Beranda / Romansa / Illegitimate Child / Bagian 38: Menerkam Mangsa

Share

Bagian 38: Menerkam Mangsa

Penulis: Puziyuuri
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-05 22:07:05

Para mahasiswa lain hanya menunduk dalam. Beberapa dari mereka malah menghela napas lega karena untuk sementara terbebas dari pengawasan senior. Gerombolan Sylvia jangan ditanya. Mereka tersenyum penuh kemenangan sembari berbisik-bisik mengejek.

 Surtini mengepalkan tangan dengan kuat, hingga terlihat buku-buku jari. Hatinya memanas. Dorongan ingin menghajar Sylvia, si senior dan antek-antek mereka itu menyeruak. Jika saja Eka tidak mengirimkan isyarat untuk diam, dia pasti sudah membuat beberapa orang masuk rumah sakit.

 "Mengingat akan ada ulang tahun universitas, maka hukumannya ada hubungannya dengan itu. Fakultas kita paling terkenal dengan suara-suara yang merdu dan biasanya selalu menyumbang lagu. Jadi, hukuman bonusnya adalah kamu harus nyanyi," cerocos si senior.

 "Baik, Kak," sahut Eka dengan wajah yang tampak sendu.

 Amarah Surtini surut. Sekarang, dia malah susah payah menahan tawa. Suruhan menyanyi tidak  akan memperm

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Illegitimate Child   Bagian 39: Jebakan Sylvia

    Sedu-sedan Surtini masih terdengar. Eka hanya menggeleng pelan sambil mengusap-usap rambut si pelayan. Mereka tengah menyusuri koridor yang tidak terlalu ramai. Beberapa orang melirik sekilas, tetapi tak acuh kembali, seperti layaknya individualisme penghuni apartemen."Sudah, sudah, Sur. Nanti kubelikan es krim kalo mau stop nangisnya," bujuk Eka.Tangis Surtini terhenti mendadak."Beneran, Non?""Iya. Besok kita ke kafe es krim yang ada di ujung jalan depan. Kamu boleh pesan sepuasnya.""Asyik! Janji lho, ya, Non.""Iyaaa."Surtini bersorak riang, lalu menyedot ingus yang melorot. Eka terkekeh melihat tingkah pelayannya. Meskipun sudah berusia 15 tahun, gadis itu kadang bertingkah kekanak-kanakan.Langkah mereka terhenti saat tiba di depan kamar nomor 415. Eka memencet 8 angka untuk memasukkan pin keamanan. Pintu terbuka. Dia masuk ruangan sambil melemparkan asal

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-07
  • Illegitimate Child   Bagian 40: Eka dan Dramanya

    Eka segera memasang wajah polos. Dia mendekati sepatu. Matanya tampak memicing, seolah tengah kebingungan. Sesuai dugaan, Sylvia memang melakukan sabotase terhadap sepatunya. Aroma tak sedap menguar dari sana, membuat beberapa mahasiswa di sekitar mengeluhkan bau tersebut. Eka juga bisa melihat sesuatu seperti ekor tikus sedikit menyembul. "Surti, sepertinya ada yang aneh dengan sepatuku," komentar Eka dengan kening berkerut. "Aneh kenapa, Non?" "Seperti ada sesuatu di dalam ...," Eka berjongkok, menarik benda seperti ekor keluar. Dia berpura-pura tercengang, lalu melotot di waktu yang tepat. "Kyaaa!" jeritnya histeris. Namun, drama tentu tidak akan berakhir begitu saja. Sambil terus menjerit, Eka melemparkan tikus mati ke arah Sylvia. Tentu saja, dia melakukannya dengan berpura-pura panik, sehingga terlihat seperti tidak disengaja. Lemparan Eka tepat sasaran. Tikus mati mendarat mulus di dada Sylvia

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-07
  • Illegitimate Child   Bagian 41: Tantangan

    Sementara Surtini masih ternganga, Eka malah semakin menjadi-jadi. Sorot matanya dibuat sesayu mungkin. Dia menatap Roland dengan wajah memelas."Maaf, ya, Kak. Saya sudah lama dekat sama Mas Rehan. Meskipun enggak resmi pacaran, tapi kami tau perasaan masing-masing, saling mencintai," jelasnya.Roland hanya terdiam. Tangannya terkepal kuat. Surtini menarik-narik lengan kemeja Eka. Sang "nona" seolah mengerti kegelisahan pelayannya. Dia mengedipkan sebelah mata dengan sangat cepat, lalu kembali memasang sorot mata sendu agar Roland tak menyadari.Surtini menepuk kening. Wajahnya berubah semringah. Kekhawatiran yang tadi menggayuti sirna tak bersisa."Ah, begitu! Surti ngerti. Syukurlah, Non enggak be–"Surtini menutup mulutnya. Roland menatap tajam ke arahnya dengan alis terangkat. Gadis itu berpikir cepat. Bisa-bisa dia mengacaukan rencana Eka."Syukurlah, Non Eka enggak berkhianat dari perasaan cin

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • Illegitimate Child   Bagian 42: Deal!

    Surtini tampak menahan napas saat Rehan berhasil merebut bola di 30 detik terakhir. Roland dengan berang mengejar lawannya yang kini sudah begitu dekat dengan ring. Sorakan para penonton sudah tak terkendali ketika bola dilempar.543Bola masuk ke ring tepat waktu."Dua poin untuk Rehan!" seru mahasiswa yang bertugas sebagai wasit.Para penonton seketika menjadi heboh. Penggemar Rehan memberikan selamat. Sementara itu, penggemar Roland hanya bisa menggemeletukkan gigi, seperti idola mereka. Sesuai prediksi Eka, Rehan benar-benar memenangkan pertandingan.Tak ingin menyia-nyiakan momen, Eka mengajak Surtini pergi ke tengah lapangan. Dia harus mencegah Roland menjelaskan penyebab tantangan konyol itu. Eka tidak mau kesalahpahaman terselesaikan.Benar saja dugaan Eka, Roland tengah menepuk bahu Rehan. Mungkin dia ingin terlihat seperti sosok berjiwa kesatria."Ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • Illegitimate Child   Bagian 43: Cemburu

    "Ya ampun, so sweet! Berasa nonton drama Korea!" "Bener-bener goal couple!" "Tapi, aku masih menyayangkan Eka dulu nolak Roland. Jadinya, kayak dia aja bucin ke Rehan, sedangkan Rehannya agak cuek gitu." "Jangan salah, modelan kayak Rehan itu di depan orang-orang emang sok cuek, kalo berduaan so sweet-nya bikin diabetes." Begitulah bisik-bisik di kantin kampus yang membuat hati Surtini semakin panas. Pusat perhatian pengunjung kantin memang tengah tertuju kepada pasangan di meja nomor tiga, Eka dan Rehan. Meskipun hubungan mereka baru berjalan 3 bulan, tetapi keserasiannya bagaikan suami istri 10 tahun berumah tangga. Ada-ada saja momen-momen manis yang membuat orang-orang gemas. Seperti hari ini, Eka sedikit memaksa Rehan untuk mencicipi gado-gado yang tengah disantapnya. Dia menyodorkan langsung sendok ke depan mulut pemuda itu, sehingga terlihat sedang menyuapi di mata orang

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • Illegitimate Child   Bagian 44: Om Rivan

    Drrtt drrttPonsel bergetar, sebuah pesan masuk dari Rivan. Eka mendecakkan lidah. Dia terpaksa urung mengecup bibir Surtini, padahal tinggal berjarak 3 cm. Setelah menghela napas berat, Eka mengambil ponsel dan membuka pesan.["Eka, Om ada di depan kamar. Bu Mirna minta Om menemani kamu dan Surtini, bisa Om tau password-nya.]"Nenek Kanebo memang firasatnya luar biasa! Mau nyuri ciuman aja susah," gerutu Eka sembari mengetikkan pesan balasan untuk Rivan.["Password-nya 14052006, Om."]Eka memang sengaja menjadikan tanggal lahir Surtini sebagai password kamar apartemen. Sebegitu penting si pelayan baginya. Dia pun tidak tahu kapan perasaan bertumbuh hingga begitu besar, padahal hanya berawal dari rasa simpati sebagai sesama anak tidak sah.Tak lama kemudian, pintu terbuka. Rivan masuk sembari menenteng kantung kresek dengan logo restoran cepat saji ternama. Aroma a

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • Illegitimate Child   Bagian 45: Gelang Couple (1)

    "Non, Non, liat ini deh, bagus enggak?" rengek Surtini sembari menarik-narik lengan kemeja Eka. Mereka tengah mengemil gorengan di kantin. Namun, jajanan penuh minyak itu baru dimakan setengah potong oleh Eka karena dari tadi sibuk mengutak-atik ponsel. Setelah dipanggil Surtini, barulah dia mengalihkan pandangan. Sementara Rehan hanya membisu memandangi Surtini diam-diam. "Apanya yang bagus, Sur?" tanya Eka dengan kening berkerut. "Ini, Non. Surti bikinin buat Non Eka, liat contoh di Utube." Surtini memperlihatkan seutas gelang dari tali kur dengan kombinasi warna merah dan hitam yang dipilin. Dia juga menyingsingkan lengan kemeja. Gelang dengan bentuk dan warna serupa melingkar di pergelangan tangannya. "Gelang couple gitu, Non," ucapnya dengan pipi merona. Sebenarnya, Eka sangat senang dan tak sabar hendak memakai gelang itu. Namun, melihat wajah malu-malu Surtini, timbullah pikiran

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-10
  • Illegitimate Child   Bagian 46: Gelang Couple (2)

    "Non! Non! Non!" Konsentrasi Eka seketika buyar. Tadinya, dia tengah membaca referensi untuk tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Namun, suara cempreng Surtini melengking, membuat otaknya mendadak buntu. Eka menutup buku, lalu mengalihkan pandangan. Wajah Surtini terlihat merah padam. Tangan gadis itu terkepal kuat. Dia juga menggemeletukkan gigi. "Kenapa, Surti? Ada materi yang tidak kamu pahami? Kalo bingung, tidak usah marah, sini kubantu." "Bukan, Non. Ini lho Mas Rehan!" ketus Surtini dengan mata melotot. Mendengar nama rival cintanya itu, Eka jadi ikut melotot. "Si Rehan kenapa lagi?" desaknya dengan suara bernada tinggi. Surtini seketika mengkerut. Dia tampak gemetaran. Menyadari sikapnya membuat takut si pelayan, Eka menurunkan nada suara. Sorot matanya juga berubah lebih lembut. "Rehan kenapa, Surti?" tanyanya dengan lebih lembut. "Postingan-nya ini lho, Non. Bikin Surti kesel!" Surtini memperlihatkan layar ponsel. Foto Rehan memamerkan gelang membuat Eka pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12

Bab terbaru

  • Illegitimate Child   Bagian 103: Akhir Cerita Kita (END)

    Untuk Apa lagi kamu ke sini? Hah? Pergi! Pergi!" usir Hastuti dengan mata melotot.Dia begitu emosi. Suaminya sampai kewalahan menyabarkan. Awalnya, mereka hendak mengunjungi Rukmini. Kebetulan, tiba bersamaan dengan kedatangan Eka. Jadilah, Hastuti mengamuk.Keributan itu terdengar sampai ke dalam rumah. Rukmini dan Surtini ke luar rumah dengan tergopoh-gopoh. Melihat gadis yang dicintainya, Eka sempat-sempatnya mengerling nakal. Hastuti langsung berdiri menghalangi.Rukmini menghela napas berat. "Saya mohon pergilah, Nak Eka. Sudah cukup kamu menyakiti putri saya. Tolong jangan ke sini lagi," pintanya.Eka malah mengenggam tangan Rukmini. "Tapi, Ibu ... saya tidak berniat menyakitinya. Saya justru ingin membahagiakannya."Hastuti merangsek maju, melepaskan paksa genggaman tangan Eka. "Dasar gila! Kau pikir kami bodoh! Pulang sana! Pulang!" bentaknya dengan dada turun naik.Dia mendorong Eka dengan kasar. Sebenarnya, dorongan itu tidak terlalu kuat. Namun, Eka memang banyak akalnya d

  • Illegitimate Child   Bagian 102: Pembalasan

    Hanya dalam 6 bulan, Mahardika berhasil mengakuisisi perusahaan utama milik Hartono Group. Seperti perkiraan Eka, ayahnya memang tidak kompeten. Gilang mudah sekali memberikan tanda tangannya, sehingga aset juga bisa diambil alih dengan cepat. Hari ini, Bambang datang ke perusahaan. Namun, tindakannya sudah sangat terlambat. Dia hanya bisa murka kepada sang putra dan menggeram galak ke arah Mahardika yang tersenyum licik. Sementara Eka tentu saja ikut berakting marah."Kenapa Om Dika tega melakukan ini? Padahal, aku percaya Om benar-benar membantu kami!" serunya."Kau itu murid jenius, Eka. Kenapa masalah sepele begini saja malah tertipu?" ejeknya, tentu juga berpura-pura. Mereka justru sudah merencanakan kehancuran Bambang Hartono sejak awal.Brak!Bambang tiba-tiba menggebrak meja. "Puas kau, Mahardika! Ternyata kau sama busuknya dengan ayahmu!" umpatnya.Mahardika tertawa lepas. "Saya sedikit koreksi ucapan Anda, Pak Bambang. Ayah dari Mahardika sama sekali tidak busuk. Tapi, kala

  • Illegitimate Child   Bagian 101: Perangkap

    "Jadi, solusi apa yang kau tawarkan, Eka?""Menjalin kerja sama dengan perusahaan lain yang mumpuni dan mendapat simpati publik. Kita juga bisa menjaminkan beberapa aset," sahut Eka sembari menunjukkan beberapa dokumen.Gilang mengambil dokumen. Dia mengernyitkan kening saat membaca nama perusahaan yang tertulis di kertas. Keraguan menyusup di hati. Perusahaan Keluarga Pratama memang tidak akan menimbulkan masalah. Gilang hanya khawatir Bambang tidak akan menyetujui kerja sama dengan pihak Prasetya. Namun, Eka juga benar. Kedua perusahaan tersebut besar, keuangan stabil, dan mendapat simpati publik karena bersih dari kecurangan dan sering melakukan kegiatan amal. Gilang memijat-mijat keningnya yang mendadak berdenyut."Eka, kakekmu mungkin tidak akan setuju untuk Mahardika Group. Kamu tahu, kan, pendirinya bekas orang kepercayaan Om Danu.""Iya, Pak Gilang. Saya tahu benar perselisihan tak habis-habisnya antara Pak Bambang Hartono dan Pak Langit Prasetya. Tapi, bukankah generasi suda

  • Illegitimate Child   Bagian 100: Titik Balik

    Aula Hotel Blue Sky mulai ramai. Para tamu dari kelas atas saling berbincang. Bisnis atau barang mewah yang menjadi bahan obrolan. Eka tersenyum. Proyek yang telah menyita waktunya sebulan terakhir sukses besar dan pesta hari ini adalah untuk merayakannya.Namun, rasa bangga Eka dengan cepat berubah menjadi kecemasan. Dia tak sengaja melihat sosok familiar di antara para tamu. Gadis yang selama ini dirindu itu tak seharusnya berada di sana. Ya, Surtini tampak sedang sibuk menata kue-kue di meja.Eka memanggil salah seorang staf bagian makanan. "Setahu saya, gadis itu bukan bagian dapur, kenapa ada di sana?" tanyanya sambil menunjuk Surtini."Ah, itu karena Bu Sylvia, Pak. Beliau menambahkan menu kue dari toko kue favoritnya. Gadis itu dari toko kue tersebut," jelas staf."Oh begitu, terima kasih penjelasannya. Kamu bisa kembali bekerja."Staf bagian makanan itu membungkukkan badan, lalu pamit pergi. Eka seketika mendecakkan lidah. Mau seenak apa pun kue di toko Rukmini, mustahil seora

  • Illegitimate Child   Bagian 99: Setia

    Usaha toko kue Rukmini berkembang semakin pesat. Dia bahkan sudah membuka dua cabang. Hastuti sampai mengundurkan diri dari pekerjaannya demi mengelola cabang pertama. Sementara cabang satunya lagi dipegang oleh Surtini. Sudah 3 minggu berlalu sejak hari pembukaan cabang kedua toko kue Rukmini. Pelanggan semakin bertambah setiap harinya. Bahkan, mereka juga sudah menerima pesanan besar beberapa kali. Akibatnya, Surtini menjadi sangat sibuk. Namun, anehnya, dia sering melihat ke jalan raya, sedikit berharap Eka akan tiba-tiba datang. "Ada apa, Mbak Sur?" tegur salah seorang karyawan saat Surtini lagi-lagi tanpa sadar menatap sendu kaca jendela yang menghadap ke jalan raya."Eh, iya, Dek? Apa?""Aku liat dari tadi Mbak Surti liat ke luar terus, kirain ada apaan?"Surtini menyengir lebar. "Aku cuma berharap seseorang datang, tapi kayaknya enggak bakal datang deh."Karyawan itu mengangguk-angguk meskipun masih penasaran. Dia tak mungkin mengorek-ngorek informasi atasan sembarangan. Akhi

  • Illegitimate Child   Bagian 98: Salah Sandera

    Hastuti terlempar menghantam dinding. Surtini menjerit kaget. Tenaga laki-laki dan perempuan secara normal jelas memiliki perbedaan signifikan. Beno tentu bisa dengan mudah membanting putrinya."Mbak Tuti!"Surtini menghambur ke arah Hastuti, mencoba melakukan pertolongan pertama. Namun, baru berhasil menghentikan pendarahan di kening sang kakak, tubuhnya sudah ditarik dengan kasar. Beno mencengkeram kuat lengan Surtini dan menyeretnya paksa."Tunjukan di mana uang yang disimpan Rukmini! Atau kamu akan kujual!" desis Beno tajam di telinga Surtini.Brak!Pintu dibuka paksa dari luar. Lima petugas berseragam merangsek masuk. Beno mengumpat, lalu mencengkeram lengan Surtini dengan lebih kuat. Kuku-kukunya yang panjang dan kehitaman menggores luka di kulit gadis itu."Saudara Beno, menyerahlah! Anda sudah terkepung!" seru salah seorang polisi.Bukannya takut, Beno malah terbahak-bahak. Para polisi mengarahkan moncong senjata, memberikan ancaman. Namun, hal tersebut tidak juga menyurutkan

  • Illegitimate Child   Bagian 97: Keputusan Surtini

    "Aku sangat berterima kasih atas perhatian Mas Rehan, tapi perasaan tidak bisa dipaksakan. Maaf, Mas, aku tidak bisa menerima perasaanmu," tutur Surtini dengan perasaan tak enak hati. Dia tak menyangka perkataan Amira beberapa waktu lalu terbukti kebenarannya. Ternyata, Rehan memang memendam rasa bahkan sejak mereka masih remaja. Menolak cinta pemuda baik tentu menyisakan rasa bersalah dan kecanggungan yang sungguh mencekik. Namun, Surtini juga tidak akan pernah coba-coba dengan perasaan orang lain. Dia tidak mau menerima Rehan dengan masih menyimpan Eka di hati. Hal seperti itu sangat kejam dan tidak adil. Pemuda dengan kualitas sekelas Rehan tak seharusnya menjadi pelarian.Sorot mata Rehan jelas memancarkan kekecewaan, tetapi pemuda itu berusaha tersenyum tegar. "Baiklah, Mas mengerti.”Meskipun menjawab seperti itu, harapan Rehan belum pupus. Dia berpikir Surtini hanya masih terluka. Jika suatu saat gadis itu sudah move on, pasti akan membuka hatinya lagi untuk cinta yang baru.

  • Illegitimate Child   Bagian 96: Menjauh

    Waktu berlalu dengan cepat. Sylvia telah benar-benar masuk ke tim proyek terbaru. Perlahan, dia menjalin keakraban dengan Eka. Taktik yang digunakannya adalah tampil sebagai wanita cerdas dan kreatif. Sylvia berusaha menunjukkan dirinya sudah berubah, tidak akan ada lagi anak manja sombong.Sayangnya, semua itu palsu. Ide-ide brilian yang sering diajukan dan mendapat pujian dari Eka tidak orisinil. Secara rutin, Sylvia berkomunikasi dengan asisten kakeknya yang juga dikenal sebagai jenius.Seperti hari ini, Sylvia kembali datang ke kantor Eka. Dia membawa beberapa dokumen. Surtini sempat melirik sinis, tetapi cepat berpura-pura mengerjakan laporan ketika Eka memberi peringatan lewat isyarat mata."Kalo begini bagaimana, Ka?" tanya Sylvia saat sudah duduk di hadapan Eka. Dia menunjukkan lembar kedua dari dokumen yang dibawanya.Eka membaca isi dokumen. Mata elangnya menelaah setiap baris kalimat. Beberapa kali, dia mengelus dagu. Sylvia mencuri kesempatan untuk memandangi wajah tampan i

  • Illegitimate Child   Bagian 95: Kondisi Memanas

    Ruang wakil direktur Hartono Group terasa mencekam. Dua pria berhadapan dengan topik pembicaraan yang pelik. Eka mengetuk meja dengan ujung pulpennya beberapa kali. Sementara lelaki paruh baya di depannya terus menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan pihak perusahaan mereka, sehingga permasalahan semakin membesar dan dapat menyebabkan proyek harus ditunda atau bahkan dihentikan.“Surti, mana laporan yang kuminta kemarin!” titah Eka dengan wajah dingin.Surtini segera mencarikan laporan yang diminta dan segera menyerahkannya. Eka membuka lembaran dokumen. Mata elangnya tiba-tiba mendelik. Dia mendecakkan lidah."Ini sudah yang ketiga kalinya, Surti! Kenapa mengerjakan ini saja kamu tidak bisa!" bentak Eka sembari menghempaskan dokumen di meja.Sudah seminggu berlalu sejak masalah menimpa proyek yang tengah ditangani Eka. Dia mudah menjadi emosional dan jauh lebih sensitif dibandingkan biasanya. Hampir tak ada karyawan yang lolos dari amukannya. Hari-hari yang lalu, Surtini selal

DMCA.com Protection Status