#Enam Puluh Tiga#
Reyka melepas sabuk pengaman yang sedari tadi terpasang diagonal pada tubuh. Tempat yang dia tuju sudah di depan mata. Reyka mengambil bingkisan berisikan cokelat yang telah dimasukkan dalam tas kertas lalu membuka pintu mobil.
“Annyeong haseyo,” sapa Reyka ramah pada salah satu pegawai yang sedang merapikan bunga di taman. “Ara-nim, ada di dalam?” lanjut Reyka.
“Annyeong haseyo. Ah, Reyka-ssi? Ara-nim sudah menunggu anda. Sudah lama tidak berkunjung,” jawab Hayoon, salah satu pegawai Kanglim.
“Akhir-akhir ini banyak pekerjaan jadi baru bisa berkunjung,” sahut Reyka.
Setelah berbasa-basi sesaat, Reyka pun masuk untuk menemui Ara. Jika Ara tidak menelepon memintanya untuk datang, pasti Reyka saat ini masih berkutat dengan pekerjaannya di kantor.
“Akhirnya, kamu mau datang juga setelah sekian lama,” ujar Ara saat melihat Reyka. “Aku rindu.
#Enam Puluh Empat#Lobi agensi ramai oleh para staf yang bersiap untuk melakukan liburan. Seperti yang diusulkan Reyka sebelumnya, Kanglim benar-benar mengabulkan ide Reyka tersebut. Dari hasil jajak pendapat, pilihan jatuh pada pantai yang terletak di sebelah timur kota Seoul. Memerlukan waktu sekitar dua jam perjalanan untuk sampai di sana.Semua bergembira menerima hadiah mendadak yang diberikan pimpinan mereka. Reyka ikut bahagia saat mendengar banyak staf yang memuji dan mendoakan Kanglim karena kebaikannya.Reyka dan Tone tidak bisa pergi bersama dengan para staf pagi ini. Mereka akan menyusul karena Tone harus melakukan syuting iklan sebuah produk. Syuting diagendakan akan berakhir pada siang hari dan mereka akan segera berangkat setelah acara selesai.Da Yool segera menghadap kru yang bertugas saat tiba di lokasi. Tone dan beberapa staf yang menyertai bersiap. Tone berganti pakaian setelah para penata rias menyelesaikan pekerjaannya.
#Enam Puluh Lima#Mobil yang dikendarai Min Joon sudah sampai di depan hotel yang dipesan agensi sebagai penginapan mereka selama berlibur. Reyka merentangkan kedua tangan. Menikmati semilir angin pantai sekaligus meregangkan tubuh saat keluar dari mobil.Melihat Reyka masih melakukan peregangan, Yongjin yang baru keluar dari mobil ikut merentangkan tangan dan berpura-pura hendak memeluk Reyka.“Hei!!” Reyka berteriak secara spontan.“Aku kira, kau merentangkan tangan karena ingin memelukku, Nuna,” ujar Yongjin yang berniat menggoda Reyka. Reyka langsung menyilangkan tangan di dadanya. Yongjin terbahak.“Jangan berbuat sesuatu yang tidak sopan, dia kakakmu,” ucap Min Joon sambil membalikkan tubuh Yongjin dan merangkulnya. Min Joon mengajak Yongjin masuk ke penginapan, meninggalkan yang lain. “Nuna, adakah barang yang harus dibawa ke dalam? Biar kubantu,” ucap Seokyung menaw
#Enam Puluh Enam#Kepanikan melanda semua orang yang menyaksikan.“Tolong Reyka!” Ara berteriak histeris. Ara khawatir terjadi sesuatu dengan Reyka.Min Joon kalah cepat dari Jiyoon yang lebih dulu berlari dan melompat masuk ke kolam menyusul Reyka.“Bantu anak ini!” perintah Reyka saat muncul ke permukaan.Dong woo mengambil anaknya yang terlihat tak sadarkan diri. Ye Jin menangis melihat anaknya yang tenggelam beberapa saat. Jiyoon segera muncul ke permukaan. Dia memegang pinggang Reyka dan berniat membawanya ke atas.“Hei, apa yang kau lakukan?!” bentak Reyka pada Jiyoon sambil mencipratkan air ke arah Jiyoon.“Apa kau bodoh?! Kau tak bisa berenang, kalau terjadi sesuatu padamu saat kau menolongnya, bagaimana?” suara Jiyoon tak kalah tinggi.Reyka merutuki dirinya. Dia sudah berbohong jika tak bisa berenang. Tentu orang lain akan panik mengetahui Reyka mence
#Enam Puluh Tujuh#Pagi hari, pintu kamar hotel Reyka sudah diketuk. Reyka membuka pintu dan melihat ketujuh punggawa sudah berdiri di depan menagih janji untuk bermain air hari ini.“Kalian tak melihat sekarang jam berapa? Sekarang waktunya sarapan. Masih terlalu pagi untuk bermain air!” tegur Reyka.“Kami memang berniat mengajak sarapan di restoran. Tenang saja, masih banyak permainan yang bisa dilakukan sebelum kita benar-benar bermain air,” ujar Jiyoon.“Kalian pergilah lebih dulu untuk sarapan. Aku akan menyusul,” ucap Reyka.“Kuberi waktu lima belas menit untuk menyusul!” tegas Jiyoon.“Kalau terlambat, Jiyoon Hyung akan melemparkan bom ke kamarmu, Nuna!” seru Yongjin.Reyka memajukan bibir. Tone berlalu menuju restoran.Walau diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan masing-masing, para staf membuat perlombaan agar liburan kali ini berkesan. Voli,
#Enam Puluh Delapan#Konsentrasi Reyka akhir-akhir ini terpecah. Panggilan dari nomor tak dikenal begitu mengganggu. Saat Reyka mengangkat panggilan, panggilan itu akan berhenti. Walau Reyka sudah memblokir nomor tersebut, akan muncul nomor baru lainnya.Jiyoon membuat pengaduan pada Kanglim atas yang dialami Reyka. Kanglim merasa jika Min Joon dan Reyka sudah tak aman. Kanglim berpikir akan memindahkan Tone dan Reyka ke apartemen baru yang lebih besar dengan tingkat keamanannya lebih ketat.Min Joon memiliki firasat, teror yang diterima oleh Reyka ada kaitan dengannya. Kuat dugaan, pelaku cemburu melihat kedekatan Min Joon dengan Reyka. Min Joon telah menaruh curiga pada seseorang tetapi masih memerlukan bukti kuat untuk menangkapnya.Kabar Kanglim masuk rumah sakit membuat kasus teror tak bisa segera diusut. Operasi usus buntu yang dialami Kanglim membuatnya harus memulihkan kesehatan.“Kanglim-nim, mengapa sakitmu bertepatan
#Enam Puluh Sembilan# Reyka kesal karena tak bisa bergerak dengan bebas. Sudah seminggu kakinya dibalut perban untuk mengurangi pembengkakan akibat pergeseran sendi di pergelangan kaki. Menurut dokter, kondisi Reyka harus dipantau kurang lebih selama lima minggu ke depan. Selama itu pula, Reyka dianjurkan banyak beristirahat. “Rey, kau sudah siap?” tanya Jiyoon dari luar. “Ya, tunggu sebentar,” sahut Reyka. Reyka membawa tas dan mengambil kruk yang bersandar pada tempat tidur. Reyka menggunakan dua kruk untuk membantunya mencapai pintu kamar. Di balik pintu, Jiyoon dan anggota Tone yang lain sudah menunggu. Sebuah kursi roda telah tersedia untuk Reyka gunakan. Hari ini, Kanglim meminta mereka datang ke kantor agensi. Walau belum pulih benar, Kanglim harus kembali bekerja karena banyak pekerjaan yang membutuhkan persetujuannya. Setiba di kantor agensi, Reyka dan Tone segera memasuki ruang rapat. Kanglim dan beberapa staf sudah lebih dulu berada dalam ruang
#Tujuh Puluh# “Nuna, kapan kau akan berbelanja keperluan dapur? Beberapa bahan makanan sudah habis,” ucap Jongsuk saat membuka lemari es. Tone baru saja tiba di apartemen. Rasa lapar membuat lemari es menjadi incaran para personel. “Jiyoon Oppa, tolong buatkan daftar pesanan dari setiap member. Aku akan bersiap untuk berbelanja,” pinta Reyka. Jiyoon mendata keinginan setiap personel dan menuliskannya pada kertas. Reyka yang sudah siap, membaca daftar pesanan yang harus dibeli. Reyka pun menambahkan beberapa poin dalam deretan daftar belanjaan. “Kalian bisa meminta Hyunwoo membuatkan ramen untuk mengganjal perut. Aku tak akan lama. Aku pergi dulu,” pamit Reyka sambil mengenakan tas selempang. Kakinya sudah sembuh sehingga Reyka bisa bebas bergerak seperti sedia kala. “Tunggu, aku ikut. Aku akan membantumu membawa belanjaan,” sahut Min Joon. Jiyoon memberikan kode pada Min Joon. Anggota Tone lainnya tersenyum penuh arti. Reyka dan Min Joon menuju basement. Min Joon mengambil ali
#Tujuh Puluh Satu# Reyka kembali ke Indonesia dalam rangka mendampingi Tone untuk syuting iklan. Ji Hun membantu Reyka dalam pekerjaan kali ini karena Da Yool tak ikut ke Indonesia. Reyka bertemu dan berkoordinasi dengan utusan perusahaan Irawan yang mengatur kerja sama. Tone menggunakan waktu dua hari untuk syuting dari satu minggu keberadaan mereka di Indonesia. Sisa waktu digunakan Tone dan tim untuk berlibur sekaligus melakukan syuting konten seperti biasa. Dari sekian banyak daftar tempat wisata, mereka sepakat memilih Pulau Pari di Kepulauan Seribu untuk dikunjungi. Mereka menginap dua malam di sana untuk menikmati keindahan alam Indonesia. Tone dan tim begitu bahagia. Hamparan terumbu karang yang indah dan ikan hias berwarna-warni mengelilingi selama melakukan snorkeling. Pada hari berikutnya, mereka memuaskan diri bermain di pantai dan merasakan keseruan permainan air. Dua hari sebelum kembali ke Korea, Hyunwoo mengingatkan Reyka untuk mengunjun
#Seratus Tujuh# Tepuk tangan meriah memenuhi aula. Kanglim baru saja menggunting pita sebagai simbol peresmian gedung baru yang akan digunakan oleh agensi SK Entertainment. Seluruh staf dan artis berbaur menjadi satu dalam pesta yang diselenggarakan. “Hyung, bisakah kau melepaskan tanganmu dari Nunim. Aku sungguh iri melihatnya!” protes Yongjin. Chinhwa dan Jiyoon terbahak mendengar komplain yang diajukan Yongjin. Mereka membentuk lingkaran kecil dalam pesta setelah sekian lama tidak berkumpul bersama. “Aku sengaja melakukannya. Agar semua orang tahu jika Reyka adalah milikku dan aku adalah miliknya,” sahut Seokyung asal. Reyka memukul pelan bahu Seokyung, merasa alasannya terlalu berlebihan. “Apa kau takut Joon Hyung meliriknya?” ceplos Yongjin yang masih belum berubah. Chinhwa seketika menutup mulut Yongjin, khawatir ucapannya menimbulkan prahara. Benar saja, Min Joon menoleh. Yongjin menyeringai melihat tatapan Min Joon yang lebih menakutkan setelah menjalani wajib militer. “
#Seratus Enam# Reyka mengangguk sambil tersenyum ramah membalas staf agensi yang membungkuk memberikan hormat ketika berpapasan dengannya. Setelah si kembar berusia satu tahun, Reyka aktif kembali bekerja di agensi. Kanglim memberikan Reyka kedudukan sebagai wakil ketua departemen yang membawahi artis dan manajer agensi SK Entertainment. Kemarin, Kanglim mengajak Reyka dan beberapa staf untuk mengunjungi gedung yang akan ditempati sebagai gedung baru agensi. Bergabungnya Angela, eksistensi Sirius yang mulai menapaki kesuksesan serta pengembangan bakat yang dilakukan oleh setiap anggota Tone membuat pendapatan yang diperoleh agensi berlipat-lipat. Gedung baru diperkirakan akan siap dua bulan mendatang karena masih dalam proses penyelesaian pembangunan. Kanglim berencana akan mengadakan pesta kecil bagi seluruh staf manajemen dan artis saat peresmian penempatan gedung baru. Kanglim telah menentukan tanggal peresmian. Dia ingin Min Joon dan Seokyung turut menghadiri peresmian tersebut
#Seratus Lima# Kehebohan mewarnai rumah baru Seokyung dan Reyka. Para kakek dan nenek begitu antusias mengasuh cucu-cucunya yang belum genap berusia satu bulan. Orang tua, keluarga paman dan mertua Reyka baru bisa berkumpul dua hari lalu pasca Reyka melahirkan. Kedatangan Irawan dan keluarga ke Korea tertunda karena Irawan membawa serta Bi Siti dan keponakannya. Beberapa dokumen harus diselesaikan agar keduanya legal masuk ke Korea. Mereka diminta Irawan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan membantu Reyka dalam mengasuh si kembar. “Ayo, Mas, coba gendong cucunya. Masa, udah dua hari di sini tapi belum gendong cucu,” ledek Rudi pada Irawan. Irawan menyeringai. Bukan tak mau, Irawan sangat ingin melakukannya tetapi dia takut salah dalam menggendong sebab tak pernah memegang bayi sebelumnya. Dinda pun merasakan hal yang sama. Keinginan kalah oleh kekhawatiran akan terjadi sesuatu jika salah memposisikan bayi. “Ayah duduk sini!” Reyka menarik Irawan untuk duduk di sofa lalu memb
#Seratus Empat#Dokter memperbolehkan Reyka untuk pulang karena kondisinya sudah stabil. Namun, tidak dengan kedua anaknya. Si kembar masih perlu menjalani masa perawatan antara satu atau dua minggu lagi agar organ tubuhnya benar-benar siap untuk menghirup udara bebas.Reyka masuk ke ruang bayi untuk menjenguk kedua buah hatinya. Mereka tidur dengan nyaman. Ketenangan dan kebahagiaan mengaliri relung jiwa saat menatapnya. Seokyung mengusap pelan punggung Reyka saat melihat netra istrinya berkaca-kaca.“Kita doakan agar mereka bisa segera berkumpul dengan kita. Aku yakin, mereka anak yang kuat seperti Mama-nya,” ucap Seokyung.Seokyung dan Reyka telah sepakat agar kedua anak mereka memanggilnya dengan Mama dan Papa. Panggilan itu biasa didengar di Indonesia dan pengucapannya hampir sama dengan panggilan kepada kedua orang tua dalam bahasa Korea.“Ayo, kita pulang!” ajak Seokyung setelah hampir lima belas menit mereka menjenguk si kembar. Seokyung tak ingin Reyka terlarut dalam perasaan
#Seratus Tiga#Dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Seokyung pergi ke kantor agensi untuk menyelesaikan urusan yang dia pantik semalam. Reyka sempat siuman tetapi merasa bingung kemudian kembali tertidur. Efek obat bius belum sepenuhnya hilang dari tubuhnya.Da Yool dan beberapa orang pengawal menjemput dan mendampingi hingga Seokyung masuk ke dalam gedung. Seokyung melihat, banyak orang yang berdiri di depan gedung agensi. Kilat kamera silih berganti mengambil potret dirinya. Teriakan yang memanggil namanya disertai kalimat yang tak terdengar jelas karena terlalu banyak suara bersahutan.Kanglim dan para petinggi agensi sudah berkumpul. Seokyung masuk ke dalam ruang direksi untuk memberikan penjelasan terhadap perbuatan yang telah dilakukannya. Senyum manis Reyka dan tangis kedua bayi yang terekam dalam ingatan Seokyung menjadi energi bagi jiwanya untuk tetap tenang melalui semua.Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan oleh Kang
#Seratus Dua# Seokyung berada dalam ruang operasi dengan perasaan tegang. Bunyi peralatan medis yang berada di belakangnya terasa begitu nyaring. Seokyung menggenggam erat jemari Reyka yang tak sadarkan diri karena bius total yang diberikan oleh dokter. Tim medis sedang menjalankan tugas. Seokyung merapalkan doa dalam hati agar istri dan anak-anaknya diberi keselamatan. Dia tak menyangka, seberat ini perjuangan seorang perempuan dalam melahirkan. Rasa cinta pada ibu dan istrinya pun semakin bertambah-tambah. Tangis lantang bayi memecah kesunyian ruang operasi. “Selamat, Seokyung-ssi, bayi anda telah lahir,” ujar salah seorang dokter. Seorang perawat membawa bayi tersebut untuk diperiksa. Berselang lima menit, tangis bayi kedua tak kalah lantang dari bayi pertama. “Seokyung-ssi, kurasa mereka akan menjadi penyanyi seperti Appa nya setelah dewasa,” canda dokter kandungan Reyka agar Seokyung tak terlalu tegang.Seokyung tersenyum sambil menghapus
#Seratus Satu# “Anae, bangun! Matahari sebentar lagi terbit, kau belum salat,” ujar Seokyung lembut membangunkan Reyka. Dengan berat, Reyka membuka mata. Dia baru tidur beberapa jam. Usia kandungan yang telah memasuki trimester ketiga membuatnya tak nyaman. Akhir-akhir ini Reyka sering kegerahan walau AC sudah dinyalakan. Reyka bahkan sempat berpikir untuk memotong pendek rambutnya tetapi Seokyung melarangnya. Belum lagi aktivitas dua janin yang begitu aktif dalam perut. Gerakan mereka membuat Reyka terjaga sepanjang malam sehingga tidur malamnya berkurang. “Mari, kubantu bangun.” Seokyung sudah berdiri di samping ranjang sambil memegangi kedua tangan Reyka. Terkadang Seokyung gemas tetapi tak jarang merasa kasihan dengan kondisi fisik Reyka. Seokyung membayangkan bagaimana sulitnya membawa kedua bayi yang terus tumbuh dalam perut. Selain bertambah berat dari waktu ke waktu, ukuran mereka juga terus membesar. Kini Reyka kesulitan untuk duduk tegak
#Seratus# Kehidupan rumah tangga Reyka dan Seokyung berjalan dengan harmonis selayaknya suami istri ketika berada di apartemen. Namun mereka bersikap seperti teman ketika bertemu di luar. Sangat aneh tetapi ini adalah konsekuensi yang harus diterima keduanya berdasarkan kesepakatan mereka dengan agensi. Reyka menarik kepala yang berada di atas lengan Seokyung. Ini adalah kali kesekian Reyka mendapati bangun tidur dalam posisi seperti itu. Diliriknya jam dinding, masih ada waktu setengah jam untuk menunaikan salat subuh sebelum matahari terbit. Reyka menatap Seokyung yang masih terpejam dengan posisi miring menghadapnya. Reyka memperhatikan dengan saksama laki-laki tampan di depannya. Tampak tenang dan damai. Wajahnya bersih dengan alis tebal yang hampir bertaut. Juga hidung mancung dan bibir tipis yang akhir-akhir ini sering membuatnya terbuai. Sebulan belakangan, Reyka mencoba jujur dengan dirinya sendiri. Di antara semua anggota Tone, Reyka memang menaruh
#Sembilan Puluh Sembilan# Sesampainya di apartemen, Seokyung langsung menuju dapur untuk minum. Berharap air bisa meredakan panas dalam kepala dan dadanya. “Seokyung-ah, aku minta waktu padamu. Setidaknya biarkan sampai anak ini lahir jika kita akan bercerai,” ujar Reyka ketika Seokyung masih meneguk air dalam gelas. Seokyung dengan kasar meletakkan gelas di atas meja hingga pecah. Pecahan kaca menggores telapak tangan. Darah merembes di permukaan kulitnya. Reyka yang tersentak sedikit panik melihat Seokyung terluka. “Ternyata perkataan yang pernah kau ucapkan di depan Umar-Nim bukan candaan. Kau memang berniat untuk bercerai dariku setelah melahirkan. Apa kau ingin kembali pada Min Joon? Oya, aku lupa, kisah kalian masih belum selesai. Apa kalian akan melanjutkannya?” selidik Seokyung dengan nada mengejek.“Seokyung!” bentak Reyka. “Apa rasa cinta yang kutunjukkan padamu belum cukup dibandingkan dengan cintanya?!” tanya Seokyung kesal.“Aku dan Min Joo