Serafina bergegas kembali ke perusahaan dan langsung menuju ke kantor Tommy. Mungkin saja Jingga sudah menemukan Tommy."Tommy." Serafina panik hingga lupa mengetuk pintu dan langsung membuka pintu kantor Tommy. Namun, dia tidak menyangka Tanya juga ada di kantor itu.Awalnya, Tommy ingin marah karena dia tidak membiarkan ada orang yang tidak mengetuk pintu ataupun melapor terlebih dulu saat masuk ke kantornya. Namun, saat melihat orang itu adalah Serafina, tatapannya yang marah menjadi curiga. Serafina bukan orang yang begitu gegabah masuk ke kantornya. Tommy mendongak, lalu bertanya, "Ada apa, Kak? Ada masalah apa terburu-buru?"Setelah melihat ke sekeliling kantor Tommy sebentar, Serafina menyadari Jingga tidak ada di sana."Itu ...." Serafina berbicara dengan terbata-bata.Serafina ingin bertanya apakah Tommy melihat Jingga.Namun jika dia bertanya, Tommy akan langsung tahu masalah Jingga yang menghilang. Tommy juga akan mengetahui masalah dia mengurung Juanita. Setelah memikirkanny
Saat melihat uang itu, mata keduanya membelalak. Melihat bisa mendapat begitu banyak uang hanya dengan menjaga sebuah rahasia, mereka tidak berani menolaknya dan buru-buru mengangguk. "Nona Tanya, tenang saja. Hari ini kami nggak melihat dan mendengar apa pun. Kamu tenang saja, kami akan menjaga mulut kami. Kami juga akan mengurus satpam di pintu."Melihat respons kedua wanita itu yang cerdik, Tanya menganggukkan kepalanya dengan puas. "Baiklah, cepat kembali bekerja."Setelah berterima kasih, keduanya juga pergi dari kamar mandi dan meninggalkan Tanya sendiri yang merasa bangga. Saat ini, Jingga sudah dibawa sopir ke salah satu vila."Paman, apa ayahku ada di sini?" tanya Jingga langsung kepada sopir itu.Sopir menganggukkan kepala. "Iya, Tuan Muda."Setelah berkata demikian, sopir itu membawa Jingga masuk ke dalam vila dan langsung mencari sebuah kamar untuk mengurungnya. Kemudian, dia memanggil pelayan di sampingnya. "Jaga anak ini baik-baik. Nona perintahkan jangan biarkan anak ini
Malam itu, sebagian besar orang di vila itu telah tertidur. Clara mengendap-endap ke depan pintu kamar Juanita. Memikirkan hal yang akan dilakukannya selanjutnya, hati Clara merasa sangat gugup. Bagaimanapun juga ... ini tidak kedengaran seperti sebuah hal yang bagus.Setelah tiba di depan pintu kamar itu, Clara melihat ke sekitar untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Kemudian, dia mengetuk pintu kamar Juanita dengan pelan. Di saat ini, Juanita kebetulan sedang termenung di kamarnya.Lantaran tidak bisa keluar untuk mencari Jingga, Juanita hidup dalam kecemasan setiap hari. Dia selalu menunggu kabar dari Serafina dengan gelisah. Namun, tetap saja tak kunjung ada berita apa pun. Juanita sama sekali tidak bisa menenangkan dirinya. Dia juga tidak tahu harus bagaimana lagi agar hatinya bisa lebih tenang.Jika harus meninggalkan Tommy, Jingga adalah orang yang terpenting baginya. Kalau sampai kehilangan Jingga, Juanita benar-benar tidak tahu harus bagaimana melanjutkan hidupnya.
Begitu keluar dari perusahaan, Tommy langsung pergi ke tempat parkir untuk mengemudikan mobil ke vila.Kali ini sudah keterlaluan. Meskipun belum mengetahui dalang di balik semua ini, Tommy yakin bahwa Keluarga Ador yang telah mengurung Juanita. Jika tidak, Tommy pasti bisa menghubungi Juanita.Ketika membuka pintu mobil, hati Tommy seketika terasa sakit. Saat berikutnya, dia merasakan firasat buruk. Apakah sesuatu telah terjadi pada Juanita? Tidak, tidak mungkin ....Mungkin, Tommy sudah terlalu lama tidak bertemu dengan Juanita sehingga kekhawatirannya menjadi berlebihan seperti ini. Dia seharusnya lebih tenang karena akan segera bertemu mereka berdua.Setelah berpikir begitu, Tommy menambah kecepatan mobilnya. Setibanya di sana, dia pun buru-buru mengetuk pintu.Pelayan yang mendengar suara ketukan pintu cukup terkejut. Sekarang sudah sangat larut, seharusnya tidak ada yang datang lagi.Begitu membuka pintu, pelayan itu pun terperangah saat melihat Tommy. "Tu ... Tuan, kenapa datang
Serafina seketika merasa panik mendengar si pelayan yang tiba-tiba mengungkit masalah ini. Kalau Tommy tahu, pria ini pasti akan makin murka!Serafina belum sempat memikirkan cara untuk menutupi masalah ini, tetapi Tommy sudah meliriknya dengan tatapan dingin sambil bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Juan mencari Ingga?"Mendengar ini, Serafina tahu dirinya tidak bisa mengelabui Tommy lagi. Dia terpaksa menjawab jujur, "Dua hari lalu, Jingga mengikuti pelayan keluar, tapi tiba-tiba hilang. Sampai sekarang, dia masih belum ditemukan."Meskipun telah membuat persiapan mental, Tommy tetap gusar saat mendengar penjelasan Serafina. Di sisi lain, Serafina juga tidak berani bersuara melihat raut wajah Tommy. Ini pertama kalinya Serafina melihat Tommy begitu murung.Serafina mengerti bahwa Tommy murka. Dia mengernyit sambil berkata, "Aku tahu kamu marah. Tapi, yang paling penting untuk sekarang adalah mencari Jingga. Sisanya baru kita urus nanti. Aku juga nggak ingin anak itu hilan
"Cari informasi pribadi staf itu di perusahaan. Kita akan pergi ke rumahnya. Kamu kirim alamatnya, kita ketemu di sana," perintah Tommy. Apa pun yang terjadi, hari ini dia harus menemukan staf ini."Baik," sahut Jacky.Dalam sekejap, Jacky sudah mengirim alamat staf itu kepada Tommy. Melihat ini, Tommy menyalakan mobilnya dan bergegas berangkat.Namun, setibanya di sana, ternyata rumah itu sudah kosong. Tommy segera memerintahkan, "Selidiki semua stasiun bus dan stasiun kereta api!" Dia yakin orang ini tidak akan bisa lolos darinya.Kinerja Jacky sangat cepat. Tidak berselang lama, dia sudah menemukan catatan keberangkatan orang yang bertanggung jawab atas ruang pemantauan."Hebat sekali, mereka sudah merencanakannya dengan matang. Jacky, cari dia, harus ketemu!" ucap Tommy sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Dia merasa makin gelisah sekarang.Di sisi lain, Jacky sudah mendapatkan informasi baru. Dia melaporkan semuanya, "Tuan, staf itu pergi dengan menaiki kereta api. Sepertinya
Serafina tampak mengernyit. Meskipun tidak menyukai Juanita, dia tidak berharap masalah seperti ini terjadi.Jacky kira-kira sudah memahami situasinya. Dia segera melaporkan, "Tuan, aku sudah memeriksa CCTV di beberapa kawasan. Bisa dipastikan wanita itu berusia 20-an tahun dan berambut panjang. Tapi, dia duduk di mobil, jadi sulit memastikan aspek lainnya."Kelopak mata Tommy sontak berkedut. Bukankah Juanita berambut panjang? Serafina tahu adiknya ini makin cemas. Dia segera menenangkan, "Tommy, tenang dulu, belum tentu itu Juanita.""Jadi, gimana kalau itu Juan?" balas Tommy yang langsung menengadah dan menatap dengan tatapan agak galak.Serafina terkejut melihatnya. Tommy tidak pernah menatapnya dengan tatapan seperti itu. Di sisi lain, Tommy segera menginstruksi, "Selidiki lagi, cari tahu tentang wanita itu di kantor polisi." Dia tidak akan melewatkan kemungkinan apa pun.Serafina juga memiliki firasat bahwa wanita itu adalah Juanita. Kalau sampai seperti itu, dia sungguh merasa b
Tommy masih belum menemukan Juanita dan Jingga, sementara hari pernikahannya sudah makin dekat.Serafina tahu bahwa Tommy makin membenci mereka setelah kejadian ini. Mungkin, adiknya ini akan menentang pernikahan dengan Keluarga Saloza.Akan tetapi, Adam sama sekali tidak peduli. Lagi pula, dia memang tidak menyukai Juanita. Meskipun telah terjadi hal seperti ini, dia tetap tidak merasa dirinya bersalah.Selain itu, Adam sudah berjanji akan membebaskannya setelah Tommy menikah. Kalau Juanita tinggal dengan patuh, mana mungkin masalah seperti ini akan terjadi? Jadi, semua ini salah Juanita.Adapun Tommy, dia tentu harus menepati janjinya dengan menikahi Tanya. Tommy tidak seharusnya memiliki pertimbangan lain.Meskipun Adam berpikir demikian, belum tentu Tommy bersedia menurutinya. Hari ini, Tommy masih sibuk menyelidiki keberadaan Juanita. Tiba-tiba, Adam datang ke perusahaan."Tommy, dengar-dengar Keluarga Saloza sudah mengundangmu beberapa kali, kenapa kamu menolak mereka terus? Kamu
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang