Hector Walker hampir tidak bisa menahan luapan kegembiraannya. Tiba-tiba dia baru menyadari bahwa presiden Autumn Field tidak kalah dengan pria mana pun. Kekejamannya sungguh diluar dugaan. Dibutuhkan keberanian besar untuk bisa tegas dalam proses mengakuisisi Southern Sophistication. Jika mereka dapat mencapai prestasi itu, operasi online akan jauh lebih mudah, karena Autumn Field akan dapat melakukan promosi media baru mereka sendiri. “Kalau begitu, semuanya akan baik-baik saja. Seperti kata pepatah, 'seseorang hanya belajar dari kesalahannya',” ucap Winifred. “Autumn Field telah sangat menderita karena Southern Sophistication, sampai akhirnya kami ditindas oleh mereka. Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Tuan Walker, saya akan menyerahkan ini pada Anda. Hubungi saya jika Anda butuh sesuatu.” “Baiklah, Nona Winifred. Jangan khawatir, tidak akan ada masalah. Beri saya waktu seminggu dan saya akan menyelesaikan semua ini untuk Anda,” ucap Hector. "Bagus!" Setelah menu
Setengah dari orang-orang ini adalah bagian dari keluarga elit Saxton, sementara setengah lainnya adalah bawahan Cinque Dragon yang luar biasa. Sekarang seorang pria paruh baya dengan postur tubuhnya yang kekar berdiri di depan kelompok ini. Dia juga tengah memegang belati di tangannya. Orang ini adalah Yarren, pria yang telah membunuh Toby Dragon di Benz. Sejak dia masih kecil, Yarren telah menjadi bawahan Hendrik Saxton. Tiga puluh tahun telah berlalu sejak saat itu. Selama ini, Hendrik bersikap baik kepada Yarren. Pria itu memperlakukannya seperti Kakak sehingga Yarren begitu setia pada Hendrik. Oleh karena itu, setelah Hendrik dijatuhkan, Yarren tidak mungkin menelan amarahnya begitu saja. Dia mengumpulkan semua petarung keluarga Saxton untuk membalaskan dendam. Dia juga menghubungi bawahan setia Cinque Dragon, dengan harapan dapat meminjam kekuatan mereka untuk menjatuhkan anak buah Tyr. Saat itu, kediaman Saxton dipenuhi dengan aura para pembunuh. Orang-orang yang hadir s
Stephen Cole berhenti dan menoleh ke arah lawannya, Jamie Sunder. "Apa yang sedang terjadi? Rasanya, aku telah mendengar sesuatu,” ucap Stephen. Jamie mengerutkan keningnya. "Ya aku rasa juga begitu." "Bang." Ashblood segera mengeluarkan pisau abu-abunya dari pinggangnya. "Seseorang telah menembakkan pistol di luar." "Ayo kita periksa ke luar," ucap Martin Jakeman. Vanessa Harris, Fiona Jennings, dan Matthew Collins juga datang. Anggota kelompok Sarang Serigala dengan cepat bergegas keluar. Begitu mereka sampai di pintu masuk, mereka melihat Yarren memimpin lebih dari lima puluh orang saat mereka menyiramkan bensin ke arah gudang. Semua orang tercengang selama beberapa detik. Matthew menggaruk bagian belakang kepalanya, dia tampak bingung. "Apa yang sedang mereka lakukan?" "Mastiff ku sudah mati!" Stephen berteriak, berkobar dalam api kemarahan saat dia menatap mastiff yang tergeletak dalam genangan darah. “Persetan! Itu adalah bensin. Mereka menuangkan bensin!” “Sia
Pertempuran berlangsung sekitar sepuluh menit. Ketika akhirnya selesai, udara telah dipenuhi dengan bau darah yang busuk. Yarren sudah mati. Tubuhnya telah dicabik-cabik oleh Ashblood, Vanessa Harris, dan anggota Sarang Serigala lainnya. Tapi ini merupakan pertempuran yang tragis karena Ashblood dan Vanessa telah dilukai oleh Yarren, sementara anggota Serigala lainnya mati begitu saja di bawah pedang Yarren. Mayat tergeletak di mana-mana dan darah menodai tanah menjadi merah. Setiap sudut Sarang Serigala itu berlumuran darah. Darah itu entah milik mereka sendiri ataupun milik musuh mereka. Di dalam gudang, Torbert Octavius menggeliat dengan malas, seperti baru saja terbangun dari tidurnya. Max Cheever menghampirinya dengan ekspresi yang geram. “Salah satu dari kita telah tewas. Sebelas orang dalam keadaan parah dan yang lainnya terluka. Torbert, jika kau mengambil tindakan, kita mungkin tidak akan menderita kerugian sebesar ini,” kata Max. Torbert tampak tidak terpengaruh k
Kata-kata itu keluar dari mulut Juliet Jones dengan suaranya yang paling lembut. Bahkan seorang biksu seperti Jaren merasa sulit untuk bisa menahannya. Seluruh tubuhnya langsung bergidik. "Nona, lepaskan aku," desak Jaren. "Tidak. Jaren, jawab aku dengan jujur. Apakah kau menyukaiku?" Saat dia berbicara, Juliet mencondongkan tubuh lebih dekat ke telinganya, sampai bibirnya akhirnya menyentuh ujung telinga Jaren. Jaren merasa separuh pikirannya seolah mati rasa. Darah di nadinya sepertinya telah membeku. “Nona, aku…” “Jawab aku dengan jujur…” Namun, Jaren berhenti berbicara dan hanya berdiri terdiam di air seperti sebatang kayu yang tegak. “Hahahaha!” Juliet tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Akhirnya Juliet melepaskan Jaren dan berenang ke tepi kolam. Kemudian dia keluar dari sana untuk duduk di kursi pantai. “Aku hanya bercanda, Jaren. Lihat dirimu, kau telah berubah menjadi tongkat bambu merah. Lucu sekali,” goda Juliet. Jaren tetap berada di dalam air, tertegun bebera
"Apa?!" Ketika Tyr mengatakan sesuatu seperti itu, staff itu terkejut. Dia bukan satu-satunya yang terpana, staf lainnya juga ikut menganga. Banyak orang mulai mengelilingi Tyr sekali lagi. Membeli seluruh delapan-puluh unit di Dunham Lakefront? Lelucon macam apa ini? Semua orang menatap dengan perasaan tak percaya pada Tyr. Salah satu penjual bahkan siap untuk memanggil keamanan. 'Apakah orang ini terlalu bosan? Dia pasti di sini untuk bermain-main dengan kita,' pikir penjual itu. Dengan lantang, dia berkata, "Tuan, lelucon Anda ini benar-benar tidak lucu." Tyr mengerutkan keningnya dengan ringan. “Apakah saya terlihat seperti sedang bercanda? Jika tidak ada di antara kalian yang dapat membuat keputusan, hubungi atasan Anda. Saya sendiri yang akan berbicara dengannya.” Kemudian Tyr mengeluarkan kartu debit hitam keemasan dan meletakkannya di atas meja konter. “Tidak ada batasan untuk kartu ini. Dapat memuat berapapun jumlahnya.” "Apakah Anda serius?" Seluruh staf tib
“Baiklah kalau begitu, aku akan menyelesaikan semua persiapannya. Aku akan mengirim mereka sebelum urusanmu dengan keluarga Jones selesai. Aku akan meminta Dickson Watt untuk menghubungi mereka yang tengah berada di Canonteign Mansion Suez Barat,” ucap Carson Yorke. "Bagus! Tindakanmu memang benar, Dickson Watt adalah seorang pria yang kurang sensisitf. Kau cukup menyukainya sebagai seorang menantu, tetapi aku rasa Connie tampak tidak begitu senang,” jawab Tyr. Carson tertawa. “Aku tidak ingin terlalu banyak ikut campur dalam urusan anak-anak. Mereka bisa melakukan apapun sesuka mereka. Tapi aku adalah orang yang paling mengenal putriku sendiri. Meskipun dia mengatakan bahwa tidak menyukai Dickson, namun firasatku mengatakan bahwa gadis ini memiliki perasaan untuknya sejak awal mereka bertemu. Jadi, hanya masalah waktu sampai nanti mereka bersatu. Huh! Tyr, meskipun aku tidak akan pernah bisa menemukan menantu sebaik dirimu, tapi memiliki Dickson – si anak nakal itu sebagai menantu
Sebenarnya wajah Phantom Marionette tidak terkena cairan asam sulfat. Sebaliknya, itu adalah bekas dari luka bakar. Phantom Marionette berasal dari Infinite City. Waktu masih anak-anak, wajahnya mirip sekali dengan boneka. Bahkan kulitnya seputih porselen tapi dia memiliki kepribadian seorang pengecut. Infinite City adalah tempat yang sangat kacau pada saat itu. Ada berbagai macam kelompok gangster bawah tanah. Kebanyakan kenakalan remaja sudah berbaur dengan anjing-anjing dari gangster saat mereka masih bersekolah. Pelecehan di sekolah telah menjadi masalah yang sangat umum. Phantom Marionette adalah salah satu murid yang selalu mendapatkan pelecehan di sekolahnya. Masa kanak-kanaknya telah direnggut dan intimidasi yang dia alami berlanjut hingga sampai ke sekolah menengah. Suatu kali, seseorang dengan niat yang jahat pernah menguncinya di ruang ganti selama kelas olahraga. Karena cuaca hari itu sangat terik, ruang ganti di sekolah itu pun terbakar. Phantom Marionette, yang te