Ortwin dan tiga orang tetua dewan dengan cepat menyimpan surat itu dan kembali ke ruang aula pertemuan."Apakah sudah selesai?" Regis bertanya dengan lemah saat dia melihat kondisi mereka."Ya, mereka telah disingkirkan." Ortwin bergegas kembali menghampiri Regis."Bagus." Regis menarik napasnya dengan panjang, seolah-olah dia telah berhasil mencapai sesuatu yang sangat signifikan. "Aku lelah! akhirnya aku bisa tidur nyenyak sekarang.” Saat suara itu terjatuh, Regis mulai menutup kedua matanya.Hati semua orang hampir saja melompat keluar dari tenggorokan mereka saat mereka mulai menatapnya.Detik berlalu, akhirnya bergulir menjadi sepuluh menit yang panjang.Seseorang yang berada di dalam aula konferensi tidak bisa menahan tangisnya lebih lama lagi. Ansel, Jules, dan yang lainnya juga memiliki sorot mata yang tampak memerah."Ayah!"Akhirnya, Ansel tidak bisa menahan diri mereka dan berjalan menuju Regis dengan linangan air mata. Pria itu terjatuh dan berlutut di depan sang ay
Di halaman rumah, terdapat sebuah petak kebun sayuran, yang dibiarkan kosong dan tidak ditumbuhi tanaman. Sebaliknya, petak halaman yang kosong itu diisi dengan rumput laut yang berwarna kebiruan. Meskipun mereka tidak ditanam didalam rumah kaca selama musim dingin, namun rumput itu masih memancarkan kekuatan seperti layaknya di musim semi. Setiap helai rumputnya tampak diukir dari batu mulia. Mereka bahkan telah memancarkan cahaya redupnya.Selain itu, ada juga pohon kecil setinggi manusia yang tumbuh di sudut sebelahnya. Masing-masing dari mereka berjumlah lima buah dengan daunnya yang menjuntai terlihat jernih dan berkilau kemerahan, mirip dengan batu akik berwarna merah alami.Tyr bertanya-tanya dengan keras. "Apa ini?"“Buah ajaib Salvo dan White Hops Grass. Nenek moyang kami telah membawa mereka keluar dari beberapa tanah yang terlarang,” jelas Otes. “Rumput White Hops adalah salah satunya, dan itu hanya bisa dipanen setiap sepuluh tahun sekali. Mereka memiliki nilai yang cuku
Ortwin terus saja berbicara, melontarkan ucapan hingga berturut-turut, tetapi Regis tidak berusaha menanggapinya.Mangkuk yang baru saja diambilnya seketika terjatuh ke tanah hingga menimbulkan bunyi yang.keras Regis masih duduk di sana dalam posisi tegak, namun sayangnya pria itu sudah tidak bernapas."Tolong!" Teriakan gemuruh Ortwin langsung memenuhi Menara Regis.Ansel dan yang lainnya yang tengah berada di alun-alun, yang telah menjaga menara sepanjang hari, mendengar teriakan suaranya, dan saraf mereka seketika menegang. Banyak orang yang tidak dapat mengendalikan emosi mereka, dan air mata mulai mengalir dengan deras.Akhirnya Ortwin segera keluar dari Menara Regis dengan membuka pintu dari dalam. Saat itu juga dia mulai mengumumkan sebuah berita, "Saat ini Tuan sudah berada di tempat yang lebih baik!"Teng!Lonceng kematian terdengar di atas Menara Eldrian. Pada saat ini, semua orang yang berada di alun-alun tengah berlutut di tanah.Regis, Patriark keluarga White dan tok
Tyr dan Olympias berdiri di suatu tempat yang tidak jauh jaraknya dari Jules, tampaknya dia berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan yang lain karena mereka tidak peduli siapa sebenarnya yang akan menjadi pemimpin dari keluarga White selanjutnya.Tyr bertanya dengan nada suaranya yang rendah, "Oly, siapa yang kau pilih untuk menjadi pimpinan yang baru?""Tentu saja itu Paman Jules."Olympias menjawab dengan datar, “Bos, kau tahu aku tidak cocok dengan Paman Ansel. Aku merasa yakin jika dia adalah dalang di balik peristiwa yang menimpa pada ayahku.”"Apakah kau pernah berpikir untuk membalaskan dendam pada keluargamu?"Mendengar hal itu, jantung Olympias tersentak dengan hebat. "Kakek ku sudah tidak lagi membahas masalah ini," akhirnya dia berkata setelah terdiam untuk beberapa saat. “Mengapa aku harus membalas dendam?”Tyr tahu isi didalam lubuk hatinya, bahwa gadis itu sudah berbohong. Di dalam sorot matanya jelas masih tersimpan rasa kebencian bahkan ketika dia melihat sosok An
Tyr baru tersadar bahwa ada sesuatu yang salah dengan semua ini. Tampaknya papan catur telah dimainkan, dan beberapa dari mereka telah bertindak sebagai bidak dalam permainan ini."Bos, menurutmu mengapa kakek melakukan semua ini?" Olympias menarik napasnya dalam-dalam, tetapi dia masih tidak bisa menenangkan dirinya.Tyr berkata, “Jangan gugup! Apakah kau yakin jika kakekmu akan memperlakukanmu dengan tulus?”“Dulu mungkin aku akan mengatakan ya, tapi sekarang, aku tidak begitu yakin.” Olympias tampak sedikit bingung."Tidak semudah yang kita pikirkan," ucap Tyr. “Ini hanyalah sebuah permainan catur. Dia mencoba untuk menarik kita ke dalam permainannya.”Perbincangan yang terjadi disekitar lokasi masih terngiang dengan jelas di telinga mereka, dan kebanyakan ekspresi dari mereka telah berubah menjadi suram. Jelas, sebagian besar dari mereka yang hadir tidak setuju dengan keputusan Regis sebelum akhirnya dia meninggal. Ini semua adalah omong kosong.Clovis terdiam cukup lama samb
"Tuan Jules, apakah kau sudah gila?" Ettore dan yang lainnya tengah menatap Jules dengan tatapannya yang tidak percaya."Aku setuju!" Jules berseru sambil melangkah kedepan. "Biarkan Oly menjadi pemimpin dari keluarga White!"Untuk sesaat, situasi saat ini telah berubah menjadi hening ketika kalimat itu dilontarkan. Semua orang memandang Jules dengan tatapan yang heran. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya tengah direncanakan oleh Jules.Saat ini Jules adalah satu-satunya anggota keluarga yang menantang Ansel untuk mendapatkan posisi pemimpin dari keluarga White. Namun, pada saat itu dia telah memberikan dukungannya kepada Olympias. Mengapa dia bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan karakternya?Siapapun yang berpikir secara rasional tidak bisa setuju untuk membiarkan Olympias menjadi pimpinan keluarga dalam situasi seperti sekarang ini. Sebenarnya keputusan Regis hanyalah sekedar omong kosong."Kau yakin, Jul?" Benoit, yang berdiri di samping Ansel, yang secara tiba-tiba
Di dalam menara, Tyr dan Olympias saling berhadapan. Olympias tampak tegang dan melayangkan sebuah pertanyaan padanya, "Bos, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Aku tidak tahu." Tyr menggelengkan kepalanya dengan liar dan berkata padanya, “Hari ini, ketika kau pergi untuk mempelajari urusan keluarga White, aku sudah berbicara dengan Jim di telepon. Aku juga telah menjelaskan situasi yang terjadi kepadanya secara rinci.”"Apa katanya?" Olympias bertanya.“Jim memberikan dua pilihan. Pilihan pertama adalah segera meninggalkan keluarga dan tidak terlibat dalam masalah.”“Bagaimana dengan pilihan kedua?” tanya Olympias lagi.Tyr menjawab, “Opsi kedua sangat mirip dengan apa yang sedang kupikirkan. Tetap di sini dan ambil langkah demi langkah untuk melihat jenis permainan catur apa yang akan mereka mainkan. Namun, opsi ini bisa sangat berbahaya.”Untuk beberapa saat, Tyr dan Olympias kembali terdiam. Wanita itu akhirnya bicara setelah terdiam lama dan bertanya, "Jadi Bos, apa yang
“Ayah, berhentilah memikirkannya! Aku akan meneleponnya sekarang.” Dan segera mengatakan rencana itu, saat Jehan hendak bersiap untuk keluar dari ruangan seketika itu juga langkahnya telah dihentikan oleh Ansel.Ayahnya berteriak, “Berhenti di situ! Aku tidak bisa melakukan hal semacam ini!""Tapi Ayah!""Saudaraku!""Diam kalian berdua!" Ansel memutar tubuhnya menghadap kedinding, "Diam semuanya dan biarkan aku tenang!"***Langit berubah menjadi gelap gulita saat malam tiba, dan bahkan saat ini sinar bulan pun tertutup kabut tebal dan awan gelap.Di depan sebuah hotel yang relatif terpencil di sudut Kota Fern, beberapa sosok mulai memasuki pintu hotel satu per satu.Seorang pria dengan jaket bomber dengan warna rambutnya yang keemasan tampak berdiri di depan jendela di sebuah hotel mewah. Di tangannya, dia memegang sebuah rokok cerutu yang masih menyala. Ketika pintu diketuk dengan keras, dia meminta sang pengunjung untuk masuk ke dalam.Seorang lelaki tua dengan pakaian ber