Share

Curhat

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2022-11-12 23:18:18

“Duduk!”

Sepasang pengantin baru itu, langsung berhadapan dengan Pras ketika baru memasuki ruang tamu. Pras yang tadinya hendak keluar dan melihat persiapan syukuran cucu pertamanya, akhirnya mengurungkan diri karena melihat Yasmen dan Byakta baru saja memasuki kediamannya.

Pras langsung berbalik, dan mengajak mereka berdua memasuki ruang kerja yang sudah jarang digunakan olehnya sejak pensiun dari Casteel High. Ruang tersebut, saat ini lebih sering digunakan Qai untuk menyelesaikan pekerjaan yang tiada henti.

“Kenapa kami berdua disuruh masuk ke sini?” lontar Yasmen ketika sudah duduk di samping Byakta. Untuk menunjukkan hubungan mereka baik-baik saja, Yasmen sedari tadi selalu memeluk lengan Byakta dengan mesra.

Padahal kenyataannya, hubungan mereka masih belum menemukan arah dan tujuannya.

“Masih mau cerai?”

Pertanyaan menohok dan tanpa basa-basi itu, langsung dilemparkan Pras dengan telak.

“Ce-rai?” Ada apa lagi sekarang? Apa Yasmen kembali mengadu yang tidak-tidak pada Pras?

“Ya!
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Ngguna Wori Hana
geram bnget sama byakta, orang kayak dia itu bagusnya dpisahin sama yasmen baru tau dia klo kehilangan orng yg mencintai dia gmna rsnya. si sok paling gagal move on ...
goodnovel comment avatar
Nurul Shuhada Chad
Bagus bagus ......
goodnovel comment avatar
RiztyrieM
Raj yg dewasa dan bijak.. jauh lah sama byakta yg belum move on dan berharap istrinya auto dewasa..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Imperfect Love   Jangan Dekat-dekat

    “Mai.”Pras memanggil, tapi tatapannya tertuju hanya pada satu sosok yang lumayan jauh dari jangkauan. Pras yakin tidak salah lihat, meskipun hanya beberapa kali berjumpa secara langsung dengan pria itu.Mai yang baru saja meletakkan putrinya di stroller, segera memasrahkan Rara pada Yasmen yang sedari tadi tidak mau jauh dari bayi mungil itu. Mai menghampiri Pras, kemudian berhenti di samping sang ayah yang berdiri di sudut teras depan rumah. “Kenapa?”“Kenapa ada Endy di sini?” tanya Pras datar dan tetap menatap tajam pada setiap pergerakan Endy yang berbaur dengan para undangan lainnya. “Siapa yang undang dia?”“Saya, Yah!” seru Raj yang baru saja keluar dari rumah dan mendengar pertanyaan Pras tersebut.Pras menoleh dan menatap tanya. Tidak perlu melontarkan lagi pun, Pras yakin Raj sudah tahu maksudnya.“Dia itu rekanan kantor,” jawab Raj berdiri di samping Mai sambil menatap Endy dan seorang bocah yang ada di samping pria itu. “Perusahaan dia, ada kerja sama dengan perusahaanku.

    Last Updated : 2022-11-13
  • Imperfect Love   Kebahagiaan

    “Kamu tahu, By. Aku, satu-satunya orang yang menentang pernikahan kamu dan Yasmen.”Byakta terkesiap. Bergeming di tempat dan menelan ludah. Kenapa, pria itu tahu-tahu ada di sebelah Byakta, yang sudah menjauh, menyepi dari keramaian.“Ayah,” ucap Byakta menoleh pelan pada Pras.“Pertama, karena kamu itu pengecut,” ungkap Pras terus terang. “Kedua, kamu masih belum bisa move on dari Mai, dan aku tahu itu.”“Ayah, aku—”“Aku ingatkan kamu, By.” Pras memutar tubuh untuk menatap Byakta, setelah memandang putrinya dari kejauhan. “Ubah sikapmu, sebelum Yasmen tahu kalau yang menghantui pernikahannya bukan bayangan Raya, tapi Mai.”Byakta kembali menelan ludah. Tidak ada kalimat sanggahan yang bisa Byakta lontarkan pada Pras, karena pria itu berkata benar.“Ingat, By. Penyesalan selalu datang belakangan.” Tubuh Pras kembali berputar dan mengarahkan pandangannya kembali ke Mai. “Dan aku bisa jamin, kamu nggak akan pernah dapat perempuan yang tulus seperti Yasmen. Jadi sadarlah, sebelum semua

    Last Updated : 2022-11-14
  • Imperfect Love   Kurang Bersyukur

    “Yasmen!” Byakta menyusul Yasmen yang kembali masuk ke bagian dalam rumah. Sebelum mencapai ujung tangga, Byakta dengan cepat meraih tangan istrinya. “Yas, sebelum bicara pikirkan dulu semuanya baik-baik.”Yasmen berusaha melepaskan tangan Byakta, tapi percuma. Kenapa pria itu sampai mencengkram tangan Yasmen begitu erat seperti ini.“Lepasin, atau aku teriak,” ancam Yasmen.“Kalau hukumanmu mau ditambah sama ayah, silakan teriak.”“Mas By!”“Yasmen, dengarkan aku baik-baik.” Byakta sedikit melonggarkan cengkramannya, tapi tetap tidak membiarkan Yasmen pergi ke mana pun. “Menikah itu nggak gampang, Yas! Coba hitung, sudah berapa kali mulutmu itu dengan entengnya bilang cerai? Kamu kira nikah itu seperti ganti baju, yang bisa kamu ganti seenaknya?”“Mas, kenapa selalu aku yang kamu salahkan?” ujar Yasmen mulai bersikap dingin pada Byakta. Bertemu Cipta dan berbicara beberapa hal dengan bocah itu, akhirnya membuat mata Yasmen terbuka.Bagaimana jika nasib pernikahannya nanti akan berakh

    Last Updated : 2022-11-15
  • Imperfect Love   Buktikan

    Satu hal yang Yasmen lupa ketika sudah memutuskan untuk berpisah dari Byakta, yakni, hari itu ia sudah membuat janji untuk menginap di rumah sang mertua. Yasmen tidak enak hati, jika harus membatalkan janji tersebut karena ini pertama kalinya ia akan berkumpul di rumah Byakta.Pada akhirnya, demi memberi kebahagiaan palsu Yasmen dengan terpaksa kembali memasang senyum di depan Mario dan istrinya.“Waktu Byakta bilang kamu mau nginap sini, Mama langsung telpon mami kamu,” ungkap Miska, istri Mario di sela makan malam keluarga yang hampir berakhir. “Mama langsung tanya makanan kesukaanmu, biar bisa Mama masakin.”Saat duduk di meja makan yang jadi satu dengan dapur, Yasmen sudah melihat ayam goreng krispi tersaji di depan mata.“Mama juga masak capcai, kesukaan Byakta,” tambah Miska.Capcai kesukaan Byakta?Bukannya pria itu kerap berujar menyukai rendang? Namun, mengapa Miska mengatakan Byakta menyukai masakan yang terdiri dari campuran sayur tersebut?Aneh, tapi Yasmen tidak ingin mem

    Last Updated : 2022-11-17
  • Imperfect Love   Yang Terpenting

    Yasmen mendesah lega saat merebahkan tubuh di tempat tidur. Ternyata, berkumpul bersama keluarga Byakta cukup menyenangkan. Mario dan Miska memang masih terlihat sedikit segan, tapi, Yasmen tetap bisa merasakan kehangatan di dalam keluarga tersebut.Lantas, Yasmen juga melihat sisi manis Byakta, ketika berkumpul bersama keluarganya. Byakta yang dilihatnya, sungguh seperti pria yang dahulu kala selalu bersikap hangat dan baik pada Yasmen.“Kamu nggak mandi?” Yasmen melirik Byakta yang baru saja masuk ke dalam kamar. Pria itu sudah tampak segar dan wangi dengan handuk kecil yang masih tergantung di leher.“Nggak, ah. Aku nggak bau, jadi besok pagi aja.” Yasmen menggeser posisi tidurnya mendekati dinding. Menyisakan sedikit ruang untuk Byakta berbaring di sebelahnya. Tadinya, Yasmen berniat menyuruh Byakta tidur di sofa.Namun, ketika Yasmen sudah masuk dan melihat kamar pria itu, akhirnya rencana itu batal seketika. Kamar Byakta sudah terlalu penuh dengan satu lemari, dan satu meja yang

    Last Updated : 2022-11-19
  • Imperfect Love   Pria Untuk Yasmen

    Byakta menatap Yasmen yang terburu menuruni tangga. Gadis itu sudah terlihat rapi dengan pakaian formal dan tas kerja yang tersampir di satu sisi bahu. Pantofel setinggi lima senti pun, sudah sangat cantik menghias ujung kaki Yasmen yang selalu bergerak lincah. “Mas! Aku berangkat duluan!” seru Yasmen berhenti di ujung tangga lantai satu untuk berpamitan pada Byakta. Sejak pembicaraan mereka malam itu, tidak banyak yang berubah dari hubungan Yasmen dan Byakta. Namun, mereka sudah tidak lagi melakukan perdebatan kecil seperti yang sudah-sudah. Keduanya sudah bisa bicara baik-baik, dan sepakat pisah kamar untuk introspeksi diri masing-masing. Byakta tidak lagi memaksakan kehendaknya pada Yasmen, begitu pula sebaliknya. Mereka sepakat untuk menjalani sisa waktu pernikahan yang ada, sebagai seorang teman. Mencoba kembali menjalin hubungan baik, seperti yang pernah ada dahulu kala. Dan sisanya … biarkan waktu nanti yang menjawab. “Sepagi ini?” Byakta melihat jam di pergelangan tangan,

    Last Updated : 2022-11-20
  • Imperfect Love   Khawatir

    “Byakta tahu kalau kamu di sini sama aku?”Endy menghela panjang, setelah Bira menjauh untuk menerima panggilan telepon sekaligus berteduh. Sementar Endy, masih terus berjalan menyeberangi sebuah lapangan yang nantinya akan digunakan untuk outbound training beberapa divisi dari Casteel High.Yasmen yang sedari tadi menekuk wajah, menjawab Endy dengan anggukan. Harusnya, Yasmen memakai sepatu sneaker saja kalau begini. Bukannya memakai pantofel, dengan ujung hak yang kerap tersangkut dengan tanah basah seusai hujan tadi malam.“Ya pasti tahu, masa’ nggak tahu.”“Nggak cemburu?” Pandangan Endy mengarah pada Bira untuk sesaat. Mereka sudah menyusuri hampir seluruh venue dan sebentar lagi akan selesai. Setelahnya, Bira akan pergi dan menyisakan Yasmen dan Endy di tempat tersebut.Sebenarnya, tidak hanya mereka berdua saja. Nantinya akan ada seorang lagi dari Casteel yang akan mendampingi Yasmen.“Kenapa harus cemburu?” Yasmen bertanya balik. “Kan, aku kerja. Nggak ngelakuin hal yang aneh-

    Last Updated : 2022-11-20
  • Imperfect Love   Introspeksi Diri

    “Gimana hubunganmu dengan Byakta, Yas?” Bira berjalan bersisian dengan putrinya, menyusuri sebuah koridor. Sementara, Byakta, Endy, dan Ratna berjalan di depan mereka untuk berdiskusi. Karena jarak mereka cukup jauh, maka Bira memanfaatkan hal tersebut untuk bicara dengan Yasmen. “Baik,” jawabnya singkat.Bira berdecak. “Kalau jawabanmu cuma pendek begitu, artinya belum baik.” “Baiiiiiiiik,” ulang Yasmen memperpanjang ucapannya. “Nggak pendek lagi, kan?” Bira kembali berdecak. “Papi serius, Yas. Gimana hubunganmu dengan Byakta?” “Aku juga jawabnya serius, Pi,” balas Yasmen memandang punggung tegap Byakta yang berjalan di depannya. “Kami sudah baik-baik aja. Papi nggak usah khawatir.” “Sudah nggak ada pikiran cerai lagi? Atau, bagaimana?” Meskipun terkesan tenang, tapi Bira sebenarnya juga mengkhawatirkan nasib pernikahan putrinya. Sebagai seorang ayah, tentu saja Bira tidak ingin pernikahan putrinya berakhir. Bira dan sang istri, terus saja berdoa agar pernikahan putrinya akan l

    Last Updated : 2022-11-22

Latest chapter

  • Imperfect Love   Give Away ~~

    Haluu Mba beb tersaiank … Saia langsung aja umumin daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak Imperfect Love : ArPi Kim : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Mulya Purnama : 750 koin GN + pulsa 150 rb Elin land : 500 koin GN + pulsa 100 rb Miss Ziza Ziza S : 350 koin GN + pulsa 50 rb Ziza Ziz S : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeeh @kanietha_ . Jangan lupa follow saia duluuuh .... Saia tunggu konfirmasi sampai hari Minggu, 2 April 2023, ya, jadi, saia bisa setor datanya hari Senin ke pihak GN. Daaan, kiss banyak-banyak atas dukungan, juga atensinya untuk Bee and Hunny ~~ Kita ketemu lagi di GN, Insya Allah habis lebaran yaaa .... Kissseeess …..

  • Imperfect Love   Bon~Bira 5

    Apa ini? Asisten nyonya besar keluarga Sagara tiba-tiba menelepon dan meminta Arista datang ke kediaman atasannya. Bukan di rumah jabatan yang ditempati saat ini, tetapi di rumah pribadi kediaman Sagara. Bahkan, Arista dijemput langsung oleh salah satu sopir keluarga tersebut. Arista seperti di sidang. Duduk seorang diri dan menghadapi empat orang yang mentapnya dalam diam. “Maaf, Bu Aida.” Daripada hanya didiamkan, Arista akhirnya membuka mulut. “Kenapa saya dipanggil ke sini? Apa ada masalah, atau butuh bantuan saya?” Tatapan Arista tertuju sekilas pada Bira yang duduk paling ujung, di samping Pras. Jangan-jangan, pertemuan kali ini adalah buntut dari pembicaraan Arista dan Bira malam itu. Jangan-jangan, semua ucapan yang dikatakan Bira saat itu bukan hanya gurauan belaka. Jangan-jangan … Semakin dipikirkan, Aristas semakin sakit kepala karena takut menebak-nebak jawabannya. “Saya minta maaf kalau harus minta kamu datang mendadak seperti sekarang.” Aida berujar dengan sikap ang

  • Imperfect Love   Bon~Bira 4

    Arista mengerjap dengan mulut yang terbuka. Berdiri mematung pada celah pintu mobil yang sudah dibuka Vincent sebelumnya. Mendengar perkataan Bira dan wajah serius pria itu, Arista jadi tidak bisa mengeluarkan kata-kata. “Becanda, Ris.” Bira spontan tertawa saat melihat Arista membeku dengan wajah tegang. Wanita itu mungkin syok akibat mendengar ucapan Bira barusan. “Buruan masuk, aku sudah lapar.” “Ahh …” Mulut Arista ikut melempar tawa, garing. Ia mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobil dan menggeser bokongnya ke sisi pintu yang lain, karena Bira jelas akan duduk di sebelahnya. “Jangan terlalu tegang,” kata Bira setelah menutup pintu. “Kerja sama aku memang harus serius, tapi santai aja.” “Iya, Mas.” Arista kembali tertawa, terkesan dipaksakan. “Lagian, masa’ buaya dipercaya.” Bira tertawa. “Eh, tapi aku serius masalah yang tadi. Aku memang lagi nyari istri, soalnya lagi pusing disuruh nikah terus sama nyonya besar.” Arista berdecak. “Cewek-cewek di Casteel High, kan, banyak

  • Imperfect Love   Bon~Bira 3

    “Kenapa belum pulang?” Bira menatap layar komputer yang dipandang Arista. Wanita itu memandang situs web yang berisikan berbagai video, yang bisa diunggah oleh penggunanya di berbagai belahan dunia manapun asal memiliki akses internet.“Hujan deras, Mas,” kata Arista sembari mengangkat wajah, menatap Bira yang berdiri di sampingnya. Dari pria itu datang ke kantor di pagi hari, sampai pulang di sore hari, atau malam sekali pun ketika mereka lembur, wangi parfum Bira tetap setia menempel di tubuh pria itu. Intensitas wanginya tidak berubah sedikit pun. “Saya nggak bawa jas hujan.”“Terus kenapa belum pulang?” ulang Bira kembali mempertanyakan hal yang sama. “Kita nggak lembur, dan kamu sebenarnya bisa pulang duluan.”“Hujan deras, Mas.” Arista juga mengulang jawaban yang sama, dan mulai menahan kekesalannya.“Aku tahu sekarang hujan deras, tapi kenapa kamu belum pulang?” tanya Bira sekali lagi. “Pesan taksi, kek! Gajimu di sini lebih besar dari Firma Sagara, masa’ bayar taksi buat pulan

  • Imperfect Love   Bon~Bira 2

    Pagi itu, Bira berhenti di depan meja sekretarisnya sebelum memasuki ruang kerja. Perangkat komputer di meja Arista tampak belum menyala, pun dengan kursi kerja yang masih rapi menempel rapat dengan sisi meja.Bira mengeluarkan ponsel. Melihat notifikasi yang masuk di dalamnya. Tidak ada nama Arista di sana. Itu berarti, wanita itu tidak memberi info sama sekali tentang ketidakhadirannya, atau mungkin keterlambatannya. Kalau begitu, biarlah Bira menunggu kabar dari wanita itu sembari melakukan pekerjaannya.Saat Bira baru membuka pintu, hawa sejuk pendingin udara langsung menerpa wajahnya dengan suhu seperti biasa. Itu artinya, sudah ada seseorang yang menyalakan pendingin ruangannya lebih dulu, dan itu pasti Arista.“Mas Bira!”Bira terkejut mendengar seruan yang dilontarkan dengan nada kesal padanya. Namun, entah mengapa seruan tersebut juga terdengar sedikit manja. Sedikit mengusik indra pendengarannya.“Arista? Kamu kenapa?”“Mas Bira pasti tahu kalau pak Lex sudah nikah sama bu

  • Imperfect Love   Bon~Bira 1

    Bira berhenti melangkah di depan meja sekretaris barunya. Ia bersedekap, lalu menghela saat melihat paras manis itu memanyunkan bibirnya.“Pagi, Mas Bira.” Arista tidak mengerti, mengapa ia harus dipindahkan dari Firma Sagara ke Casteel High seperti sekarang. Sejak awal menginjakkan kaki di dunia kerja, Arista sudah berada di firma hukum tersebut dan semua karyawan yang ada di sana sudah seperti keluarga baginya.Namun, perintah tiba-tiba dari Pras membuatnya tidak bisa mengajukan protes. Memangnya, karyawan mana yang berani membantah titah seorang Pras? Arista mungkin masih bisa bernegosiasi bila Lex yang memberinya perintah. Akan tetapi, sayangnya orang tersebut adalah Pras.Pria arogan yang selalu saja bertindak sesuka hati.“Pagi.” Bira berdecak, karena Pras benar-benar mengganti sekretaris lamanya dengan Arista. Apapun alasan yang ada di balik itu, Bira harus tetap menutup mulut dan tidak boleh membocorkannya pada siapapun. Jika Arista bertanya, maka Bira cukup mengatakan semua i

  • Imperfect Love   Bulan Madu yang Tertunda

    “Rajaaa.” Hari masih terbilang masih pagi, tapi Yasmen mulai mengeluarkan “tanduknya” karena baru saja menginjak sebuah lego yang membuat telapak kakinya nyeri seketika. Padahal, Yasmen sudah berulang kali memberitahu putranya, agar selalu membereskan semua mainannya ketika sudah selesai bermain. Namun, berapa kali pun Yasmen berujar dan memberi perintah, hasilnya tetap saja sama. Setelah bermain, bocah yang sudah berusia lima tahun itu, langsung meninggalkan semua mainannya begitu saja. Alhasil, Susilah yang akan membersihkan semuanya seperti biasa dan Yasmen hanya bisa mengelus dada. Anehnya, Raja akan selalu bersikap patuh bila sudah berada di rumah Pras. Mana berani bocah itu menghambur mainannya yang ada di sana. Seusai bermain, Raja akan selalu membereskan semua barangnya pada tempatnya, walaupun dalam keadaan yang tidak sempurna. Ternyata, merawat dan mendidik anak tidak semudah bayangan Yasmen. Keinginan untuk memiliki banyak anak pun Yasmen urungkan seketika, karena itu sem

  • Imperfect Love   Biarin

    Ternyata, semua tidak seperti yang ada di bayangan Yasmen. Setelah sebulan tinggal di rumah Bira, akhirnya Yasmen mengerti bagaimana perasaan Byakta. Mungkin hampir sama seperti yang dirasakan Yasmen saat ini, ketika memutuskan tinggal di rumah Mario.Bukan … kedua mertua Yasmen bukanlah sosok mertua kebanyakan, yang ada di sinetron maupun novel-novel online yang bertebaran di jagat maya. Justru sebaliknya. Mario dan Miskah bahkan terlalu baik, hingga membuat Yasmen semakin merasa tidak nyaman berada di rumah tersebut. Ditambah, tidak adanya asisten rumah tangga di rumah Mario, membuat Yasmen yang terbiasa memerintah jadi semakin segan berada di rumah mertuanya.Tidak mungkin, kan, Yasmen menyuruh mertuanya untuk membuatkannya ini dan itu? Belum lagi, Yasmen mau tidak mau harus tahu menempatkan diri. Ia harus berusaha bangun lebih pagi, walaupun, semalam hanya tidur beberapa jam karena putranya yang terus meminta ASI. Dan masih banyak hal lain yang membuat Yasmen semakin tidak enak ha

  • Imperfect Love   Siapa Namanya

    Akhirnya, Yasmen bisa pulang dari rumah sakit dan langsung menuju ke rumah orang tuanya. Yasmen sudah menetapkan hati, untuk tidak menambah anak lagi. Ditambah dengan proses menyusui yang penuh dengan drama, semakin membuat Yasmen enggan untuk hamil, dan melahirkan di masa mendatang. “Apa itu, Bu?” Yasmen melihat Susi membawa sebuah nampan ketika memasuki kamarnya. “Sayur bening, tapi pake daun katuk,” jawab Susi meletakkan satu mangkok sayur di nakas. Setelahnya, ada sebuah piring yang sudah berisi nasi dan ayam goreng bagian dada dengan potongan besar di atasnya. Susi juga meletakkan segelas air putih, dan segelas susu. “Di suruh makan sama ibu. Pelan-pelan aja, yang penting dihabisin.” “Tapi aku sudah makan tadi di rumah sakit, Bu.” Yasmen melihat boks bayi yang letaknya tidak sampai satu meter dari tempat tidurnya. “Mbak Yasmen sekarang menyusui, jadi makannya harus banyak dan bergizi biar ASInya juga lancar,” terang Susi kemudian bergeser ke samping boks bayi untuk melihat bay

DMCA.com Protection Status