Tyr mengangkat Pedang Surgawi miliknya segera setelah suaranya mulai memudar. Pedang itu bersinar sangat terang. Kekuatannya hampir saja habis akibat tebasan ini. Dia meraung, “Langkah keempat dari Tujuh Bentuk Pedang! Bukit Penghancur!”Bum! Cahaya pedang yang besar itu mulai menebas sosok target yang diinginkan.Renard, yang telah terluka parah, tidak sempat menghindari dari serangan itu. Dengan sedikit energi vitalitasnya yang terakhir, dia melakukan yang terbaik untuk dapat bertahan melawan serangan Tyr.Saat Tyr dan Renard terjebak dalam kebuntuan, Cacus mengambil kesempatan untuk menembakkan pukulan ke atas punggung Renard. Tyr meletakkan pedangnya dan menebas gerakan lain saat Renard bergerak mundur. Tyr berteriak, "Serangan Brutal!"“Tidak …” Raungan Renard yang terdengar sangat putus asa bergema di sepanjang sungai Long River.Sungai yang berada dalam radius ratusan meter telah terbelah menjadi dua bagian oleh pedang Tyr. Setelah menerima tebasan di atas dadanya, Renard t
Siapa yang akan berani menantang Istana Regal karena saat ini mereka memiliki dua orang Demigod?Tyr sengaja pergi jauh-jauh ke Pulau Komodo dan ditemani oleh Cacus.Cacus masih membawa cermin perunggu besar itu bersamanya. Wajah semua orang yang hadir di sana tampak penasaran ketika mereka melihat sebuah cermin besar yang terbuat dari bahan perunggu. Mereka tidak tahu mengapa pria berbaju besi ini membawa cermin perunggu bersamanya.“Tyr, siapa manusia besi ini? Aku punya firasat bahwa cermin perunggu itu bukan benda sembarangan.” Silas juga tampak tertarik pada manusia besi dan juga cermin perunggu itu, secepat mungkin dia melontarkan pertanyaan itu.Tyr menjawab sambil menahan senyumnya, “Ayo kita harus kembali ke pulau. Perlahan aku akan menjelaskan semuanya kepada kalian.”Tyr kembali ke pulau dan memberi tahu semua orang apa yang telah terjadi selama ini. Secara khusus dia meminta Cacus untuk menggunakan energi vitalitasnya untuk menahan cermin perunggu yang melayang di atas
Akhirnya Tyr bergegas kembali ke markas secepat mungkin setelah berurusan dengan Keluarga Balch. Di sana, dia bertemu dengan Maxime.Maxime tidak datang ke Istana Kerajaan hanya untuk menonton pertempuran ini. Dia datang menemui Tyr untuk membicarakan masalah yang lebih serius. Karena itu, dia juga membawa seorang kenalan yang sudah dikenal Tyr sebelumnya."Apakah kau sudah selesai berurusan dengan keluarga Balch?" Maxime bertanya sambil tersenyum saat dia menyeruput tehnya ketika Tyr masuk kedalam kamar."Uh huh! Terima kasih, Senior Belisarius, karena kau sudah menungguku dengan sabar,” ucap Tyr sambil mengangguk.Wajah Maxime berseri-seri disertai dengan senyuman. Matanya dipenuhi dengan makna yang tak terlukiskan saat dia melihat sosok Tyr mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.Tyr merasa tidak nyaman karena Maxime menatapnya dengan cara seperti itu. "Senior Belisarius, kau membuatku takut dengan menatapku seperti itu," katanya buru-buru."Ha ha ha! Bagaimana mungkin seor
“Bahkan jika kau berhasil menemukan gerbang kehidupan, maka kau harus menggunakan kunci rahasia makam kerajaan untuk dapat membukanya,” lanjut Maxime.“Makam itu akan hancur seketika jika kau memutuskan untuk membobolnya secara paksa tanpa menggunakan kunci rahasia itu. Mekanisme yang disebutkan sebelumnya hanyalah persyaratan untuk dapat memasuki makam Kaisar Martyn. Tidak ada yang tahu situasi seperti apa yang ada di dalam makam saat mereka masuk kedalamnya, atau berapa banyak mekanisme dan bahaya yang ada di dalamnya.”"Aku tahu itu. Mendobrak makam untuk mendapatkan buku grimoire mungkin tampak seperti tugas yang sangat sederhana, tetapi pada kenyataannya itu jauh lebih rumit,” ucap Tyr setelah menarik napasnya dalam-dalam. "Senior Belisarius, apakah Anda tahu di mana peta dan kunci rahasianya?"“Mereka ada di Jepang! Ketika proses makam kerajaan Kaisar Martyn dibangun, dia ingin menggunakan buku itu untuk dapat memasuki Alam Demigod, tetapi dia tidak yakin apakah dia akan berha
“Jangan khawatir, Senior Belisarius.”Kepercayaan diri Tyr meningkat pesat sejak dia menjadi seorang Demigod. Bagian paling menantang dari perjalanan mereka ke Jepang adalah melacak keturunan Aegar. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan kunci rahasia tidak akan sulit jika mereka dapat menentukan lokasi target mereka.Tiba-tiba, seluruh Pulau Komodo terasa bergetar. Teh yang berada di dalam cangkir Maxime terus beriak hingga terciprat ke mana-mana."Apa yang sedang terjadi?" Garfield bersembunyi di sudut ruangan setelah dia merasakan getaran yang kuat, terlihat sedikit aneh.Tyr dan Maxime sama-sama mengerutkan keningnya ketika mereka memandangnya secara bersamaan. Garfield menggaruk kepalanya karena malu dan berkata, “Maaf. Itu adalah kebiasaan yang juga merupakan kekuatanku. Aku sudah terbiasa menemukan struktur yang tidak stabil saat menjelajahi di bawah makam sepanjang waktu. Setiap kali aku merasakan sedikit getaran, aku akan bersembunyi di tempat teraman yang bisa aku temukan.
'Ini hanyalah sepasang pelindung pergelangan tangan biasa. Aku tidak tahu apa sebenarnya yang membuat mereka begitu unik. Mengapa simbol huruf dalam buku Song of the Empire begitu tertarik pada mereka?’ Tyr menjadi bingung setelah menghabiskan beberapa waktu untuk mempelajarinya. Kemudian, dia meraih benda itu dan langsung bergegas menghampiri Maxime.Maxime sedang duduk di depan Formasi Penjebak Naga pada saat itu untuk memperkuat formasi yang ada. Ketika dia melihat Tyr mendekat, dia segera mengesampingkan pekerjaannya."Aku butuh bimbinganmu tentang sesuatu, Senior Belisarius.""Hmmm? Apa itu?" tanya Maxime, yang juga merasa bingung.Tyr segera menyerahkan benda pelindung pergelangan tangan kepada Maxime dan menjelaskan situasi yang terjadi. Setelah mendengarkan penjelasannya, ekspresi Maxime berubah drastis. Bahkan bisa dikatakan bahwa selama ini, Tyr belum pernah melihat ekspresi yang sangat bersemangat seperti itu di wajah Maxime sebelumnya.“Mungkinkah ini?” seru Maxime.“
"Mengerti." Tyr menyimpan kartu nama itu dan segera meninggalkan Pulau Komodo bersama Garfield.Tyr tinggal di Kota Khanh selama dua hari setelah mereka pergi. Kemudian mereka naik penerbangan internasional menuju ke negara Jepang.Garfield dan Tyr duduk di baris yang sama didalam pesawat. Garfield mengeluarkan ponselnya dan memakai headphone setelah pesawat lepas landas. Dia membalikkan seluruh tubuhnya ke samping untuk menonton sebuah film. Dia tidak bisa menahan tawanya dengan cara yang aneh saat dia menyaksikan film yang sedang berlangsung.Suaranya tidak terlalu keras, tetapi melengking dan menusuk, membuat Tyr mengerutkan kening karena merasa sedikit terganggu. Dia menoleh dan bertanya, "Apa yang kau tonton?"Tyr mengulurkan tangannya dan merebut telepon dari tangan Garfield. Dia tercengang ketika melihat gambar cabul yang ada di dalam layar.“Kau benar-benar menonton ini didalam pesawat? Benar-benar cabul.” Tyr menepukkan tangannya ke atas dahinya. "Seperti yang kau bilang,
"Turun!" Ketika beberapa orang pria melihat Garfield tengah berdiri, mereka langsung menghunuskan pisau dan berjalan ke arahnya dengan sikap yang brutal."Hehe! Teman-teman, aku hanya bercanda. Jangan terhipnotis dengan pemikiran kalian sendiri!" Dalam hitungan detik, keberanian Garfield mulai turun secara drastis seperti sebuah balon yang kempes. “Kawan, itu tidak cukup. Mereka telah menginginkan setengah juta Yen,” dia mengeluarkan ponselnya dan memberi tahu Tyr.Semburan kutukan Tyr datang dari ujung telepon yang lainnya.Seiring waktu berlalu, Garfield tetap berjongkok di sudut ruangan. Matanya terus menerawang dari satu sisi ke sisi lain. Tidak jelas apa yang tengah dia pikirkan saat ini.Pria itu membawa gadis manis itu kedalam ruangan lainnya, hanya menyisakan beberapa bawahannya untuk mengawasi Garfield. Sebelum dia pergi, dia memerintahkan kepada mereka untuk mulai memotong jari Garfield disaat Tyr tidak muncul dalam waktu sepuluh menit.Setelah, sepuluh menit berlalu, Ty