See u next part :*
Baby kesal melihat bagaimana pasangan itu terlihat berdamai, ia sangat benci dengan kondisi itu usahanya untuk memisahkan mereka kembali gagal oleh cinta mereka yang sangat erat. Sepertinya, ia harus melancarkan planning kedua di mana Baby mengambil kesempatan ketika ia bisa melihat Max hanya sendirian sehingga mereka bisa di situasi hanya berdua. Saat itu Max sedang berjalan habis rapat dengan klien untuk yang terakhir kali. Semuanya sukses dan Fano pamit pulang. Maka kini Max benar-benar sendirian. Baby tentu mengikutinya sampai ketika keduanya ada di kamar dan Baby tahu kalau Lisa sedang diajak pergi oleh Diana. Tentu saja mereka sudah bekerja sama melakukan rencana itu. Hingga kemudian Baby masuk ke dalam kamar Max, ia menyerobot masuk. Max terkejut ketika pintu ditutup dengan sangat kencang. "Baby! Apa lagi yang akan kamu lakukan?!" bentaknya kesal. Ia benar-benar membentak dan membuat Baby mundur. Akan tetapi, ia terlihat sekali sengaja melakukan itu bahkan kini ia membuka ga
Lagi-lagi semua kejadian itu menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Kejadian yang mirip film dan kejadian yang sangat menguras emosi seperti sinetron. Max membawa Lisa ke kamarnya dan mengunci semua akses keluar. Sayangnya sekarang Max sedang tidak bisa sabar, ia takut melemparkan emosinya kepada istrinya tetapi ia kemudian langsung memeluk istrinya agar Lisa tidak pergi lagi darinya. Ia takut itu terjadi, "Huuuu Sayang, dengerin aku dulu. Aku salah sama kamu. Iya aku salah harus bawa-bawa ibu kamu. Hal itu karena aku dihasut oleh ibu aku. Maafin aku aku nggak seharusnya ngomong kayak gitu sama kamu. Maafin aku Sayang, aku ceroboh. Maafin aku, tolong maafin aku ya ...." Lisanya menangis tak bisa menahan lagi, "Tapi kamu udah keterlaluan sama aku. Apakah ini cinta yang kamu berikan untuk aku, kenapa sih kamu ngomong kayak gitu sama aku? Aku tahu kamu marah, tapi aku cuma minta bantuan Devan. Hiks ... Devan kebetulan bisa bantu, dan kita ketem di sini, tentu aja
Yah, sudah seharusnya game menjadi seimbang. Sebelumnya apa yang terjadi pada Max dan ujian yang diberikan melalui Baby dan ibunya, ia tak melawan karena mereka adalah keluarganya, sampai ia tak punya pilihan lain selain membela diri dengan mengungkap semuanya secara jujur. Sebenarnya Max agak ragu dengan apa yang dilakukan Frans dan timmnya, ia merasa bahwa Frans memiliki hal yang disembunyikan. Mungkin itu semua termasuk ke dalam yang yang tidak ia ketahui, ia harus bertanya pada Wina, tetapi ia harus fokus dulu pada kasus yang ia alami sekarang. "Kenapa lagi si Frans?" tanya Lisa padanya. Max terkejut dengan pertanyaan itu, bukankah ia tidak pernah menceritakan masalah Frans? Lisa hanya tau bahwa Frans adalah tim IT di pulau terpencil itu yang pernah datang ke pernikahan mereka. "Kamu kok tau kalau Frans bermasalah?" tanya Max. Lisa mengangguk mengerti dengan kebingungan suaminya, ia meletakkan es lemon di meja keduanya dan duduk di samping Max. "Fano pernah cerita, ini
Lorey tahu bahwa ia tidak terlalu tegas pada istrinya sehingga istrinya mulai mempermainkan ketegasannya. Ia sudah memperingatkan Diana untuk tidak menunggu Max lagi tetapi, ia tidak mendengarkannya dan terus membuat rumah tangga Max dan Lisa bermasalah. Ia menemui Diana yang sedang santai di ruang spa dengan pijatan yang amat menyegarkan. Lorey memutar bola matanya lelah, "Bagaimana bisa di dalam kondisi itu kau masih santai. Di, sudah bilang berkali-kali aku katakan padamu bahwa aku akan menceraikanmu kalau kamu masih seperti ini." ujar Lorey saat mereka sudah berdua di ruangan Diana. "Ceraikan saja aku, maka kita akan bebas." "Bukan aku yang bebas tapi kamu, kamu akan merasa bebas kan untuk mengganggu anak kita?" Diana terdiam semnetara Lorey merasa tak karuan dnegan sitrinya yang tak kapok juga. "Oh God! Dengar Diana, kenapa kita tidak fokus pada hubungan kita yang hampir berakhir ini dan mencoba untuk membuka lembaran baru daripada kamu sibuk ke sana-sini dan mengurusi kehidup
Mengingat kejadian di Bali membuat Lisa menghelan nafas. Hal itu membuat Max yang duduk di sampingnya menoleh dan bertanya."Kenapa kamu kayak mikirin sesuatu?""Tentu aja aku mikirin sesuatu, kamu lihatkan kemarin itu benar-benar jadi skandal besar, teman-teman aku juga tanyain kejadian itu ke aku.""Aku tahu ini akan berdampak sangat buruk bagi kita semua, daripada mikirin sesuatu yang bikin kita mumet lebih baik kita bicarakan soal kuliah S2 kamu, gimana Sayang?"Lisa mengangguk setuju, "Kan aku udah selesai pendaftaran, tinggal kita jalanin aja.""Terus rencananya kamu mau bawa mobil sendiri atau di sopirin?""Aku kan belum bisa nyetir mobil, Max," balas Lisa ragu.Max tersenyum dan menggenggam tangan kanan istrinya."Tenang, aku ajarin mau?"Lisa ragu, "Aku agak takut kalau.""Kalau kamu udah bisa enggak kok, memang belum kayak gitu rasanya, takut. Nanti sore ya, aku akan pulang cepat ....""Iya, tapo kamu jangan buru-buru banget aku kan juga masih santai masih 20 hari lagi masuk
Pagi hari, Lisa merasakan dadanya ditekan dan dipijat. Ia kemudian membuka matanya dan melihat suaminya yang sedang memijat payudaranya untuk stimulasi asi. Ia tersenyum ke arahnya, begitupun snag suami yang melihat istrinya bangun. Max mencium kening Lisa dan menyapanya. "Selamat pagi, Sayang." "Selamat pagi, kamu lagi ngapain sih?" tanya Lisa. "Seperti yang kamu lihat aku lagi grepe-grepe...." Lisa mendelik, hal itu membuat Max tertawa puas telah menggoda istrinya di pagi hari. "Ya lagi menstimulasi asi kamu, dong. Sebenarnya aku pengen pakai mulut tapi, nanti kamu marah." "Nggak marah sih, cuma sebel aja." "Hehe, kenapa sih kan enak." "Enak apaan," gerutu Lisa malu. Namun, bukannya berhenti Max malah menggunakan mulutnya untuk menstimulasi asi istrinya. "Maaaax!" Brak! "Mama! Huwaaaaaaa!" Lisa dan Max sontak menoleh ke arah pintu yang dibanting, tetapi itu dilakukan oleh si balita berusia setahun lebih empat bulan. Ia menangis mencari ibunya yang disandra ayahnya. "M
"Faktanya kita nggak bisa buat orang berhenti ngomongin kita dan berpikir buruk tentang kita. Kata-kata mereka adalah bagian dari isi pikiran mereka yang buruk dari awal, nah kalau pikiran itu masih ada dalam benak mereka dan mereka nggak mau berusaha untuk mengubahnya, mereka juga nggak akan bisa mengubah sikap mereka, bahkan ketika aku menjelaskan kepada mereka." Max setia mendengarkannya dengan seksama, ia tidak bisa mebayangkan akan jadi seperti apa jika ia ada di posisi Lisa dengan pernah penghinaan dalam hidupnya. "Seperti kata Ali Bin Abi Thalib, bahwa kita nggak perlu ngejelasin apapun tentang diri kita pada orang yang membenci kita karena mereka tidak pecaya, dan kita nggak perlu mengatakan tentang diri kita kepada orang yang mencintai kita karena orang itu pasti akan mempercayai kita. Intinya adalah seberapapun baik sikap kita pada orang lain kalau orang itu sudah membenci apapun jadi buruk di matanya, begitu juga sebaliknya, sekurang apapun kita, di hadapan orang yang menc
Tertera di berita digital London, kakeknya yang merupakan ayah dari sang ibu masuk rumah sakit. Max kaget sekaligus bingung, bagaimana tanggapan ibunya. Ia pun menelpon Diana, memanggil sampai panggilan ke-5 dan semua nihil. Menggunakan aplikasi apapun untuk memanggil ibunya pun tetap tak diangkat, ibunya sudah tidak aktif 3 hari ini. "Mukanya kenapa kaku begitu?" tanya Lisa. Max menghela napas, menunjukkan berita itu pada Lisa dan istrinya itu terkejut. "Keluarga Mommy kamu?" Max mengangguk, "Iya." "Terus Mommy kamu gimana, udah tanya kamu?" "Belum." "Kalau gitu kenapa kamu gak coba hubungi Daddy?" "Aku udah coba hubungi tapi Daddy dan Mommy gak bisa dihubungi." Lisa mengangguk-angguk mengerti, "Rencana kamu apa setelah ini?" ••• Di kantor Max memikirkan bagaimana cara agar ia bisa membantu ibunya sedikit demi sedikit, sebab ibunya yang tidak suka dengan Lisa membuatnya juga menjauh darinya, itu mengganggu. Lalu, ia baru mendapat informasi dari kakek dan neneknya bahwa D
Suatu hari Axel yang sudah lulus S1 dan sedang melanjutkan kuliah S2-nya di Amerika menelpon ibu sambungnya dengan video call. "Ma, aku mau ngasih tau sesuatu," ujar Axel. "Iya Sayang, kasih tahu aja," ujar Lisa. "Aku, dapet bagian untuk bacain kesan dan pesan saat wisuda nanti," ujar Axel bahagia. "Wah, masyaa Allah, alhamdulillah. Emang hebat anak Mama." "Pokoknya besok Mama harus ikut di wisudaku, sama adik-adik ya," ujar Axel. "Iya tentu aja, Sayang. Coba kamu kasih tahu Papa kamu biar dia juga mengatur jadwalnya." "Iyap Mah," jawab Axel. "Oh ya, sambil tolong dibujukin Papamu dong. Dia suka lembur, Mama nggak suka ...." keluh Lisa. Axel pun tertawa mendengarnya, "Siap, Mah. Semoga aja aku lekas bisa bantu Papa supaya Papa bisa lebih banyak istirahat sama Mama." "Aamiin, Mama juga berharap gitu, tapi Mama juga nggak mau kalau kamu maksain diri kamu. Kamu masih muda Sayang, perlu menikmati hidup juga jangan langsung kerja kayak Papa kamu. Gak ada waktu buat quality time sa
"Oom Kevan mau nikah Sayang, jadi besok kita kondangan," ujar Lisa pada anak perempuannya. Axel kini bukanlah Baby lagi, ia tumbuh menjadi anak laki-laki yang membanggakan. Ia sudah tau atas rencana pernikahan itu, bahkan ia tau bagaimana Kevan sulit move on dari ibunya yang ia cintai. Agak mengherankan memang ketika saingan cinta Max malah akrab dengan anak-anaknya, tak bisa dipungkiri itu karena seringnya Kevan bertemu dengan Max sebagai rekan bisnis. Namun, seiring berjalanannya kesibukan Kevan sebagai pimpinan perusahaan membuatnya jadi mudahh menerima ketanyataan bahwa Lies milik suaminya. "Yey! Ketemu Oom Kevan!" ujar Zahra senang. "Iya, Zahra mau ngado apa?" tanya Lisa padanya. "Apa ya?" balasnya berpikir. "Gimana kalau bola basket? Oom Kevan kan suka sasket," ujarnya. "Janganlab Sayang, kan dia lagi nikah bukan bhat ulang tahun. Kadonya yah buat Oom sama Tante bukan hanya untuk Oom." Zahra mengangguk-angguk, "Siap. Terus apa Ma?" Kini Lisa yang berpikir, tetapi Axel ya
Dua bulan terakhir ini Max terus mengganggu Lisa alias mengajaknya bercinta setiap malam, sehingga ia merasa cukup kewalahan dengannya. Namun, ia tidak bisa berkata kalau itu tidak menyenangkan, karena ia pun menikmatinya. Bagaimanapun, aktivitas itu adalah salah satu surga dunia yang Allah siapkan untuk pasangan halal. Tiba-tiba saat Lisa dan Max makan malam, Lisa merasa mual tak berkusuhadahan, sampai ia lemas karena kekurangan cairan. "Sayang, kamu gak papa?" tanyanya panik. Lisa sudah lelah dan tak kuasa untuk menjawab, sehingga Max langsung membawanya ke rumah sakit dengan tergopoh-gopoh. Sifa pun ikut panik melihat Nyonya-nya dibopong oleh sang Tuan, ia cemas. Ia sudah sembuh setelah istirahat dua bulan, mungkin awalnya trauma tetapi ia mulai kembali belajar mobil setelahnya. Meski bekerja dengan Nyonya yang merupakan istri konglomerat yang memiliki banyak musuh, Sifa masih tetap setia pada Lisa karena nominal gaji yang tinggi dan karena ia tidak yakin bisa menemukan bos se
Diana meminta maaf pada Lisa, ia minta maaf karena semua yang terjadi padanya adalah akibat dari ambisinya memisahkan mereka. "Aku minta maaf atas semua yang terjadi padamu, yah ... aku tau, maafku mungkin tidak berguna untuk sekarang tapi, aku berharap bahwa aku bisa menebusnya meski hanya sedikit." Lisa terdiam, kemudian kembali mengingat waktu-waktu ke belakang ketika Diana memperlakukannya. Diana bekerja sama dengan para wanita-wanita yang mencoba untuk mendekati suaminya. ia ingat ada luka yang ia terima dan semua hal tentang Diana. Hingga kemudian, ia mengangguk dan tersenyum pada ibu mertuanya. "Sejujurnya aku juga bukan orang yang baik, sehingga aku bisa mudah ikhlas dengan semua yang sudah terjadi, tapi aku sudah memaafkanmu, Mom. Aku kira kejadian-kejadian yang sudah berlalu biarlah menjadi masa lalu, aku harap kita bisa mulai akur dan membuka lembaran baru." ••• Lisa dan Diana berbelanja bersama di mall dengan bahagia, bahkan Diana membelanjakan banyak barang untuk men
Frans meminta maaf pada Max usai sadar dari mabuknya, Max pun memaafkannya menginat Frans masih berguna untuknya, hanya saja ia memanfaatkan momen itu untuk lebih mengikat Frans. Selain itu, Max juga meminta penjelasan dari sang ibu. Nafsunya untuk memisahkannya dengan Lisa ternyata membuatnya menarik beberapa bawahannya yang lemah untuk berkhianat. Diana pun minta maaf, ia juga menyesal karena Wina akhirnya bunuh diri karena keserakahannya. "Semua tak berguna sekarang Mom, aku tak tau kamu bertindak sejauh ini, lalu aku harus bagaimana?" Diana pun tak mengerti kenapa ia melakukan semua itu hanya karena keinginan terdalamnya yang tidak bisa dibujuk saat itu. Ia begitu mencintai anaknya sampai tak ingat apa-apa, mencintai tradisi dan darah biru yang ia sanjung-sanjung dalam hidup. Max masih sulit untuk memaafkan ibunya, semuanya jadi kacau karenanya. Alhasil Lorey menengahi anak dan istrinya lagi, meski sulit tetapi Max bisa memaafkan sang ibu. Apalagi saat itu Lisa bangun dan men
Di sebuah ruangan gelap, di mana Frans sedang hancur karena pujaan hatinya meninggal. Max menghampirinya bersama Edwin, si pemimpin pasukan keamanannya. Di sanalah Frans yang dalam keadaan mabuk pun jujur kalau ia tau Wina adalah seorang yang bekerja untuk Diana. Wina juga yang membuat kasus kejahatan Larissa lancar, Wina juga yang membuat ia kadang mencurangi informasi dan melambankan kinerja tim IT jika itu tentang Lisa, Wina juga yang membuat Baby lancar melakukan aksi pendekatan pada Max, semua di bawah perintah Diana. Frans juga tau kalau Wina menyukai Max alih-alih dirinya yang sudah bucin atau bulol padanya, tapi Frans tak perduli dan terus mencintainya. "Maafkan aku Bos, aku tahu Ini memalukan sebagai bawahanmu yang harusnya setia padamu, tapi karena cinta menggelapkan mataku dan membuat aku rela mencurangimu." Max masih diam mendengarkan penyesalan Frans yang mabuk itu. "Aku tau ini salah, tapi kalaupun aku diberi pilihan untuk memutar waktu, aku akan melakukan tindakan
Max tak akan sudi memaafkan Ten, ia sudah ingin sekali membunuhnya sejak awal. Namun, Ten dikasih hati malah ngelunjak. Akhirnya ia tak bisa menahan diri lagi untuk tidak melenyapkannya. "Apa yang ingin kamu lakukan padanya?" tanya Lorey pada putranya. "Aku tidak bisa menahan lagi, Dad," ungkap Max dengan suaranya yang penuh emosi. "Max, tolong jangan lakukan itu...." "Tapi sayangnya, aku sudah melakukannya," potong Max, membuat Lorey yang tidak paham pun bertanya. "Maksudmu apa, kamu sudah melakukan apa?" Namun, detik berikutnya Ten muntah darah dan terjatuh ke lantai, Ia terus memegangi perutnya dan dadanya yang terasa sakit. Hal itu menjelaskan pada Lorey, kalau Ten sudah diracuni oleh Max. Melihat hal itu, Lorey langsung berusaha untuk menolong Ten dengan pertolongan pertama. "Apa yang kau lakukan, Max! Astagah!" Namun, semuanya sia-sia karena Ten sudah meninggal, membawa rasa sakit yang ia alami. Tak habis pikir dengan itu, ia langsung menghampiri Max lagi dan mencengkera
Lorey langsung memeluk anaknya dengan erat agar emosinya mereda, ia tau bagaimana perasaan kehilangan orang yang dicintainya. Bayi yang ada di dalam kandungan Lisa meninggal, dan saat ini istrinya koma. Manusia mana yang tahan dengan keadaan itu? Jika saja Frans tidak menemukan titik keberadaan Ten saat itu, pasti Lisa sudah tak bernyawa karena keterlambatan penanganan. Frans mengungkapkan bahwa Ten ada di daerah di mana ia menuju tepat di tempat Lisa berada saat ingin berangkat ke kampus. Pada saat itu pula Max memerintahkan bodyguard yang mengikuti Lisa untuk mencegahnya, tapi gagal. Ten sudah melakukan aksinya dengan menyetir truk dan menabrak mobil yang ditumpangi Lisa. Sayangnya Lisa ada di bagian yang parah, kakinya patah dan tangannya juga patah karena menahan perutnya. Namun, posisi benturannya ada di sebelah kiri dan Lisa terguling sampai terjatuh dengan keadaan tengkurap, sehingga bayinya tidak tertolong lagi. Sifa mengalami patah kaki kiri karena terjepit, lalu tulang
Siapa yang tidak kenal dengan Maxellio D. Alexander? Seorang pebisnis asal Spanyol yang memulai bisnisnya di Indonesia dengan kerja kerasnya. Namun, siapa yang tahu sekarang dirinya terlihat sangat hancur, ketika seseorang yang sangat ia cintai terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit dengan alat bantu medis. Pemberitaan di media sosial dan TV di penuhi oleh kecelakaan istri pengusaha terkaya di Indonesia. Banyak yang nimbrung berspekulasi macam-macam. Wajah hancur Max tertangkap kamera, membuat banyak netizen ikut sedih melihat sosoknya yang hancur. Sementara Baby Axel juga terus menanyakan keberadaan Lisa, bahkan ia ikut sakit karena merasakan Ibu susunya yang sakit. Setiap hari ia menanyakan Lisa di mana, Lisa kapan bisa pulang, sedang apa Lisa, dan semua yang ia ingin tahu tentang ibu susunya itu. Seolah-olah jiwa raga mereka sudah menyatu, sehingga ketika Lisa sakit maka Baby Axel ikut sakit. Baby Axel selalu ikut merasakan kondisi tubuh Liea, ikatan batin mereka terlalu kuat j