Letnan Jabez menjabat sebagai seorang komandan militer Marsekal Ubel, dan kebetulan dia juga merupakan seorang perwira militer elit. Jika sebelumnya, Marsekal Ubel secara langsung akan memimpin pasukannya menuju ke medan perang, dan Yabes akan selalu tetap berada tetap di sisinya untuk memastikan keselamatannya.Jabez sering membantu Marsekal Ubel dalam membelokkan peluru yang ditembakkan ke arahnya selama ini, dan berkali-kali dia telah berhasil menyelamatkan nyawa Marsekal Ubel selama proses itu berjalan. Hingga saat ini Yabes menjadi orang kepercayaan Marshal.Dengan bantuan tentara zombie, Marsekal Ubel dengan cepat bergerak secara bertubi-tubi berhasil menaklukkan beberapa banyak kota. Gaya kepemimpinannya telah berhasil menjungkirbalikkan keseimbangan antara panglima perang dan memicu gelombang pertumpahan darah di sana.Marsekal Ubel tidak lagi harus memimpin pasukan secara langsung ketika dia bermaksud mengepung sebuah wilayah kota. Dia hanya harus menunggu di dalam markas p
Karena tentara zombie tidak berani mendekat wilayah tembok kota, Magus kembali memegang jimat di tangannya lagi. Detik berikutnya, sebuah jimat besar tampak muncul di atas langit malam dari aliran udara yang tipis, seperti senjata magis yang biasa digunakan oleh para dewa.“Nenek moyang Shamanisme! Bantu aku dalam pencarianku untuk membunuh para setan! Omong kosong!" Magus menunjuk kearah jimat dengan menggunakan kedua jarinya yang telah disilangkan.Tiba-tiba angin badai muncul di sekelilingnya, dan jimat besar yang melayang diatas udara tiba-tiba tertekan dari atas langit setelah berputar hingga beberapa kali. Benar-benar tampak menyelimuti sekelompok mayat hidup yang berada di bawah tembok kota.Krak!Saat jimat itu terjatuh dari atas langit, zombie yang berada di bawah jimat itu terhimpit dengan bunyi suara yang berderak. Api yang kuat telah menyulut tubuh mereka, kemudian membakar mereka hingga berubah menjadi abu.Semua pasukan yang ada di tembok kota tampak tercengang saat
Mereka tampak dihujani oleh tembakan yang cukup deras.Banyak para pasukan tentara yang berada di tim Yabez telah tewas di tempat.Pada saat ini, tentara yang sebelumnya tampak percaya diri kini telah bergerak mundur dengan cara yang sangat menyedihkan.Marsekal Nelson dan para pasukannya telah mengejar mereka hingga sampai ke luar kota selama hampir sepuluh kilometer.Pada akhirnya, sekitar setengah dari pasukan tentara yang tergabung dalam pasukan Jabez berhasil dibunuh atau ditangkap oleh tentara Marsekal Nelson."Hahaha! Ini adalah sebuah kemenangan yang besar!"Marsekal Nelson memimpin para pasukannya untuk membantai sekitar 10.000 orang musuh setelah mengejar mereka hingga hampir sepuluh kilometer jauhnya. Namun, Jabez dan sisa musuhnya telah melarikan diri terlalu cepat, hingga membuat Marsekal Nelson dan para pasukannya memutuskan untuk menyerah mengejar musuh mereka Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Kota Eimross dengan membawa senjata dan tawanan perang. Marsekal N
Dengan kilatan cahayanya yang dingin, sebuah pisau buah yang berada di dalam genggaman tangan seorang gadis telah ditusukkan ke atas dada Marsekal Ubel dengan ganas, Gadis lain yang berada di sampingnya tampak menjerit ketakutan.“Apa… Apa yang kau lakukan?” Marsekal Ubel akhirnya tersadar ketika dia merasakan hawa dingin di dalam dadanya, di mana sepertinya tubuhnya telah ditusuk oleh sesuatu, dan saat ini sulit untuk bernapas."Kau... Beraninya kau! Penjaga... Datanglah ke sini sekarang juga!"Darah terus menyembur keluar dari mulut Marsekal Ubel, mengubah warna seprai yang ada di sebelahnya menjadi merah tua saat Wanita itu tanpa sadar melangkah mundur, dan ekspresi wajahnya berangsur-angsur berubah dari ketakutan hingga menjadi luapan kegembiraan dan keganasan."Hahaha... Marsekal Ubel! Sialan! Kau... Kau memang pantas pergi ke neraka! Kau telah membantai Kota Preles dan membunuh orang tuaku! Bahkan jika kau mati hingga sepuluh ribu kali, itu tidak akan pernah cukup untuk meneb
“Dimengerti, Marsekal!”Jabez tahu banyak hal tentang Marsekal Ubel. Dia sangat menyadari alasan atasannya sangat ingin pergi ke Kota Qrona. Dia tidak ragu dan tidak punya waktu untuk berganti pakaian. Dia mengumpulkan anak buahnya untuk mengawal Marsekal Ubel ke Kota Qrona secepat mungkin.Meski Kota Preles jaraknya kurang dari seratus kilometer dari Kota Qrona, rutenya meliputi banyak jalan pegunungan, tandu yang dibawa Marsekal Ubel harus dalam kondisi yang sangat stabil karena kondisinya yang cukup parah, sehingga tim bergerak dengan sangat lambat.Waktu sudah hampir fajar ketika mereka tiba di Kota Qrona. Jabez mengirim seseorang menuju ke gerbang kota untuk berbicara dengan para penjaga sementara dia mendekati tandu Marsekal Ubel untuk memberi tahu tentang tonggak perjalanan mereka pada saat ini. "Marsekal, kita telah tiba."Wajah Marsekal Ubel tampak berubah pucat seperti seprai saat dia tertidur diatas kursi tandu. Noda darah yang ada di sekitar pisau buah yang menusuk dadan
Seluruh tubuh pria itu tampak terbungkus oleh lapisan es hitam yang tebal. Saat dia menyentuh bumi, lapisan es itu seketika langsung hancur, dan tubuhnya tampak seperti bongkahan es batu yang pecah.Semua orang merasa ketakutan saat mereka berlutut di atas tanah dan tampak gemetaran.Jabez terus bersujud di tanah. Dia tampak gugup ketika hendak berbicara, “Ini salahku karena tidak mendisiplinkan para bawahanku dengan baik, oleh karena tindakan kami telah menyinggung pendeta.”Dengan bunyi pintu berderit, gerbang kuil berhasil dibuka. Rasa dingin mulai menjalar dari dalam seolah-olah mereka baru saja memasuki musim dingin."Terima kasih atas kebaikanmu! Terima kasih, Pendeta!" Wajah mereka tampak dipenuhi dengan harapan baru.Disana terdapat halaman yang besar di dalam Kuil, di mana pohon besar berdiri dan dihiasi dengan berbagai pita warna-warni.Setiap pita memiliki tulisan mantra dan simbol yang berbeda. Ketika mereka melihatnya dengan baik, sepertinya pohon besar itu tampak mi
Tubuh Marsekal Ubel sepertinya telah dipenuhi dengan kekuatan yang sangat luar biasa.Karena dia tidak tahan dengan kekuatan yang muncul didalam tubuhnya, dia menyerang dengan pukulan keras ke atas permukaan tanah. Sebuah retakan tampak meledak karena kekuatan yang sangat besar, dan menyebar sampai menuju kearah Jabez dan kaki anak buahnya. "Marsekal!" Para prajurit itu terpana oleh pukulan Marsekal Ubel. Hanya Tuhan yang tahu kekuatan yang mengerikan seperti apa yang dimiliki oleh Marsekal setelah dia menjadi monster saat ini.Marsekal Ubel terus meraung keras, pasukan zombie yang ada di belakangnya bersikap sama, dan mereka mulai berteriak dengan keras.Melihat zombie-zombie ini menjadi gila dan hampir lepas kendali, tiba-tiba terdengar bunyi suara mencicit dari dalam Kuil yang ada di belakang mereka. Pintu gerbang yang berat kembali dibuka, dan kain sutra putih yang tak terhitung jumlahnya kembali ditembakkan dari Kuil. Tampak berdiri seorang pendeta wanita, yang mengenakan pak
Tentara zombie itu kembali menyerang mereka, tetapi sayangnya Magus berhasil mengalahkan mereka hanya dalam waktu beberapa menit. Marsekal Nelson dan yang lainnya seketika berubah menjadi tenang setelah melihat pemandangan ini.Tyr tampak tidak peduli dengan ribuan zombie yang datang mengepungnya. "Kali ini Marsekal Ubel pasti tengah berusaha dengan sekuat tenaga," katanya kepada Marsekal Nelson saat dia berusaha untuk mendekatinya. Kau harus mengumpulkan orang-orang ini untuk mengejar kami.""Aku mengerti." Marsekal Nelson dengan cepat mengangguk dan menjawab, "Aku akan membawa semua pasukanku keluar kota dan melawan Marsekal Ubel sampai titik penghabisan.""Ingat! Aku ingin kau menjatuhkan pemimpin mereka dalam keadaan hidup-hidup!""Mengerti!"Sementara itu, Magus terus memamerkan gerakannya yaitu hujan meteor yang sangat mengerikan dari kobaran api yang menghantam pasukan zombie ke tanah tanpa perasaan ampun sedikitpun.Marsekal Ubel, saat ini Kaisar Mayat, tengah memperhatik