Share

Chapter 2

Author: titiawy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi hari Ari sudah siap dan hendak berangkat tak lupa berpamitan pada istri dan anaknya dan didepan sudah ada Ilham yang sedang mencuci motornya.

"Berangkat mas,!" sapa Ilham pada Ari.

"Iya nih! Wah rajin sekali pagi-pagi sudah mencuci motor." Ari berbasa-basi memuji Ilham.

"Ah cuma nyuci motor mas!"

"Ya sudah saya berangkat dulu yah!"

"Iya mas hati-hati."

Setelah berbasa-basi Ari berangkat bekerja seperti biasa dan Lisa keluar bersama Laras.

"Eh mbak Lisa, mau kemana?" tanya Ilham.

"Eh mas Ilham, mau ke tukang sayur mas. Saya duluan yah!"

"Mau saya antar."

"Tidak usah mas, dekat kok!"

"Ya sudah hati-hati mbak."

"Iya..!"

Ilham memandangi punggung Lisa yang sudah menjauh dengan pandangan berbeda, karena setiap melihat Lisa, hati Ilham seperti bergetar dan matanya selalu ingin memandangi ibu muda satu anak itu.

Ilham menggelengkan kepala, dia tau itu salah dia segera mengenyahkan pikiran itu dia memang duda dan butuh pendamping tapi tidak dengan istri orang.

Dia bercerai dengan istrinya dan meninggalkan dua anak yang masih kecil karena lantaran istrinya berselingkuh dan selalu menjelek-jelekkannya dibelakangnya karena tak tahan selain itu iya juga kerap disalahkan dan dihina oleh mertuanya hingga ia tak tahan dan memutuskan menceraikan istrinya dan harus rela berpisah dengan kedua anaknya meski ia akan merindukannya nanti dan memilih pergi merantau di kota seberang.

Ilham bekerja sebagai supir bus wisata yang pekerjaannya bisa menghabiskan waktu berhari-hari diperjalanan dan saat libur dia juga bisa berhari-hari dirumah.

Dia sama seperti Ari tidak putih dan tidak hitam tapi berotot dan berbadan atletis karena suka berolahraga disaat libur dan wajahnya lumayan tampan dia juga baik dan ramah.

****

Ari sampai ditempat kerjanya, Zoya sudah menunggu diparkiran dengan perasaan yang tidak menentu.

Setelah Ari memarkir motornya, Ari hendak masuk tapi Zoya mencegahnya dengan memegang lengannya.

"Tunggu Ari.!" cegah Zoya menatap Ari penuh antusias.

Ari berhenti dan melihat tangan Zoya yang mencekal lengannya, pada saat itu ada hasrat tersembunyi dari Ari apalagi melihat penampilan Zoya yang saat ini berbeda.

Zoya mengenakan pakaian yang seksi dan tipis berlengan pendek dengan belahan dada yang terlihat jelas dan rok mini yang diatas lutut persis seperti wanita penggoda.

"Ada a-pa?". Ari tiba-tiba menjadi gugup, menyingkirkan tangan itu dari lengannya.

Zoya merasa senang melihat ekspresi Ari yang seperti terkesima dengannya, dia semakin sengaja menyugar rambutnya kebelakang sehingga menampakan dadanya penuh.

"Ari, kenapa semalam kamu tidak mengangkat telfon ku dan tidak membalas pesanku lagi." ucapnya manja sambil sengaja menggoyangkan dadanya.

Ari menelan ludahnya karena di pagi hari sudah disuguhkan dengan pemandangan seperti itu.

"Ee... ponselku mati habis baterei jadi tidak bisa membalas." jawabnya gugup tiba-tiba berkeringat dingin.

"Oh aku kira kamu takut sama istri kamu." jawab Zoya senang melihat keringat dipelipis Ari.

Lalu Zoya sengaja menyeka keringat dipelipis Ari dengan sentuhan seringaian bulu yang membuat Ari semakin berkeringat.

"Masih pagi begini, dan belum kerja kok kamu sudah keringaten." bagaimana Ari tidak keringatan kalau didepannya seperti ini.

"Maaf bu, aku harus kerja." Ari buru-buru pergi dia takut otaknya membayangkan sesuatu yang buruk.

"Eh...tunggu!" ucap Zoya, tapi setelah itu dia tersenyum miring.

"Dia pasti tidak tahan dengan godaanku." ucapnya tersenyum sinis dan segera masuk keruangannya.

****

Ditempat penyimpanan barang karyawan, Ari menghela nafas lega dan mengusap keringatnya.

"Sial, dia cantik sekali, dia selalu berhasil menggodaku hampir saja juniorku terbangun." gumam Ari sambil menyentuh juniornya.

"Kenapa kamu Ri?" tiba-tiba Hendra datang dan mengagetkannya.

"Eh kamu Hen, mengagetkan saja." kata Ari melepas tangannya dari bawah.

"Masih pagi jangan melamun ". kata Hendra lagi sambil menaruh barang nya di loker.

"Ah siapa yang melamun? aku hanya kaget saja." jawabnya mengelak.

"Kaget kenapa? perasaan aku tidak mengagetkan kamu." kata Hendra heran.

"Ah sudahlah tidak usah dibahas, aku duluan yah!" ucap Ari berlalu pergi.

Hendra hanya menggedikkan bahu acuh.

****

Saat Ari sedang bekerja Zoya tak henti-hentinya memandangi lelaki itu tak ada pandangan lain apa selain Ari membuat Santi temannya yang malah menjadi tak nyaman.

"Eh Ya, tidak bosan-bosan apa mandangin dia terus." Santi menyenggol lengan Zoya dengan sengaja.

"Kamu, mengganggu saja! terserah aku dong."

jawab Zoya acuh.

"Eh, kerjaan tuh numpuk." Santi menunjuk keberkas laporan yang terdapat dimeja kerja Zoya.

"Ah ini mah gampang." kemudian Zoya berdiri mengambil minumannya.

"Eh mau kemana?" tegur Santi karena Zoya malah mengabaikan pekerjaannya.

"Mau nyamperin ayang beb dulu." katanya dengan mengerlingkan mata dan berlalu pergi.

"Eh dasar kamu, jangan ganggu suami orang Zoya." saran temannya, tapi tak dipedulikan Zoya.

"Suka-suka aku." jawabnya tanpa merasa berdosa.

Santi hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan jelek temannya itu.

"Hai, lelah yah! ini minum dulu." Zoya menyodorkan minumannya kepada Ari, saat Ari menyeka keringatnya.

Ari tersenyum canggung dan melihat sekelilingnya tak ada temannya maka dengan ragu dia mengambil minuman itu karena memang dia haus.

"Terimakasih."

"Sama-sama."

"Pulang nanti bareng aku yah!"

"Eh.. lihat gimana nanti saja yah."

"oke.."

****

Dua bulan pun telah berlalu, hubungan Ari dan Zoya sudah semakin dekat bahkan sangat dekat seperti pasangan kekasih, sering jalan bersama, makan bersama bahkan tidur bersama.

Karena Ari sudah suka dengan wanita itu yang selalu menggodanya setiap hari sehingga dia terpancing untuk bermain-main dengan wanita itu tanpa melupakan istrinya.

Awalnya Lisa sama sekali tidak curiga dengan apa yang dilakukan suaminya diluar rumah dia hanya merasa aneh kenapa akhir-akhir ini suaminya sering keluar dan pernah tak pulang.

Suaminya berkata dia mendapatkan pekerjaan baru yang membuatnya harus lembur dan tak bisa pulang kerumah sesekali.

Lisa memakluminya, tapi setiap kali Lisa ingin melihat ponsel suaminya selalu dicegah oleh Ari seperti tidak ingin istrinya mengetahui apa yang terdapat di ponselnya.

Sampai suatu ketika Allah membuka semuanya hubungan terlarang suaminya dengan wanita itu.

Ketika malam hari mendadak perasaan Lisa tidak enak, diapun mendapat pesan dari nomor tidak dikenal dan orang itu mengirimkan foto suaminya bersama wanita lain.

Mendadak jantung dan hatinya terasa sesak bagai ditusuk ribuan jarum, sakit tapi tidak berdarah.

"Siapa ini?" tanya Lisa pada dirinya sendiri melihat foto suaminya yang sedang tertidur ditemani wanita lain.

Lisa pun menelfon suaminya tapi apa balasannya Ari malah menolak panggilan itu, Ari hanya memberi pesan bahwa jangan meladeni perempuan ini, dia wanita tidak waras hanya ingin merusak rumah tangga.

Tapi tetap saja hati Lisa menjadi resah dan gelisah beberapa kali menelfon suaminya tidak diangkat dan malah ponselnya mendadak tidak aktif.

Maka semakin gelisah saja Lisa memikirkannya.

"Siapa perempuan itu? dan dimana suamiku?".

Lisa terus bertanya-tanya hingga ia tidak bisa tidur.

Related chapters

  • Ikhlasku dengan takdirku   Chapter 3

    Semalaman hingga menjelang pagi Lisa tidak bisa tidur terus memikirkan suaminya yang tak kunjung pulang bahkan nomornya pun sampai sekarang belum aktif.Hatinya semakin gundah, apakah benar suaminya telah berselingkuh darinya, apa salahnya sampai dia tega melakukannya.Lisa terus menangis, dia jadi tidak fokus untuk melakukan sesuatu Laras pun sampai tidak diurusnya karena selalu memikirkannya suami berkali-kali dia menelfon lagi tapi masih tetap tidak aktif, lalu menelfon teman-teman suaminya jawabannya mereka semua tidak tau hingga dia pasrah dan berdoa pada sang kuasa agar diberi petunjuk.Hingga sore hari menjelang magrib nomor itu baru aktif dan Lisa langsung menelfonnya.Tapi tidak diangkat kini dia terkejut lagi malah ada pesan suara yang dia terima dari perempuan itu menggunakan nomor suaminya.pesan suara itu berbunyi.'Jangan ganggu suamiku, dia sudah menjadi milikku dan hapus nomor suamiku'jederr...

  • Ikhlasku dengan takdirku   Chapter 4

    Pagi hari menyingsing, seperti biasa Lisa bangun pagi mandi besar lalu menunaikan ibadah sholat subuh.Setelah sholat Lisa berdoa dengan khusyuk, kejadian kemarin tak membuatnya berhenti menangis, apalagi semalam suaminya memaksanya melakukan hubungan itu.Dia sangat kecewa dan tidak terima, dia bertekad akan mendiamkan suaminya itu tapi mulut berkata lain tetap saja dia butuh suaminya karena dia mencintai suaminya dengan tulus karena Allah.Setelah dipikir-pikir perceraian tidak ada bagusnya dia berfikir ini adalah cobaan, ujian pernikahan dari Allah untuknya. Jika dia meminta cerai maka dia tentu saja kalah dengan setan dan kalah juga dengan perempuan itu.Maka dari itu dia berikhtiar dan berdoa terus kepada Allah supaya sang kuasa memberinya kesabaran dan juga hikmah dibalik semua ini.Lisa melepaskan mukenanya setelah selesai ritual melaksanakan perintah Allah.Dia berjalan ke dapur guna untuk mempersiapkan semuanya, dia tidak mem

  • Ikhlasku dengan takdirku   Chapter 5

    Ari bekerja seperti biasa namun harinya suram dan tak bersemangat masih teringat istrinya yang sedang marah, lalu Zoya menghampirinya dengan wajah yang memerah seperti menahan amarah dia mendekati Ari yang sedang mode malas."Ari, aku tidak terima diperlakukan seperti ini oleh istrimu. Pokoknya aku akan melaporkan istrimu." ucap Zoya tiba-tiba dan itu berhasil membuat Ari terkejut."Ada apa? apa yang kamu bicarakan?". kata Ari tidak mengerti."Istrimu, telah menghinaku dan mencemarkan nama baikku. Ini buktinya." Zoya mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan pesan yang dimanipulasi olehnya seolah ini memang benar kesalahan Lisa.Ari mengambilnya dan melihat isi tulisan tersebut, setelah dibaca semua dia jadi emosi dan menyalahkan Lisa menganggap bahwa itu benar.Zoya tersenyum puas melihat ekspresi wajah Ari yang seperti marah."Pokoknya aku tidak terima, aku akan membawa masalah ini kejalur hukum ingat itu." ancamnya membuat Ari

  • Ikhlasku dengan takdirku   Chapter 6

    "Lisa apa yang sudah kamu katakan terhadap dia?" tanya Ari saat mereka sudah duduk lesehan dilantai keramik.Pertanyaan itu seketika membuat atmosfer ruangan itu berubah begitu juga hatinya, Lisa sudah dapat menebak siapa yang dimaksud suaminya."Kenapa?. Siapa yang kamu maksud?" Lisa berhenti sejenak untuk melihat ekspresi suaminya yang tidak bersahabat."Selingkuhanmu, perempuan tidak tau diri itu.""Lisa, jaga bicaramu. Kamu tau dia marah sekarang dan dia ingin melaporkanmu kepolisi atas pencemaran nama baik." nada bicara Ari sungguh tidak ada lembutnya, terlihat antara takut dan marah.Lisa yang mendengar bahwa dia akan dilaporkan oleh perempuan itu atas pencemaran nama baik menjadi kaget dan heran."Kenapa aku yang dilaporkan? bukannya dia yang salah." Lisa berucap tak terima."Lisa, dia meenunjukkan bukti padaku bahwa kamu memulai duluan dan menghinanya serta menjatuhkan harga dirinya dan dia tidak terima." kata Ar

  • Ikhlasku dengan takdirku   Chapter 7

    Hari demi hari telah dilalui oleh Lisa. Hati dan pikirannya masih belum tenang bahkan hatinya merasa sesak mengingat apa yang dilakukan suaminya.Rumah tangga yang biasa saja mendadak menjadi terasa hampa bahkan hampir hancur jika saja tidak menahan emosi yang bergejolak seketika.Bagaimana tidak suami yang perhatian dan pengertian meski tidak romantis dan ekonomi yang terbilang cukup miris ternyata tidak memungkinkan suami berbuat buruk seperti itu.Nyatanya Ari gelap mata dan melakukan perselingkuhan itu, hati perempuan mana yang tidak sakit karena itu.Lisa menyibukkan dirinya dengan berjualan kerupuk keliling bersama Laras, sebenarnya Lisa tidak tega karena Laras masih kecil namun dia juga tidak mungkin meninggalkan Laras sendiri dikontrakan dia juga tidak bisa membayar pengasuh yang terbilang cukup mahal."Kerupuk..kerupuk...!!" begitulah cara Lisa memanggil pembeli sambil matanya menatap ke sekeliling, tangan kanan dia membawa keran

  • Ikhlasku dengan takdirku   Chapter 8

    "Hay sayang ayo cepat, kamu lagi ngapain disitu?" ucap Zoya pada lelaki yang tengah menatap lurus kedepan."Eh.. iya ayo." Zoya mengapitkan lengannya pada lelaki itu yang tak lain adalah Ari.Dan mereka pun melenggang pergi sehabis dari toko bangunan untuk membeli bahan-bahan yang sudah habis.Awalnya Ari menolak untuk ikut bersama Zoya tetapi Zoya memaksa dengan ancaman yang sudah dia layangkan kemarin jadilah Ari hanya bisa menuruti tanpa bisa berbuat apa-apa.Tapi setelah sampai ditempat hal yang tak terduga dia lihat membuat hatinya tersayat dan merasa bersalah karena melihat istri serta anaknya berkeliling menjajakan dagangannya ditengah terik panasnya matahari dan itu dilakukan tanpa sepengetahuannya.Nanti saja setelah dia pulang akan dia tanyakan untung saja Zoya tidak melihat istri dan anaknya disitu. Namun setelah itu hatinya jadi tersirat rasa cemburu ketika Ilham tetangga kontrakannya yang membeli semua dagangannya dan menggen

  • Ikhlasku dengan takdirku   Chapter 9

    Malam hari tiba Laras sudah tertidur begitu juga dengan Lisa namun hanya matanya saja yang terpejam karena diapun sedang menunggu suaminya pulang.Tak lama kemudian terdengar salam dan suara pintu diketuk dengan segera Lisa bangun untuk membuka pintunya karena sudah tau siapa yang datang dari suara deru mesin motornya.Meski suaminya begitu tapi Lisa tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik tapi matanya tidak mau menatap suaminya itu.Setelah suaminya masuk dan Lisa menyiapkan semuanya tanpa sepatah katapun diapun segera pergi namun Ari sudah mencekal lengannya agar tidak pergi."Tunggu Lisa, aku ingin bicara denganmu." ucap Ari dengan menatap sendu."Bicara saja, tidak perlu menyentuhku." Lisa segera melepaskan cekalan tangan kekar itu tanpa berbalik."Lihat aku Lisa jangan membelakangi ku." kata Ari sedikit kecewa.Lisa menuruti dia membalikkan badannya namun pandangannya menunduk."Lisa lihat ak

  • Ikhlasku dengan takdirku   Chapter 10

    Pagi hari menyingsing Lisa sudah menyiapkan semuanya meski semalam suaminya sudah mengatakan sejujur-jujurnya tentang awal mula perkenalannya dengan perempuan itu dan tidak mencintai sama sekali dan menyesal sudah melakukan itu tapi tetap saja hati ini terasa perih apalagi mendengar dari mulut Ari sendiri.Lisa tidak habis pikir dengan Ari dalam keadaan kekurangan ekonomi pun dirinya bisa melakukan penghianatan itu apalagi jika dia menjadi orang berada entah apa yang akan terjadi atau lebih parah.Ahh... naudzubillahimindzalik semoga saja itu tidak akan pernah terjadi.Lisa saat ini tengah menyiram tanaman dipot depan kontrakannya lalu tiba-tiba Ilham datang menyapa."Sedang menyiram tanaman Mbak!" seru Ilham dengan tersenyum.Lisa tersentak kaget karena kedatangan Ilham yang tiba-tiba."Eh maaf mbak, kaget yah!" Ilham merasa tidak enak hati karena membuat Lisa kaget."Tidak apa-apa maaf bang saya lagi fokus siram jadi t

Latest chapter

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 54

    "Jadi mau di ba_"."Ini saya bayar cash". Vijar langsung memberikan beberapa uang pecahan merah pada si pemilik kontrakan, mata si ibu langsung berbinar terang melihat uang itu."Ah.. terima kasih ini untuk waktu berapa bulan yah?". dia ambil uang itu dengan senyum lebar dan bertanya berapa lama Vijar akan tinggal karena Vijar memberikan uang lebih dari bayar satu kali sewa kontrakan.Vijar berfikir, "Mungkin tidak lama, tergantung orang yang saya temui mau di ajak pulang atau tidak". sambil melirik Laras yang langsung membuang muka karena sadar dia yang di maksud Vijar."Apakah kurang? kalau kurang akan saya tambahi". lanjutnya melihat ibu pemilik itu."Ah.. tidak tidak.. ini lebih dari cukup. Terima kasih semua fasilitas yang di butuhkan ada di dalam. Silahkan beristirahat, saya mau kembali dulu". Ibu itu kemudian melenggang pergi tak lupa wajahnya selalu berseri sambil terus menciumi aroma uang itu.Vijar masuk lebih dulu di susul Laras tanpa berfikiran ap

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 53

    Tak terasa sudah malam, waktunya makan malam dan makan malam kali ini berbeda karena keluarga dari ayah Laras yang biasanya jika malam makan masing-masing tapi kini mereka berkumpul bersama di satu ruangan dengan beralaskan tikar ada yang spesial malam ini selain kedatangan Laras dan Saga juga kedatangan tamu spesial Laras yang mengaku calon suami Laras yang tampannya luar biasa dengan tubuh tinggi dan tegap.Mereka makan pun dengan canggung dan tak sanggup menatap Vijar yang auranya sangat mendominasi sehingga mereka hanya bisa saling lirik dalam diam.Laras hanya bisa menghela nafas melihat suasana canggung dan tegang yang di akibatkan oleh Vijar meski pria itu tidak melakukan apa-apa sedang Vijar dan Saga mereka berdua hanya duduk anteng sambil melahap makanan yang ada sungguh sangat santai dan tak mempedulikan mereka yang tidak nyaman di sana."Kak Vijar cepat makannya, katanya mau lihat kontrakannya". seru Laras berusaha membuat keluarga itu merasa nyaman dengan car

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 52

    Setelah kepergian semua orang yang berada di rumah itu termasuk Saga kini hanya tinggal Laras dan Vijar yang saling diam. Laras diam karena dia gugup sedang Vijar diam karena sedang menatapnya lekat sambil menahan diri untuk tidak menyerang Laras akibat kerinduan."Em.. kak apa kabar? kenapa kakak bisa sampai disini?". tanya Laras memberanikan diri karena sedari tadi tidak bisa menahan rasa penasarannya.Vijar yang mendapat pertanyaan itu sontak bergerak lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Laras hingga mau tak mau Laras memundurkan wajah."Aku tidak menyangka untuk mendapatkanmu aku harus bertentangan dengan ayahku, tapi tidak mengapa aku senang melakukannya. Untuk pertanyaanmu kenapa aku bisa sampai disini, tentu saja aku bisa. Aku Vijar Dipta Mahendra bisa melakukan apa saja yang aku inginkan termasuk dirimu". ucap Vijar santai dengan akhir kalimat yang terdengar mengerikan di telinga Laras karena di iringi dengan seringainya."Lalu apa kakak sudah tau kenapa aku

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 51

    Laras berjalan gugup dengan mata yang bergerak awas, di sekitarnya banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka lebih tepatnya sih memandang ke arah lelaki tinggi dan tampan yang berjalan di sisinya mungkin mereka terpesona sekaligus penasaran siapakah pria ini semua orang juga bisa menebak bahwa dia orang kaya dan apa hubungannya dengan Laras dan Saga kakak beradik yang baru saja menginjakkan kaki disini.Saga di sampingnya hanya diam saja dengan tatapan yang tanpa ekspresi, Saga juga tampan kehadirannya membuat para gadis remaja kalang kabut di tambah kedatangan pria lain yang lebih dewasa datang memasuki kampung mereka semakin gegerlah para kaum hawa di sana.Di sisi lain Martin yang baru pulang bekerja merasa heran dengan kelakuan para ibu-ibu dan juga keadaan di sekitarnya. Kenapa ramai begini? tapi kebanyakan di dominasi oleh kaum hawa. Martin pun jadi penasaran ada apa ini? dia pun membelah kerumunan dan mencoba bertanya."Eh, Bu ada apa ini ramai-ramai?". tan

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 50

    Pria itu yang ternyata Vijar masih bersandar di samping mobilnya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, dia sengaja pergi sendiri meninggalkan Rendi dengan semua tanggung jawabnya termasuk menangani Della yang pasti marah karena telah di tinggal diam-diam. Vijar juga sengaja mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggunya karena dia ingin segera bertemu dengan gadisnya.Vijarpun mendapat alamat ini dari Rendi yang telah berusaha mencarinya, sebenarnya dirinya juga bisa namun dia terlalu malas jadilah akhirnya dia hanya terima matengnya saja.Vijar juga tidak mempedulikan tatapan mata para ibu-ibu juga gadis yang berlalu lalang apalagi ada yang sengaja caper terhadapnya itu semua sudah biasa dia alami namun dia merasa risih saja karena di sini mereka sangat terang-terangan tidak seperti di kota yang hanya dalam diam seperti sekarang ini ada ibu-ibu genit yang mendekatinya."Mas, cari siapa?". tanyanya dengan wajah genit."Saya cari calon istri say

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 49

    Kini dua kakak beradik itu sudah ada di rumah Rasti kakak sepupunya dari ibu, rumahnya tidak besar tidak juga kecil namun sangat nyaman dan sejuk karena di sepanjang rumahnya terdapat banyak sekali tanaman hias maupun pohon-pohon kecil yang tidak berbuah sepertinya kakak sepupunya ini sangat menyukai jenis tanaman langka yang hanya untuk pajangan namun Laras senang melihatnya karena dia juga menyukai tanaman namun bedanya dia menyukai tanaman yang membuahkan hasil jadi dia berencana jika memiliki rumah sendiri ingin mempunyai lahan luas untuk perkebunan."Rumah kak Rasti sejuk banget yah!". ucap Laras fokus memandangi semua koleksi tanaman milik kakak sepupunya."Mamah emang suka begini kak, kadang aku riweh karena sempit aku jadi nggak bisa naruh barang aku" itu Selin yang menyahut, ya anak usia 8 tahun itu sudah berkenalan sewaktu di mobil tadi dan karena Selin anaknya yang mempunyai sifat cerewet dan humble jadi dia sangat akrab dalam sekejap."Selin, barang kamu saja

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 48

    Setelah menunggu beberapa menit akhirnya yang di tunggu datang juga, Rasti turun dari mobil dan langsung berhambur memeluk kedua adik sepupunya yang sudah menunggu di depan teras rumah. Kenapa bisa langsung memeluk memangnya tau kalau dua anak itu sepupunya, jawabannya ya tentu saja karena dia masih mengingat wajah dua sepupunya itu meski sudah lama tidak bertemu lagi pula dia mengenal dua perempuan lainnya yakni Bu Iin dan anaknya. "Laras, Saga kalian sudah besar?". Rasti berucap setelah puas memeluk kedua sepupunya itu. "Iya kak, kakak kak Rasti". jawab Laras sambil bertanya untuk memastikan. "Iya, aku Rasti kakak sepupu kalian. Kakak benar-benar nggak bisa berkata-kata kalian datang ke sini". ucap Rasti dengan mata berkaca-kaca. Sungguh Rasti tidak menyangka setelah sekian lamanya mereka menunggu kabar dari kedua anak ini apalagi orang tua mereka sudah tiada dan harus di kubur di sana membuat keluarga dari pihak Lisa terserang rasa khawatir dan gelisah yang tiada Tara karena

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 47

    Setelah lumayan lama mereka berpelukan menumpahkan rasa rindu juga rasa khawatir, ralat hanya ibu Iin saja yang menumpahkan segala kesedihan itu tidak dengan Saga yang malah dirinya diam saja karena memang tidak tau sedang Laras dia masih sedikit mengingat tentang masa kecilnya dulu jadi dia ikut merasakan sedih."Duduk dulu uwa". kata Laras setelah pelukan itu terlepas.Anaknya juga Laras membantu Bu Iin duduk di kursi dan membiarkan Bu Iin yang sudah lanjut usia itu menenangkan diri. Mereka cukup sabar menunggu hingga akhirnya Bu Iin bisa mengontrol tangisannya."Jadi kalian, bagaimana keadaan kalian?". tanya wanita tua itu menggenggam tangan Laras dan Saga yang berada di samping kanan kirinya."Alhamdulillah kami baik-baik saja uwa". jawab Laras tersenyum."Apa benar kalian di adopsi?" tanya nya lagi memastikan."Iya benar, kami di angkat oleh keluarga berada setelah orang tua kami meninggal. Mereka semua baik membiayai, merawat, menjaga serta menyayangi k

  • Ikhlasku dengan takdirku   Season 2 Chapter 46

    Pagi hari Laras dan Saga sudah siap, niatnya hari ini dia akan mendatangi rumah neneknya dari ibunya di kampung yang masih satu kota dan hanya menempuh waktu 15 menit saja jika naik angkutan umum.Laras memang tidak ingat alamatnya apalagi Saga jadi dia meminta untuk di antar oleh suami dari bibinya dengan senang hati mereka mengantar dengan kendaraan bermotor dengan bonceng tiga.Tak lama kemudian mereka sudah sampai dan Laras sedikit mengingat tempat tinggalnya dulu sewaktu dia di lahirkan dan di besarkan di sini hingga mereka memilih mengontrak dan tinggal di rumah neneknya yang lain.Tapi ada yang berubah rumah yang dulu sederhana kini menjadi rumah tingkat yang sangat bagus. Apakah rumah itu di renovasi atau.. sudah jadi rumah orang lain."Paman, apa benar ini rumahnya?". tanya Laras ragu sambil memandangi rumah bagus di depannya."Paman juga tidak tau, soalnya paman tidak pernah kesini semenjak ibu kalian tiada". jawab suami dari bibinya ini."Jadi set

DMCA.com Protection Status