Tyr Summers pergi ke gudang. Mendorong pintu itu terbuka, kemudian masuk.Melihatnya kedatangannya, semua anggota Wolf's Den yang berada di tengah-tengah kegiatan pelatihan menghentikan aktivitas mereka untuk menyambut kedatangannya. Tapi Tyr menghentikan mereka, memberi isyarat bahwa mereka harus melanjutkan apa yang sedang mereka lakukan.Kemudian, Tyr berjalan melewati deretan ban bekas di sudut gudang.Torbert Octavius seperti biasa. Dia tengah berbaring di atas ban, tertidur lelap. Tyr berjalan ke arahnya dan dengan dingin meninju kepala Torbert. Menghindari pukulan dengan mata yang tertutup, Torbert tersentak bangun dan menggeliat.“Kau selalu melakukan ini setiap kali kau datang. Tidak bisakah kamu mencoba sesuatu yang baru dan lebih mewah?” Torbert berkata kepada Tyr dengan nada suaranya yang jengkel.Tyr tertawa. “Itu karena aku selalu ingin tahu tentang gaya seni bela dirimu ini. Bagaimanapun, ilmu ini telah diturunkan oleh guru kita.“Saat itu, Guru mewariskan geraka
"Bahkan jika Sachin Taylor sudah mati, Great Sky masih menjadi suku bangsawan kelas atas," ucap Julio. Namun, Naga Hijau menggelengkan kepalanya. “Memang benar, Sachin sendiri tidak dapat mengubah seluruh struktur wilayah selatan. Tetapi perlu kau pahami apa itu yang namanya 'kepercayaan'" "Kepercayaan?!" Julio Morgan terdiam. “Sama seperti bagaimana para biarawan di Kuil Emas percaya pada Buddha, bagi Sky Sullivan dan kelompoknya, Sachin Taylor adalah dewa mereka. Dia adalah kepercayaan mereka. Dengan iman, manusia mungkin tidak bisa memenangkan setiap pertempuran, tetapi tanpa iman, mereka pasti akan hancur,” ucap Naga Hijau. Mendengar ini, dia menepuk pundak Julio dengan keras dan berkata dengan penuh arti, "Anak muda, masih banyak yang harus kau pelajari!" Setelah mengatakan itu, Naga Hijau mengambil botol anggur di atas meja dan menuangkan isinya ke dalam mulutnya, hingga menyembulkan alas botol itu hingga naik ke atas.Melempar botol kosong itu kedalam perairan danau,
Dua orang biksu dengan tinggi sekitar 190cm bertubuh kekar berlari ke arah pintu Pagoda Emas. Setelah suara berderit terdengar keras, pintu pagoda dibuka. Segera, embusan angin menyapu Kuil Emas saat awan hitam mulai menyelimuti langit sekali lagi, membentuk pemandangan seperti sosok iblis. Dari dalam menara terdengar suara dentingan tajam dari dua buah rantai logam yang diputus dengan paksa. Kemudian, suara gemericik rantai logam diatas tanah bisa terdengar saat siluet tinggi dan berotot perlahan muncul dari pagoda. Bahkan sebelum pria itu muncul, hanya terdengar bunyi suara rantai yang merayap sudah cukup untuk membuat banyak biksu yang hadir disana menahan napasnya. Karena merasa takut, banyak dari mereka bahkan menolak untuk melihat pintu masuk dari menara. Akhirnya, seorang pria yang mirip dengan sesosok iblis keluar dari dalam pagoda. Bahkan jika dia telah dipenjara di dalam Pagoda Emas selama sepuluh tahun, tubuh pria itu tetap tinggi dan mencolok. Meskipun tidak melihat
"Apotek Blythe yang telah berusia seratus tahun di Kota Strego?" Sky Sullivan terkejut. "Tapi Ayah baptis, keluarga Blythe telah musnah sepuluh tahun yang lalu." "Betul sekali. Akulah yang telah menghancurkan mereka,” jawab Sachin Taylor. “Jadi, Golden Creation Elixir mereka adalah milikku.” Sky dengan cepat bertanya, “Di mana ramuan itu, Ayah baptis? Aku akan mengirim seseorang untuk mengambilnya sekarang juga.” "Tidak perlu seperti itu." Sachin melambaikan tangannya dengan acuh. “Ramuan itu ada pada orang buta itu. Kau tidak akan bisa mendapatkannya. Aku akan mencarinya sendiri.” Bersandar ke kursinya, Sachin memejamkan matanya untuk beristirahat. "Benar, mengapa Catherine Gibson tidak ada di sini?" Catherine Gibson adalah Lilia Gibson. Sachin dan Zeppelin Wayne memanggilnya sebagai Catherine, tetapi sejak dia menjadi salah satu dari Enam Direktur Great Sky Group, Catherine mengubah namanya menjadi Lilia. "Ayah baptis, apakah kau ingat bagaimana dia bertemu dengan seorang
Percikan api beterbangan dan bilah mulai berbenturan saat suara tembakan terdengar dari latar belakang pertempuran. Seorang pria berbadan tegap dengan sikap bertarung yang mirip dengan belalang sembah berlari melewati kerumunan petarung Great Sky, Land Rover yang tengah ditumpangi menabrak tubuh mereka sampai terpental. Berjalan di sampingnya adalah seorang pria lain dengan mengenakan jas hujan hitam sambil memegang parang. Dengan cepat dia mengayunkan pedangnya, dan bergerak menuju Land Rover Sachin. Kedua pria ini adalah Mantis dan Thomas Ziegler, yang namanya disebutkan sebelumnya di kapal Green Dragon. Yang berarti bahwa kedua pria itu juga pernah menjadi petarung yang terkenal di komunitas seni bela diri. Selain mereka, ternyata banyak sekali orang yang berdatangan kesini untuk mengambil nyawa Sachin semuanya memiliki kemampuan yang cukup kuat. Bahkan tentara bayaran turut mengambil bagian. Kerumunan yang sedang berkelahi di hutan kecil ini hampir berjumlah dua ratus orang
Pria ini adalah salah satu dari Tiga Aces Great Sky Grup, Jason Garcia. "Karena kalian telah berani mencoba membunuh Sachin Taylor, kalian harus siap mati," katanya. Aura membunuh yang kental terlihat jelas dalam ekspresi Jason. Dengan sedikit mengayunkan pedangnya, dia mengeluarkan serangkaian jurus keterampilan pedang, mengalahkan seorang pembunuh dalam sekejap mata. Pembunuh yang tersisa melebarkan mata mereka ketika melihat adegan ini. Dalam keputusasaan, mereka memutuskan untuk bersatu menyerang Jason. Namun, tidak ada efek yang berarti. Bagi Jason, mereka yang dijuluki sebagai pembunuh internasional ini hanya dianggap seperti anak-anak yang tak berdaya di hadapannya. Setiap tebasannya telah menjatuhkan seseorang. Dalam rentang waktu yang singkat, para pembunuh yang ada di sekitarnya terjatuh ke tanah di bawah tebasan pedang Jason. Sementara itu, di sisi lain, Lancelot Fyre dan Lucia Fyre telah mengalahkan beberapa petarung dari Great Sky Group. Mereka juga mengincar Land
Pada saat itu, Lucia Fyre telah tewas karena kehabisan darah. Lancelot Fyre memeluk adiknya erat-erat. Dia tidak bisa menangis, tetapi dari ekspresi wajahnya, jelas bahwa dia merasa kesakitan.“Anak yang keras kepala,” gumam Dean Young.Dia merasakan kekaguman terhadap Tarzan, dan bahkan tergoda untuk melepaskannya. Namun, masing-masing dari mereka telah memiliki perintah dari tuannya sendiri dan itu semua harus dilaksanakan. Dean tidak bisa berbelas kasih. Mengangkat bilah gandanya, pria itu tengah mempersiapkan diri untuk mengakhiri hidup Tarzan.Saat itu, sesosok bayangan tiba-tiba melintas. Sesuatu yang berkilau dan kuat menebas di depan Dean, membuatnya terpaksa mundur.Dean menghentikan gerakannya sambil mengerutkan keningnya. "Siapa disana?""Lama tidak bertemu, Dean Young." Tersenyum, Zeppelin mengangkat Pedang Naganya dan mengarahkannya ke arah Dean. "Apakah kau masih mengingatku?"Ada sedikit kebingungan di wajah Dean. Tidak sampai Zeppelin merobek bajunya untuk mengung
Itulah sebabnya, saat Zeppelin dan Dean bertarung, mereka bergerak ke arah Sachin.Saat itu, pria yang tengah memegang pisau terbang itu mulai mengirim sederet pisau yang berterbangan ke arah Sachin, sementara petani itu bergegas menuju Sachin dengan membawa sabit di tangannya.“Sudah lama sekali aku tidak membunuh seseorang. Sepuluh tahun… itu benar-benar waktu yang cukup lama.”Karena itu, Sachin dengan mudah meraih pisau terbang yang menuju ke arahnya, dan dengan cepat menghindari serangan sabit itu. Seperti yang dikatakan rumor, dia bergerak dengan kecepatan yang dapat melebihi dari kecepatan cahaya. Dalam sekejap, dia muncul di depan pria yang melemparkan pisau.Sebelum pria itu bahkan bisa bereaksi, dia menyadari bahwa lehernya telah ditusuk oleh pisau terbang."Ini…"Mata pria itu melebar. Mereka tetap melancarkan serangannya bahkan jika mereka harus berada dekat dengan kematian, menandakan bagaimana perasaannya ketika teringat Sachin telah membunuh para anggota keluargany