#Lima Puluh Tujuh#
Setelah beberapa hari, Min Hyuk tersadar dari koma. Dia harus menjalani perawatan intensif selama berminggu-minggu untuk menyembuhkan cedera dan luka yang dideritanya. Min Hyuk tak bisa lagi meneruskan pekerjaan sebagai manajer bagi Tone.
Reyka dan Tone berkumpul di ruangan Kanglim. Kanglim mengumumkan jika Reyka akan bekerja sebagai manajer Tone. Pihak agensi pun sedang menyeleksi orang yang akan menjadi manajer pendamping seperti yang Reyka usulkan sebelumnya.
Jika manajer akan selalu bersama dengan artisnya dan tersorot media, Reyka justru sebaliknya. Dia tak mau media mengetahui siapa dan seperti apa dirinya. Reyka berusaha mencegah pemberitaan negatif. Selain karena dirinya perempuan, kerudung yang dikenakannya khawatir berdampak pada diskiriminasi yang diterima oleh Tone.
Jiyoon berpendapat itu hanya kekhawatiran Reyka yang terlalu berlebihan. Reyka mengingatkan, banyak mata yang sedang menyoroti mereka semua. Sebaik
#Lima Puluh Delapan#Tone mematut diri di depan cermin. Mereka berkali-kali mengecek penampilannya. Rasa gugup mendera. Malam ini mereka akan datang ke acara penghargaan musik. Selain mengisi acara, Tone juga masuk dalam nominasi.“Rey, aku gugup,” ujar Chinhwa.“Tarik napas, buang perlahan. Lakukan berulang. Aku yakin kalian akan menampilkan yang terbaik. Kalian semua tampan dan berbakat, tak perlu rendah diri,” ucap Reyka.“Tampan? Kau mengakui jika aku tampan?” tanya Min Joon.“Kalian semua!” tegas Reyka.“Apa aku paling tampan?” kejar Min Joon masih penasaran.“Tidak. Seokyung paling tampan!” jawab Reyka asal agar Min Joon tak lagi menggodanya.“Aku tampan, Nuna? Ah, aku rasa kau salah. Tentu Joon Hyung yang paling tampan di antara kami,” sahut Seokyung.“Beberapa tahun lagi kau akan menyaingi Hyungmu itu, Seokyung
#Lima Puluh Sembilan#Jarak apartemen yang hanya lima langkah dari apartemen Tone, membuat kamar hanya satu-satunya tempat pribadi bagi Reyka. Tone bisa datang dan pergi sesukanya tanpa mengenal waktu.Walau sama-sama memiliki dapur, Tone lebih sering memasak di apartemen Reyka dengan alasan agar bisa makan bersama. Kecuali jika Tone sedang menginginkan makanan atau minuman yang memang tak boleh Reyka konsumsi, mereka akan makan di apartemennya sendiri untuk menghargai Reyka.Setelah sarapan atau makan malam, biasanya Reyka akan berdiskusi dengan Tone seputar pekerjaan. Mereka telah menemukan titik nyaman dalam bekerja. Senda gurau sering terlontar sebagai hiburan. Tingkah absurd para anggota menjadi obat agar tak jenuh. Setidaknya hal itu bisa mengurangi penat dari jadwal yang padat.Pukul empat, Seokyung terjaga. Mimpi yang hadir dalam tidur membuatnya tidak bisa lagi memejamkan mata. Dalam pikiran, terlintas not-not untuk dituangkan sebag
#Enam Puluh#Melewati tahun kedua, jadwal Tone semakin padat. Jadwal grup masih terus berjalan seiring tawaran pekerjaan yang menghampiri masing-masing anggota.Min Joon mendapat tawaran menjadi pembawa acara di program musik bergengsi. Jongsuk, Yongjin dan Chinhwa sedang mempersiapkan album mixtape dibawah asuhan Jiyoon dan Hyunwoo. Seokyung diminta untuk membuatkan soundtrack sebuah film drama dan telah menandatangani kontrak untuk berakting sebagai figuran.Tawaran untuk menjadi bintang iklan produk lokal mulai berdatangan. Syuting untuk mengisi program di akun youtube pun masih rutin dilakukan. Reyka merasa memerlukan tambahan bantuan selain Da Yool untuk mengurusi jadwal Tone.“Nuna, kau akan menemani aku syuting hari ini, kan?” tanya Seokyung setelah sarapan bersama.“Hei, Seokyung! Kau sudah berapa kali syuting ditemani Reyka. Sekarang giliranku. Hari ini, Yool-ssi yang akan menemanimu!&rdquo
#Enam Puluh Satu#Setelah Korea Selatan, Jepang, Filipina dan Thailand, negara terakhir yang akan dikunjungi oleh Tone adalah Indonesia. Tone dan sebagian kru meninggalkan bandara Suvarnabhumi siang hari dan sampai di bandara Soekarno Hatta menjelang maghrib.Keberadaan wartawan yang meliput kedatangan Tone membuat Reyka memisahkan diri dari rombongan dengan alasan akan melaksanakan salat maghrib terlebih dahulu di musala bandara. Reyka mengatakan akan menyusul ke hotel tempat mereka akan menginap.Reyka menghubungi Pak Rahmat dan meminta di jemput pukul tujuh. Setelah salat isya, Reyka menuju hotel tempatnya menginap.“Tidak tidur di rumah aja, Non?” tanya Pak Rahmat.“Pengennya sih gitu, Pak. Tapi masih ada kerjaan yang harus diselesaikan. Oya, Pak Rahmat ga sibuk, kan? Selama Rey di Indonesia, Rey nanti mau merepotkan Pak Rahmat,” ujar Reyka.“Ga sibuk, Non. Paling cuma nganter Bu Dinda aja. Pak
#Enam Puluh Dua# Tone mendapat libur empat hari untuk bertemu keluarga setelah tur konser selesai. Mereka berkumpul kembali ke apartemen kemarin. Sekarang mereka sedang melakukan siaran langsung untuk menyapa Melody. Menunggu Tone selesai, Reyka memasak untuk makan malam. Jiyoon dan Yongjin mengatakan terbayang-bayang dengan nikmatnya sate saat berada di Indonesia. Walau mereka tak meminta dengan tegas, Reyka akan membuatnya untuk makan malam. Gurauan Tone mulai terdengar. Mereka sudah keluar dari studio Seokyung dan masih berdiskusi tentang siaran langsung tadi. “Seokyung, kau senang sekali membuat Melody histeris,” ujar Jiyoon. “Aku memang serius. Tak bermaksud untuk menggombali mereka,” jelas Seokyung. Hyunwoo menghampiri Reyka di dapur untuk melihat sudah sejauh mana Reyka mempersiapkan makan malam. “Apa kau akan menyajikan sate?” tanya Hyunwoo. “Ya. Jiyoon Oppa dan Yongjin tampaknya merindukan sate. Jadi aku membuatnya.” “Aku pun rindu dengan soto. Apa kau mau membuatnya
#Enam Puluh Tiga#Reyka melepas sabuk pengaman yang sedari tadi terpasang diagonal pada tubuh. Tempat yang dia tuju sudah di depan mata. Reyka mengambil bingkisan berisikan cokelat yang telah dimasukkan dalam tas kertas lalu membuka pintu mobil.“Annyeong haseyo,” sapa Reyka ramah pada salah satu pegawai yang sedang merapikan bunga di taman. “Ara-nim, ada di dalam?” lanjut Reyka.“Annyeong haseyo. Ah, Reyka-ssi? Ara-nim sudah menunggu anda. Sudah lama tidak berkunjung,” jawab Hayoon, salah satu pegawai Kanglim. “Akhir-akhir ini banyak pekerjaan jadi baru bisa berkunjung,” sahut Reyka.Setelah berbasa-basi sesaat, Reyka pun masuk untuk menemui Ara. Jika Ara tidak menelepon memintanya untuk datang, pasti Reyka saat ini masih berkutat dengan pekerjaannya di kantor.“Akhirnya, kamu mau datang juga setelah sekian lama,” ujar Ara saat melihat Reyka. “Aku rindu.
#Enam Puluh Empat#Lobi agensi ramai oleh para staf yang bersiap untuk melakukan liburan. Seperti yang diusulkan Reyka sebelumnya, Kanglim benar-benar mengabulkan ide Reyka tersebut. Dari hasil jajak pendapat, pilihan jatuh pada pantai yang terletak di sebelah timur kota Seoul. Memerlukan waktu sekitar dua jam perjalanan untuk sampai di sana.Semua bergembira menerima hadiah mendadak yang diberikan pimpinan mereka. Reyka ikut bahagia saat mendengar banyak staf yang memuji dan mendoakan Kanglim karena kebaikannya.Reyka dan Tone tidak bisa pergi bersama dengan para staf pagi ini. Mereka akan menyusul karena Tone harus melakukan syuting iklan sebuah produk. Syuting diagendakan akan berakhir pada siang hari dan mereka akan segera berangkat setelah acara selesai.Da Yool segera menghadap kru yang bertugas saat tiba di lokasi. Tone dan beberapa staf yang menyertai bersiap. Tone berganti pakaian setelah para penata rias menyelesaikan pekerjaannya.
#Enam Puluh Lima#Mobil yang dikendarai Min Joon sudah sampai di depan hotel yang dipesan agensi sebagai penginapan mereka selama berlibur. Reyka merentangkan kedua tangan. Menikmati semilir angin pantai sekaligus meregangkan tubuh saat keluar dari mobil.Melihat Reyka masih melakukan peregangan, Yongjin yang baru keluar dari mobil ikut merentangkan tangan dan berpura-pura hendak memeluk Reyka.“Hei!!” Reyka berteriak secara spontan.“Aku kira, kau merentangkan tangan karena ingin memelukku, Nuna,” ujar Yongjin yang berniat menggoda Reyka. Reyka langsung menyilangkan tangan di dadanya. Yongjin terbahak.“Jangan berbuat sesuatu yang tidak sopan, dia kakakmu,” ucap Min Joon sambil membalikkan tubuh Yongjin dan merangkulnya. Min Joon mengajak Yongjin masuk ke penginapan, meninggalkan yang lain. “Nuna, adakah barang yang harus dibawa ke dalam? Biar kubantu,” ucap Seokyung menaw
#Seratus Tujuh# Tepuk tangan meriah memenuhi aula. Kanglim baru saja menggunting pita sebagai simbol peresmian gedung baru yang akan digunakan oleh agensi SK Entertainment. Seluruh staf dan artis berbaur menjadi satu dalam pesta yang diselenggarakan. “Hyung, bisakah kau melepaskan tanganmu dari Nunim. Aku sungguh iri melihatnya!” protes Yongjin. Chinhwa dan Jiyoon terbahak mendengar komplain yang diajukan Yongjin. Mereka membentuk lingkaran kecil dalam pesta setelah sekian lama tidak berkumpul bersama. “Aku sengaja melakukannya. Agar semua orang tahu jika Reyka adalah milikku dan aku adalah miliknya,” sahut Seokyung asal. Reyka memukul pelan bahu Seokyung, merasa alasannya terlalu berlebihan. “Apa kau takut Joon Hyung meliriknya?” ceplos Yongjin yang masih belum berubah. Chinhwa seketika menutup mulut Yongjin, khawatir ucapannya menimbulkan prahara. Benar saja, Min Joon menoleh. Yongjin menyeringai melihat tatapan Min Joon yang lebih menakutkan setelah menjalani wajib militer. “
#Seratus Enam# Reyka mengangguk sambil tersenyum ramah membalas staf agensi yang membungkuk memberikan hormat ketika berpapasan dengannya. Setelah si kembar berusia satu tahun, Reyka aktif kembali bekerja di agensi. Kanglim memberikan Reyka kedudukan sebagai wakil ketua departemen yang membawahi artis dan manajer agensi SK Entertainment. Kemarin, Kanglim mengajak Reyka dan beberapa staf untuk mengunjungi gedung yang akan ditempati sebagai gedung baru agensi. Bergabungnya Angela, eksistensi Sirius yang mulai menapaki kesuksesan serta pengembangan bakat yang dilakukan oleh setiap anggota Tone membuat pendapatan yang diperoleh agensi berlipat-lipat. Gedung baru diperkirakan akan siap dua bulan mendatang karena masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Kanglim berencana akan mengadakan pesta kecil bagi seluruh staf manajemen dan artis saat peresmian penempatan gedung baru. Kanglim telah menentukan tanggal peresmian. Dia ingin Min Joon dan Seokyung turut menghadiri peresmian tersebut
#Seratus Lima# Kehebohan mewarnai rumah baru Seokyung dan Reyka. Para kakek dan nenek begitu antusias mengasuh cucu-cucunya yang belum genap berusia satu bulan. Orang tua, keluarga paman dan mertua Reyka baru bisa berkumpul dua hari lalu pasca Reyka melahirkan. Kedatangan Irawan dan keluarga ke Korea tertunda karena Irawan membawa serta Bi Siti dan keponakannya. Beberapa dokumen harus diselesaikan agar keduanya legal masuk ke Korea. Mereka diminta Irawan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan membantu Reyka dalam mengasuh si kembar. “Ayo, Mas, coba gendong cucunya. Masa, udah dua hari di sini tapi belum gendong cucu,” ledek Rudi pada Irawan. Irawan menyeringai. Bukan tak mau, Irawan sangat ingin melakukannya tetapi dia takut salah dalam menggendong sebab tak pernah memegang bayi sebelumnya. Dinda pun merasakan hal yang sama. Keinginan kalah oleh kekhawatiran akan terjadi sesuatu jika salah memposisikan bayi. “Ayah duduk sini!” Reyka menarik Irawan untuk duduk di sofa lalu memb
#Seratus Empat#Dokter memperbolehkan Reyka untuk pulang karena kondisinya sudah stabil. Namun, tidak dengan kedua anaknya. Si kembar masih perlu menjalani masa perawatan antara satu atau dua minggu lagi agar organ tubuhnya benar-benar siap untuk menghirup udara bebas.Reyka masuk ke ruang bayi untuk menjenguk kedua buah hatinya. Mereka tidur dengan nyaman. Ketenangan dan kebahagiaan mengaliri relung jiwa saat menatapnya. Seokyung mengusap pelan punggung Reyka saat melihat netra istrinya berkaca-kaca.“Kita doakan agar mereka bisa segera berkumpul dengan kita. Aku yakin, mereka anak yang kuat seperti Mama-nya,” ucap Seokyung.Seokyung dan Reyka telah sepakat agar kedua anak mereka memanggilnya dengan Mama dan Papa. Panggilan itu biasa didengar di Indonesia dan pengucapannya hampir sama dengan panggilan kepada kedua orang tua dalam bahasa Korea.“Ayo, kita pulang!” ajak Seokyung setelah hampir lima belas menit mereka menjenguk si kembar. Seokyung tak ingin Reyka terlarut dalam perasaan
#Seratus Tiga#Dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Seokyung pergi ke kantor agensi untuk menyelesaikan urusan yang dia pantik semalam. Reyka sempat siuman tetapi merasa bingung kemudian kembali tertidur. Efek obat bius belum sepenuhnya hilang dari tubuhnya.Da Yool dan beberapa orang pengawal menjemput dan mendampingi hingga Seokyung masuk ke dalam gedung. Seokyung melihat, banyak orang yang berdiri di depan gedung agensi. Kilat kamera silih berganti mengambil potret dirinya. Teriakan yang memanggil namanya disertai kalimat yang tak terdengar jelas karena terlalu banyak suara bersahutan.Kanglim dan para petinggi agensi sudah berkumpul. Seokyung masuk ke dalam ruang direksi untuk memberikan penjelasan terhadap perbuatan yang telah dilakukannya. Senyum manis Reyka dan tangis kedua bayi yang terekam dalam ingatan Seokyung menjadi energi bagi jiwanya untuk tetap tenang melalui semua.Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan oleh Kang
#Seratus Dua# Seokyung berada dalam ruang operasi dengan perasaan tegang. Bunyi peralatan medis yang berada di belakangnya terasa begitu nyaring. Seokyung menggenggam erat jemari Reyka yang tak sadarkan diri karena bius total yang diberikan oleh dokter. Tim medis sedang menjalankan tugas. Seokyung merapalkan doa dalam hati agar istri dan anak-anaknya diberi keselamatan. Dia tak menyangka, seberat ini perjuangan seorang perempuan dalam melahirkan. Rasa cinta pada ibu dan istrinya pun semakin bertambah-tambah. Tangis lantang bayi memecah kesunyian ruang operasi. “Selamat, Seokyung-ssi, bayi anda telah lahir,” ujar salah seorang dokter. Seorang perawat membawa bayi tersebut untuk diperiksa. Berselang lima menit, tangis bayi kedua tak kalah lantang dari bayi pertama. “Seokyung-ssi, kurasa mereka akan menjadi penyanyi seperti Appa nya setelah dewasa,” canda dokter kandungan Reyka agar Seokyung tak terlalu tegang.Seokyung tersenyum sambil menghapus
#Seratus Satu# “Anae, bangun! Matahari sebentar lagi terbit, kau belum salat,” ujar Seokyung lembut membangunkan Reyka. Dengan berat, Reyka membuka mata. Dia baru tidur beberapa jam. Usia kandungan yang telah memasuki trimester ketiga membuatnya tak nyaman. Akhir-akhir ini Reyka sering kegerahan walau AC sudah dinyalakan. Reyka bahkan sempat berpikir untuk memotong pendek rambutnya tetapi Seokyung melarangnya. Belum lagi aktivitas dua janin yang begitu aktif dalam perut. Gerakan mereka membuat Reyka terjaga sepanjang malam sehingga tidur malamnya berkurang. “Mari, kubantu bangun.” Seokyung sudah berdiri di samping ranjang sambil memegangi kedua tangan Reyka. Terkadang Seokyung gemas tetapi tak jarang merasa kasihan dengan kondisi fisik Reyka. Seokyung membayangkan bagaimana sulitnya membawa kedua bayi yang terus tumbuh dalam perut. Selain bertambah berat dari waktu ke waktu, ukuran mereka juga terus membesar. Kini Reyka kesulitan untuk duduk tegak
#Seratus# Kehidupan rumah tangga Reyka dan Seokyung berjalan dengan harmonis selayaknya suami istri ketika berada di apartemen. Namun mereka bersikap seperti teman ketika bertemu di luar. Sangat aneh tetapi ini adalah konsekuensi yang harus diterima keduanya berdasarkan kesepakatan mereka dengan agensi. Reyka menarik kepala yang berada di atas lengan Seokyung. Ini adalah kali kesekian Reyka mendapati bangun tidur dalam posisi seperti itu. Diliriknya jam dinding, masih ada waktu setengah jam untuk menunaikan salat subuh sebelum matahari terbit. Reyka menatap Seokyung yang masih terpejam dengan posisi miring menghadapnya. Reyka memperhatikan dengan saksama laki-laki tampan di depannya. Tampak tenang dan damai. Wajahnya bersih dengan alis tebal yang hampir bertaut. Juga hidung mancung dan bibir tipis yang akhir-akhir ini sering membuatnya terbuai. Sebulan belakangan, Reyka mencoba jujur dengan dirinya sendiri. Di antara semua anggota Tone, Reyka memang menaruh
#Sembilan Puluh Sembilan# Sesampainya di apartemen, Seokyung langsung menuju dapur untuk minum. Berharap air bisa meredakan panas dalam kepala dan dadanya. “Seokyung-ah, aku minta waktu padamu. Setidaknya biarkan sampai anak ini lahir jika kita akan bercerai,” ujar Reyka ketika Seokyung masih meneguk air dalam gelas. Seokyung dengan kasar meletakkan gelas di atas meja hingga pecah. Pecahan kaca menggores telapak tangan. Darah merembes di permukaan kulitnya. Reyka yang tersentak sedikit panik melihat Seokyung terluka. “Ternyata perkataan yang pernah kau ucapkan di depan Umar-Nim bukan candaan. Kau memang berniat untuk bercerai dariku setelah melahirkan. Apa kau ingin kembali pada Min Joon? Oya, aku lupa, kisah kalian masih belum selesai. Apa kalian akan melanjutkannya?” selidik Seokyung dengan nada mengejek.“Seokyung!” bentak Reyka. “Apa rasa cinta yang kutunjukkan padamu belum cukup dibandingkan dengan cintanya?!” tanya Seokyung kesal.“Aku dan Min Joo