Pertempuran berlangsung sekitar sepuluh menit. Ketika akhirnya selesai, udara telah dipenuhi dengan bau darah yang busuk. Yarren sudah mati. Tubuhnya telah dicabik-cabik oleh Ashblood, Vanessa Harris, dan anggota Sarang Serigala lainnya. Tapi ini merupakan pertempuran yang tragis karena Ashblood dan Vanessa telah dilukai oleh Yarren, sementara anggota Serigala lainnya mati begitu saja di bawah pedang Yarren. Mayat tergeletak di mana-mana dan darah menodai tanah menjadi merah. Setiap sudut Sarang Serigala itu berlumuran darah. Darah itu entah milik mereka sendiri ataupun milik musuh mereka. Di dalam gudang, Torbert Octavius menggeliat dengan malas, seperti baru saja terbangun dari tidurnya. Max Cheever menghampirinya dengan ekspresi yang geram. “Salah satu dari kita telah tewas. Sebelas orang dalam keadaan parah dan yang lainnya terluka. Torbert, jika kau mengambil tindakan, kita mungkin tidak akan menderita kerugian sebesar ini,” kata Max. Torbert tampak tidak terpengaruh k
Kata-kata itu keluar dari mulut Juliet Jones dengan suaranya yang paling lembut. Bahkan seorang biksu seperti Jaren merasa sulit untuk bisa menahannya. Seluruh tubuhnya langsung bergidik. "Nona, lepaskan aku," desak Jaren. "Tidak. Jaren, jawab aku dengan jujur. Apakah kau menyukaiku?" Saat dia berbicara, Juliet mencondongkan tubuh lebih dekat ke telinganya, sampai bibirnya akhirnya menyentuh ujung telinga Jaren. Jaren merasa separuh pikirannya seolah mati rasa. Darah di nadinya sepertinya telah membeku. “Nona, aku…” “Jawab aku dengan jujur…” Namun, Jaren berhenti berbicara dan hanya berdiri terdiam di air seperti sebatang kayu yang tegak. “Hahahaha!” Juliet tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Akhirnya Juliet melepaskan Jaren dan berenang ke tepi kolam. Kemudian dia keluar dari sana untuk duduk di kursi pantai. “Aku hanya bercanda, Jaren. Lihat dirimu, kau telah berubah menjadi tongkat bambu merah. Lucu sekali,” goda Juliet. Jaren tetap berada di dalam air, tertegun bebera
"Apa?!" Ketika Tyr mengatakan sesuatu seperti itu, staff itu terkejut. Dia bukan satu-satunya yang terpana, staf lainnya juga ikut menganga. Banyak orang mulai mengelilingi Tyr sekali lagi. Membeli seluruh delapan-puluh unit di Dunham Lakefront? Lelucon macam apa ini? Semua orang menatap dengan perasaan tak percaya pada Tyr. Salah satu penjual bahkan siap untuk memanggil keamanan. 'Apakah orang ini terlalu bosan? Dia pasti di sini untuk bermain-main dengan kita,' pikir penjual itu. Dengan lantang, dia berkata, "Tuan, lelucon Anda ini benar-benar tidak lucu." Tyr mengerutkan keningnya dengan ringan. “Apakah saya terlihat seperti sedang bercanda? Jika tidak ada di antara kalian yang dapat membuat keputusan, hubungi atasan Anda. Saya sendiri yang akan berbicara dengannya.” Kemudian Tyr mengeluarkan kartu debit hitam keemasan dan meletakkannya di atas meja konter. “Tidak ada batasan untuk kartu ini. Dapat memuat berapapun jumlahnya.” "Apakah Anda serius?" Seluruh staf tib
“Baiklah kalau begitu, aku akan menyelesaikan semua persiapannya. Aku akan mengirim mereka sebelum urusanmu dengan keluarga Jones selesai. Aku akan meminta Dickson Watt untuk menghubungi mereka yang tengah berada di Canonteign Mansion Suez Barat,” ucap Carson Yorke. "Bagus! Tindakanmu memang benar, Dickson Watt adalah seorang pria yang kurang sensisitf. Kau cukup menyukainya sebagai seorang menantu, tetapi aku rasa Connie tampak tidak begitu senang,” jawab Tyr. Carson tertawa. “Aku tidak ingin terlalu banyak ikut campur dalam urusan anak-anak. Mereka bisa melakukan apapun sesuka mereka. Tapi aku adalah orang yang paling mengenal putriku sendiri. Meskipun dia mengatakan bahwa tidak menyukai Dickson, namun firasatku mengatakan bahwa gadis ini memiliki perasaan untuknya sejak awal mereka bertemu. Jadi, hanya masalah waktu sampai nanti mereka bersatu. Huh! Tyr, meskipun aku tidak akan pernah bisa menemukan menantu sebaik dirimu, tapi memiliki Dickson – si anak nakal itu sebagai menantu
Sebenarnya wajah Phantom Marionette tidak terkena cairan asam sulfat. Sebaliknya, itu adalah bekas dari luka bakar. Phantom Marionette berasal dari Infinite City. Waktu masih anak-anak, wajahnya mirip sekali dengan boneka. Bahkan kulitnya seputih porselen tapi dia memiliki kepribadian seorang pengecut. Infinite City adalah tempat yang sangat kacau pada saat itu. Ada berbagai macam kelompok gangster bawah tanah. Kebanyakan kenakalan remaja sudah berbaur dengan anjing-anjing dari gangster saat mereka masih bersekolah. Pelecehan di sekolah telah menjadi masalah yang sangat umum. Phantom Marionette adalah salah satu murid yang selalu mendapatkan pelecehan di sekolahnya. Masa kanak-kanaknya telah direnggut dan intimidasi yang dia alami berlanjut hingga sampai ke sekolah menengah. Suatu kali, seseorang dengan niat yang jahat pernah menguncinya di ruang ganti selama kelas olahraga. Karena cuaca hari itu sangat terik, ruang ganti di sekolah itu pun terbakar. Phantom Marionette, yang te
Juliet Jones tidak terlihat senang dengan keadaan hidup mereka. Jika dia tidak mengetahui identitas orang-orang ini sebelumnya, maka akan sulit baginya untuk bisa membayangkan mereka sebagai pembunuh bayaran internasional atau pemburu hadiah. “Perhatian, semuanya! Investor kita telah hadir di sini. Mari semua berkumpul,” ucap Phantom Marionette, suaranya bergema di seluruh ruangan. Lokasinya lebih dari menakutkan. Saat ini lokasi tersebut tampak seperti sebuah film horor. Wanita pirang itu melirik ke arah Phantom Marionette dengan sikap yang sangat merendahkan, “Kami punya mata. Bisakah kau langsung berterus terang tanpa menutupi maksud tertentu jika kau memang memiliki sesuatu yang penting untuk disampaikan? Ini benar-benar sangat menyeramkan.” "Hehe!" Phantom Marionette terkepung dan tawanya terdengar aneh, lalu dia duduk di samping. Si pirang berjalan ke arah Juliet dan mengulurkan tangannya. "Halo cantik. Namaku Mary." "Senang bertemu denganmu," jawab Juliet, tampak ten
Stormbringer terus saja berdiri di dekat jendela. Mata di bawah bayangan itu melirik ke arah kelompok Phantom Marionette. Gerutu di belakangnya bertanya, “Pimpinan, saya selalu bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan wanita itu. Mengapa dia datang kepada kita jika dia mendekati Phantom Marionette?” “Karena kelompok Phantom Marionette adalah umpan meriam wanita itu. Mereka semua akan mati!” jawab Stormbringer. "Kenapa?" "Karena orang yang ingin wanita itu bunuh adalah penguasa Istana Kerajaan." "Apa?!" Untuk sementara waktu, semua anggota Tentara Bayaran Stormbringer membeku. “Pimpinan, Anda baru saja mengatakan bahwa Tyr Summers sulit untuk dihadapi dan menyuruh kami untuk tidak main-main dengannya. Jadi, mengapa Anda menerima tawaran wanita itu?” Stormbringer berbalik, senyum tipis muncul di wajahnya. “Saya tidak bilang kita akan berurusan dengan Tyr Summers. Pergi dan bersiaplah. Hadiah seratus juta bukanlah hal yang sulit untuk kita raih. Kita akan meninggalkan luba
Winifred Zea tidak mengerti apa yang dimaksud Tyr Summers dengan 'permainan catur'. Dia juga tidak terbiasa dengan keluarga bangsawan dari selatan dan tidak mengenal satupun dari mereka. "Suamiku, apakah kau harus melakukan ini?" dia bertanya. "Ya, tentu," jawab Tyr. “Untuk bertarung langsung dengan keluarga Summers, aku tidak punya pilihan selain melakukannya. Kau tahu betul mengenai permasalahan yang aku alami di keluarga summers. Dan akhir-akhir ini, mereka kembali melecehkanku. Ini adalah tantangan yang harus aku hadapi sendiri.” Hati Winifred kembali patah ketika dia mengingat kembali apa yang telah Tyr alami dalam keluarga Summers. Sulit untuk membayangkan kesulitan apa saja yang dia hadapi untuk bisa sampai ke tempatnya hari ini. Sekarang, Tyr dan keluarganya sudah berada pada titik di mana mereka tidak bisa kembali. Hanya ada satu yang selamat di antara keduanya. Winifred mendorong kepalanya ke dada Tyr dan berkata, "Suamiku, apa pun yang kau lakukan, aku akan selalu me