Melihat Tanya yang jelas sudah mulai tidak senang, Juanita merasa panik di dalam hatinya. Jika ada kesalahpahaman apa pun antara Tanya dan Tommy karena dirinya, bukankah ia juga telah menjadi orang ketiga yang paling dibencinya?Tidak peduli apa yang telah dilakukan Tommy kepadanya sebelumnya, itu semua hanya akting, dan yang seharusnya ia lakukan sekarang adalah meninggalkan tempat ini secepat mungkin, untuk tidak menambah kebingungan bagi mereka.Juanita melepaskan diri dari genggaman tangan Tommy, lalu buru-buru pergi.Melihat punggung Juanita, Tommy mengerutkan keningnya erat, ia sama sekali tidak mempedulikan pertanyaan Tanya, dan mengikuti Juanita meninggalkan lantai dua.“Tommy!” Tanya melangkah maju dengan tak percaya, namun teriakannya tidak mendapat respons dari Tommy.Tommy mengejar Juanita sepanjang jalan hingga ke halaman di luar vila. Mendengar langkah kaki yang semakin mendekat, Juanita mempercepat langkahnya, namun masih saja dikejar oleh Tommy.Dia dengan cepat memegan
Juanita mengeluarkan kuncinya dan membuka pintu, dan Ingga dengan antusias menyambutnya, mengintip keluar pintu dengan rasa penasaran."Ingga, apa yang sedang kamu lihat?" Juanita melihat Ingga dengan bingung, mencoba untuk membawanya ke dalam."Ibu, apakah ayah tidak datang?" Ingga mendengus, bertanya dengan penasaran.Juanita tentu saja tahu siapa yang dimaksud Ingga sebagai "ayah", dan moodnya mulai terganggu, sikapnya terhadap Ingga juga tidak sebaik sebelumnya, "Jingga, berhenti bicara omong kosong, Tommy sama sekali bukan ayahmu. Semua yang terjadi sebelumnya hanyalah akting."Tiba-tiba diomeli oleh Juanita, Ingga terkejut dan berdiri di sana dengan sedih, tidak berani bergerak, dengan air mata menggenang di matanya.Dalam ingatannya, Juanita tidak pernah begitu galak kepadanya.Melihat wajah sedih Ingga, Juanita menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan. Bahkan jika dia dalam mood yang buruk, dia seharusnya tidak memventilasikan kemarahannya pada anak itu.Berfikir tentang i
Ketika Juanita duduk di rumah dengan kebingungan, Tanya juga bertemu dengan asistennya di sebuah kafe."Apakah kamu berhasil mengumpulkan informasi yang saya minta? Jangan katakan padaku bahwa kamu masih perlu waktu, aku tidak membayar kalian untuk hasil yang mengecewakan," kata Tanya dengan wajah datar.Asistennya dengan cepat tersenyum merayu, "Nyonya, apa pun yang Anda minta, tentu saja akan saya usahakan sepenuh hati. Saya tidak akan membiarkan ada keterlambatan sedikit pun."Wajah Tanya sedikit membaik, dia bertanya, "Dari yang kamu katakan, sepertinya kamu telah mengumpulkan informasi. Keluarkan dan tunjukkan padaku."Asistennya mengambil sejumlah dokumen dari dalam tasnya dan dengan hormat memberikannya kepada Tanya, "Nyonya, ini adalah seluruh informasi tentang Juanita. Dia memiliki seorang anak bernama Jingga. Namun, tampaknya anak itu tidak memiliki ayah, jadi kami tidak dapat menemukan informasi apa pun tentangnya."Setelah asistennya selesai berbicara, dia melihat ekspresi
Meskipun Juanita mungkin lambat dalam merespons, dia menyadari bahwa kedatangan Tanya bukanlah sesuatu yang baik, jadi tanpa ragu dia memilih untuk pergi.Setelah meninggalkan kafe, Juanita bersiap-siap untuk pulang. Dia terus memikirkan alasan kedatangan Tanya hari ini. Dari penampilannya, Tanya tidak tampak seperti seseorang yang akan menyerah begitu saja. Kegagalannya kali ini mungkin hanya awal, dan Tanya mungkin akan mencoba lagi.Juanita menghela nafas panjang dalam hati dan merasa tidak berdaya. Meskipun hubungannya dengan Tommy sudah selesai, mengapa dia masih terus terlibat dalam masalah yang rumit seperti ini?Saat dia memasuki kompleks apartemennya, dia sangat teralihkan oleh pikirannya sendiri sehingga tidak memperhatikan adanya mobil mewah yang terparkir di tepi jalan.Ketika dia keluar dari lift dan menundukkan kepala untuk mencari kunci di dalam tas, dia mengangkat kepalanya tiba-tiba dan terpaku pada pemandangan yang tak terduga.Tommy berdiri tepat di depan pintu apart
Di dalam mobil, keduanya duduk di kursi bagian belakang dan terdapat jarak yang cukup lebar di antara mereka.“Oh iya, waktunya masih sangat pagi, bagaimana kalau kita ke sekolah sebentar? bawa Ingga ke sana juga,” kata Juanita secara tiba-tiba.Dia masih ingat bahwa Ingga menunjukkan dirinya suka dan juga bergantung pada Tommy. Karena Ingga begitu ingin bersama dengan lelaki itu. Hari ini merupakan kesempatan yang bagus, bukan?Tommy mendelik sinis dan tatapannya terlihat sedikit marah. Dia tidak mengerti dengan maksud Junia. Mereka baru saja memiliki waktu berdua, tetapi perempuan itu mengatakan ingin mengajak Ingga lagi?“Nggak perlu. Sekarang Ingga belum pulang sekolah, kan?” tolak dan tanya Tommy.Juanita berpikir sesaat dan berkata, “Seharusnya nggak masalah. Keluarganya Smith juga pasti akan mengundang Jingga.”Tommy diam dan memasang wajah keruh. Akan tetapi dia seperti sudah memutuskan untuk tidak menjemput Ingga. Juanita menghela napas dalam hati. Sepertinya dia harus mencar
Jawaban Juanita mengundang senyum puas di wajah mereka. Di waktu yang sama terdengar sebuah suara berat dari belakang punggung mereka yang berkata, “Melly.”Mereka menoleh dan melihat tiga orang lelaki yang berdiri di sana. Mereka adalah suami dari ketiga perempuan itu. Juanita mengikuti pandangan orang-orang itu dan melihat sosok lelaki yang lebih tua dengan tubuh sedikit gempal berada di paling kiri. Yang di tengah terlihat seperti pebisnis dan yang paling kanan adalah lelaki muda. Namun wajah aslinya terlihat jauh berbeda dengan di foto.Melly yang berlari kecil menghampiri suaminya dan menggandeng lengan lelaki itu sambil berkata, “Bukannya sudah dibilang nggak perlu jemput? Kami bahkan belum mulai makan.”Martha dan Angel juga ikut menghampiri suami mereka. Juanita benar-benar mual melihat mereka yang manja sehingga dia menundukkan kepala. Akan tetapi teman-temannya tidak mau berhenti sampai di sana, mereka menarik suami mereka masing-masing menghampiri Juanita.“Juanita, ini sua
Mereka terdiam sesaat ketika mendengar suara tersebut. Setelah itu dengan kompak menoleh ke belakang dan menemukan seorang lelaki yang luar biasa tampan sedang berdiri di sana.Mata ketiga perempuan tersebut berbinar ketika melihat raut Tommy. Harus diakui kalau wajah Tommy memang di atas rata-rata dan sangat menawan. Bahkan suaminya Martha juga mengakui ketampanan Tommy.Ketiga suami perempuan itu memancarkan sorot iri. Mereka tidak tahu kalau lelaki itu datang untuk mencari Juanita. Meski nada bicara Tommy tidak begitu sopan, mereka mengira posisi mereka saat ini sedang menghalangi jalannya Tommy. Melly menarik kedua temannya untuk geser ke samping, kemudian dia tersenyum santun pada Tommy sambil berkata,“Pak, kami menghalangi jalan, ya? Silakan lewat dulu.”Juanita yang sedari tadi menahan emosinya merasa melihat malaikat pelindung ketika menemukan sosok Tommy. Perempuan itu menghampirinya dan berkata, “Akhirnya kamu datang.”Tommy bisa merasakan keanehan dari nada bicara perempuan
Meski Tommy terlihat sangat berkuasa dan mengintimidasi, ketiga lelaki itu tidak terima diperlakukan seperti itu. Tidak seharusnya Tommy bersikap tidak sopan di hadapan mereka.“Kamu tahu aku siapa? Beraninya bersikap seperti ini padaku! Hati-hati akan kuberikan pelajaran!”Tommy terkekeh sinis seakan tidak menganggap mereka. Dia awalnya hanya ingin menakuti mereka saja. Namun Tommy tidak merasa mereka jera dan takut. Mendadak ketiga lelaki itu tampak panik dan takut. Sepertinya orang ini tidak bisa dihadapi dengan cara apa pun. Apakah mereka rela diperlakukan seperti ini begitu saja?“Kamu jangan senang karena ini tempat kekuasaanmu, makanya kami juga nggak ada cara lain. Setelah keluar dari sini, kamu rasakan saja! Siapa yang akan menangis lebih parah!”Tommy melirik lelaki itu dengan dingin dan menganggap ucapan orang itu seperti angin lalu. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi asistennya kemudian berkata, “Datang ke restoran sebentar.”Mereka menatap Tommy dengan kompak karen
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang