Nambah satu lampir di mansion hari ini, siapa lagi kalau bukan Dena. Gadis itu menggunakan Yuni sebagai tameng. Dirinya tahu persis bahwa tanpa Yuni ia tidak bisa menjadi tamu yang baik di mansion tersebut, karena Bara sudah menandainya sebagai orang yang masuk di Blacklist. Setiap ia masuk mansion pun, banyak pekerja mension yang tidak menyukainya bagaimana Bara tidak menyukainya. Sikapnya yang angkuh, sering menghina orang, juga membuat mereka kewalahan untuk melayaninya, karena permintaannya yang banyak. Ia juga sering mengganggu Tuan mereka, hal itu yang melatarbelakangi para pekerja di mansion akhirnya tidak respect padanya. Meskipun begitu, mereka tetap profesional sehingga ketika Dena datang ke sana di bawah perlindungan Yuni, mereka tetap mematuhinya, begitu juga dengan Lela. Lela sadar bahwa sekarang dialah sebagai objek pembullyan mereka. Mereka berusaha untuk menjatuhkan mentalnya agar ia keluar dari sana secepatnya. Ingin rasanya ia berkata bahwa ketika kontraknya sele
Orang-orang di Mansion mungkin tidak berani mengatakan yang sebenarnya pada Bara, tentang apa yang terjadi pada Lela. Akan tetapi Greg dan istrinya berani, mereka mengatakan dengan jujur pada Bara tentang apa yang sedang terjadi, tanpa sepengetahuan orang-orang di mansion. Mereka memberitahu Bara lewat pesan Wa, sehingga tidak ada yang tau kalau Bara mendapat informasi mengenai anaknya yang kekurangan asi. Bara yang ada di seberang sana pun terkejut dengan kenyataan itu. "Gimana bisa semua itu terjadi lagi?" Ia langsung meminta Greg untuk menyerahkan ponselnya pada Lela. Pasalnya ponsel Lela benar-benar tidak bisa dihubungi karena baterainya habis dan tidak sempat untuk mengisinya lagi selama sehari semalam. "Apa yang terjadi sebenarnya, kamu gak bisa dihubungi? Kenapa kamu kelelahan dan sampai asinya berkurang lagi?" "Maaf, Pak." "Saya kan udah bilang kerjaan kamu tuh khusus untuk nyusuin anak saya, jangan sampai kamu capek dalam kegiatan yang lain! Apa kamu capek gara-ga
Blenda benar-benar meminta Lela untuk bicara empat mata dengannya, ia tidak akan membiarka Lela merasa menghadapi semua itu sendirian. Mereka berdua berbicara di dalam mobil. Saat Greg dan Blenda pamit pulang, mereka menggunakan kesempatan itu untuk bicara. Greg sudah pulang terlebih dahulu karena ia ada tugas di rumah sakit, untungnya mereka membawa mobil sendiri-sendiri, karena awalnya memang ada di lokasi yang berbeda. Blenda sengaja mengajak Lela untuk mengantarkannya saat ia pulang, karena tahu bahwa Yuni sedari tadi terlihat jelas terus mengikuti Lela dan berusaha menguping pembicaraannya dengan Greg. Akan tetapi sepertinya tidak berhasil, karena strategi Greg yang memilih tempat strategis. "Mungkin kamu tadi udah dengar dari suami saya, tentang konseling?" Lela pun menunduk, "Iya, udah. Tapi saya merasa bahwa saya memberatkan dokter Greg dan Anda," ujarnya. Blenda tersenyum lucu, "Nggak usah sungkan kayak gitu, La. Lagi pula saya juga udah menganggap kamu sebagai
"Pa... pa... pa!" Lela terusik dengan ocehan Baby Dam, tapi aneh, Baby Dam baru saja menginjak 6 bulan tetapi sudah bisa menyebut Papa? Ia membuka matanya dan terkejut melihat Baby Dam ada di pangkuan sang ayah. "Pak Bara?!" kagetnya langsung duduk. Bara tersenyum manis padanya, membuat Lela merasa seperti di dalam mimpi. "Udah bangun?" tanyanya. Lela pun langsung duduk karena ternyata semua itu bukan mimpi, suara Bara seolah membangunkannya. "Maaf, Pak, saya...." "Santai aja, ini baru jam 3.30, kamu tidur lagi aja," ujar Bara sambil menimang-nimang anaknya. Rasanya rindu sekali dua minggu tidak bertemu putra kecilnya itu. Ia juga merindukan Lela yang masih kaget pada situasinya. "Em... Bapak baru pulang?" tanyanya ragu. "Iya, jam 1 tadi, pas saya ke sini jam 3, Damien bangun terus ngoceh sendiri," ujarnya seolah sangat bahagia. Lela ikut tersenyum melihat interaksi mereka, Baby Dam terlalu cepat tumbuh, membuatnya lega dengan kenyataan itu. "Berarti Bapak udah seteng
"Overall, udah baik. Tinggal dipertajam lagi pembahasannya di bagian Bab 4 akhir ini, dan Kesimpulan," ujar Bara menjelaskan. Ia mencatat beberapa hal di file milik Lela untuk kemudian diperbaiki. "Baik, Pak," balas Lela. Mereka saling diam karena Lela yang merevisi langsung di depan Bara dan Bara yang sibuk mengerjakan hal lain. Semua tampak normal, tetapi tiada yang tau kalau sebenarnya ada yang berdebar di antara mereka. Setelah selesai revisi dan di-ACC untuk selanjutnya maju ke Sidang, Lela pun izin pada Bara lewat WA untuk mampir ke toserba. Ia ingin membeli sesuatu katanya. Bara pun mengiyakan, tapi memperingati Lela agar segera pulang kalau Baby Dam mencarinya. . Lela pergi ke toko aksesoris dan kado, sebenarnya ia tak tau apa yang bisa ia berikan pada Bara. Ia ragu kalau barabg yang ia berikan akan tidak layak untuk bosnya itu. Bara jelas lebih kaya darinya, ia pullnya segalanya dan ia belum tentu bisa memberinya hadiah berharga. Lalu ia berpikir untuk
"Saya udah nelpon dari tadi, kamu malah gak ngangkat-ngangkat!" protes Bara. Ia berdiri menjulang di antara Lela dan Reza yang kaget atas kehadirannya. Alalagi fakta bahwa Bara membawa bayi di gendongannya, bayi itu menangis dan Lela langsung menggendongnya. Reza yang bingung pun menatap Lela yang dengan sigap langsung bisa menenangkan bayi itu. Di sana Lela, Reza dan Bara menjadi tontonan. Ini seperti drama rumah tangga yang wanitanya selingkuh, lalu suaminya datang untuk melabrak istrinya yang sedang pacaran dengan selingkuhannya. Banyak yang membicarakan mereka, bahkan ada yang memotret dan video. Melihat situasi itu, Lela pun keluar terlebih dahulu. "Nanti aku jelasin ya, Za. Aku pamit dulu!" "Iya, Lel. Hati-hati!" ujar Reza merasa tertekan. Bagaimana tidak? Bara terus menatapnya dengan tatapan membunuh. Lalu ia menambil barang-barang Lela dan pergi menyusulnya yang membawa anaknya. . Di parkiran, Bara membuka mobilnya dengan remot otomatis. Lela pun masuk
Isi surat itu adalah... Dengan hormat kepada Pak Bara, Dosen Pembimbing sekaligue Bos Terbaik saya. Saya membuat syal ini untuk Pak Bara sebagai hadiah ulang tahun, meskipun gak sebagus yang dijual di brand mahal, saya optimis ini layak untuk dipakai dan saya pilih dengan bahan lembut dan premium. Maafkan saya telah membuat Pak Bara kerepotan selama ini. Saya juga telah berhutang materi dan jasa, sehingga saya pun tahu diri bahwa saya gak bisa membalas Pak Bara dengan baik suatu hari. Ini agak lebay tapi Bapak adalah Hero saya. Bagaimana tidak, Bapak benar-benar datang saat di masa paling krisis dalam hidup saya. Andai Bapak tidak menolong saya saat itu, mungkin saya bukan Laila lagi, saya mungkin akan menjadi bagian dari wanita penghibur itu. Namun Bapak tenang saja, saya akan mendedikasikan hidup saya selama dua tahun ini untuk Baby Dam. Semoga dia bisa tumbuh menjadi anak yang sehat sampai masanya disapih. Tidak ada kata lagi yang cukup untuk kebaikan Bapak pada say
Pesta ulang tahun sangat megah digelar di mansion besar itu. Lela yang baru pertama kali melihat pesta semegah itu secara langsung pun langsung terkagum. Para pegawai mansion juga diberi seragam layaknya pelayan di restoran, termasuk Lela juga yang berperan sebagai pengasuh Baby Dam di sana. Bara belum sampai, katanya ia masih di jalan enuju mansion. Sejak tadi ia dikerumuni para Nyonya dan wanita-wanita muda berpakaian mewah, mereka jelas tamu di pesta tersebut. Masalahnya Baby Dam tak mau digendong orang bahkan disentuh pun menolak sampai tantrum. Baru juga Baby Dam diam lima menit yang lalu setelah tantrum. "Aduh duh duh, lucu banget sih Tuan Muda Raniero!" ujar salah satu dari mereka. Mereka terus memuji Baby Dam yang membuat si bayi itu terus ngusel-usel di dada Lela, ia tak ingin melihat orang lain. Tak lama datanglah Riri bersama seorang pria di sampingnya. "Hai, Laila!" sapanya. Lela pun tersenyum padanya, "Hai, Nyonya!" Melihat Lela menggunakan seragam p