"Obat aneh? Obat ini hanya membuat orang hilang ingatan?" Tommy sangat tercengang mendengar penjelasan ini."Sudah jelas obat ini ilegal. Selain itu, pelakunya benar-benar kejam, sampai tega memberi anak kecil dosis tinggi," ujar Yosef dengan tatapan penuh kebencian.Yosef telah menjadi dokter selama bertahun-tahun, tetapi belum pernah melihat orang yang sekejam ini terhadap anak kecil.Tommy khawatir obat ini menimbulkan kerusakan pada tubuh Jingga. Dia bertanya lagi, "Jadi, apa ada pengaruh buruk terhadap tubuh Ingga?"Yosef menggeleng sambil menatap Tommy dan menjelaskan, "Nyawanya nggak berada dalam bahaya, tapi ...."Jantung Tommy sontak berdetak kencang. Dia segera berkata, "Kenapa tiba-tiba diam? Cepat beri tahu aku!""Tapi, aku nggak tahu otaknya akan terpengaruh atau nggak. Obat ini sangat kuat, bisa menyebabkan kerusakan pada saraf," jelas Yosef.Tubuh Tommy sontak menegang. Dia meraih lengan Yosef, lalu bertanya, "Apa maksudmu otaknya bisa terpengaruh? Ingga sangat cerdas, g
Tommy termangu sesaat. Sebelum dia sempat menjawab, Yosef sudah masuk sambil bertanya, "Katanya Jingga sudah siuman?" Bagaimanapun, hubungan Jingga dan Tommy sangat dekat. Lantaran Tommy begitu perhatian terhadap Jingga, Yosef juga tentunya sangat peduli dengan Jingga. Mendengar perawat mengatakan bahwa Jingga telah siuman, dia pun langsung datang."Dia nggak ingat padaku lagi, juga nggak ingat apa yang terjadi belakangan ini. Tapi dia masih ingat dengan Juanita. Apa yang terjadi sebenarnya?" Ekspresi Tommy sangat muram. Suasana hatinya tentu tidak akan baik karena Jingga mengalami hal seperti ini.Yosef terdiam sesaat, kemudian dia berjalan ke hadapan Jingga untuk memeriksa keadaannya. Kemudian dia berkata, "Seharusnya ini karena pengaruh obat. Haeh, orang itu benar-benar jahat. Padahal ini hanya anak kecil."Tebersit kebencian yang mendalam pada tatapan Tommy. Dia harus menangkap pelaku yang mencelakai Jingga. "Apa bisa melacak sumber dari obat itu?" tanya Tommy.Yosef merenung sejen
Juanita ingin menolaknya, tetapi merasa tidak enak hati pada keramahan wanita tua itu. Pada akhirnya, dia tetap menyetujui tawarannya. Saat putranya pulang, wanita tua itu langsung memberitahukan usulannya. Putranya juga langsung menyetujui ide ibunya tanpa ragu-ragu."Ini adalah putraku, Harfi," kata wanita tua itu memperkenalkannya."Harfi, kamu harus antarkan orang ini dengan selamat," kata wanita tua itu berpesan pada anaknya. Harfi mengangguk, lalu berkata, "Aku tahu, Bu."Menjelang kepergiannya, Juanita kembali mengucapkan terima kasih pada wanita tua itu. "Terima kasih atas bantuan kalian, aku pasti akan datang untuk berterima kasih pada kalian kelak.""Nggak masalah," kata wanita tua itu melambaikan tangannya. "Hanya masalah kecil. Lagi pula, ini menyangkut masalah nyawa, mana mungkin aku bisa mengabaikannya begitu saja?"Setelah kedua orang itu berbincang sejenak, Juanita baru pergi bersama Harfi. Sama seperti kedua orang tuanya, sifat Harfi sangat jujur. Dia terlihat agak mal
Setibanya di rumah sakit, Juanita langsung mencari tahu kamar Jingga. Setelah menanyakannya kepada perawat dan mengelilingi rumah sakit itu, dia tetap tidak menemukan Jingga. Sebab, Jingga sekarang telah dipindahkan ke ruang VIP.Ruang VIP terletak di lantai paling atas rumah sakit. Baik dari segi lingkungan maupun fasilitas, semua adalah yang terbaik. Tentu saja ruangan ini tidak bisa diakses oleh sembarang orang. Oleh karena itu, Juanita tidak bisa menemukannya.Tommy bersusah payah menemukan Jingga, tentunya dia tidak berharap akan terjadi sesuatu lagi pada Jingga. Karena itulah dia sangat melindungi Jingga saat ini. Jika sampai terjadi sesuatu lagi pada Jingga, Tommy pasti tidak akan memaafkan dirinya sendiri.Juanita khawatir dirinya melewatkan bagian tertentu, sehingga dia mengulang pencariannya sekali lagi. Namun pada akhirnya, perjuangannya tetap saja sia-sia. Saat ini hatinya mulai merasa sangat gelisah. Baru saja dia hendak mencari sekali lagi, Harfi menarik lengannya dan ber
Setelah mengalami kejadian menghilangnya Jingga dan Juanita, Serafina merasa sangat bersalah dalam hatinya. Apalagi saat melihat Jingga melupakan banyak sekali hal dan menjadi tidak akrab dengan Tommy.Ekspresi kecewa Tommy membuat Serafina merasa sedih. Adiknya ini biasanya sangat tegar, sejak kapan dia bisa merasa sedih karena hal seperti ini? Ini menunjukkan seberapa pentingnya Jingga dan Juanita dalam hati Tommy.Tommy berkata dengan yakin, "Tentu saja harus menikah."Meski ucapan Tommy sangat yakin, dalam hatinya justru berpikir, 'Hanya saja, pengantinnya bukan Tanya, melainkan Juanita.' Tommy sangat yakin bahwa Juanita akan menampakkan diri. Mendengar jawaban Tommy yang begitu yakin, Serafina juga tidak berkata apa pun lagi. Dia hanya menghela napas, lalu pergi dari tempat itu.Adam segera mengumumkan perihal Tommy menyetujui pernikahan ini kepada Keluarga Saloza. Menerima kabar ini, Tanya tentu sangat gembira. Sepertinya keputusannya untuk membebaskan Jingga memang benar. Untung
Keesokan harinya, Jack tiba-tiba masuk ke ruangan Tommy dengan tergesa-gesa. Melihat hal itu, Tommy punya firasat buruk. Jangan-jangan ... ada kabar mengenai Juanita?"Tuan, kabar baik!" seru Jack dengan wajah gembira. Dia sudah bersusah payah selama beberapa hari, penyelidikannya akhirnya membuahkan hasil. Selama beberapa hari ini, dia tidak langsung memberitahukan apa yang telah ditemukannya kepada Tommy. Dia takut Tommy akan kecewa jika informasi yang didapatkannya itu ternyata salah."Kabar baik apa? Kamu sudah menemukan Juanita?" tanya Tommy buru-buru.Jack memang sudah bisa menebak reaksi Tommy, tetapi saat melihatnya langsung, Jack tetap merasa takjub. Sebelum bertemu dengan Juanita, Tommy tidak pernah menunjukkan ekspresi seperti itu. Jack hanya bisa bilang, kehadiran Juanita dalam hidup Tommy benar-benar memberi pengaruh yang sangat besar.Jack juga tidak berani menunda lagi, dia langsung menjawab, "Aku memang sudah menemukannya. Kami mencari di sepanjang jalan dari lokasi kec
Setelah Juanita berjalan sebentar, dia duduk di sebuah bangku. Dia duduk di sana cukup lama sambil termenung, entah apa yang sedang dipikirkannya. Sementara itu, Tommy tetap duduk di kejauhan melihat Juanita. Ingin sekali rasanya dia langsung memeluk wanita itu dan memberitahunya seberapa khawatirnya Tommy padanya. Namun pada akhirnya Tommy menahan niatnya ini.Mungkin ini bukan saat yang tepat bagi mereka untuk bertemu. Langit sudah mulai gelap, tetapi Juanita masih tetap duduk di sana, tidak bergerak sama sekali. Banyak sekali orang yang berlalu-lalang, ada juga yang merasa heran melihat Juanita yang duduk di sana, sehingga mereka menanyakan keadaannya.Akan tetapi, Juanita hanya membalas dengan senyuman dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Tommy mulai khawatir pada Juanita yang masih duduk di sana, padahal langit sudah gelap. Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu padanya?Tommy masih bisa duduk untuk mengawasi Juanita sekarang. Namun, bagaimana kalau Juanita sampai bertemu baha
Setelah keduanya berbincang sejenak, Tanya melirik jam tangannya dan mulai tidak sabaran. "Waktu sudah larut, bagaimana kalau kita ngobrol sampai di sini saja hari ini?" kata Tanya sambil menatap Ruben.Ruben juga sadar bahwa Tanya tidak ingin berlama-lama di sini dengannya. Meski merasa jijik dengan sikap Tanya yang sok suci, pada akhirnya dia hanya tersenyum menanggapinya, "Silakan saja."Setelah Tanya pergi, ekspresi Ruben berubah menjadi muram. Dia adalah orang yang cerdas, jadi dia bisa melihat bahwa Tanya sebenarnya tidak suka dengan dirinya. Meski Tanya telah berusaha menutupinya, Ruben tetap bisa melihat kecuekannya dengan jelas."Huh, Tanya, kamu pikir kamu itu siapa? Kalau bukan karena masih bisa dimanfaatkan, aku sudah nggak mau berurusan denganmu," gumam Ruben dengan wajah kesal. Setelah duduk beberapa saat lagi, Ruben juga meninggalkan tempat itu.Kedua orang itu tidak menyadari bahwa Serafina duduk di dekat mereka. Percakapan mereka tadi terdengar jelas oleh Serafina. Rau
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang