"Haha, dihukum?"Ayah menarik rambutnya dan membuatnya bersujud di depan pot bunga mayatku untuk meminta maaf. "Kamu sudah tahu kalau membunuh orang itu melanggar hukum?""Lalu kenapa kamu nggak tahu hukum saat kamu membunuh Kiara!""Ahhh!"Sandra berteriak tanpa henti.Karena kasarnya ayahku, warna putih tulang keningnya terlihat jelas."Ditya, dengarkan penjelasanku!""Aku nggak sengaja melakukannya, tolong lepaskan aku!"Rasa sakitnya begitu tak tertahankan sehingga dia mulai mengeluarkan jurus manipulasi emosi lagi. "Aku melakukan semua ini karena terlalu mencintaimu. Kumohon, demi cinta di antara kita ..."Kamu masih berani menyebut cinta padaku!"Perusahaan ayahmu menunggak utang. Akulah yang membayar semuanya!""Adikmu membunuh orang karena menyetir saat mabuk. Aku pakai koneksiku untuk menghalau media agar tidak memberitakannya!""Tapi kamu!""Kamu bunuh anakku satu-satunya!"Ayah semakin menggila. Dia menarik pisau di samping kue pengantin dan menancapkannya dalam-dalam ke kul
Hari ini adalah resepsi pernikahan ayahku.Saat aku berjalan turun dari pesawat mengenakan gaun tuan putri, aku segera melihat seorang wanita yang memancarkan wibawa luar biasa.Sandra Kusuma, calon ibu tiriku.Selama bertahun-tahun, untuk menjaga perasaanku, Ayah tidak pernah mencari istri baru.Sekarang, dia akhirnya jatuh cinta kepada seseorang lagi. Aku turut berbahagia.Kudengar, wanita itu adalah seorang pematung terkemuka.Karya-karyanya sangat indah, sama seperti penampilannya.Dan kebetulan, dia agak mirip dengan ibuku. Inilah yang membuatmu merasa lebih dekat dengannya sejak pandangan pertama.Aku tersenyum dan ingin memberikan hadiah yang ada di tanganku kepadanya.Tapi dia justru menampar wajahku dengan keras. "Pelacur, ternyata kamu memang cantik!""Pantas saja kamu berani terang-terangan merayu suami orang!"Apa yang dia bicarakan?Kotak hadiah itu hancur diinjak. Aku tertegun dan tubuhku terhuyung-huyung, terjerembap di tanah.Segera setelah itu, sebuah kaki menendang pe
Wanita ini pasti sudah gila.Sandra menyuruh pengawalnya untuk mendorongku ke tanah dan tak henti-hentinya menendangku dengan wajah kesal. "Dasar perempuan busuk, siapa yang kamu panggil Ayah!""Jadi dengan cara ini kamu naik ke ranjangnya!"Dia lalu mengeluarkan ponselnya.Suara manjaku terdengar dari ponsel itu. "Nggak, aku ingin memberikan kejutan besar buat Ayah!"Ayahku tertawa kecil penuh kasih sayang. "Oke, Sayang. Aku tunggu kejutan darimu."Ini adalah potongan panggilan telepon antara aku dengan ayahku tadi malam.Aku awalnya berencana untuk muncul tiba-tiba di pesta pernikahan. Aku ingin menunjukkan kesembuhan mataku sebagai kejutan untuknya. Karena itulah aku melarangnya untuk menjemputku di bandara.Itu saja.Tak disangka, Sandra salah paham.Aku ingin menjelaskan. Tapi, seorang sahabat Sandra yang bernama Liliana sudah berkata dulu dengan masam, "Pak Ditya sepertinya terlalu sayang dengan yang satu ini, ya?""Aku belum pernah dengar dia panggil "Sayang" ke Kak Sandra!"Sek
Tapi sesaat berikutnya, tanganku diinjak keras dengan hak sepatu stiletto."Masih ingin mengadu ke suamiku?"Aku menjerit kesakitan. "Aku Kiara Danaraja! Ayahku nggak akan mengampunimu!"Sandra terdiam sejenak, memicingkan matanya melihatku.Kukira dia akhirnya menyadari bahwa mataku mirip dengan mata ayahku. "Kalau kamu nggak percaya, telepon ayahku sekarang juga!"Tak kusangka, dia tertawa seperti sedang melihat orang bodoh."Payah sekali. Kalau kamu mau bohong, mikir yang realistis sedikit."Sambi terus mengerahkan kekuatan pada kakinya, mata Sandra menatapku penuh rasa jijik. "Siapa yang nggak tahu kalau anak perempuan Ditya buta untuk menyelamatkannya!""Apa nggak lucu kamu mengaku-ngaku sebagai anaknya dengan dua mata besarmu ini?"Hatiku tersentak sampai aku tidak bisa bicara.Tidak pernah kubayangkan bahwa kejutan yang ingin kuberikan kepada ayahku malah membuatku terjebak dalam bahaya.Tiba-tiba, sebuah kantong hitam menutupi kepalaku."Lepaskan aku!""Kalian nggak boleh melak
Sandra menyuruh pengawalnya untuk menggantungku."Kamu ...."Aku sudah di ambang kematian. Melihat pisau yang ada di tangannya, aku hanya bisa memohon dengan tubuh gemetar, "Kamu ... nggak boleh melakukan ini kepadaku ....""Kenapa nggak?"Dia tertawa sinis. "Sudah berani jadi pelakor, harusnya berani juga menerima kemarahan istri sahnya."Segera, darah mengalir ke lantai.Aku meringis kesakitan, tersadar kembali, dan menjerit.Sandra mengerutkan kening. "Berisik."Jadi, Liliana cepat-cepat memotong selembar kain dari gaunku yang sudah robek dan menyumpal mulutku dengan tatapan jijik. "Seluruh tubuhnya bau laki-laki, menjijikkan sekali!""Makanya, aku harus membantunya.""Ini hadiah yang ingin kuberikan untuk suamiku. Kulit kotor ini nggak pantas muncul di pesta pernikahan dan menodai pandangannya."Aku mengejang kesakitan. Air mataku berderai bercucuran.Dia menusukku dengan pisaunya. Bibirnya tersenyum puas. "Pernikahanku nanti pasti berjalan dengan baik."Aku akhirnya berhenti gemet
"Bicara apa kamu ini?"Ayah mengerutkan keningnya beberapa saat. "Gadis yang aku simpan di luar?"Jantungku berdegup kencang.Selama bertahun-tahun, ayahku terlibat dalam banyak gosip. Tapi semua itu hanyalah rumor yang disebarkan para wanita yang ingin memanjat sosial dengan menikahi ayahku.Sandra tidak mau mengaku lebih lanjut demi menjaga kedamaian.Dia mengedipkan mata dan pura-pura pengertian. "Nggak apa-apa, Sayang. Aku paham laki-laki hebat sepertimu pasti dekat dengan banyak wanita di luar."Mata Ayah memancarkan rasa tidak senang.Sandra berusaha meredakan emosinya. "Sayang, kamu tahu yang paling membuatku marah?""Pelacur ini berani mengejek Kiara anak buta nggak berguna!""Sebagai ibu tiri Kiara, hatiku sangat sakit mendengarnya!""Apa? Berani mengejek Kiara?!"Begitu mendengar namaku, wajah Ayah seketika suram.Bahkan tatapannya kepada patung itu menjadi semakin benci. "Kematian sungguh terlalu mudah baginya!""Cepat, seret benda ini ke taman dan hancurkan!""Kalau sudah k
Setengah jam berlalu.Hanya kurang lima menit lagi sebelum pernikahan resmi dimulai."Kenapa belum datang juga?"Ayah semakin gelisah menungguku dan kembali meneleponku berulang kali.Masih tidak dijawab.Sandra masih menunjukkan kepeduliannya. "Begini saja, aku cek dulu ke depan. Siapa tahu dia ingin memberi kejutan."Ayah mengangguk, tapi matanya semakin suram.Napasnya juga mulai menderu.Aku tahu, gangguan bipolarnya akan segera kambuh karena terlalu cemas.Dia harus segera disuntik obat penenang.Untung saja, asistennya sudah bekerja untuknya selama bertahun-tahun dan selalu siap obat-obatan. Jadi, dia segera dipapah ke ruang tunggu.Saat dia membuka pintu, Liliana sedang mengagumi wajahnya di cermin.Ayahku langsung membeku.Wajahnya penuh rasa tidak percaya. Pupil matanya melebar menatap wanita yang sedang bercermin.Aku melayang ke sisi ayahku dengan hati yang semakin sedih.Ayah, akhirnya kamu sadar ada sesuatu yang salah dengan situasiku.Liliana berbalik. Kalung safir di leh
Ayah menutup mulutnya tidak percaya, menyembunyikan isak tangis kepedihannya.Dia akhirnya menyadari kejutan apa yang ingin kuberikan padanya.Tapi kemudian, Sandra menamparku dengan keras sampai aku terbanting ke tanah.Sakit sekali, Ayah.Sebenarnya ada orang di sekitar yang mencoba menghentikannya.Tapi Sandra memerintahkan para pengawalnya untuk mengusir mereka. Mengancam bahwa siapa pun yang berani ikut campur tidak akan bisa keluar dari bandara ....Wajahku diinjak-injak dan pipiku dicengkeram.Mata ayahku semakin pedih seiring berlalunya waktu.Sampai dia melihat kalung safir itu ditarik dengan kasar dari leherku, ayahku akhirnya tidak tahan lagi.Dia membalikkan meja di sampingnya.Wajahnya menatap layar ponsel dengan tatapan nanar. Suaranya meraung keras, "Perempuan sialan!""Beraninya dia ....""Beraninya dia ...."Isak tangis tanpa suara tumpah keluar dari tenggorokan Ayah.Dia sangat rapuh saat ini.Bagaikan seekor binatang buas yang terluka parah, tapi dia memutuskan untuk
"Haha, dihukum?"Ayah menarik rambutnya dan membuatnya bersujud di depan pot bunga mayatku untuk meminta maaf. "Kamu sudah tahu kalau membunuh orang itu melanggar hukum?""Lalu kenapa kamu nggak tahu hukum saat kamu membunuh Kiara!""Ahhh!"Sandra berteriak tanpa henti.Karena kasarnya ayahku, warna putih tulang keningnya terlihat jelas."Ditya, dengarkan penjelasanku!""Aku nggak sengaja melakukannya, tolong lepaskan aku!"Rasa sakitnya begitu tak tertahankan sehingga dia mulai mengeluarkan jurus manipulasi emosi lagi. "Aku melakukan semua ini karena terlalu mencintaimu. Kumohon, demi cinta di antara kita ..."Kamu masih berani menyebut cinta padaku!"Perusahaan ayahmu menunggak utang. Akulah yang membayar semuanya!""Adikmu membunuh orang karena menyetir saat mabuk. Aku pakai koneksiku untuk menghalau media agar tidak memberitakannya!""Tapi kamu!""Kamu bunuh anakku satu-satunya!"Ayah semakin menggila. Dia menarik pisau di samping kue pengantin dan menancapkannya dalam-dalam ke kul
"Kamu juga menjambak Kiara seperti ini, 'kan?"Ayah bertanya dengan sinis di telinganya. Lalu dia menarik dengan keras sampai kulit kepala Sandra robek.Tetesan darah memercik di wajah Ayah. Sandra menjerit keras.Para tamu gempar dan berlarian.Tapi, rombongan pengawal serba hitam masuk dan menutup rapat-rapat semua pintu!Beberapa orang ditangkap dan dipaksa berlutut.Liliana.Serta para pengawal yang tadi mengikuti Sandra."Maaf! Maafkan aku, Pak Ditya!""Aku nggak tahu dia anakmu. Sandra bertingkah sesukanya mengandalkan cintamu padanya. Aku melakukan semua itu karena perintah darinya!"Liliana akhirnya menyadari apa yang telah dia lakukan dan tubuhnya gemetar tak terkendali.Beberapa pengawal langsung bersujud dan mengatakan hal yang sama."Kalian semua bajingan!"Sandra berteriak marah dan kesakitan. "Jelas-jelas kalian yang menghasutku dan membuatku menyiksa Kiara!"Dia lalu memohon penuh ketakutan, "Sayang, jangan dengarkan omong kosong Liliana.""Dia cuma iri karena aku bisa m
"Mana mungkin?"Ayah menyeka air mata Sandra dengan lembut. "Kiara bilang padaku, dia sangat menyukaimu.""Benarkah?"Sandra memiringkan kepalanya. Wajah memelasnya membuat hatiku semakin hancur."Tentu saja."Ayah hanya mengangguk dengan senyum yang tidak sampai ke matanya. "Kamu juga suka dengan Kiara, 'kan?"Sandra sama sekali tidak menyadari keganjilan dalam sikap Ayah.Dia menggandeng lengan Ayah dengan penuh kasih sayang. "Siapa yang nggak suka anak semanis dan secantik Kiara?""Baguslah."Senyum Ayah semakin lebar.Sesaat kemudian, dia mengulurkan tangan dan mengambil bunga krisan putih dari tangan asistennya. "Kalau begitu, mau kuantar kamu menemuinya?""Hah? Ini ...."Sandra sontak terpana saat melihat bahwa itu adalah karangan bunga krisan putih.Para hadirin juga gempar.Pada saat yang sama, asisten ayahku membawa masuk beberapa pot bunga besar berwarna coklat kemerahan. Bau darah yang menyengat membuat beberapa tamu muntah-muntah.Liliana langsung naik pitam. "Pak Ditya, ap
Ayah menutup mulutnya tidak percaya, menyembunyikan isak tangis kepedihannya.Dia akhirnya menyadari kejutan apa yang ingin kuberikan padanya.Tapi kemudian, Sandra menamparku dengan keras sampai aku terbanting ke tanah.Sakit sekali, Ayah.Sebenarnya ada orang di sekitar yang mencoba menghentikannya.Tapi Sandra memerintahkan para pengawalnya untuk mengusir mereka. Mengancam bahwa siapa pun yang berani ikut campur tidak akan bisa keluar dari bandara ....Wajahku diinjak-injak dan pipiku dicengkeram.Mata ayahku semakin pedih seiring berlalunya waktu.Sampai dia melihat kalung safir itu ditarik dengan kasar dari leherku, ayahku akhirnya tidak tahan lagi.Dia membalikkan meja di sampingnya.Wajahnya menatap layar ponsel dengan tatapan nanar. Suaranya meraung keras, "Perempuan sialan!""Beraninya dia ....""Beraninya dia ...."Isak tangis tanpa suara tumpah keluar dari tenggorokan Ayah.Dia sangat rapuh saat ini.Bagaikan seekor binatang buas yang terluka parah, tapi dia memutuskan untuk
Setengah jam berlalu.Hanya kurang lima menit lagi sebelum pernikahan resmi dimulai."Kenapa belum datang juga?"Ayah semakin gelisah menungguku dan kembali meneleponku berulang kali.Masih tidak dijawab.Sandra masih menunjukkan kepeduliannya. "Begini saja, aku cek dulu ke depan. Siapa tahu dia ingin memberi kejutan."Ayah mengangguk, tapi matanya semakin suram.Napasnya juga mulai menderu.Aku tahu, gangguan bipolarnya akan segera kambuh karena terlalu cemas.Dia harus segera disuntik obat penenang.Untung saja, asistennya sudah bekerja untuknya selama bertahun-tahun dan selalu siap obat-obatan. Jadi, dia segera dipapah ke ruang tunggu.Saat dia membuka pintu, Liliana sedang mengagumi wajahnya di cermin.Ayahku langsung membeku.Wajahnya penuh rasa tidak percaya. Pupil matanya melebar menatap wanita yang sedang bercermin.Aku melayang ke sisi ayahku dengan hati yang semakin sedih.Ayah, akhirnya kamu sadar ada sesuatu yang salah dengan situasiku.Liliana berbalik. Kalung safir di leh
"Bicara apa kamu ini?"Ayah mengerutkan keningnya beberapa saat. "Gadis yang aku simpan di luar?"Jantungku berdegup kencang.Selama bertahun-tahun, ayahku terlibat dalam banyak gosip. Tapi semua itu hanyalah rumor yang disebarkan para wanita yang ingin memanjat sosial dengan menikahi ayahku.Sandra tidak mau mengaku lebih lanjut demi menjaga kedamaian.Dia mengedipkan mata dan pura-pura pengertian. "Nggak apa-apa, Sayang. Aku paham laki-laki hebat sepertimu pasti dekat dengan banyak wanita di luar."Mata Ayah memancarkan rasa tidak senang.Sandra berusaha meredakan emosinya. "Sayang, kamu tahu yang paling membuatku marah?""Pelacur ini berani mengejek Kiara anak buta nggak berguna!""Sebagai ibu tiri Kiara, hatiku sangat sakit mendengarnya!""Apa? Berani mengejek Kiara?!"Begitu mendengar namaku, wajah Ayah seketika suram.Bahkan tatapannya kepada patung itu menjadi semakin benci. "Kematian sungguh terlalu mudah baginya!""Cepat, seret benda ini ke taman dan hancurkan!""Kalau sudah k
Sandra menyuruh pengawalnya untuk menggantungku."Kamu ...."Aku sudah di ambang kematian. Melihat pisau yang ada di tangannya, aku hanya bisa memohon dengan tubuh gemetar, "Kamu ... nggak boleh melakukan ini kepadaku ....""Kenapa nggak?"Dia tertawa sinis. "Sudah berani jadi pelakor, harusnya berani juga menerima kemarahan istri sahnya."Segera, darah mengalir ke lantai.Aku meringis kesakitan, tersadar kembali, dan menjerit.Sandra mengerutkan kening. "Berisik."Jadi, Liliana cepat-cepat memotong selembar kain dari gaunku yang sudah robek dan menyumpal mulutku dengan tatapan jijik. "Seluruh tubuhnya bau laki-laki, menjijikkan sekali!""Makanya, aku harus membantunya.""Ini hadiah yang ingin kuberikan untuk suamiku. Kulit kotor ini nggak pantas muncul di pesta pernikahan dan menodai pandangannya."Aku mengejang kesakitan. Air mataku berderai bercucuran.Dia menusukku dengan pisaunya. Bibirnya tersenyum puas. "Pernikahanku nanti pasti berjalan dengan baik."Aku akhirnya berhenti gemet
Tapi sesaat berikutnya, tanganku diinjak keras dengan hak sepatu stiletto."Masih ingin mengadu ke suamiku?"Aku menjerit kesakitan. "Aku Kiara Danaraja! Ayahku nggak akan mengampunimu!"Sandra terdiam sejenak, memicingkan matanya melihatku.Kukira dia akhirnya menyadari bahwa mataku mirip dengan mata ayahku. "Kalau kamu nggak percaya, telepon ayahku sekarang juga!"Tak kusangka, dia tertawa seperti sedang melihat orang bodoh."Payah sekali. Kalau kamu mau bohong, mikir yang realistis sedikit."Sambi terus mengerahkan kekuatan pada kakinya, mata Sandra menatapku penuh rasa jijik. "Siapa yang nggak tahu kalau anak perempuan Ditya buta untuk menyelamatkannya!""Apa nggak lucu kamu mengaku-ngaku sebagai anaknya dengan dua mata besarmu ini?"Hatiku tersentak sampai aku tidak bisa bicara.Tidak pernah kubayangkan bahwa kejutan yang ingin kuberikan kepada ayahku malah membuatku terjebak dalam bahaya.Tiba-tiba, sebuah kantong hitam menutupi kepalaku."Lepaskan aku!""Kalian nggak boleh melak
Wanita ini pasti sudah gila.Sandra menyuruh pengawalnya untuk mendorongku ke tanah dan tak henti-hentinya menendangku dengan wajah kesal. "Dasar perempuan busuk, siapa yang kamu panggil Ayah!""Jadi dengan cara ini kamu naik ke ranjangnya!"Dia lalu mengeluarkan ponselnya.Suara manjaku terdengar dari ponsel itu. "Nggak, aku ingin memberikan kejutan besar buat Ayah!"Ayahku tertawa kecil penuh kasih sayang. "Oke, Sayang. Aku tunggu kejutan darimu."Ini adalah potongan panggilan telepon antara aku dengan ayahku tadi malam.Aku awalnya berencana untuk muncul tiba-tiba di pesta pernikahan. Aku ingin menunjukkan kesembuhan mataku sebagai kejutan untuknya. Karena itulah aku melarangnya untuk menjemputku di bandara.Itu saja.Tak disangka, Sandra salah paham.Aku ingin menjelaskan. Tapi, seorang sahabat Sandra yang bernama Liliana sudah berkata dulu dengan masam, "Pak Ditya sepertinya terlalu sayang dengan yang satu ini, ya?""Aku belum pernah dengar dia panggil "Sayang" ke Kak Sandra!"Sek