Share

Ngidam

Penulis: Yuniartinoor
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-23 16:24:43
Sebelumnya aku tidak pernah tahu jika Mas Ammar tetnyata seorang Mahasiswa yang nyambi narik taksi olnline. Dia jarang sekali terlihat membawa tas ataupun buku-buku seperti mahasiswa kebanyakan. Mas Ammar juga begitu ramah dan berbaur dengan tetangga sekitar kontrakan.

Semua orang di kontrakan suka pada Mas Ammar, jiwa tolong menolongnya tinggi ramah dan baik hati. Rena yang sudah mendapatkan Mas Satya saja sepertinya naksir pada Mas Amamar. Aku berkata seperti ini karena melihat gerak-gerik Rena yang selalu salting saat berada di dekat Mas Ammar.

Hal yang paling lucu terjadi pagi ini, Mas Satya datang kerumah meminta nomor telepon Mas Ammar yang lain. Katanya nomor yang kemarin tidak bisa di hubungi Rena. Jelaslah pasti Mas Ammar sudah memblokir nomor Rena. Laki-laki juga ngerilah ketemu perempuan agresif seperti Rena.

"Nomor telepon Mas Ammar yang ku tahu ya cuma itu, Mas. Rena mau minta diant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Aku Menyayangi Mbak Gina dan Anak-anak

    "Terima kasih, Mas Ammar tadi sudah menolongku," ucapku."Sudah seharusnya begitu, Mbak. Mas Satya sudah keterlaluan. Maaf bukannya aku ikut campur, sejak Mbak mengandung Cantika mereka sudah menyakiti Mbak. Sekarang jangan biarkan mereka menyakiti Mbak lagi!"Aku tidak menyangka jika Mas Ammar akan membelaku seperti tadi, Mas Satya sampai mengepalkan tangannya menahan emosi. Namun, aku tahu Mas Satya tidak akan melawan karena pada posisinya memang Rena yang salah.Semenjak Mas Satya dan Rena menikah ini pertama kalinya Brama me-time bersama ayahnya. Perasaanku sebenarnya was-was, takut jika Brama tidak nyaman pergi bersama Rena."Tidak apa-apa, Mbak. Brama kan pergi bersama ayahnya, Mas Satya juga gak akan diam kalau Rena macam-macam pada anaknya," ucap Mbak Ivi."Jika Brama mengadukan hal macam-macam katakan padaku, Mbak. Biar Mas Satya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23
  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   POV Ammar

    Namaku Ammar Al-Haddid, seorang Mahasiswa yang nyambi narik taksi online. Sama seperti yang lain aku bukan orang kaya, hanya orang biasa yang beruntung. Memiliki ibu tangguh yang bisa membesarkan aku dan menyekolahanku sampai jenjang kuliah seperti sekarang.Mobil yang kupunya bukan mobil bagus, hanya mobil seccond yang dijual teman lslu kubeli dengan cara dicicil.Alhamdulillah aku banyak dikelilingi orang-orang baik.Kontrakan tempatku tinggal berada di sebuah kawasan penduduk yang mayoritas karyawan sebuah pabrik elektronik. Kebanyakan dari mereka sudah berumah tangga, sebagian saja yang masih single.Sebisa mungkin aku mengatur waktu, jika masuk kuliah pagi aku baru bisak narik taksi siang sampai malam hari. Sebaliknya saat kuliah off atau bisa mengambil kelas sore, aku sudah berangkat mencari penumpang sejak pagi selesai shalat Shubuh.Hari-hari

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23
  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Hikmah dari Sebuah Musibah

    "Maaf, Mbak tadi aku lanc*ng berbicara seperti itu pada Mas Satya, aku kesal melihatnya. Jadi laki-laki labil tidak tegas!" gerutu Mas Ammar."Gak apa-apa, aku tahu Mas Ammar hanya menggretak Mas Satya, kan?" aku balik bertanya."Sebenarnya enggak juga, aku memang menyayangi Mbak dan anak-anak," ucapnya."Jangan bercanda, Mas? Siapalah aku ....""Tak apa kalau Mbak tidak percaya, nanti aku akan membuktikan semuanya."Suasana hening, akubdan Mas Ammar saling diam sambil menunggu ojek online yang kupesan datang."Jangan lupa kembali besok Shubuh!" imbuh Mas Ammar.Mas Ammar mengantarku sampai lobi Rumah Sakit, aku pulang menggunakan ojeg online. Tak lupa aku menitipkan Brama berkali-berkali. Walau bagaimanapun Mas Ammar tetap orang lain aku takut jika nanti Brama merasa tidak n

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23
  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   POV Bramma

    Aku sangat senang sekali saat ayah dan ibu memberi tahu jika aku akan memiliki seorang adik. Saat itu aku melompat kegirangan, sudah lama aku ingin seperti teman-temanku yang punya adik. Mereka tidak kesepian dan bisa bermain bersama adik mereka, sepertinya sangat menyenangkan.Suatu malam ayah tak kunjung pulang, aku dan ibu menunggu sambil menonton TV di ruang depan. Cukup lama aku dan ibu menunggu sampai aku tertidur tak kuat menahan kantuk.Pagi harinya saat bangun ibu dan ayah tidak ada dan aku sudah berada di rumah tante Ivi. Aku menangis karena ibu dan ayah tak pernah pergi meninggalkanku tanpa izin."Ibu ... ibu ...!" panggilku sambil menangis."Sudah jangan menangis! Ayah sama Ibu Brama pergi cuma sebentar. Sekarang Brama mandi ya, ganti baju juga. Nanti kita makan bareng sama Reva," ajak tante Ivi.Aku memang sudah bisa mandi da

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Kotak Berisi Kebaya

    Hari ini mama dan bapak akan pulang, kakak iparku dan anak sulungnya sudah menjemput. Alhamdulillah kedua kakakku di kampung sayang pada Mama dan bapak mereka saling bantu dan tidak saling mengandalkan satu sama lain."Kamu dan anak-anak hati-hati ya di sini! Sering-sering telepon Mama dan bapak di kampung," pinta bapak."Pasti, Pak. Gina pasti sering telepon bapak dan mama," jawabku.Beberapa pakaian aku titipkan pada kakak iparku, sebagai oleh-oleh untuk kakak, kakak ipar dan keponakan-keponakanku sebagai oleh-oleh.Ada uang jajan juga untuk mereka, entah kenapa pemikiranku mungkin berbeda dengan orang lain. Menurutku aku harus berbagi dengan orang-orang yang sangat dekat dengan kita dulu baru setelahnya bisa berbagi dengan orang yang membutuhkan lainnya."Terima kasih, ya Gin ... kakak-kakak dan keponakanmu pasti senang menerima semua

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Kemarahan Rena

    Barang-barang yang sudah dikemas dan siap untuk dikirim karyawanku berserakan di lantai. Kata putri, Rena datang ke toko, marah-marah dan mengacak-ngacak barang yang sudah siap dikirim tersebut.Empat orang karyawati dan seorang karyawan laki-lakiku tak bisa menahan kemarahan Rena, menurut mereka Rena terlihat begitu emosi dan memb*bi buta.Semua barang-barang yang rusak harus dikirim hari ini, mlau tidak mau aku dan anak-anak mengemas ulang kembali barang-barang yang akan dikirim tersebut. Gara-gara terlempar kesana-kemari hampir semua kemasan yang sudah dipacking jadi kusut dan rusak.Dasar bocah aneh! Kalau ingin bertemu denganku kenapa juga harus merusak barang-barang jualanku. Jika dibiarkan nanti kebiasaan. Setelah pengemasan ulang selesai aku menitipkan Brama dan Cantika pada Putri dan Ayu. Jika mereka ikut aku khawatir anak-anak nanti melihat Rena mengam*k lagi.&n

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   POV Satya 2

    Kedekatanku dengan Rena perlahan membuat aku menjauh dari Gina dan Brama. Jangankan membantu istri mengerjakan rumah seperti biasa berlama-lama di rumah saja sekarang aku malas.Rena memang pintar, dia punya saja cara bagaimana caranya agar bisa berduaan denganku. Pagi-pagi dia datang ke rumah meminta tolong untuk memasangkan antena dan menyeting program pada TV baru miliknya.Tentu saja Gina marah dan tidak merespon. Brama yang membangunkanku di kamar. Aku langsung bangun dan versih-bersih saat Brama mengatakan Rena mencariku.Selesai bersih-bersih Gina dan Brama sudah tidak ada, entah pergi ke warung atau menghindar karena tidak suka dengan kedatangan Rena ke rumah.Membetulkan antena sebetulnya hanya siasat Rena saja karena tidak ada masalah sama sekali dengan TV dinkontrakannya. Namanya sedang kasmaran makan Fastfood yang dipesan via aplikasi berdua saja berasa m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Resmi Bercerai

    Dari awal gugatan cerai tak sekalipun aku menghadiri persidangan. Aku tak ingin melakukan mediasi atau apapun itu. Aku ingin semua proses cepat selesai dan akta perceraian segera aku terima.Dengan uang yang kupunya sekarang, bisa saja aku mempercepat semua prosesnya tapi aku tidak ingin melakukannya. Aku akan mengikuti semua prosedur sampai ketuk palu.Aku siap menjadi single mother, kuat dan bisa hidup tanpa sedikitpun nafkah dari Mas Satya. Aku tahu seharusnya Mas Satya masih wajib menafkahiku dan anak-anak tapi biarlah aku tidak akan menuntut apapun darinya. Semua akan menjadi urusan Mas Satya dengan Yang Maha Kuasa nanti di akhirat.Untuk saat sekarang aku tidak ingin memikirkan soal Mas Satya, Rena ataupun Mas Ammar. Aku ingin fokus dengan anak-anak dan pekerjaan saja.Alhamdulillah semakin hari penjualan semakin meningkat, Allah selalu melimpahkan rizkinya unt

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29

Bab terbaru

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Kasulitan yang diciptakan Sendiri

    Kesulitan telah Mas Satya buat sendiri, meskipun aku tidak benar-benar melarangnya menemui anak-anak dia malu sendiri dengan kelakuannya.Menurut bodyguard yang menjaga Cantika di Sekolah, beberapa kali mas Satya datang ke sekolah, meminta izin untuk bertemu dengan Cantika. Setelah penjaga Cantika meminta izin padaku via telepon mas Satya diizinkan berbicara dan memeluk Cantika beberapa menit sebelum Cantika pulang ke rumah.Sama halnya dengan Cantika, mas Satya juga datang ke sekolah Bramma. Bramma yang sudah SMP dan tidak didampingi bodyguard seperti Cantika, membuat Mas Satya lebih leluasa bertemu, mengobrol bahkan memeluk Bramma lebih lama.Bramma yang beranjak dewasa tak berani jujur padaku jika Mas Satya sering menemuinya di sekolah. Aku mengetahuinya dari orang-orang Mas Ammar. Mungkin Bramma takut aku melarangnya bertemu Mas Satya.Sebagai seorang anak Bramma

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Ternyata ....

    Aku berusaha merebut Cantika dari dekapan Mas Satya, sambil menangis aku merebut Cantika ayahnya."Cantika milikku!" Mas Satya mendorongku sampai jatuh kelantai.Mas Amar yang emosi tak kuasa lagi menahan amarahnya. Dia mengambil paksa Cantika lalu menghant*m wajah Mas Satya sekali. Cantika yang ketakutan menangis lalu berlari kearah Bramma, gadis kecilku mendekap tubuh abangnya dengan gemetar.Hampir saja orang-orang suruhan Mas Ammar juga ikut memuk*li Mas Satya tapi aku mencegahnya. Ada orang tua Mas Satya, ada anak-anak juga. Bagaimana psikoligis mereka jika melihat anak dan ayah mereka dipuk*li? Aku tak pernah mau ini terjadi, dari awal perceraian aku selalu menjaga agar semuanya baik-baik saja. Meskipun tersakiti aku tetap memberi maaf tapi jika akhirnya begini aku juga tidak akan diam."Ayo Rama, bawa adiknya ke mobil sebelum ayah kalian tambah emosi!" titah Ibunya Mas Satya."Iya,

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Cantika Ditemukan

    Ada kabar dari kepolisian katanya Cantika dibawa keluar kota. CCTV di sebuah statsiun kereta api menunjukan anak berciri-ciri seperti cantika melintas sekitar 3 hari yang lalu.Tangisku pecah, aku takut terjadi sesuatu pada anakku. Bagaimana kalau anakaku diculik dan dijadikan peng*mis seperti yang kulihat di TV atau bahkan lebih buruk ... sekarang kan sedang viral yang jual beli organ tubuh. Semoga Cantika baik-baik saja, semoga Allah selalu melindungi anak-anakku dimanapun mereka berada."Sudahlah jangan menangis, setidaknya kita sudah punya petunjuk untuk mencari Cantika. Terus berdoa, polisi dan orang-orang suruhanku tidak akan berhenti sampai Cantika ditemukan," ujar Mas Ammar."Statsiun itu ... kita bisa berangkat ke kampung Mas Satya menggunakan kereta dari statsiun itu. Mas Satya kemana? Sudah berapa hari aku tidak melihatnya." Tiba-tiba saja aku curiga pada Mas Satya." Kamu curiga pada Satya?" ta

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Pencarian Hari ke-2

    "Cantika ... pulanglah, Nak! Ibu, ayah, kakek, nenek, adik dan semuanya menunggumu. Ibu sangat menyayangimu, ibu tidak bisa jika harus tanpamu," lirihku dalam doa ... Aku benar-benar merasa tidak tenang, setiap beberapa menit aku menelpon Mas Ammar, Mas Galih dan Bramma secara bergiliran untuk menanyakan apakah mereka sudah menemukan Cantika atau belum? Perasaanku benar-benar tak karuan jiwaku terasa melayang entah kemana? Namun, aku tak bisa terus begini ada Gaza yang juga membutuhkanku. Aku menghampiri Gaza yang berada di kamar mama lalu meng-asihi Gaza. Aku terlalu tenggelam meratapi Cantika dan hampir saja mengabaikan si bungsu. "Maafkan ibu ya, Nak. Ibu sedih sekali sampai mengabaikan Gaza, ibu takut kehilangan kakak Cantika," bisikku, sambil menciumi kening Gaza yang sedang meny*su. "Jangan egois, anakmu bukan hanya Cantika. Bramma dan Gaza juga butuh kamu, kamu harus kuat!" ujar Mama.

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Hilangnya Cantika

    Jangan lupa tinggalkan jejak dengan follow, subscribe, rate dan tap love. Terima kasih.Hari ini ada meeting dengan beberapa orang reseller di ruko, aku terlambat menjemput Cantika hampir seperempat jam. Di usia Cantika yang ke tiga tahun aku sengaja memasukannya pre-school agar dia banyak teman dan tidak jenuh di rumah terus.Kakiku lemas saat Security penjaga sekolah mengatakan sudah tidak ada lagi siswa di dalam sekolah. Cantika ke mana?"Maaf, Bu Cantika sendiri yang menhampiri orang yang menjemputnya. Dia langsung berlari keluar gerbang lalu memeluk laki-laki bertopi itu," jelas security yang berjaga."Bagaimana ciri-ciri orang itu? Dia bawa mobil atau motor?" selidikku."Aku tidak terlalu memperhatikan, hanya fokus dia bertopi soalnya dia berdiri di seberang sana," tunjuk security.Aku tidak bisa diam saja, diantar security menemui guru dan kepala se

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Dilema

    "Kenapa kalian begitu ingin aku bekerja di tempat orang Arab itu? Apa pekerjaanku di toko tidak benar? Aku nyaman disini bersama kalian, teman-teman yang bagiku sudah seperti keluarga," rengek Mas Satya.Jujur sebenarnya aku dan Mas Ammar juga tak tega, semua bukan semata-mata nasihat bapak tapi memang pekerjaaan di tempat Mas Fahad gajinya lumayan."Mas jangan salah faham, aku dan Gina ingin Mas Satya maju. Coba saja dulu, nanti kalau gak lolos seleksi Mas boleh kerja lagi disini," bujuk Mas Ammar."Mas ingat, ada Maryam yang butuh banyak biaya. Di kantor Mas Fahad banyak fasilitas dan tunjangan yang nanti bisa dimanfaatkan, bekerja denganku mau sampai kapan? Aku tidak bisa memberikan banyak, Mas," terangku."Fahad adik iparku, Mas jangan khawatir dia orang baik. Aku akan menitipkan Mas pada Fahad jika memang nanti lolos seleksi," jelas Mas Ammar.Mas Satya termenung, lalu berjalan kearah

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Kebersamaan

    Aku tahu sebagai Bapakku, bapak pasti sangat sakit hati dengan apa yang pernah mas Satya lakukan padaku.Aku dan Mas Ammar akhirnya hanya saling melempar pandangan, bingung harus menempatkan mas Satya dimana? Karena hanya dua pekerjaan yang kita miliki di toko dan di gerai parfume milik Mas Ammar.________Pucuk dicinta ulam pun tiba,saat aku dan Mas Ammar bingung untuk mempekerjakan Mas Satya dimana? Mas Fahad datang menengok Gaza. Bukan suatu kebetulan, aku percaya jika semua ini adalah takdir yang sudah diatur oleh Allah.Mas Fahad membutuhkan kan beberapa orang sopir untuk bekerja di kantornya. Kantor tempat mas Fahad bekerja memang bagian dari pemerintahan, tidak mudah orang bisa bekerja di sana.Meskipun melalui beberapa tahapan tes aku dan Mas Ammar akan membujuk mas Satya untuk melamar di tempat Mas Fahad, bukan semata-mata menjauhkannya dari keluarga kami. Nam

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Kehancuran Satya

    PoV SatyaHari dimana saat Maryam dilahirkan adalah saat terberat dihidupku. Rena merasakan mulas begitu hebat tapi tak kunjung melahirkan, sampai akhirnya Dokter memutuskan untuk memilih jalan operasi karena kondisi Rena tidak mungkin untuk melahirkan secara normal. Rena cukup lama tak sadarkan diri hingga tak mungkin bisa mengejan.Tangisan pertama Maryam tidak memberikan sedikitpun senyuman di bibir mungil Rena. Rena seperti lupa segalanya tatapannya kosong, yang ia ingat hanya kebenc*annya pada Gina. Rena hanya mengoceh menyebut nama Gina setelah itu histeris.Sempat terbesit dibenakku, tentang sebuah "karma". Aku pergi menemui Gina, meminta maaf atas nama Rena. Gina memaafkan semuanya dan Alhamdulillah Gina dan Ammar berbaik hati untuk

  • Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)   Tampan Kombinasi

    Aduh maaf sekali, Nak Ammar, jadi ngabring (banyak orang) begini. Tadinya cuma mama sama bapak yang mau pergi tapi ini 2 ponakan Gina maksa ingin ikut, maklum mereka dari kecil belum pernah pergi ke kota," ucap Mama."Tdak apa-apa, Mah. Di sini kan ada banyak kamar lagi pula jarang-jarang kan Cantika dan Bramma bertemu saudara, biar mereka kenal satu sama lain," jawab Mas Ammar."Apa kabar, Ibu besan? Lihat! Cucu kita tampan sekali," ujar Mama mertua."Alhamdulillah kabar kami semua baik, Aduuhh ... cucu nenek kasepnya ( gantengnya) mirip sekali dengan Nak Ammar," puji mama."Ish! Lihat atuh, neneknya juga kan cantik-cantik. Sudah pasti cucunya ganteng," potong mama mertua.Seperti biasa saat berkunjung mama dan bapak pasti membawa hasil panen. Bermacam-macam sayuran dan buah-buahan, satu yang tak pernah Mama lupa adalah lompong atau bata

DMCA.com Protection Status