tyr dan penembak jitu di ekornya, Sachin seharusnya tidak selamat. Namun, dia tetap hidup. Sky Sullivan sangat meremehkan kemampuannya. Setelah itu, Sky bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Dia menjadi lebih waspada dan sebagai balasannya dia mengabdikan dirinya untuk Sachin. Bagi orang cerdas, maneuver yang dilakukan oleh Sky dapat dengan mudah menipu mata orang biasa. Tipuannya dilakukan dengan sangat sempurna tanpa terlihat adanya cacat sedikitpun. Sukses berarti dia bisa mendapatkan promosi. Di sisi lain, jika gagal maka dia a
Mengapa, seharusnya ada lebih dari lima orang penembak jitu. Apa yang terjadi dengan sisanya? Mengapa mereka tidak menarik pelatuknya? "Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Dimana mereka? Kami hanya memiliki satu kesempatan untuk membunuh Sachin Taylor, mengapa tidak ada yang menembaknya?” penembak jitu berbisik dengan cemas ke arah mikrofon, hanya untuk mendengar suara asing yang berbicara. "Bodoh, lihat dibelakangmu," ucap suara itu. “Ada apa…” Penembak jitu itu menoleh ke belakang ketika dia menemukan sosok Jason Garcia yang tengah memegang belati di tangan kirinya dengan ekspresinya yang datar. "Kau…" Sebelum penembak jitu bisa bereaksi, Jason menjentikkan pergelangan tangannya, menggorok leher korbannya dengan satu gerakan cepat. Pada saat itu, anak asuh Sachin yang lainnya muncul di berbagai tempat—di atap, di puncak pohon, di lereng bukit—saat mereka mengintai di kegelapan dan mengambil sisa nyawa penembak jitu. Sebelas di antara Anggota The Wyvern kehilangan nyawa me
“Sky Sullivan, aku akan baik-baik saja kalau saja kau tidak melakukan apa-apa saat Lilia membocorkan rahasia kita. Tapi kenapa kau menyewa tim pembunuh untuk membawaku keluar? Apakah tidak cukup menjadi orang kedua?” Bibir Sachin melengkung ke atas sehingga nampak senyum aneh. Pada saat yang sama, sebuah mobil hitam telah menunggu di pintu keluar jalan raya Strego City untuk beberapa waktu. Di dalam mobil duduk dua sosok pria. Mereka berdua adalah putra angkat Sachin dan termasuk dalam lima petarung terbaik di antara semuanya. Tatapan mereka terpaku pada pintu keluar seolah-olah mereka sedang menunggu sesuatu terjadi. Namun target mereka tidak muncul meskipun mereka telah menunggu lebih dari satu jam. "Ada apa? Sekarang sudah sangat larut, kenapa mereka belum datang juga?” Salah satu dari mereka mengambil permen toffee terlihat gugup. "Ada yang salah. Elias Sullivan tidak akan meninggalkan Strego City sama sekali!” Keduanya telah ditugaskan untuk membunuh Elias atas perinta
Setelah menerima pesan itu, Zeppelin Wayne segera datang ke Paviliun Tempest. Salah satu alasan terbesarnya datang ke Strego City adalah untuk menantang Dean Young dan melakukan pertandingan ulang. Semua itu berarti dia akan melompat kapan saja untuk melawan Dean. Namun, bukan sosok Dean yang dia temukan, melainkan Elias Sullivan setelah dia tiba di lokasi tersebut. Jelas saja hal itu sedikit menyebalkan. Elias memandang Zeppelin dan sepertinya dia merasa takut ketika melihat pria itu memegang sebuah pedang besar di tangannya. “Tenang, Zeppelin. Meskipun Dean tidak ada di sini malam ini, aku berjanji, tidak akan lama lagi kau bisa melawannya. Mala mini aku memanggilmu kesini untuk kebaikanmu sendiri." “Untuk kebaikanku?” Zeppelin memandang Elias dengan geli. Mereka adalah musuh dari dua kubu yang bertikai. Namun Elias, yang menjadi karakter terkenal di sisi lain, datang dan mengulurkan tangannya untuk memberikan bantuan. Apa arti semua ini? "Elias Sullivan, James Martin,
Dean Young hanya memiliki pedang sebagai teman selama hidupnya. Dia tidak pernah bermimpi untuk menikahi seorang wanita. Tapi Lilia Gibson benar-benar wanita yang cantik. Meskipun Dean sebelumnya tidak pernah memiliki perasaan apapun untuknya, tapi Dean masih senang karena bisa menjadi suaminya. Sachin Taylor juga telah mengatur pernikahan ini untuk memaksa kerabat Sullivan mengekspos diri mereka sendiri, selain ada juga niat terselubung lainnya. Tapi itu semua, bukan masalah lagi. Setelah Lilia nanti akan menjadi istrinya, Dean tidak akan membiarkan orang lain menggodanya atau bahkan melirik sedikitpun padanya, tidak sebelum Dean menghancurkan mereka. Kamar Lilia didekorasi dengan tampilan yang ceria. Dia telah mengenakan gaun pengantin yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan ukuran tubuhnya. Sulit untuk menggambarkan kecantikan Lilia yang tak tertandingi. Gaun pengantin hanya berfungsi untuk memperlihatkan lekuk postur tubuhnya dan meningkatkan daya pikatnya. Dia dud
Sudah hampir waktunya bagi mereka untuk meresmikan pernikahan. Harapan terakhir Lilia telah hancur. Dia tidak dapat berhenti memikirkan pria yang dia dambakan dan dia merasakan luka yang tajam di hatinya. Namun, saat dia bersiap untuk bertukar sumpah pernikahan dengan Dean, dia tidak tahu bahwa pria yang dia dambakan di hatinya telah tiba di sana. Di depan kediaman Sachin, Zeppelin berjalan masuk, membawa Pedang Naganya yang terbungkus kain hitam. Ada beberapa penjaga yang berdiri di sana. Begitu mereka melihat Zeppelin berjalan, mereka segera mencoba menghentikannya. "Anda siapa? Ini adalah acara pribadi, apakah Anda punya undangan?” Tentu saja Zeppelin tidak memilikinya. Dia berkata, "Saya tidak memiliki undangan, tetapi saya harus masuk." Para penjaga itu saling memandang, berpikir bahwa orang ini pasti sudah gila. Apakah dia tidak tahu di mana dia berada? Ini adalah tanah milik Sachin Taylor. Apakah dia memiliki keinginan untuk mati? Para penjaga segera mendorong Zeppel