Flower memilih diam dikamar Alex. Dia menikmati salju yang masih turun dengan derasnya. Alex masih berada di ruang kerjanya, dan entah kapan pria itu akan menyelesaikan pekerjaannya.
"Hy Sweety ..." Flower tersenyum begitu mendengar sapaan termanis dalam hidupnya. Pria yang sudah membuat hatinya luluh itu tiba-tiba sudah memeluknya dan mengecup pipinya ber ulang-ulang. Flower berbalik menghadap Alex. Ketakutan, amarah dan rasa kesal sudah lenyap dengan sendirinya. Flower mendongak menatap wajah pria bak malaikat yang sedang memeluknya. “Apa pekerjaanmu sudah selesai?" "Tentu, Sayang. Tapi, kini aku punya pekerjaan yang lebih penting!" ucap Alex sambil mengusap lembut bibir Flower dengan ibu jarinya. Bibir yang selalu membuatnya rindu.Flower mengernyit bingung. Dia tau, Alex memang seorang yang sangat sibuk. Tapi, kenapa pria itu malah menghampirinya dan meninFlower membuka matanya, dan hal terindah yang dia lihat adalah wajah damai Alex yang masih terlelap dalam tidurnya. Flower tersenyum, Alex adalah pria yang sangatlah sempurna. Meskipun dulu, kebenciannya pada pria itu sangatlah besar. Tapi kini rasa benci itu hilang begitu saja.Flower mendekatkan wajahnya, hingga ujung hidungnya menempel dengan ujung hidung Alex yang sedikit kasar. Flower memejamkan mata. Dia sangat menikmati, saat-saat dia bisa menghirup napas Alex yang berembus pelan. Flower selalu melakukan hal itu, setiap dekat dengan Alex. Meskipun Alex dalam keadaan sedang terlelap. Tak menyadarinya.Kini, satu-satunya penyemangatnya untuk bertahan hidup hanyalah Alex seorang. Flower tidak peduli pada yang lainnya. Baginya hanya Alex dan selalu Alex, yang akan menjadi hal terpenting dalam hidupnya.Kau sangat sempurna. Apakah aku pantas kau perjuangkan seperti ini? Aku mencintaimu, hanya saja aku tak bisa mengatakannya. Entah, kau
Flower membuka matanya pelan. Saat ini dia sudah berada dikamar Alex. Flower ingat, jika tadi malam mereka bercinta di depan perapian dan dia tertidur karna kelelahan. Dan saat ini, Alex sudah tidak ada di sampingnya. Flower juga ingat, jika hari ini Alex akan pergi ke kota dan meninggalkannya di mansion sendirian. Flower bangkit dan mengambil dress nya di lemari dan memakainya dengan tergesa-gesa."Alex ... Alex ..." Flower mencarinya ke kamar mandi. Mungkin saja, jika Alex sedang berada di sana. Tapi, ternyata kamar mandi kosong. Flower keluar dari kamar dan turun menuju dapur."Alex ... Alex ...” Flower kembali memanggilnya dan mencarinya kalang kabut. Tapi Alex sudah tidak ada. Dan bik Emma pun, entah sedang berada di mana untuk dia tanyakan tentang keberadaannya.Air mata Flower jatuh. Dia terduduk di depan pintu utama sambil menangis terisak. Alex sudah pergi tanpa berpamitan lebih dulu padanya."Kau jahat Alex. Kau tidak berpamitan
Keesokan harinya jam 21:25 ...Alex sedang berada di klub. Seharian dia berada di kantor, untuk mengatasi masalah yang sedang menimpa perusahaannya. Entah siapa yang sudah mengirim penghianat itu, hingga berhasil meretas sistemnya dan masuk ke ruangannya lalu membakar beberapa berkas pentingnya. Tapi, Alex tak akan membiarkan pria itu lolos begitu saja. Alex akan membuatnya tau, siapa lawannya yang sudah dia permainkan. Alex akan membuat pria itu menyadari kesalahannya dengan memilih menjadi mangsa dari sang iblis.Seorang perempuan masuk ke ruangannya, dan membawakan minuman yang dia pesan. Wanita itu memakai pakaian ketat dan sangat minim. Dengan sensual, dia menuangkan minuman itu ke dalam gelas yang dipegang Alex."Tuan ...” desahnya sensual, sambil memijit pelan bahu lebar Alex. Dan Alex hanya diam, memejamkan matanya, menikmati pijatan wanita itu sambil menyesap minumannya."Mau ku puaskan, Tuan?" lirihnya sambil mengecup dan
Alex mengendarai mobilnya dengan cepat. Pandangan matanya menajam. Berkali-kali Alex memukul setir mobilnya. Dashboard mobilnya pun sudah hancur, karna dia pukul dan dia tendang berkali-kali. Beberapa bodyguard nya sampai kewalahan mengikuti mobil Alex yang seperti melesat terbang di jalanan ramai kota Paris.Alex sudah menemukan titik keberadaan Flower. Baginya tidak sulit untuk menemukan Flower, karna jauh sebelumnya Alex sudah menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan Flower, jika suatu saat Flower berani pergi darinya.Mobil Alex berhenti di sebuah rumah yang agak tersembunyi dari kota. Rumah itu, bukan rumah Axel yang dulu digunakan sebagai tempat persembunyian Flower. Tapi rumah di depannya, jauh lebih kecil tapi dengan penjagaan ketat. Alex belum turun dari mobilnya, sepertinya Alex masih menunggu sesuatu. Tapi saat bodyguard yang sedang berjaga di depan rumah itu menghampiri mobilnya. Alex turun, dan dengan gerakan tak terduga Alex menembaki mer
Hari sudah malam, tapi Flower masih lelap dalam tidurnya. Pukulan keras Alex, membuat Flower tak sadarkan diri begitu lama."Aduh! Perih ... “ Flower terkejut dan refleks membuka mata, saat merasakan guyuran air di wajahnya. Luka pada keningnya terasa perih, dan Flower tau jika air yang disiramkan ke wajahnya itu, adalah alkohol."Rasakan itu jalang!"Flower mengusap wajahnya. Kemudian menoleh, saat mendengar suara berat pria di sampingnya. Ternyata yang melakukannya adalah Alex, dan saat ini Alex sedang menyeringai, menertawakan dirinya."Alex, Apa yang ... Aww, Sa—kit!” belum sampai Flower bertanya, Alex sudah menjambak rambutnya kasar hingga Flower mendongak dan meringis pelan saat beberapa helai rambutnya terlepas karna kuatnya cengkeraman dan tarikan Alex pada rambutnya."Jangan panggil aku, Alex. Panggil aku Tu—an! Kau seorang jalang. Sangat tidak pantas kau memanggil namaku dengan mulut kotor
Flower kembali terbangun dari tidurnya, saat wajahnya kembali diguyur oleh benda cair yang beraroma menyengat. Flower mengerjap saat dia mendengar beberapa orang tertawa melihatnya yang sedang belingsatan menghindari guyuran air tersebut. Flower membuka matanya dan kaget saat melihat Alex membawa Merry dan Jane ke apartemen nya."Uh ... Cup, cup, cup. Kasihan ... perih ya? Hahaha ..." Jane mengejek Flower dan tertawa keras. Dari tawanya saja, Flower sudah tau jika semua ini ada hubungannya dengan saudara liciknya itu."Merry kau disini? Kau bisa membantuku ‘kan?" lirih Flower saat melihat Merry yang berdiri di dekat Jane. Sedangkan Alex sudah menjatuhkan tubuhnya di sofa yang agak jauh dari ranjang."Whatt? Kasihan sekali nasibmu Shaylenna. Ups, maksudku Flower! Ya. Aku akan membantumu ...” lirihnya dan Flower tersenyum, akhirnya ada orang yang akan membantunya. Tapi senyuman Flower berubah menjadi ringisan saat Merry menjambak ramb
Seorang pria dengan setelan jas mahalnya masuk ke sebuah klub beserta seorang tangan kanannya yang selalu ikut ke mana pun dia pergi. Para wanita menatap pria itu lapar. Siapa pun pasti akan tergoda dan terpesona melihat aura pria yang bukan hanya tampan, tapi juga berkuasa itu."Apakah tempat nona Rose di sini, Tuan?” pertanyaan Edlise, membuat Maxime menoleh sekilas, kemudian mengangguk pelan sebagai jawabannya. Pandangannya tetap menajam ke depan. Max berjalan menyusuri koridor menuju sebuah kamar wanita yang sudah sangat dia rindukan itu.“Ya! Dan berengseknya kau Edlise. Biasanya hari ini aku dan Rose sudah ada di London, tapi kau dan berkas-berkas sialan itu, membuatku harus menunda keberangkatanku!" lirih Max dengan suara tajamnya, sedangkan Edlise hanya menghela nafasnya pelan. Wajar saja, Max kesal. Karna keberangkatannya ke Paris beberapa hari yang lalu harus batal karna rekan bisnisnya dari New york datang tiba-tiba. Dan Edlis
Maxi tidak bisa mengendalikan amarahnya lagi saat melihat Flower tergeletak menyedihkan di depannya. Dia sudah tak bisa bersandiwara lagi. Para pria berengsek itu harus segera merasakan akibatnya.Maxi berdiri kemudian memutar tubuhnya menghadap pria-pria yang sedang meringis karna pukulannya. Mereka tertawa mengejek melihat luka di punggungnya, dan tertawa keras saat melihat Flower yang tergeletak tak berdaya dengan tubuh mengenaskan di lantai."Sudah kukatakan jangan menyentuhnya berengsek!"Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!Hilang sudah tawa pria-pria biadab itu. Dengan gerakan tak terduga, Max mengambil senjatanya yang tersimpan rapi di balik rompinya dan menembak mereka tepat di kepala hingga nyawa mereka tak akan bisa terselamatkan."Kalian salah bermain-main denganku. Sudah kuperingatkan, tapi kalian terlalu sombong dan naif. Sungguh ironi karena kalian tidak tau sedang berhadapan dengan siapa. Dan peluru murahan ini ..." Ma
1. Idola Ranjang (Alex -Flower) > Tersedia versi cetak, GoodNovel dan apk yang lain 2. King Bastard For Beauty Slut (Maxime-Katherine) > Tersedia versi cetak, ebook apk 3. The King Of The World 1 (sekuel idola ranjang. Cerita tentang Peter yang harus terlibat konflik dengan Alex yang merupakan ayah biologisnya sendiri) > Ekslusife di ungu 4. The king of the world 2 (Kisah cinta Peter dan Jasmine, anak Maxime. Menjadi awal mula cerita Jerk Husband.) >Tersedia versi cetak 5. Jerk Husband ( Luke-Anna. Pernikahan balas dendam) > Tersedia versi cetak, ebook, Goodnovel dan apk yg lain. Dan masih banyak series lainnya. Info lebih lengkap, silakan dm aku di i* (riskihakiki29) terima kasih.
Paris, 15 tahun kemudian."Luke, Luke! Di mana kau?" panggil seorang pria ber jas mahal yang sudah lepas dari tubuh atletis nya. Dia Alexander. Pria dingin penguasa kota Paris itu, nyatanya menjadi sosok ayah yang baik untuk kedua anak kembarnya. Alex tak membiarkan anak-anaknya kekurangan kasih sayang. Dia mencukupi semuanya, bahkan menjadi sosok ibu pun dia lakukan agar anak-anaknya setara dengan anak-anak lainnya yang memiliki ibu.Seorang pelayan tergopoh menghampirinya. Terlihat raut wajah khawatir nampak di wajah pelayan itu. “Tuan. Tuan Luke sedang menghukum beberapa bodyguard di kamarnya," ucap pelayan itu sambil menunduk, dan Alex segera melempar jas yang dipegangnya dengan kasar. Sudah sering Alex mendengar Luke yang bertindak semena-mena pada pelayan juga bodyguard nya."Astaga, anak itu ... " lirihnya.Alex melangkah dengan terburu menghampiri kamar Luke yang berada di lantai atas, dan begitu dia membuka pin
**Beberapa bab hanya tersedia versi buku*****Alex menggerakkan kursi rodanya menuju jendela besar tempat favorit Flower melihat pemandangan hutan bersalju yang selalu membuatnya takjub berlebihan. Karena kesalahannya, dia sudah membuat Flower benar-benar menghilang dari dunianya. Setiap detik nya Alex hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kebodohan nya, membuatnya kehilangan wanita yang dia cintai. Merindukan Flower masih terus membayanginya. Sehingga Alex selalu membawa pergi ponselnya yang berisi kenangan wajah cantik Flower nya. Sudah 9 bulan, tapi dia masih yakin. Flower masih hidup untuk kembali dan menjadi miliknya.Usia kehamilan Jane pun sudah menginjak 9 bulan, dan penderitaannya selama ini akan segera berakhir. Memang, selama beberapa bulan terakhir Alex memilih kembali ke mansion nya di Bonneval Surc arch. Efek morning sickness membuatnya tak bisa melakukan apa-apa. Sesuatu yang disebut mengidam dan ditunggu - tunggunya pun tak pernah
Hidup memang tak bisa ditebak. Siapa sangka seorang Alexander akan frustasi hanya karna seorang jalang yang meninggalkannya. Sudah beberapa bulan, tapi harapan Alex untuk bertemu Flower semakin pupus.Alex hanya bisa menunggu dan terus mencari. Tapi semuanya tetap tak ada titik terangnya. Saat ini, Alex sedang berada di salah satu restoran mewah dengan kolega bisnisnya, dengan Theo yang selalu setia mendampinginya. Tiba-tiba seorang wanita datang, dan memegang tangannya."Hey! Apa yang kau lakukan, Jane?!" tanya Alex. Dia masih memanggil Jane dengan namanya. Beruntung, dia sedang berada di depan koleganya. Jika tidak, Alex sudah mengatainya jalang dan melemparkannya keluar restoran."Ikuti aku, Tuan atau yang akan aku katakan akan membuat Anda malu di sini," bisik Jane dan Alex dengan wajah kesal, bangkit dan mengikutinya. Theo yang melihat lirikan mata Alex, mengangguk mengerti. Dia harus mengalihkan kolega bisnis Alex sejenak.Alex mengi
Rose sedang berada di taman samping mansion. Tempat yang dulunya kosong hanya terdapat beberapa pohon itu, kini sudah cantik dan asri dipandang mata. Tanaman bunga mawar yang Rose tanam sudah berbunga dengan warna merah cantik merekah. Membuat siapa pun akan betah berlama-lama di sana.Rose bersenandung ria sambil memetik beberapa tangkai Mawar lalu dia masukkan ke dalam vas. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya sejak tinggal bersama Max selama 1 bulan 1 minggu lamanya. Pelayan yang ikut menemaninya hanya ikut tersenyum. Melihat Nona nya yang dulunya selalu murung itu, kini selalu menampakkan wajah bahagia setiap harinya.Saat pertama Rose datang ke mansion. Para pelayan menatap heran, bagaimana bisa seorang pria penguasa seperti tuannya membawa wanita yang terlihat stres dan hampir gila?Tapi, lambat laun mereka mulai menyadarinya. Ternyata saat itu, wanita itu sedang tertekan sehingga tampak menyedihkan. Wanita pilihan tuannya, nyatanya a
Sudah 2 minggu Alex berada di mansion Bonneval, mansion tempatnya dan Rose mengukir banyak kenangan. Tangis, sedih, tawa, takut, amarah, cinta semuanya terjadi di mansion itu. Alex sedang memandangi kemejanya yang selalu Flower pakai. Alex tersenyum tipis. Flower sangat menyukai kemeja itu."Kau tau Alex, aroma lembutmu ini, akan membuatku selalu merasa dekat denganmu ..."Ucapan Flower saat itu kembali teringat olehnya. "Apa saat itu, kau sudah merasakan jika kita akan terpisah, Flower?" lirih Alex sambil mengusap kemeja itu, seolah Flower berada didalamnya."Kau membuatku benar-benar gila! Apa kau tau? Aku sangat merindukanmu, kumohon beritahu padaku di mana keberadaanmu, My Flower ..." lanjut Alex ke arah kemeja yang tergeletak di ranjang kosong di sampingnya."Maaf. Tapi aku tidak bisa menghapus semua bayanganmu. Semuanya masih terekam jelas dalam ingatanku. Saat kau memejamkan mata, lalu membuka mata indah mu dan senyuman
Rose membawa Maxi ke kursi di dekat jendela yang mengarah pada pemandangan danau di depan sana. Max hanya mengikutinya lalu duduk melihat pemandangan danau di depannya yang sedang keemasan diterpa sinar matahari siang.Rose memegang bahu Max, mencoba memberikan Max kekuatan untuk mengenang luka lama, "Aku akan mengambilkanmu air.""Tidak perlu. Tetaplah disini, aku tidak membutuhkan air, aku membutuhkanmu," jawab max sambil memegang tangan Rose, dan Rose pun ikut duduk di kursi sebelah max, mengurungkan niatnya untuk pergi.Max menghela nafasnya pelan, lalu mulai menyambung cerita masa lalunya yang kelam.“Saat itu, aku berlari menghampiri ayahku yang sudah tergeletak bersimbah darah, dan ibu ku yang sudah menangis terisak di samping ayah sambil memangku kepalanya. Saat itu aku tidak peduli pada apa pun. Aku hanya sangat shock melihat ayahku sekarat di depan mataku. Dan lebih menyakitkannya lagi, karna Alex lah yang sudah membunuhnya, hing
Alex melangkah tegap, beberapa bodyguard menundukkan kepalanya saat Alex melewati mereka. Alex menuju ke sebuah gudang, tempat mangsanya sedang disiksa. Dan Alex tak sabar ingin melihat bagaimana mengenaskannya keadaan dua wanita jalang yang sudah menghancurkan hidupnya itu.Brak!Alex menendang pintu di depannya, kemudian melangkah perlahan. Dan pemandangan di depannya, membuat Alex tertawa keras. Hingga Merry dan Jane yang sedang memejamkan mata, sontak melihat ke arah Alex yang berdiri di depan pintu bak malaikat pencabut nyawa.Alex puas melihat bagaimana mengenaskannya Merry dan Jane. Keadaan mereka yang sama-sama telanjang terikat mengenaskan. Merry di atas ranjang lapuk itu dihiasi oleh luka lebam, dan bekas perbuatan kotor nan bejat. Mungkin, semalaman para bodyguard nya menggauli dan memukuli tubuh Merry tanpa belas kasihan.Jane malah lebih mengenaskan. Tangan Jane digantung ke sebuah paku ditembok. Bekas tamparan juga membekas d
Jane dan Merry gemetar ketakutan. Hidup mereka sedang berada diujung tanduk. Entah dari mana Alex bisa mengetahui semua rencana busuk mereka untuk menghancurkan Flower."Tuan ... Ma—maaf. Tapi itu semua adalah rencana Merry. Dia iri pada Flower dan mengancamku untuk turut serta menghancurkan Flower. Jika aku tidak mau, dia mengancam akan membunuhku, Tuan,” ucap Jane.Jane rasa, ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Merry. Sedangkan Merry menatap tak percaya, kenapa sekarang justru dia yang di kambing hitamkan?"Apa maksudmu, Jane? Jelas-jelas kau yang mengajakku lebih dulu untuk menyingkirkan Flower!" jawab Merry tak terima dengan apa yang dikatakan Jane tadi."Jangan bicara omong kosong, Merry! Bukankah kau yang memberi tahuku jika Shaylenna adalah Flower saudara tiriku. Kau bilang jika kau benci padanya, karna Shaylenna yang menjadi idola di klub ini, dan kau ingin menyingkirkannya dengan ban