"Aku percaya padamu!" jawab Jules, mencoba untuk menjaga sikapnya agar tetap rendah hati.“Aku percaya jika Ansel bukanlah tipe orang yang mampu merugikan keluarganya sendiri. Kejadian ini sepenuhnya adalah salahku.”“Tuan Jules...” Ketika Ettore melihat pemandangan itu, hatinya merasa sangat terganggu.Jules tiba-tiba menoleh dan menatap wajah Ettore, "Diam!" Pada akhirnya, Ettore akan mundur dan tidak berani mengatakan sepatah kata pun.“Ansel, aku akan bertanggung jawab penuh atas semua masalah ini. Apa yang kau ingin kami lakukan agar kami bisa lolos dari semua masalah ini?”"Kau akan bertanggung jawab penuh?" Ansel tertawa.Benoit langsung bertanya, “Jules, apa maksudmu dengan semua itu? Ettore yang telah melakukan kesalahan, tetapi kau akan menerima hukumannya atas namanya? Bagaimana kau akan dimintai pertanggung jawaban jika aku mengatakan bahwa Ettore telah berencana melakukan pemberontakan hari ini?”Ekspresi Jules tampak berubah secara drastis.“Seorang pria harus bisa menang
Ortwin dikatakan bertanggung jawab atas keselamatan dan rutinitas harian dari Regis ketika dia baru lahir. Faktanya, Ortwin telah bersamanya selama Regis masih hidup. Ortwin masitampak penuh energi meskipun Regis sakit parah dan hari-harinya telah ditentukan. Tahun ini, lelaki tua itu akan berusia hampir satu abad.Ortwin mulai bergerak ke arah mereka. Ansel dan Jules bergegas maju untuk menyambutnya.Terlepas dari kenyataan bahwa dia hanya seorang pelayan, namun pria tua itu memegang posisi tinggi di keluarga White. Bahkan jika Ansel dan yang lainnya bertemu dengan Ortwin, maka mereka akan menunjukkan rasa hormat padanya.Olympias dan Jules segera pergi ke desa untuk menerbangkan layang-layang bersama. Regis sesekali datang dan membawa Ortwin bersamanya. Penampilan Ortwin tidak banyak berubah berdasarkan ingatannya. Saat itu Ortwin tampak sangat tua bagi anak seusianya, terutama janggut putih yang menempel di dagunya, yang menjadi ciri khasnya. Olympias suka mencabuti bulu janggutnya
Menara Regis memang terletak di tengah area pegunungan.Angin bertiup sedikit kencang. Rasanya cukup mengejutkan jika ada seseorang yang saat ini sedang duduk diluar untuk memancing. Apalagi, di kala cuaca sudah memasuki musim dingin, ikan-ikan yang berkeliaran bahkan lebih kecil kemungkinannya untuk dapat menggigit umpan. Regis telah duduk di sana selama beberapa waktu, namun sampai dengan saat ini tak satupun ikan yang berhasil ditangkapnya.“Bagaimana kalau kita masuk dulu?” Olympias mulai mendesak, hatinya terasa sakit saat menyadari kondisi Regis."Tidak. Aku belum berhasil menangkap ikan-ikan itu. Aku belum bisa masuk ke dalam rumah. Jika aku kembali, maka aku tidak akan bisa mendapatkan kesempatan lagi.”“Kenapa kau terlalu memaksakan diri?” Olympias tampak bingung.Regis hanya tertawa lirih, “Karena aku ingin memasaknya untukmu.”Jauh di dalam lubuk hatinya, Olympias merasa terkejut. Beberapa kenangan lama seketika mencuat kembali di dalam benaknya. Dia teringat pada hari
Suasana hati Regis yang mulai membaik saat ini sedikit berkurang saat dia menatap keatas langit yang berangsur-angsur telah berubah secara gelap. "Nak, sudah hampir malam," ucapnya sambil menghela napasnya. “Sudah waktunya kita pulang.”"Baik."Olympias mengangguk dan membantu Regis masuk kedalam kedalam rumah. Saat ini hidangan ikan arwana itu sudah matang. Ortwin juga sudah menyiapkan berbagai hidangan lainnya. Semua hidangan yang disajikan berbentuk sederhana, tetapi semuanya tampak lezat.Regis duduk diatas meja. Wajahnya terlihat sedikit pucat. Setiap beberapa detik, pria itu terbatuk-batuk hingga beberapa kali.“Tuan, kondisimu tidak dalam keadaan sehat. Mengapa kau tidak kembali ke kamarmu dan beristirahat terlebih dahulu?” Ortwin menjadi semakin khawatir ketika dia melihat kondisi Regis yang terserang batuk.Regis menggelengkan kepalanya sebagai bentuk penolakan. “Paman Ortwin, aku baik-baik saja. Yang ingin kulakukan saat ini hanyalah makan enak bersama Oly. Kau juga haru
Karena itu, Regis hanya bisa menghela napasnya dan menambahkan, “Namun, masih ada pertempuran konflik yang terjadi dalam internal di dalam keluarga kami. Orang-orang itu adalah duri yang ada di sisiku.” Pada saat ini, Regis kembali terbatuk dengan sangat keras.Olympias buru-buru menjawab, “Kakek, cuaca di sini cukup berangin. Seharusnya kita tidak tinggal di sini lebih lama lagi.”“Aku baik-baik saja, nak. Aku hanya ingin menikmati angin yang bertiup sepoi-sepoi,” ujar Regis seraya tersenyum. “Meskipun aku belum memberikan pengumuman, namun orang-orang itu sudah saling memukul untuk memperebutkan posisi dari pimpinan keluarga ini. Nak, apakah kau sudah tahu? Menurut pendapatku, hanya ada dua orang yang paling memenuhi syarat untuk dapat menggantikan patriarki keluarga ini.”“Salah satunya adalah ayahmu, tetapi sayangnya dia sudah wafat. Paman Dillon adalah kandidat yang lainnya, bahkan dia lebih tidak bisa diandalkan. Dia, menjadi kandidat yang pertama, namun sayangnya dia berasa d
"Apakah tubuhmu cukup kuat untuk menangani semua itu?" tanya Ortwin.Regis hanya bisa tersenyum dan menjawab, "Jangan khawatir, aku masih bisa melewati malam ini."Ortwin memutar tubuhnya dan berjalan hingga menuju ke halaman belakang. Dia mulai mengambil sebuah sekop dan menggali tanah yang ada di bawah kakinya dengan sangat hati-hati. Dan pada akhirnya dia berhasil menggali sebuah toples anggur yang telah tutupi oleh guci yang terbuat dari tanah.Malam itu, Ortwin dan Regis membuka botol minumannya di dalam Menara Regis. Dari waktu ke waktu, tawa hangat mereka bisa terdengar dari kejauhan.Ketika Olympias bangun keesokan paginya, dia merasa tubuhnya kembali bergairah, seolah-olah seluruh tenaganya telah kembali hingga berkali-kali lipat.Regis sedang duduk di sebelahnya. Dia menatapnya dengan senyuman di wajahnya."Kakek." Olympias buru-buru bergegas bangkit dari tempat tidurnya.“Bagaimana tidurmu semalam?” Regis bertanya sambil tersenyum."Cukup nyenyak," Olympias menggerak
Regis menarik napasnya dalam-dalam, matanya tampak berkabut karena merasa kecewa, suaranya terdengar parau, “Cucumu, Roch White, telah memberi tahu kami tentang semuanya. Dia telah memberikan konfirmasi bahwa kau adalah otak di balik semuanya.”“Dengar, Didier! Kau sudah dianggap sebagai anggota keluarga berpangkat tinggi. Mengingat usiamu saat ini, mengapa kau masih saja terobsesi dengan kekuatan dunia fana? Karena kau merupakan seorang tetua dalam keluarga ini, bagaimana kalau kami mengambil kekuatan kultivasi yang kau miliki sebagai sebuah bentuk hukuman?”Mata Didier tampak melebar, dan ekspresinya berubah menjadi suram. Tiba-tiba, pria itu kabur dari ruang konferensi, jelas-jelas dia tengah berusaha untuk melarikan diri.Langkahnya telah dihentikan oleh beberapa orang penjaga dari keluarga White di luar pintu saat dia bergegas masuk ke dalamnya.Didier, di sisi lain, memiliki kekuatan yang sangat luar biasa sebagai seorang tetua, dengan mudah dia dapat melumpuhkan para penjaga
Ortwin dan tiga orang tetua dewan dengan cepat menyimpan surat itu dan kembali ke ruang aula pertemuan."Apakah sudah selesai?" Regis bertanya dengan lemah saat dia melihat kondisi mereka."Ya, mereka telah disingkirkan." Ortwin bergegas kembali menghampiri Regis."Bagus." Regis menarik napasnya dengan panjang, seolah-olah dia telah berhasil mencapai sesuatu yang sangat signifikan. "Aku lelah! akhirnya aku bisa tidur nyenyak sekarang.” Saat suara itu terjatuh, Regis mulai menutup kedua matanya.Hati semua orang hampir saja melompat keluar dari tenggorokan mereka saat mereka mulai menatapnya.Detik berlalu, akhirnya bergulir menjadi sepuluh menit yang panjang.Seseorang yang berada di dalam aula konferensi tidak bisa menahan tangisnya lebih lama lagi. Ansel, Jules, dan yang lainnya juga memiliki sorot mata yang tampak memerah."Ayah!"Akhirnya, Ansel tidak bisa menahan diri mereka dan berjalan menuju Regis dengan linangan air mata. Pria itu terjatuh dan berlutut di depan sang ay