see u next part guys ;-}
"Seru juga...." Suara itu dari Hans yang entah datang dari mana. Semua orang menoleh ke arah Hans yang terlihat sangat percaya diri dengan setelan yang sangat santai untuk ukuran seorang pengacara. Ia memang punya jiwa yang sangat bebas, meski sering ditegur dan dikritik banyak orang ia tak perduli. Lisa agak terkejut dengan kalimat itu tapi, Hans kemudian berkata. "Kamu hebat Lis, bener juga apa kata kamu ...." ia menunjuk Ten, "Tentang orang ini, dia emang agak mencurigakan dan dia seperti yang punya niat yang tidak baik pada suamimu. Aku juga merasakan hal yang sama tapi, gimana ya. Kadang seseorang itu dipengaruhi dengan mudah karena sebuah empati." Lisa berusaha memahami arah pembicaraan Hans, meski begitu ia tahu Hans tak mengkin menjatuhkannya apalagi berpihak pada Ten. "Ya memang orang kadang harus disadarkan dulu agar tau tempat, dan seseorang semua harus sadar diri untuk melihat siapa dia sebenarnya,) ujar Hans dengan santai dan melirik semua orang yang menonton. Tiba-
Kata dokter kemarin Lisa hanya mengalami kram biasa dan setelah minum air putih kramnya hilang. Max melihat raut wajah Lisa yang terlihat khawatir pada sesuatu. "Kamu kenapa kok kayak serius banget, mikirin apa sih?" tanya Max. Setelah salat subuh, keduanya melakukan olahraga pagi di ruang Gym. Ditanya begitu, Lisa malah menghela napas. "Gak papa cuma ngelamun aja, gak ada alasan apa-apa kok," ujar Lisa menghela napas. "Apa ini berkaitan dengan apa yang dibilang Hans, tentang kamu digangguin sama Ten?" Lisa menggeleng, "Enggak juga, emang dianya rese. Biasalah urusan perempuan ...." "Jangan bohong, itu berkaitan sama aku kan?" tanya Max. Lisa malah terlihat bad mood, "Hem, udahlah nggak usah dibahas. Aku jadi bad mood," ujar Lisa membuat Max jadi serba salah. Padahal Max hanya ingin membantu menyelesaikan permasalahan yang membuat Lisa cemas. Namun, sepertinya istrinya itu sedang tidak ingin memikirkan hal itu. "Kalau gitu lebih baik kita sarapan yuk!" ujar Max pasrah. Lisa
Rudi Reynsyah, adalah anak sulung keluarga Handono, ia adalah pewaris yang kuliah di Amerika sehingga ia bertemu dengan Max dan kekasihnya Ten. Ten adalah orang yang sangat berarti dalam hidup Rudi, mereka sudah menikah dan memilki anak setelah lima tahun lulus dari universitas, akan tetapi semuanya kandas setelah Rudi mengkhianatinya karena rayuan seorang wanita yang sudah lama menyukainya. Mungkin hanya perempuan itu yang menyukai Rudi, tetapi Ten tidak bisa menerima pengkhianatan dan tidak akan pernah menerima Rudi lagi. Hingga akhirnya mereka bercerai, lebih tepatnya Ten yang menggugat cerai suaminya, tetapi berbeda dengan Rudi yang tidak bisa menerima kenyataan itu, ia tak bisa menerima kembali orang yang sudah menyakitinya betapapun orang itu mencintainya. Rudi masih saja mengganggu hidupnya dan anaknya dan memaksa untuk kembali padanya, tetapi Ten tidak mau dan dengan kekuatan keluarga Rudi lah Ia melakukan banyak hal untuk terus membuat Ten kembali padanya, Namun Ten tidak b
Setelah drama di lift itu, Max bersama Galih menuju ke ruang rapat eksklusif yang ada di sebelah ruangan milik CEO. Kemudian mereka benar-benar menemui seorang laki-laki yang sudah siap di sana. Tetapi bukan untuk rapat mengenai pekerjaan, melainkan membicarakan hal pribadiantara mereka berdua. Max menyapanya dengan formal. "Selamat Pagi, Mr. Willson!" sapanya. Jackson pun berdiri dari duduknya dan menyalami Max. "Selamat Pagi, Mr. Alexander. Bagaimana kabarmu?" tanyanya. "Saya baik, Pak. Bagaimana dengan Anda?" "Yah, cukup baik secara fisik. Namun, setelah mendapatkan informasi darimu mengenai istrimu, rasanya semuanya tidak baik-baik saja. Apakah semua itu benar?" Max mengangguk lalu mereka duduk terlebih dahulu untuk berbicara lebih jauh lagi. "Data itu ... semua saya cari karena awalnya saya mencari data mengenai istri saya yang keberadaan orang tua dan latar belakangnya tidak jelas, sehingga saya mencoba untuk mencari lebih jauh lagi. Syukurlah setelah sekian lama kami
"Bu Lisa!" panggil seseorang dari ambang pintu. Itu adalah Galih, ia terlihat mulai tidak kaku dengan Lisa. "Iya Kak, ada apa?" tanya Lisa pada Galih. Sementara itu Vano dan Marcia sedang sibuk membantu Lisa mengerjakan pekerjaannya yang sangat banyak itu. "Pak Maxell manggil Bu Lisa ke ruang rapat," ujarnya singkat. Lisa pun beranjak dari duduknya, "Duluan ya, Kakak-kakak semua!" pamitnya segera memenuhi panggilan suaminya. Di ruangan rapat eksklusive itu, Lisa melihat Max bersama sosok yang pernah ia lihat di tablet Max, mungkin saat Max menyelidiki sosok itu. "Permisi, Pak, Anda memanggil saya?" tanya Lisa formal. Dua pria itu menoleh ke arahnya, Max terlihat skeptis dan Jackson terlihat kaget. "Sayang, bicara informal aja. Ada yang ingin bertemu denganmu," ungkapnya menoleh ke arah pria di sampingnya. Lisa pun melihat pria itu dengan tatapan bingung, tetapi mendekatinya sebelum membungkuk dan memberi salam dengan bahasa Inggris. "Salam kenal, Sir. Saya Lisandra, asist
Jackson tidak menyalahkan sikap Lisa, tenyu saja anaknya tumbuh menjadi putri yang cerdas dan berwibawa. Bukan salahnya bahwa ia lahir dari rahim seorang pelacur, bukan salahnya bahwa ia ditinggalkan ayahnya bahkan saat masih di dalam kandungan, bukan salahnya pula dia tidak menginginkan ayahnya dan tidak terlalu antusias untuk bertemu ayahnya yang sudah bertahun-tahun meninggalkannya di dalam penderitaan. Lisa hanya menemuinya sebentar, lalu pergi keadaan sedih dan marah, beserta pertanyaan 'mengapa ia datang? Lalu untuk apa ia datang?' Tentu pertanyaan itu membuat Jackson merasa sakit hati tapi, ia memaklumi karena putrinya tumbuh tanpa keberadaannya. Bahkan dibiarkan berjuang di dalam keterbatasan, lalu sekarang ketika ia menemuinya, Lisa sudah menjadi seorang wanita yang cantik seperti ibunya. Akan tetapi, ia sangat cerdas dan penuh Wibawa. Ia mungkin tidak berekspektasi bahwa penampilan Lisa sangat tertutup tapi, ia senang bahwa anaknya benar-benar berjuang untuk menjadi orang
"Hans emang udah naksir sama Mei dari pas Mei nyaapa kamu di pernikahannya Pamungkas. Waktu itu kan Hans langsung ngejar Mei dan nggak tahu sih ngapain, tapi habis itu Hans nawarin kerjaan ke Mei. Dia udah cerita kan ke kamu, kalau dia kerja apa?" tanya Max.Lisa pun mengangguk, "Iya sih dia katanya kerja ngeles anaknya orang kaya." "Nah, yang dilesin itu keponakannya Hans." "Oh gitu... emangnya nggak cari di guru-guru bimbel yang udah profesional gitu, biasanya kan orang kaya kan gitu." "Masalahnya nggak semua guru profesional itu sabar menghadapi anak apalagi tipe keponakannya Hans yang pernah cerita, katanya anaknya tuh bandel banget. Bahkan pengasuhnya aja itu keluar masuk, pas masih kecil udah begitu. Ya tapi akhirnya dia ketemu sama pengasuh yang cocok. Pengasuhnya dia itu orang tua dan sudah punya cucu, jadi bisa ngadepin anak bandel kayak keponakan Hans itu. Problem barunya, sekarang dia juga susah cari guru les karena emang anaknya susah diatur, jadinya cari orang yang be
Lisa mendapat pesan dari Ten yang berisi. Halo Lisa, aku mau ngasih sesuatu ke kamu Ngasih apa Kak? Ia masih berusaha beramah tamah meski ia tidak yakin kalau Ten akan memberikan sesuatu yang baik. Kemudian tak lama Ten kembali mengirim pesan beserta foto yang mengejutkan, itu adalah foto Ten bersama Max dengan pose yang sangat dekat, berpelukan. Namun, Lisa belum akan bereaksi karena ia masih ada di acara yang sangat hikmat itu. Ia tidak ingin mengganggu fokus orang-orang yang terus menetap ke arahnya dan suaminya. Itu bisa menjadi gosip lain yang justru membuat acara Fano dan Marcia menjadi acara mereka. Sebab, di beberapa acara pernikahan karena mereka terlalu menonjol membuat si pengantin baru tidak terlalu menonjol, sehingga orang-orang beranggapan kalau mereka suka merebut atensi banyak orang di acara orang lain. Jadi sekarang Lisa menyimpan pesan dari Ten untuk dirinya sendiri, sebelum nanti ia mengkonfirmasi itu kepada sang suami. ••• Malam sebelumnya, Max menceritakan t
Suatu hari Axel yang sudah lulus S1 dan sedang melanjutkan kuliah S2-nya di Amerika menelpon ibu sambungnya dengan video call. "Ma, aku mau ngasih tau sesuatu," ujar Axel. "Iya Sayang, kasih tahu aja," ujar Lisa. "Aku, dapet bagian untuk bacain kesan dan pesan saat wisuda nanti," ujar Axel bahagia. "Wah, masyaa Allah, alhamdulillah. Emang hebat anak Mama." "Pokoknya besok Mama harus ikut di wisudaku, sama adik-adik ya," ujar Axel. "Iya tentu aja, Sayang. Coba kamu kasih tahu Papa kamu biar dia juga mengatur jadwalnya." "Iyap Mah," jawab Axel. "Oh ya, sambil tolong dibujukin Papamu dong. Dia suka lembur, Mama nggak suka ...." keluh Lisa. Axel pun tertawa mendengarnya, "Siap, Mah. Semoga aja aku lekas bisa bantu Papa supaya Papa bisa lebih banyak istirahat sama Mama." "Aamiin, Mama juga berharap gitu, tapi Mama juga nggak mau kalau kamu maksain diri kamu. Kamu masih muda Sayang, perlu menikmati hidup juga jangan langsung kerja kayak Papa kamu. Gak ada waktu buat quality time sa
"Oom Kevan mau nikah Sayang, jadi besok kita kondangan," ujar Lisa pada anak perempuannya. Axel kini bukanlah Baby lagi, ia tumbuh menjadi anak laki-laki yang membanggakan. Ia sudah tau atas rencana pernikahan itu, bahkan ia tau bagaimana Kevan sulit move on dari ibunya yang ia cintai. Agak mengherankan memang ketika saingan cinta Max malah akrab dengan anak-anaknya, tak bisa dipungkiri itu karena seringnya Kevan bertemu dengan Max sebagai rekan bisnis. Namun, seiring berjalanannya kesibukan Kevan sebagai pimpinan perusahaan membuatnya jadi mudahh menerima ketanyataan bahwa Lies milik suaminya. "Yey! Ketemu Oom Kevan!" ujar Zahra senang. "Iya, Zahra mau ngado apa?" tanya Lisa padanya. "Apa ya?" balasnya berpikir. "Gimana kalau bola basket? Oom Kevan kan suka sasket," ujarnya. "Janganlab Sayang, kan dia lagi nikah bukan bhat ulang tahun. Kadonya yah buat Oom sama Tante bukan hanya untuk Oom." Zahra mengangguk-angguk, "Siap. Terus apa Ma?" Kini Lisa yang berpikir, tetapi Axel ya
Dua bulan terakhir ini Max terus mengganggu Lisa alias mengajaknya bercinta setiap malam, sehingga ia merasa cukup kewalahan dengannya. Namun, ia tidak bisa berkata kalau itu tidak menyenangkan, karena ia pun menikmatinya. Bagaimanapun, aktivitas itu adalah salah satu surga dunia yang Allah siapkan untuk pasangan halal. Tiba-tiba saat Lisa dan Max makan malam, Lisa merasa mual tak berkusuhadahan, sampai ia lemas karena kekurangan cairan. "Sayang, kamu gak papa?" tanyanya panik. Lisa sudah lelah dan tak kuasa untuk menjawab, sehingga Max langsung membawanya ke rumah sakit dengan tergopoh-gopoh. Sifa pun ikut panik melihat Nyonya-nya dibopong oleh sang Tuan, ia cemas. Ia sudah sembuh setelah istirahat dua bulan, mungkin awalnya trauma tetapi ia mulai kembali belajar mobil setelahnya. Meski bekerja dengan Nyonya yang merupakan istri konglomerat yang memiliki banyak musuh, Sifa masih tetap setia pada Lisa karena nominal gaji yang tinggi dan karena ia tidak yakin bisa menemukan bos se
Diana meminta maaf pada Lisa, ia minta maaf karena semua yang terjadi padanya adalah akibat dari ambisinya memisahkan mereka. "Aku minta maaf atas semua yang terjadi padamu, yah ... aku tau, maafku mungkin tidak berguna untuk sekarang tapi, aku berharap bahwa aku bisa menebusnya meski hanya sedikit." Lisa terdiam, kemudian kembali mengingat waktu-waktu ke belakang ketika Diana memperlakukannya. Diana bekerja sama dengan para wanita-wanita yang mencoba untuk mendekati suaminya. ia ingat ada luka yang ia terima dan semua hal tentang Diana. Hingga kemudian, ia mengangguk dan tersenyum pada ibu mertuanya. "Sejujurnya aku juga bukan orang yang baik, sehingga aku bisa mudah ikhlas dengan semua yang sudah terjadi, tapi aku sudah memaafkanmu, Mom. Aku kira kejadian-kejadian yang sudah berlalu biarlah menjadi masa lalu, aku harap kita bisa mulai akur dan membuka lembaran baru." ••• Lisa dan Diana berbelanja bersama di mall dengan bahagia, bahkan Diana membelanjakan banyak barang untuk men
Frans meminta maaf pada Max usai sadar dari mabuknya, Max pun memaafkannya menginat Frans masih berguna untuknya, hanya saja ia memanfaatkan momen itu untuk lebih mengikat Frans. Selain itu, Max juga meminta penjelasan dari sang ibu. Nafsunya untuk memisahkannya dengan Lisa ternyata membuatnya menarik beberapa bawahannya yang lemah untuk berkhianat. Diana pun minta maaf, ia juga menyesal karena Wina akhirnya bunuh diri karena keserakahannya. "Semua tak berguna sekarang Mom, aku tak tau kamu bertindak sejauh ini, lalu aku harus bagaimana?" Diana pun tak mengerti kenapa ia melakukan semua itu hanya karena keinginan terdalamnya yang tidak bisa dibujuk saat itu. Ia begitu mencintai anaknya sampai tak ingat apa-apa, mencintai tradisi dan darah biru yang ia sanjung-sanjung dalam hidup. Max masih sulit untuk memaafkan ibunya, semuanya jadi kacau karenanya. Alhasil Lorey menengahi anak dan istrinya lagi, meski sulit tetapi Max bisa memaafkan sang ibu. Apalagi saat itu Lisa bangun dan men
Di sebuah ruangan gelap, di mana Frans sedang hancur karena pujaan hatinya meninggal. Max menghampirinya bersama Edwin, si pemimpin pasukan keamanannya. Di sanalah Frans yang dalam keadaan mabuk pun jujur kalau ia tau Wina adalah seorang yang bekerja untuk Diana. Wina juga yang membuat kasus kejahatan Larissa lancar, Wina juga yang membuat ia kadang mencurangi informasi dan melambankan kinerja tim IT jika itu tentang Lisa, Wina juga yang membuat Baby lancar melakukan aksi pendekatan pada Max, semua di bawah perintah Diana. Frans juga tau kalau Wina menyukai Max alih-alih dirinya yang sudah bucin atau bulol padanya, tapi Frans tak perduli dan terus mencintainya. "Maafkan aku Bos, aku tahu Ini memalukan sebagai bawahanmu yang harusnya setia padamu, tapi karena cinta menggelapkan mataku dan membuat aku rela mencurangimu." Max masih diam mendengarkan penyesalan Frans yang mabuk itu. "Aku tau ini salah, tapi kalaupun aku diberi pilihan untuk memutar waktu, aku akan melakukan tindakan
Max tak akan sudi memaafkan Ten, ia sudah ingin sekali membunuhnya sejak awal. Namun, Ten dikasih hati malah ngelunjak. Akhirnya ia tak bisa menahan diri lagi untuk tidak melenyapkannya. "Apa yang ingin kamu lakukan padanya?" tanya Lorey pada putranya. "Aku tidak bisa menahan lagi, Dad," ungkap Max dengan suaranya yang penuh emosi. "Max, tolong jangan lakukan itu...." "Tapi sayangnya, aku sudah melakukannya," potong Max, membuat Lorey yang tidak paham pun bertanya. "Maksudmu apa, kamu sudah melakukan apa?" Namun, detik berikutnya Ten muntah darah dan terjatuh ke lantai, Ia terus memegangi perutnya dan dadanya yang terasa sakit. Hal itu menjelaskan pada Lorey, kalau Ten sudah diracuni oleh Max. Melihat hal itu, Lorey langsung berusaha untuk menolong Ten dengan pertolongan pertama. "Apa yang kau lakukan, Max! Astagah!" Namun, semuanya sia-sia karena Ten sudah meninggal, membawa rasa sakit yang ia alami. Tak habis pikir dengan itu, ia langsung menghampiri Max lagi dan mencengkera
Lorey langsung memeluk anaknya dengan erat agar emosinya mereda, ia tau bagaimana perasaan kehilangan orang yang dicintainya. Bayi yang ada di dalam kandungan Lisa meninggal, dan saat ini istrinya koma. Manusia mana yang tahan dengan keadaan itu? Jika saja Frans tidak menemukan titik keberadaan Ten saat itu, pasti Lisa sudah tak bernyawa karena keterlambatan penanganan. Frans mengungkapkan bahwa Ten ada di daerah di mana ia menuju tepat di tempat Lisa berada saat ingin berangkat ke kampus. Pada saat itu pula Max memerintahkan bodyguard yang mengikuti Lisa untuk mencegahnya, tapi gagal. Ten sudah melakukan aksinya dengan menyetir truk dan menabrak mobil yang ditumpangi Lisa. Sayangnya Lisa ada di bagian yang parah, kakinya patah dan tangannya juga patah karena menahan perutnya. Namun, posisi benturannya ada di sebelah kiri dan Lisa terguling sampai terjatuh dengan keadaan tengkurap, sehingga bayinya tidak tertolong lagi. Sifa mengalami patah kaki kiri karena terjepit, lalu tulang
Siapa yang tidak kenal dengan Maxellio D. Alexander? Seorang pebisnis asal Spanyol yang memulai bisnisnya di Indonesia dengan kerja kerasnya. Namun, siapa yang tahu sekarang dirinya terlihat sangat hancur, ketika seseorang yang sangat ia cintai terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit dengan alat bantu medis. Pemberitaan di media sosial dan TV di penuhi oleh kecelakaan istri pengusaha terkaya di Indonesia. Banyak yang nimbrung berspekulasi macam-macam. Wajah hancur Max tertangkap kamera, membuat banyak netizen ikut sedih melihat sosoknya yang hancur. Sementara Baby Axel juga terus menanyakan keberadaan Lisa, bahkan ia ikut sakit karena merasakan Ibu susunya yang sakit. Setiap hari ia menanyakan Lisa di mana, Lisa kapan bisa pulang, sedang apa Lisa, dan semua yang ia ingin tahu tentang ibu susunya itu. Seolah-olah jiwa raga mereka sudah menyatu, sehingga ketika Lisa sakit maka Baby Axel ikut sakit. Baby Axel selalu ikut merasakan kondisi tubuh Liea, ikatan batin mereka terlalu kuat j