"Kamu itu seorang istri seharusnya mementingkan suami daripada teman-teman kamu!" Ana menutup telinganya, seolah tidak mau mendengar ucapan Leo, bahkan dia membaringkan tubuh di tempat tidur dan menarik selimut. "Aku masih belum selesai bicara denganmu Ana!" Rasa kesal Leo sudah di puncak, hingga tangannya mengepal. "Ana!" Tak mendapatkan respon dari sang istri membuat Leo memilih keluar kamar, dia ingin keluar untuk menenangkan diri sejenak tapi saat melewati ruang tengah dia melihat buah-buahan serta botol minuman yang dibawa oleh orang tuanya tadi.Leo mengambil minuman itu, dia merasa sayang jika minuman itu dibuang begitu saja karena itu adalah bentuk perhatian mamanya kepada Ana dan juga calon bayi mereka. "Kasian Mama sudah susah payah membuat ini untuk Ana." Pria itu bergumam.Tiba-tiba dia teringat akan Anisa, "Anisa, kenapa aku tidak kepikiran dia." Leo bergegas kembali ke atas untuk memberikan minuman dan buah-buahannya kepada Anisa. Ketika Leo masuk terlihat Anisa te
Anisa beranjak dari tempatnya, dia berjalan mendekati Leo dan berdiri di samping pria itu. "Yang bisa menjawab pertanyaan anda ya anda sendiri Tuan." Anisa tersenyum dengan tatapan jauh keluar jendela.Leo juga tersenyum sembari menatap Anisa, "Hati kecilku mengatakan tidak salah Anisa.""Bearti tidak salah," sahut Anisa.Melihat Anisa Leo tidak bisa menahan dirinya lagi, dia langsung saja memeluk Anisa dengan erat," Rasa ini tidak salah kan Anisa?" bisiknya."Rasa apa Tuan?""Aku menyayangimu bukan sebagai ibu pengganti anakku, melainkan rasa sayang seorang pria terhadap seorang wanita."Entah harus senang atau harus sedih mendengar ucapan Leo, jujur dia sendiri juga merasakan hal yang sama, bahkan rasa untuk Leo sedikit demi sedikit menggeser Raka dalam hatinya."Kamu juga memiliki rasa yang sama kan Anisa?"Anisa hanya terdiam, dia tidak menjawab pertanyaan Leo itu karena dia tidak ingin ada hati yang terluka."Kenapa kamu hanya diam Anisa?""Saya tidak memiliki perasaan apapun ter
Melihat sang kakak berdiri di hadapannya membuat Leo begitu bahagia. Dia segera beranjak dari kursi kebesarannya, "Kenapa tidak bilang kalau datang." genggaman tangannya jatuh di lengan sang kakak."Begitukah caramu menyambut Kakakmu yang baru datang Le." protes Lukas lalu merangkul adiknya.Lihat pemandangan bahagia di depannya membuat bayu tersenyum, dia memilih pergi karena tidak ingin mengganggu suasana temu kangen adik kakak tersebut.Lukas adalah kakak Leo yang baru pulang dari luar negeri, sama halnya seperti Leo Lukas juga seorang CEO namun perusahaan Lukas jauh lebih besar daripada perusahaan Leo."Dari bandara aku langsung ke sini karena begitu merindukanmu." Ucapan Lukas membuat Leo GR."Sebegitu sayangnya dirimu padaku Kak," sahut Leo dengan terkekeh."Gimana nggak sayang kita dewasa bersama dan kamu adalah satu-satunya adik yang aku miliki," timpal Lukas.Kedua saudara itu bercerita banyak hal, termasuk menceritakan perusahaan masing-masing."Aku selalu kalah denganmu Kak
Rasa takut kepada majikannya membuat Anisa memakan semangkuk sayur dari daun kelor meski itu adalah pantangan bagi dirinya.Seusai memakan makanan yang dibawa oleh Ana tiba-tiba, Anisa merasa pusing, "Pusing sekali kepalaku."Saking pusingnya, Anisa berjalan agak sempoyongan, dia mencoba merebahkan dirinya di tempat tidur, berharap sakit kepalanya bisa hilang setelah rebahan.Hingga sore tiba, rasa sakit di kepalanya tak kunjung sembuh dan kini wajahnya mulai terlihat pucat.Leo yang kebetulan pulang cepat segera menemui Anisa di kamarnya, dan betapa terkejutnya dia saat tau Anisa yang begitu pucat."Kamu kenapa Anisa?!" ujarnya dengan khawatir."Saya pusing Tuan."Tak ingin terjadi apa-apa dengan Anisa dan calon anaknya, Leo segera membawa Anisa ke rumah sakit meski sempat terjadi penolakan."Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak suka sebuah penolakan.""Maafkan saya Tuan, saya hanya...." Dia menghentikan ucapannya."Hanya apa?" Anisa menggeleng, "Maafkan saya Tuan." Rasa khawati
Ana terlihat menatap Lukas, dari dulu wajah maskulin Lukas membuat Ana terpukau. "Sampai kapan kamu akan terus menatapku Ana?" Pertanyaan Lukas membuat Ana segera mengalihkan pandangannya. Dia tersenyum, "Kamu masih sama seperti dulu Lukas." Lukas tertawa mendengar ucapan Ana, "Diriku tetap diriku sampai kapan pun ya begini." Ana tersipu malu, rasa kesal yang begitu besar kepada Leo seketika menguap ketika berbicara dengan Lukas. "Kamu mau menemui Leo?" "Iya, ada masalah yang ingin aku bicarakan dengannya." Tak ingin berlama-lama dengan Ana Lukas segera memotong pembicaraan mereka. "Aku masuk dulu." "Silahkan." Bertemu dengan Lukas membuat Ana salting, tak bisa dipungkiri Lukas lebih greget daripada Leo suaminya, mereka memang saudara tapi memiliki karakter yang jauh berbeda. Sepanjang koridor, Ana nampak tersenyum mengingat pertemuannya dengan Lukas, wanita itu kembali mengingat masa lalunya bersama kakak sang suami. "Kenapa aku malah kepikiran Lukas?" gumamnya kemudia
"Dia suami saya Tuan.""Dia tak pantas kamu sebut suami Anisa!"Anisa menatap Leo dengan tatapan sedih, pantas nggak pantas Raka tetap suaminya. "Dia tetap suami saya Tuan." Leo menggeleng, rasa ingin memiliki Anisa semakin besar hingga Leo lupa jika Raka tetaplah suami sah Anisa."Lantas bagaimana dengan anda Tuan? anda melarang saya kembali ke Mas Raka lalu bagaimana dengan Nyonya?"Pertanyaan Anisa membuat Leo terdiam, dia juga tidak tahu jawabannya, yang dia rasakan saat ini adalah ingin tetap bersama Ana dan juga memiliki Anisa."Aku ingin bersama kamu dan Ana, Anisa." "Anda tidak bisa egois Tuan."Waktu terus berlalu, tak terasa tujuh bulanan anak Leo akan digelar besok, Anisa tentu tidak bisa hanya berdiam diri tanpa membantu para pelayan menyiapkan acaranya."Apa yang bisa saya bantu Bi?" Dia bertanya pada para Bibi di dapur."Sudah kamu diam saja di kamar, kami takut dimarahin Tuan kalau kamu ikut membantu Anisa," jawab salah satu Bibi."Saya bosan Bi, beri saja saya pekerj
"Ayo cepat sini." Mama Leo menarik tangan Ana dan mengajaknya duduk di dekatnya.Saking bahagianya ingin memiliki cucu Mama Leo benar-benar memperlakukan Ana dengan baik, dia tidak ingin Ana tertekan."Duduk yang nyaman." Mama Leo memberikan bantal kecil untuk agar punggung Ana tidak sakit.Sikap Mama Leo membuat Ana tersenyum puas, kapan lagi dia bisa mengerjai mertuanya seperti ini. 'Haha senang sekali bisa mengerjai wanita tua ini'.Mama Leo meminta pemuka agama untuk memulai doanya, saat itulah Leo menghubungi Anisa agar turut mendengarkan doa dari pemuka agama."Le, apa kamu tidak merasa aneh dengan istri kamu." Lukas yang berada tepat di samping Leo mencoba mengadukan kecurigaannya pada sang adik.Seketika Leo memucat, dia takut jika kebohongan Ana terbongkar. "Aneh gimana sih Kak," protes Leo."Kapan hari aku lihat perutnya masih rata, tapi sekarang kok sudah sebesar ini."Leo berusaha menyakinkan Lukas kalau perut Ana membesar sesuai usia kandungannya, "Mungkin kamu salah liha
"Lepaskan aku Lukas!" Teriak Ana."Ikut aku!" Lukas menyeret Ana menjauh. Beraninya Kamu membohongi Leo! dari awal aku sudah curiga kalau kamu tidak hamil!" Tangan luka mencengkeram Ana lebih kuat lagi.Ana meronta memegangi tangan lukas dia berusaha untuk melepaskannya."Aku tidak membohongi Leo!" Ana kembali berteriak."Lihatlah perutmu! masih bilang kamu tidak membohongi Leo?" Tak ingin mendengarkan alasan Ana, Lukas terus saja menyeret adik iparnya keluar klub dan dengan paksa dia memasukkan Ana ke dalam mobil lalu membawanya pulang.Lukas hanya ingin Leo sadar jika Ana telah berbohong."Lukas aku tidak berbohong, lepaskan aku!" Ana meminta Lukas supaya menurunkannya."Sudah ketangkap basah masih saja berbohong, Aku hanya ingin tahu kebohongan istrinya," sahut Lukas dengan tatapan tajamnya.Ana serba bingung bagaimana menjelaskannya kepada Lukas, memang secara fisik dia tidak hamil tapi benihnya dan Leo tumbuh di rahim wanita lain.Sepanjang perjalanan tak ada yang bisa Ana lakuk
"Asal kamu tau Leo, aku menculik Anisa juga karena perintah dari istrimu, dia sama seperti kamu yang mengiming-iming uang yang banyak." Leo yang kesal melayangkan pukulan kembali, bahkan dia meminta pihak kepolisian untuk mengeksekusi Raka saja."Biar pengadilan yang memutuskan Pak Leo." Raka tertawa melihat ekspresi Leo, "Kamu pasti tidak percaya kan kalau istri kamu itu serigala berbulu domba." Petugas yang tidak ingin ada pertengkaran, segera membawa Raka masuk ke dalam, sedangkan Leo masih terduduk lemas tak percaya.Selama ini dia menganggap Ana sudah berubah namun kenyataannya selama ini Ana hanya pura-pura."Dia telah menipu aku dan Anisa Bay," ujarnya lirih.Leo mengambil ponselnya lalu menghubungi Ana, tapi ponsel Ana berada diluar jangkauan.Kesal, Leo pun mengusap rambutnya kasar lalu dia mengajak Bayu untuk kembali lagi ke ibukota.Beberapa jam berlalu, kini dia telah tiba di rumahnya, dia berteriak memanggil Ana.Anisa yang kebetulan ada di dapur segera mengejar Leo ya
Arrrggggg Ana mengusap rambutnya dengan kasar, dia benar-benar takut jika kebusukannya terbengkar. "Ini semua gara-gara kamu Anisa!" Di sisi lain, Raka terus saja berpindah-pindah tempat, keberadaannya benar-benar tidak aman karena Leo memperketat penjagaan kepolisian beserta anak buahnya disetiap tempat terlebih pemberhentian transportasi. "Sial!" umpatnya. Agar tidak dikenali Raka selalu menggunakan masker, dia juga menyewa tempat di gang sempit agar sulit ditemukan. Untuk menghindarkan diri dari bahaya, Raka sengaja tidak keluar, kebutuhan sehari-harinya dia pesan melalui online. Suatu ketika, Raka harus membeli beberapa keperluan di mini market, kala itu atas anjuran pihak kepolisian setiap warga yang menggunakan masker harus membukanya. Raka yang sudah terlanjur masuk minimarket mau nggak mau membuka maskernya, dia pikir akan aman tapi salah satu dari customer nampak mengenali Raka dari foto yang disebar. Dia segera menghubungi pihak kepolisian, dan tak perlu waktu lam
Mendengar suara Anisa Leo sangat senang, akhirnya istri keduanya sendiri yang berhasil menghubunginya. Setelah menjelaskan semua di sambungan telpon, dia sampai menangis karena sangat rindu dengan anak serta suaminya itu. "Aku akan segera menjemput kamu sayang." Setelah panggilan terputus, Leo segera mengajak Bayu untuk ke daerah yang diinfokan oleh Anisa, untuk menghemat waktu, mereka menggunakan heli pribadi miliknya. Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya mereka telah tiba di daerah tempat Anisa berada, melihat istrinya Leo segera berlari, rasa rindu di dadanya benar-benar tak tertahankan. "Sayang," katanya dengan air mata yang terjatuh. "Aku kangen Mas," sahut Anisa dengan menangis pula. Pasangan suami istri yang menolong Anisa mempersilahkan tamunya masuk, mereka tidak menyangka jika Anisa adalah seorang istri orang kaya. "Saya sangat berterima kasih karena kalian sudah menyelamatkan istri saya." Pasangan suami istri itu yang mendengar cerita Anisa tentu menyayangkan
Mendapatkan perlakuan manis dari Leo membuat Lean menurut, bayi itu perlahan menghisap puting sintesis dan minum cukup lahap susu formula yang diberikan Leo padanya.Nyaman digendong sang Papa membuat bayi itu terlelap dalam rasa lelah karena seharian menangis."Kasian kamu Nak," kata Leo dengan mata membasah.Bayi sekecil itu paham ucapannya, betapa merindukannya dia dengan sesosok ibu penggantinya."Kasian dia Ana." "Iya Mas, dia sangat menyayangi Anisa." Ana sungguh kesal dan muak dengan anaknya yang lebih menyayangi perempuan yang bukan ibu kandungnya.Setelah susu habis, Leo meletakkan Lean di kamarnya, dia meminta Ana untuk menunggui putranya tidur."Baik Mas." Dia masih melakoni drama yang diperankannya, meski rasanya dia tak sanggup lagi dengan semua ini."Kesal sekali aku, bayi ini menyusahkan. Kenapa sih lahir nggak langsung besar saja." Dia berkacak pinggang sembari menatap sang anak.Keesokan harinya, Leo mendatangi kantor polisi lagi, untuk kasus ini Leo diminta untuk
"Mas kamu jangan macam-macam Mas, ini untuk anakku bukan untuk yang lain," Anisa segera menjauh dari Raka.Raka tertawa mendengar ucapan Anisa, "Alah pasti Leo juga menyusu," sahutnya."Mas Leo adalah suamiku Mas, sedangkan kamu orang lain!" Raka menarik tangan Anisa, dia sangat kesal jika teringat Leo yang meminta Anisa."Tapi Leo yang membuat aku menceraikan kamu!" "Kalau kamu tidak mau kenapa kamu menerima uangnya!" Raka kembali tertawa, siapa yang tidak tergiur dengan uang ratusan juta."Lagipula bukankah kamu memiliki wanita lain Mas," imbuh Anisa."Jadi kamu cemburu Anisa." Anisa menggeleng, dia yang sudah tidak tahan dengan sakit di dadanya meminta ijin Raka untuk ke kamar mandi, dia ingin mengeluarkan Asinya agar tidak sakit.Raka yang takut Anisa kabur, mengikuti mantan istrinya dan menunggu di depan kamar mandi.Di dalam kamar mandi, Anisa membuang asinya hal ini membuatnya mengingat sang anak. Biasanya Lean lah yang menghabiskan persedian asinya bahkan sampai kurang."M
Ucapan Bayu membuat Leo mematung, apa mungkin yang membawa Anisa pergi adalah orang lain?Dia segera mengambil ponsel, dengan sekali pencet kini panggilannya sudah tersambung dengan sopir sebenarnya. "Kamu dimana!" Segera Leo bertanya, dan sopirnya segera menjawab kalau dirinya di rumah.Tubuh Leo melemas, ternyata benar Anisa telah diculik.Dia meminta pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan di rumahnya, selain mencari mobil Ana.Leo, Bayu dan Ana pulang ke rumah yang diikuti oleh pihak kepolisian. Dia juga memerintahkan semua pelayan di rumahnya berkumpul untuk dimintai keterangan.Rencana epic Ana benar-benar membuat semua tidak tahu apa-apa, bahkan sopir yang selalu standby juga tidak tahu jika ada seorang penyusup. "Kami tidak tahu apa-apa Tuan, saya kira tadi Nyonya Ana keluar dengan Anisa tanpa sopir." Keterangan sopir membuat Leo marah, bagaimana bisa mereka semua seceroboh ini, bahkan ada penyusup masuk satu pun tak ada yang tahu."Aku kira tadi itu kamu Pak, aku d
Sudah genap satu bulan, Ana berpura-pura menjadi malaikat, sikap baiknya benar-benar dapat meyakinkan Leo kalau dia sudah berubah."Terima kasih kamu mau menerima Anisa dan jauh lebih baik Ana," kata Leo."Iya Mas, anggap saja aku tengah menebus kesalahan, aku berterima kasih karena kamu tidak menceraikan aku setelah apa yang aku lakukan selama ini." Air mata buaya Ana keluarkan untuk mendapatkan simpati Leo, dan benar saja pria itu akhirnya mau memeluknya setelah sekian lama dia tidak pernah kontak fisik dengan sang istri."Aku juga minta maaf, mari kita perbaiki semua Ana," sahutnya.Satu kecupan Leo tumbangkan ke kening Ana, dan ini membuat wanita itu tak sabar untuk segera menyingkirkan Anisa, dia ingin Leo seperti dulu lagi yang begitu tergila-gila padanya.Setelah Leo berangkat ke kantor, Ana kembali ke kamarnya, dia ingin menghubungi Raka agar segera bersiap.Entah bagaimana persiapan mereka, setelah tiga jam Raka sudah berada di rumahnya, menyamar sebagai sopir.Tentu apa yang
"Tapi bagaimana caranya, suami kamu bisa memenjarakan aku lagi." "Kamu pura-pura jadi sopir dan aku akan menyuruh Anisa membeli susu, setelah itu bawa dia pergi." Raka tertawa mendengar rencana epik Ana, lagipula dia memerlukan Anisa untuk menghasilkan uang lagi seperti dulu. "Bawa dia pergi jauh dari kota ini, nikahi dia lagi," sambung Ana. "Baiklah, akan aku bawa dia pergi jauh, asal bayaran untukku juga setimpal," sahutnya dengan terkekeh. Bagi Raka tentu hal ini sangat menguntungkan, selain dapat uang dari Ana, dia juga mendapatkan Anisa kembali. Ana tak jadi kumpul dengan geng sosialitanya, dia ingin melakukan sedikit drama dengan Anisa, agar jika Anisa menghilang Leo tidak curiga padanya. Setibanya di rumah, Ana pergi ke kamar anaknya, dia ingin mengajak Lean. "Dia tidur sudah daritadi apa baru saja Anisa?" tanya Ana dengan halus. "Baru saja Nyonya," jawab Anisa. Ana tersenyum manis sembari menepuk pundak Anisa. "Kamu pasti lelah, setelah dia bangun biar Lean bersamak
Sekeras apapun Ana membujuk Arthur pria bule itu tetap kukuh dengan keputusannya, kerjasama dengan Leo baru saja terealisasi, dia tidak ingin karena masalah ini hubungan mereka akan menjadi canggung meski Leo juga tidak bereaksi apa-apa setelah mengetahui semuanya."Arthur jangan lakukan ini." Pinta Ana."Kembalilah pada suami kamu."Lelah merayu dan membujuk akhirnya Ana pergi ke kantor Leo untuk mengklarifikasi, dia tentu tidak mau ditinggalkan Leo setelah Arthur meninggalkannya."Mas!" Ana langsung saja masuk ke dalam ruangan Leo.Bayu yang kebetulan ada disana pamit keluar, karena pasti atasannya akan membahas masalah tadi.Dengan santai Leo meminta Ana duduk di sofa, kemudian dia mengambil air untuk istrinya tersebut, "Minum dulu kamu pasti lelah," ujarnya."Mas, aku tahu aku salah, tapi ini semua juga karena kamu yang menduakan aku dengan Anisa." Wanita itu mulai mengklarifikasi.Leo tersenyum mendengar klarifikasi dari Ana, "Andaikan kamu bisa mengerti aku dan tidak mementingka