Mendapati pertanyaan dari Anisa membuat Leo kikuk, dia bingung harus menjawab apa karena tidak mungkin dia berterung terang."Itu ada coklat di bibir kamu." Tangannya berpura-pura mengambil coklat di bibir Anisa padahal tidak ada coklat sama sekali.Wanita itu percaya saja dengan alasan Leo, bahkan dia merasa malu dengan majikannya tersebut."Maaf tuan saking menikmati martabak ini sampai belepotan."Leo tersenyum untung otaknya merespon dengan cepat sehingga harga dirinya masih bisa terselamatkan di depan Anisa.Hubungan Leo dan Anisa semakin dekat, hampir tiap malam mereka menghabiskan waktu bersama, meski hanya sebatas mengobrol namun sudah membuat Leo bahagia begitu pula dengan Anisa.Tak terasa waktu sudah berjalan selama dua minggu, waktunya bagi Ana kembali liburan namun hingga keesokan harinya Ana tak kunjung pulang. Leo yang khawatir mencoba menghubungi istrinya namun ponsel Ana tidak aktif."Kenapa tidak aktif?" Leo bermonolog dengan dirinya sendiri.Tak ingin terjadi apa-a
Leo bergegas keluar dari kamar Anisa, dia segera mengambil kunci mobilnya dan pergi kantor polisi.Sambil mengendarai mobilnya, Leo menghubungi bayu, memintanya untuk menyusul ke kantor polisi.Tak berselang lama mobil yang dia kendarai tiba kantor polisi, Leo turun dan berlari masuk ke dalam."Apa yang sebenarnya terjadi?" Seorang polisi menjadi sasaran pertanyaannya.Polisi itu nampak bingung dan beberapa saat kemudian ada seorang polisi yang pangkatnya lebih tinggi datang menghampiri Leo."Apa anda yang bernama Leo?" tanyanya dengan tatapan serius."Benar saya Leo." Polisi tersebut menggiring Leo duduk, dia menjelaskan jika mendapatkan laporan dari polisi internasional mengenai sebuah kecelakaan pesawat di Amerika."Salah satu penumpang pesawat tersebut adalah warga negara sini, yang mana setelah indentitasnya kami terima, korban adalah istri anda."Tubuh Leo melemas, berita dari pihak kepolisian benar-benar membuatnya begitu syok."Tidak mungkin pak, pasti anda salah orang." Leo
Keinginan menyusul Anisa hilang sudah, Leo segera menghampiri Ana dan memeluknya. "Sayang apa yang sebenarnya terjadi? kamu kemana saja? kenapa baru pulang?" Leo memberondong Ana dengan banyak pertanyaan, dia begitu khawatir dengan sang istri."Apaan sih mas, aku tuh capek." Ana berusaha melepas pelukan Leo, lalu dia masuk ke dalam kamar.Leo mematung menatap Ana, sungguh dirinya merasa kalau respon Ana tidak seperti biasanya.Beberapa waktu kemudian Leo menggelengkan kepala, mencoba menepis negatif thinking yang kini menguasainya."Sayang, kemarin aku mendapatkan berita jika pesawat yang kamu tumpangi mengalami kecelakaan, aku sangat khawatir."Akhirnya Ana menjelaskan, jika waktu itu dirinya memang pisah dengan rombongannya karena uangnya menipis, daripada malu lebih baik pulang lebih awal."Daripada aku malu lebih baik aku pulang dulu Mas," ungkap Ana dengan ketus."Lalu kenapa bisa orang lain yang menggunakan tiket kamu?" Leo kembali bertanya."Ketika di bandara ada seorang yang
"Menurutmu apa yang ingin aku lakukan Anisa." Suara Leo semakin berat, tatapannya juga berubah menjadi tatapan yang sulit diartikan."Saya tidak tahu Tuan." Anisa nampak pasrah, dia tidak bisa berpikir jernih, kalau pria yang terlihat akan mencumbunya adalah pria beristri begitu pula dengan dirinya yang merupakan wanita bersuami.Tangan Leo tergerak melewati bibir merah Anisa, salivanya mengucur deras membayangkan yang tidak-tidak."Kamu pasrah sekali Anisa, apa kamu menginginkan hal lebih dari ini?" Tangan Leo semakin mendekatkan tubuh Anisa hingga Anisa dapat merasakan sesuatu benda keras dari di balik celana Leo."Tuan milik anda kenapa sudah mengeras?" Pertanyaan Anisa membuyarkan hasrat Leo, pria itu tertawa keras, bisa-bisanya saat panas dingin seperti ini menanyakan hal itu."Kamu sungguh menggemaskan Anisa." Leo melepas pelukannya, dia terus tertawa lalu duduk di sofa."Maafkan saya Tuan." Anisa menunduk malu, dia mengutuk dirinya dalam hati karena mempertanyakan hal itu pa
"Kamu itu seorang istri seharusnya mementingkan suami daripada teman-teman kamu!" Ana menutup telinganya, seolah tidak mau mendengar ucapan Leo, bahkan dia membaringkan tubuh di tempat tidur dan menarik selimut. "Aku masih belum selesai bicara denganmu Ana!" Rasa kesal Leo sudah di puncak, hingga tangannya mengepal. "Ana!" Tak mendapatkan respon dari sang istri membuat Leo memilih keluar kamar, dia ingin keluar untuk menenangkan diri sejenak tapi saat melewati ruang tengah dia melihat buah-buahan serta botol minuman yang dibawa oleh orang tuanya tadi.Leo mengambil minuman itu, dia merasa sayang jika minuman itu dibuang begitu saja karena itu adalah bentuk perhatian mamanya kepada Ana dan juga calon bayi mereka. "Kasian Mama sudah susah payah membuat ini untuk Ana." Pria itu bergumam.Tiba-tiba dia teringat akan Anisa, "Anisa, kenapa aku tidak kepikiran dia." Leo bergegas kembali ke atas untuk memberikan minuman dan buah-buahannya kepada Anisa. Ketika Leo masuk terlihat Anisa te
Anisa beranjak dari tempatnya, dia berjalan mendekati Leo dan berdiri di samping pria itu. "Yang bisa menjawab pertanyaan anda ya anda sendiri Tuan." Anisa tersenyum dengan tatapan jauh keluar jendela.Leo juga tersenyum sembari menatap Anisa, "Hati kecilku mengatakan tidak salah Anisa.""Bearti tidak salah," sahut Anisa.Melihat Anisa Leo tidak bisa menahan dirinya lagi, dia langsung saja memeluk Anisa dengan erat," Rasa ini tidak salah kan Anisa?" bisiknya."Rasa apa Tuan?""Aku menyayangimu bukan sebagai ibu pengganti anakku, melainkan rasa sayang seorang pria terhadap seorang wanita."Entah harus senang atau harus sedih mendengar ucapan Leo, jujur dia sendiri juga merasakan hal yang sama, bahkan rasa untuk Leo sedikit demi sedikit menggeser Raka dalam hatinya."Kamu juga memiliki rasa yang sama kan Anisa?"Anisa hanya terdiam, dia tidak menjawab pertanyaan Leo itu karena dia tidak ingin ada hati yang terluka."Kenapa kamu hanya diam Anisa?""Saya tidak memiliki perasaan apapun ter
Melihat sang kakak berdiri di hadapannya membuat Leo begitu bahagia. Dia segera beranjak dari kursi kebesarannya, "Kenapa tidak bilang kalau datang." genggaman tangannya jatuh di lengan sang kakak."Begitukah caramu menyambut Kakakmu yang baru datang Le." protes Lukas lalu merangkul adiknya.Lihat pemandangan bahagia di depannya membuat bayu tersenyum, dia memilih pergi karena tidak ingin mengganggu suasana temu kangen adik kakak tersebut.Lukas adalah kakak Leo yang baru pulang dari luar negeri, sama halnya seperti Leo Lukas juga seorang CEO namun perusahaan Lukas jauh lebih besar daripada perusahaan Leo."Dari bandara aku langsung ke sini karena begitu merindukanmu." Ucapan Lukas membuat Leo GR."Sebegitu sayangnya dirimu padaku Kak," sahut Leo dengan terkekeh."Gimana nggak sayang kita dewasa bersama dan kamu adalah satu-satunya adik yang aku miliki," timpal Lukas.Kedua saudara itu bercerita banyak hal, termasuk menceritakan perusahaan masing-masing."Aku selalu kalah denganmu Kak
Rasa takut kepada majikannya membuat Anisa memakan semangkuk sayur dari daun kelor meski itu adalah pantangan bagi dirinya.Seusai memakan makanan yang dibawa oleh Ana tiba-tiba, Anisa merasa pusing, "Pusing sekali kepalaku."Saking pusingnya, Anisa berjalan agak sempoyongan, dia mencoba merebahkan dirinya di tempat tidur, berharap sakit kepalanya bisa hilang setelah rebahan.Hingga sore tiba, rasa sakit di kepalanya tak kunjung sembuh dan kini wajahnya mulai terlihat pucat.Leo yang kebetulan pulang cepat segera menemui Anisa di kamarnya, dan betapa terkejutnya dia saat tau Anisa yang begitu pucat."Kamu kenapa Anisa?!" ujarnya dengan khawatir."Saya pusing Tuan."Tak ingin terjadi apa-apa dengan Anisa dan calon anaknya, Leo segera membawa Anisa ke rumah sakit meski sempat terjadi penolakan."Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak suka sebuah penolakan.""Maafkan saya Tuan, saya hanya...." Dia menghentikan ucapannya."Hanya apa?" Anisa menggeleng, "Maafkan saya Tuan." Rasa khawati
"Asal kamu tau Leo, aku menculik Anisa juga karena perintah dari istrimu, dia sama seperti kamu yang mengiming-iming uang yang banyak." Leo yang kesal melayangkan pukulan kembali, bahkan dia meminta pihak kepolisian untuk mengeksekusi Raka saja."Biar pengadilan yang memutuskan Pak Leo." Raka tertawa melihat ekspresi Leo, "Kamu pasti tidak percaya kan kalau istri kamu itu serigala berbulu domba." Petugas yang tidak ingin ada pertengkaran, segera membawa Raka masuk ke dalam, sedangkan Leo masih terduduk lemas tak percaya.Selama ini dia menganggap Ana sudah berubah namun kenyataannya selama ini Ana hanya pura-pura."Dia telah menipu aku dan Anisa Bay," ujarnya lirih.Leo mengambil ponselnya lalu menghubungi Ana, tapi ponsel Ana berada diluar jangkauan.Kesal, Leo pun mengusap rambutnya kasar lalu dia mengajak Bayu untuk kembali lagi ke ibukota.Beberapa jam berlalu, kini dia telah tiba di rumahnya, dia berteriak memanggil Ana.Anisa yang kebetulan ada di dapur segera mengejar Leo ya
Arrrggggg Ana mengusap rambutnya dengan kasar, dia benar-benar takut jika kebusukannya terbengkar. "Ini semua gara-gara kamu Anisa!" Di sisi lain, Raka terus saja berpindah-pindah tempat, keberadaannya benar-benar tidak aman karena Leo memperketat penjagaan kepolisian beserta anak buahnya disetiap tempat terlebih pemberhentian transportasi. "Sial!" umpatnya. Agar tidak dikenali Raka selalu menggunakan masker, dia juga menyewa tempat di gang sempit agar sulit ditemukan. Untuk menghindarkan diri dari bahaya, Raka sengaja tidak keluar, kebutuhan sehari-harinya dia pesan melalui online. Suatu ketika, Raka harus membeli beberapa keperluan di mini market, kala itu atas anjuran pihak kepolisian setiap warga yang menggunakan masker harus membukanya. Raka yang sudah terlanjur masuk minimarket mau nggak mau membuka maskernya, dia pikir akan aman tapi salah satu dari customer nampak mengenali Raka dari foto yang disebar. Dia segera menghubungi pihak kepolisian, dan tak perlu waktu lam
Mendengar suara Anisa Leo sangat senang, akhirnya istri keduanya sendiri yang berhasil menghubunginya. Setelah menjelaskan semua di sambungan telpon, dia sampai menangis karena sangat rindu dengan anak serta suaminya itu. "Aku akan segera menjemput kamu sayang." Setelah panggilan terputus, Leo segera mengajak Bayu untuk ke daerah yang diinfokan oleh Anisa, untuk menghemat waktu, mereka menggunakan heli pribadi miliknya. Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya mereka telah tiba di daerah tempat Anisa berada, melihat istrinya Leo segera berlari, rasa rindu di dadanya benar-benar tak tertahankan. "Sayang," katanya dengan air mata yang terjatuh. "Aku kangen Mas," sahut Anisa dengan menangis pula. Pasangan suami istri yang menolong Anisa mempersilahkan tamunya masuk, mereka tidak menyangka jika Anisa adalah seorang istri orang kaya. "Saya sangat berterima kasih karena kalian sudah menyelamatkan istri saya." Pasangan suami istri itu yang mendengar cerita Anisa tentu menyayangkan
Mendapatkan perlakuan manis dari Leo membuat Lean menurut, bayi itu perlahan menghisap puting sintesis dan minum cukup lahap susu formula yang diberikan Leo padanya.Nyaman digendong sang Papa membuat bayi itu terlelap dalam rasa lelah karena seharian menangis."Kasian kamu Nak," kata Leo dengan mata membasah.Bayi sekecil itu paham ucapannya, betapa merindukannya dia dengan sesosok ibu penggantinya."Kasian dia Ana." "Iya Mas, dia sangat menyayangi Anisa." Ana sungguh kesal dan muak dengan anaknya yang lebih menyayangi perempuan yang bukan ibu kandungnya.Setelah susu habis, Leo meletakkan Lean di kamarnya, dia meminta Ana untuk menunggui putranya tidur."Baik Mas." Dia masih melakoni drama yang diperankannya, meski rasanya dia tak sanggup lagi dengan semua ini."Kesal sekali aku, bayi ini menyusahkan. Kenapa sih lahir nggak langsung besar saja." Dia berkacak pinggang sembari menatap sang anak.Keesokan harinya, Leo mendatangi kantor polisi lagi, untuk kasus ini Leo diminta untuk
"Mas kamu jangan macam-macam Mas, ini untuk anakku bukan untuk yang lain," Anisa segera menjauh dari Raka.Raka tertawa mendengar ucapan Anisa, "Alah pasti Leo juga menyusu," sahutnya."Mas Leo adalah suamiku Mas, sedangkan kamu orang lain!" Raka menarik tangan Anisa, dia sangat kesal jika teringat Leo yang meminta Anisa."Tapi Leo yang membuat aku menceraikan kamu!" "Kalau kamu tidak mau kenapa kamu menerima uangnya!" Raka kembali tertawa, siapa yang tidak tergiur dengan uang ratusan juta."Lagipula bukankah kamu memiliki wanita lain Mas," imbuh Anisa."Jadi kamu cemburu Anisa." Anisa menggeleng, dia yang sudah tidak tahan dengan sakit di dadanya meminta ijin Raka untuk ke kamar mandi, dia ingin mengeluarkan Asinya agar tidak sakit.Raka yang takut Anisa kabur, mengikuti mantan istrinya dan menunggu di depan kamar mandi.Di dalam kamar mandi, Anisa membuang asinya hal ini membuatnya mengingat sang anak. Biasanya Lean lah yang menghabiskan persedian asinya bahkan sampai kurang."M
Ucapan Bayu membuat Leo mematung, apa mungkin yang membawa Anisa pergi adalah orang lain?Dia segera mengambil ponsel, dengan sekali pencet kini panggilannya sudah tersambung dengan sopir sebenarnya. "Kamu dimana!" Segera Leo bertanya, dan sopirnya segera menjawab kalau dirinya di rumah.Tubuh Leo melemas, ternyata benar Anisa telah diculik.Dia meminta pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan di rumahnya, selain mencari mobil Ana.Leo, Bayu dan Ana pulang ke rumah yang diikuti oleh pihak kepolisian. Dia juga memerintahkan semua pelayan di rumahnya berkumpul untuk dimintai keterangan.Rencana epic Ana benar-benar membuat semua tidak tahu apa-apa, bahkan sopir yang selalu standby juga tidak tahu jika ada seorang penyusup. "Kami tidak tahu apa-apa Tuan, saya kira tadi Nyonya Ana keluar dengan Anisa tanpa sopir." Keterangan sopir membuat Leo marah, bagaimana bisa mereka semua seceroboh ini, bahkan ada penyusup masuk satu pun tak ada yang tahu."Aku kira tadi itu kamu Pak, aku d
Sudah genap satu bulan, Ana berpura-pura menjadi malaikat, sikap baiknya benar-benar dapat meyakinkan Leo kalau dia sudah berubah."Terima kasih kamu mau menerima Anisa dan jauh lebih baik Ana," kata Leo."Iya Mas, anggap saja aku tengah menebus kesalahan, aku berterima kasih karena kamu tidak menceraikan aku setelah apa yang aku lakukan selama ini." Air mata buaya Ana keluarkan untuk mendapatkan simpati Leo, dan benar saja pria itu akhirnya mau memeluknya setelah sekian lama dia tidak pernah kontak fisik dengan sang istri."Aku juga minta maaf, mari kita perbaiki semua Ana," sahutnya.Satu kecupan Leo tumbangkan ke kening Ana, dan ini membuat wanita itu tak sabar untuk segera menyingkirkan Anisa, dia ingin Leo seperti dulu lagi yang begitu tergila-gila padanya.Setelah Leo berangkat ke kantor, Ana kembali ke kamarnya, dia ingin menghubungi Raka agar segera bersiap.Entah bagaimana persiapan mereka, setelah tiga jam Raka sudah berada di rumahnya, menyamar sebagai sopir.Tentu apa yang
"Tapi bagaimana caranya, suami kamu bisa memenjarakan aku lagi." "Kamu pura-pura jadi sopir dan aku akan menyuruh Anisa membeli susu, setelah itu bawa dia pergi." Raka tertawa mendengar rencana epik Ana, lagipula dia memerlukan Anisa untuk menghasilkan uang lagi seperti dulu. "Bawa dia pergi jauh dari kota ini, nikahi dia lagi," sambung Ana. "Baiklah, akan aku bawa dia pergi jauh, asal bayaran untukku juga setimpal," sahutnya dengan terkekeh. Bagi Raka tentu hal ini sangat menguntungkan, selain dapat uang dari Ana, dia juga mendapatkan Anisa kembali. Ana tak jadi kumpul dengan geng sosialitanya, dia ingin melakukan sedikit drama dengan Anisa, agar jika Anisa menghilang Leo tidak curiga padanya. Setibanya di rumah, Ana pergi ke kamar anaknya, dia ingin mengajak Lean. "Dia tidur sudah daritadi apa baru saja Anisa?" tanya Ana dengan halus. "Baru saja Nyonya," jawab Anisa. Ana tersenyum manis sembari menepuk pundak Anisa. "Kamu pasti lelah, setelah dia bangun biar Lean bersamak
Sekeras apapun Ana membujuk Arthur pria bule itu tetap kukuh dengan keputusannya, kerjasama dengan Leo baru saja terealisasi, dia tidak ingin karena masalah ini hubungan mereka akan menjadi canggung meski Leo juga tidak bereaksi apa-apa setelah mengetahui semuanya."Arthur jangan lakukan ini." Pinta Ana."Kembalilah pada suami kamu."Lelah merayu dan membujuk akhirnya Ana pergi ke kantor Leo untuk mengklarifikasi, dia tentu tidak mau ditinggalkan Leo setelah Arthur meninggalkannya."Mas!" Ana langsung saja masuk ke dalam ruangan Leo.Bayu yang kebetulan ada disana pamit keluar, karena pasti atasannya akan membahas masalah tadi.Dengan santai Leo meminta Ana duduk di sofa, kemudian dia mengambil air untuk istrinya tersebut, "Minum dulu kamu pasti lelah," ujarnya."Mas, aku tahu aku salah, tapi ini semua juga karena kamu yang menduakan aku dengan Anisa." Wanita itu mulai mengklarifikasi.Leo tersenyum mendengar klarifikasi dari Ana, "Andaikan kamu bisa mengerti aku dan tidak mementingka