Beranda / Romansa / Ikatan Yang Ditakdirkan / 26. Bukan Kucing Mu

Share

26. Bukan Kucing Mu

Penulis: Happy_autunm
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Zayyad mengambil panci, meletakkannya di bawah pancuran air. Setelah penuh, ia mematikan keran. Dan membawa panci berisi air itu untuk di panaskan di atas kompor. Menarik nafas dalam-dalam, ia menghelanya perlahan. 'Sebenarnya apa yang wanita itu coba lakukan selarut ini?' Tanya Zayyad dalam hatinya. Ia sama sekali tidak dapat menebak jalan pikir wanita itu.

Berjalan kearah kulkas, ia membuka pintu lemari pendingin. Lalu mengambil sebotol air. Sesaat, kata-kata kakeknya beberapa waktu yang lalu. Kembali terngiang di benaknya.

"Ingat, dalam diri kalian ini memiliki luka masa lalu yang tak jauh berbeda! Ini akan membuat kalian lebih memahami keadaan satu sama lain. Siapa tau dengan kalian bersatu seperti ini, kalian dapat menjadi penyembuh bagi satu dan yang lainnya"

Menutup pintu kulkas, Zayyad tertawa kecil. "Pft! Penyembuh bagi satu dan yang lainnya, katanya? Aku tidak tau darimana kakek mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi untuk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   27. Senang Memanjakannya!

    Saat ini mata Zayyad sudah di tutupi dengan penutup mata untuk tidur. Sedangkan kedua tangannya sudah memakai sarung tangan. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dimaksud wanita itu dengan ini. Perlahan ia menguap, rasanya ingin sekali ia segera berbaring di atas empuknya ranjang dan tertidur. "Kau tidak boleh tidur!" Seru Alina yang melihat pria itu menguap. "Em.." Sahut Zayyad, terdengar malas dan mengantuk. "Sekarang ayo pijit kaki ku!" Kata Alina yang sudah selesai merendam kakinya di air hangat. Saat ini ia sudah meluruskan kedua kakinya di atas ranjang. Menyingkap gaun tidurnya, ia mengoleskan obat yang di berikan Zayyad tadi padanya. Rasa menthol beserta aroma terapi pun menyeruak masuk ke hidungnya. "Jadi maksud mu ini adalah caranya agar aku tidak pingsan?" Tanya Zayyad sambil menunjuk matanya yang sudah mengenakan penutup mata warna hitam. Lalu mengangkat kedua tangannya ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   28. Pria Yang Merasa Kehilangan

    Baru saja beberapa hari berlalu setelah hari pernikahannya, tapi Alina sudah merasa sangat bosan. Ia bangun, makan dan tidur lagi. Sangat bertolak belakang dengan rutinitasnya sebelum ia menikah. Sebagai seorang wanita yang sudah memiliki tekad untuk tidak menikah, ia tentunya harus sibuk bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup. Tapi ia tidak pernah mengira, kelak akan menikah dengan seorang bos besar perusahaan dan menjadi nyonya besar yang tidak perlu melakukan apa-apa. Cukup duduk santai dan menikmati hidup. Meskipun kehidupan seperti ini adalah dambaan setiap orang, tapi tidak untuknya. Ia seorang wanita yang mencintai pekerjaan dan kesibukan. Kehidupan seperti ini hanya akan membuatnya mati karena kebosanan. "Huft! Aku merindukan suasana kelas dan murid-murid ku" Katanya, sambil meletakkan gelas yang sudah ditenggaknya habis di atas meja. "Berapa hari lagi aku harus hidup membosank

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   29. Datang Menjemputnya Pulang?

    Keesokan harinya, Alina mulai mengajar seperti biasanya. Mencatat materi yang diberikan nya di papan lalu menerangkan pada anak-anak didiknya."Apakah ada yang ingin bertanya?"Semua siswi menggeleng. Materi yang diajarkan Alina hari ini tidak terlalu sulit. Jadi wajar saja jika mereka sudah memahaminya. Setelah jam mengajar nya habis. Alina beranjak keluar dari kelas. Ketika ia tengah berjalan di lorong sekolah, seorang guru datang menghentikan nya."Bu Alina" Panggilnya sambil tersenyum sopan."Iya Bu Rika, ada apa?""Anda dipanggil keruang kepala sekolah"Alina terdiam sejenak dan berpikir. Kenapa tiba-tiba kepala sekolah memanggil nya?"Baik Bu Rika, saya akan segera kesana"Alina pergi keruangan nya untuk meletakkan buku-buku yang ia bawa. Lalu ia pun bergegas ke ruang kepala sekolah.Tok..to

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   30. Takut Bukan Benci

    "Alina, suami mu sungguh datang untuk menjemput mu kembali ke kota Y!"Maya berseru sedikit keras."CEO sibuk sepertinya punya waktu untuk menjemput mu?" Matanya berbinar menatap takjub dan sekaligus iri kepada Alina."Ah, kau baru saja pergi dari kota Z, tapi suamimu sudah tak tahan untuk menjemput mu! hi..hi.." Maya terus saja berceloteh dan terkikik.Wanita itu sama sekali tidak sadar, kata-katanya tadi sudah mengundang perhatian ribuan pasang mata kearah mereka.Alina menyadari bahwa anak-anak itu mulai menatap kearahnya. Ia tidak tahu harus bersikap apa. Menatap kosong ke wajah ceria Maya yang polos, ia tidak tahu harus marah atau menangis karena temannya yang satu itu."Apa? Jadi mobil keren itu adalah milik dari suaminya bu Alina""Suami Bu Alina datang menjemput nya kemari? Ah, itu sangat manis""Kalian dengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   31. Suami Yang Sangat Lemah

    Perjalanan dari kota Z ke kota Y terasa jauh lebih cepat karena menggunakan jalur transportasi udara. Mereka tiba di kota Y tepat pada sore hari. Karena nenek Alina sedang dirawat di rumah sakit, mereka pun bergegas ke sana. Setiba di rumah sakit, Alina segera menuju bangsal neneknya di rawat. Sedangkan Zayyad dan Bakri berjalan di belakang mengikutinya. Hanya saja karena Alina berlari, mereka pun tertinggal di lorong. "Pak, apa tidak masalah kita melakukan ini?" Melihat Alina yang sudah pergi. Bakri akhirnya dengan leluasa mengungkapkan kekhawatirannya terhadap bosnya. "Bagaimana jika Bu Alina tau bahwa anda adalah dibalik pemecatan kerjanya itu?" Zayyad yang sama sekali tidak mengkhawatirkan apapun menjawab dengan tenang. "Dia tidak akan tau". Bakri yang merasa tidak puas kembali bertanya. "Pak, sebenarnya kenapa anda harus melakukan ini? Bukankah seharusnya anda dapat tenang dengan Bu Alina tinggal jauh dari anda" Zayyad menghentikan langkahnya. Lo

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   32. Pria Dan Bubuk Teh

    Malam harinya, tepat setelah transfusi darah neneknya selesai. Dokter mengizinkan neneknya pulang untuk rawat inap di rumah. Di luar rumah sakit, sudah ada seorang supir yang menunggu mereka. Zayyad mengutus nya kemari untuk membawa mereka pulang ke vila. Sepanjang perjalanan, Alina dengan manja menyandarkan kepalanya di bahu neneknya. Matanya yang menatap ke depan, menerawang jauh pada percakapan antara ia dan Zayyad tadi sore di rumah sakit. Mengingat hal itu, sebuah pertanyaan pun terlintas di benaknya.'Apakah aku ini misandris?'Erina yang melihat cucunya kembali merasa sangat senang. Sepertinya Zayyad berhasil membujuk Alina pulang. Tangan tuanya pun mengelus kepala cucunya itu dengan lembut."Nenek senang Alin kembali"Alina yang tengah melamun itu, sama sekali tidak mendengar ucapan neneknya tadi."Alin!" Erina yang melihat cucunya seperti sedang memikirkan sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   33. Pergi Keluar Untuk Meminum Kopi

    "Biarkan dia fokus dengan sekolah dulu!"Mendengar hal itu, Zayyad hanya manggut-manggut saja mengerti. Lalu ia berkata dengan tegas. "Jika pendidikannya sudah selesai, aku akan terus mengundurkan diri" Jabatan bos besar sebuah perusahaan bukanlah keinginannya sama sekali. Dalam hidupnya, ia tidak pernah mendambakan hal itu."Baik! Tapi tentunya sesuai prosedur yang sudah aku buat""Prosedur?" Zayyad mengerutkan alisnya tak mengerti."Aku pulang dulu! Kita bahas hal ini di lain waktu"Begitulah percakapan mereka berakhir. Irsyad sudah pergi meninggalkan vila. Kini hanya Zayyad seorang yang duduk di ruang tamu. Diam dan memikirkan banyak hal. Detik jam dinding di ruangan, memecah keheningan. Dan ia masih bergeming di tempat. 'Prosedur apa yang kakek maksud?' Batinnya, bertanya-tanya."Zayyad!" Alina datang, terus menjatuhkan dirinya di atas sofa tunggal. Meman

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Ikatan Yang Ditakdirkan   34. Mengemudi Dengan Cepat

    Mendengar pertanyaan itu, Zayyad melirik sekilas kearah Alina. Sesaat, ia merasa bingung harus menjawab apa. Ia tidak pernah mengira pernyataannya sore tadi di rumah sakit, masih begitu membekas pada wanita itu. "Entahlah!" Rasanya agak sulit mengatakan 'tidak' karena di matanya wanita itu masih terlihat jelas 'misandris'. Terakhir, ia hanya mengucapkan kata ambigu itu, karena tidak ingin menyinggungnya terlalu jauh. Alina yang mendengar jawaban itu, seketika moodnya memburuk. 'Bilang saja jika aku memang sungguhan seorang misandris di mata mu!' Batinnya, menggerutu dalam diam. "Percepat!" Katanya, terdengar kesal. "Apanya?" Jawab Zayyad tak mengerti. Di samping itu ia menyadari perubahan emosi wanita itu. 'Moodnya terlihat tidak baik!' Batinnya, sambil melirik sekilas kearah Alina. "Percepat laju mobilnya!" Ucap Alina, terdengar ketus. "Kita tidak sedang terburu-buru! Begini saja sudah cukup

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Extra Chapter: Pernikahan Yang Bahagia 2

    Setelah makan siang, Zayyad mau tak mau harus bergegas ke perusahaan karena urusan mendesak. Alina yang tiduran santai di kamar, masih merasa penasaran sebenarnya apakah ada yang spesial dengan hari itu.Baru saja Alina membuka ponselnya dan sebuah notifikasi muncul. Tidak lain itu adalah pengingat anniversary pernikahannya dengan Zayyad yang ke enam."Ah, jadi hari ini anniversary pernikahan kami yang ke enam" Tanpa sadar mata Alina berkaca-kaca. Masih teringat dulu tekadnya yang akan segera bercerai dengan Zayyad setelah semuanya usai. Tapi tak mengira jalan takdir begitu indah, membuat hatinya luluh dan memutuskan untuk mempertahankan ikatan sucinya dengan Zayyad."Kira-kira aku beri kejutan apa ya?"Tepat di malam harinya. Alina mendapat telfon dari Maya. Seperti tebakannya, si kembar sedang nangis-nangis menolak pulang dan merengek minta menginap di rumah Maya. Kebetulan besok adalah akhir pekan, mereka tidak ke sekolah, akhirnya Alina memberi izin, "Janji gak buat repot aunty Ma

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Extra Chapter: Pernikahan Yang Bahagia 1

    Alina duduk santai di atas sofa setelah menyelesaikan pekerjaan rumah. Ferdi yang hanya fokus mengurusi hal-hal di luar vila, sudah menyelesaikan pekerjaannya dan pulang lebih awal. Sebelum itu Ferdi pamit pada Alina dan tentunya Alina tidak lagi judes seperti dulu. Perubahan sikap Alina itu membuat Ferdi sangat bersyukur.Alina melipat kedua kakinya di atas sofa dan memegang semangkuk buah strawberry di tangan. Menyalakan televisi, Alina menonton acara gosip pagi yang membosankan sambil mengemil strawberry segar kedalam mulutnya.Begitulah keseharian yang Alina jalani jika seorang diri di rumah. Zayyad pergi ke perusahaan dan anak-anak ke sekolah. Hanya Alina seorang yang berdiam diri di rumah. Tentunya hal itu tidak lagi membosankan, karena Alina sudah cukup terbiasa menjalani hari-hari panjangnya sebagai ibu rumah tangga."Sayang, aku pulang"Alina terkejut. Mendapati seseorang berbisik halus di telinganya dan kedua tangan besar yang memijat lembut pundaknya. Dengan strawberry di a

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Catatan Sifaaz

    Dear, My loyal readers..❤️ Sebelumnya saya ingin berterima kasih sekali untuk kalian semua yang sudah mengikuti kisah cinta sederhana Alina dan Zayyad yang tentu saja fiktif, tapi saya berharap kisah ini dapat menjadi sedikit menginspiratif. Novel yang terdiri dari dua ratusan chapter lebih ini, pernah membuat saya beberapa kali ragu dan pesimis dalam menyelesaikannya. Saya merasa cerita ini berubah menjadi membosankan dan alurnya terasa tidak lagi menarik. Terkadang saya berpikir, "Siapa yang akan membaca karangan membosankan ini?" Tapi melihat vote-an dan membaca beberapa komentar kalian yang saya temui di beberapa akhir chapter, rasanya saya seperti baru saja menemukan oasis di padang pasir. Seketika semangat saya bangkit dan saya berpikir— saya harus segera menamatkan kisah ini dan jangan sampai membuat para pembaca setia saya kecewa. Jujur, dukungan dan komentar positif kalian, sangat berperan besar dalam proses saya menamatkan cerita yang penuh

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   Epilog

    Kini Alina hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Tidak pernah terduga, semua itu bermula dari perjodohan yang diatur neneknya. Alina yang bertekad kuat untuk tidak menikah, akhirnya terikat dalam ikatan sakral pernikahan dengan seorang pria asing. Alina yang berpikir untuk bercerai setelah semuanya usai, tapi takdir malah membuatnya terjerat dengan Zayyad.Segalanya berawal dari paket bulan madu dan hotel. Disinilah tragedi bermula atau lebih tepatnya sekarang Alina berpikir— puncak dari rezeki tak ternilai harganya lahir di dunia ini. Yang tak lain 'si kembar'. Kado terindah dalam hidup Alina. Yang membuat Alina tak ragu untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan Zayyad, ayahnya si kembar.Lima tahun berlalu sudah. Vila Zayyad tidak lagi hening dengan keberadaan dua buah hati mereka. Zayyad yang sudah lama tak bekerja, memutuskan untuk kembali ke perusahaan demi menjadi sosok panutan ayah yang baik untuk putra putri mereka. Sedang Alina memutuskan untuk m

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   208. Menziarahi Kuburan

    Sekitar dua hari Alina terbaring di rumah sakit, Alina yang sudah tak tahan lagi membujuk Zayyad untuk segera membawanya pulang. Jikapun harus beristirahat, ia ingin merehatkan tubuhnya di rumah. Zayyad mengkonfirmasi ke dokter, apakah Alina dan anak mereka sudah bisa dibawa pulang. Setelah memperoleh izin dari dokter, mereka pun bersiap-siap untuk pulang. Maya turut membantu membereskan barang-barang. Di mobil, Alina duduk menggendong bayi perempuannya dan dan bayi laki-lakinya digendong Maya yang duduk di belakang. "Apa menurut mu kita perlu menyewa jasa babysitter?" Alina menoleh kearah Zayyad yang fokus mengemudi. Ini adalah pertama kalinya bagi Alina. Tapi tidak taunya sudah dapat dua saja. Alina takut akan linglung kebingungan merawat si kembar seorang diri nanti. "Tidak perlu. Kita kan sama-sama gak bekerja. Jadi menurutku, kita berdua saja sudah cukup" "Kamu yakin?" "Em" "Janji ya nanti mau ikut repot sama aku?" "Janji"

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   207. Kejutan Paling Indah

    Di sinilah aku terbaring sekarang. Di atas ranjang rumah sakit, di mana aku berjuang keras melahirkan makhluk kecil yang sudah ku kandung sembilan bulan lamanya. Rasanya seluruh saraf dalam tubuhku seperti akan putus, tenaga ku seakan habis. Perasaan itu begitu baru bagiku dan terasa cukup nyata. Berada antara hidup dan mati demi memperjuangkan makhluk hidup baru. Detik itu aku terpikir, apakah seperti ini yang ibu rasakan dulu ketika melahirkan ku? Aku meremas kain seprai ranjang rumah sakit, mengigit bibir bawah ku dan kembali mengejan. Hingga entah kapan seorang pria datang menyingkap tirai dan bergegas masuk. Sesaat aku melirik siapa yang datang. Itu tak lain adalah sosok tubuh dari pemilik mata coklat bening yang paling menawan yang pernah ku temui— Zayyad. Seketika bola mata hitam ku bergetar pedih. Aku tak mengerti kenapa, serasa dunia ku berhenti berputar hingga beberapa detik. Aku melihatnya datang padaku. Meraih tangan ku dan menggenggamnya

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   206. Pergi Ke Kota Z

    "Nenek, engga lama lagi cicit mu akan segera lahir" Alina tersenyum dan berbicara seorang diri. Alina mengelus perut besarnya dan wajahnya terus menoleh ke samping. Seakan-akan ada neneknya yang duduk tepat disebelah nya.Pemandangan dari ruang tamu itu, diam-diam di intip oleh Maya dan Zayyad. Maya menghela nafas berat dan menoleh pada Zayyad, "Kau lihat sendiri kan!" Maya bersuara pelan tapi tak mengurangi emosi marah dan kesal yang terukir jelas di raut wajahnya, "Sebulan sudah berlalu lagi dan Alina masih saja begitu. Zayyad, apa kau akan terus membiarkannya seperti ini?"Zayyad diam, memilih untuk tidak berkata apa-apa. Bukan hanya Maya yang mengkhawatirkan keadaan psikis Alina tapi dirinya pun juga. Hanya ia memutuskan untuk yakin, percaya dan sabar menanti. Kalau Alina akan segera menjadi Alina yang dulu— istrinya yang arogan, keras kepala dan tangguh."Kalau bukan karena aku menghargai keputusanmu sebagai suami dari Alina. Aku pasti akan memb

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   205. Perselisihan Maya Dan Zayyad

    Delapan bulan akhirnya berlalu sudah. Aura ibu hamil dari seorang Alina kian sempurna. Emosinya pun tampak jauh lebih stabil dari trimester pertama dan kedua. Perut Alina membesar dan itu cukup besar nyaris membuat Maya curiga kalau dugaannya itu benar. Bayi yang dikandung sahabatnya itu adalah kembar.Banyak baju yang Alina tidak muat memakainya dan nyaris sobek. Alhasil Zayyad membeli banyak baju khusus untuk ibu hamil buat Alina yang masih tinggal di rumah almarhum neneknya itu.Zayyad mengira kondisi Alina akan segera membaik, tapi ternyata sebaliknya. Istrinya itu mulai berhalusinasi kalau Erina masih hidup dan masih bersama dengan mereka di rumah kecil itu."Kamu udah siap buat buburnya?" Alina datang ke meja makan dan melihat Zayyad yang baru saja menghidangkan semangkuk bubur hangat."Sudah" Zayyad tersenyum. Ada setitik kesedihan jauh di dasar mata coklat bening itu."Kalau begitu aku bawa ke kamar nenek ya" Alina mengambil mangkuk bubur d

  • Ikatan Yang Ditakdirkan   204. Alina Pergi Meninggalkan Vila

    Tiga hari setelah kabar duka itu. Para kerabat dari pihak Irsyad dan rekan Erina berdatangan ke vila Zayyad setiap malamnya untuk membaca Yasin. Termasuk dengan Maya dan keluarganya yang sudah hadir sejak hari pemakaman. Mereka menginap di vila Zayyad membantu Zayyad mengurus segala keperluan.Zayyad benar-benar lemah tak bertenaga dengan keadaan ini. Sepasang matanya terlihat kuyu dan tubuhnya mengurus. Ia sedih dengan kepergian Erina yang begitu mendadak. Salah seorang wanita di samping Alina yang baru-baru ini menjadi pengecualian dari rasa takutnya.Zayyad pun tak berdaya menghadapi dua orang yang di sayangi nya yang jelas begitu drop dengan kenyataan pahit ini. Kakeknya terus jatuh bangun tak sadarkan diri dan Alina yang sampai hari ini menolak kenyataan kalau Erina sudah meninggal.Tepat di hari pemakaman, kakeknya tersungkur jatuh mencium tanah dan Alina mengurung diri seharian di kamar neneknya dengan sepiring nasi goreng yang sudah basi. Nasi goreng yan

DMCA.com Protection Status