Malam itu, karena keperluan bisnis, seluruh keluarga menginap di Kediaman Ador. Adam berucap, "Tommy, ada yang ingin kubahas denganmu. Satu malam saja mungkin nggak cukup untuk membahas masalah ini. Kalau pulang lagi, kamu sendiri yang akan repot. Lebih baik menginap di sini malam ini."Tommy mengernyit mendengarnya. Dia tanpa sadar menolak, "Kakek, nggak perlu. Paling-paling, aku kemari lagi besok. Nggak akan repot kok.""Tommy!" Jordy tidak menyetujui ide Tommy ini. Dia menegur, "Kakekmu jarang-jarang menyuruhmu nginap, kenapa nggak temani dia saja? Lagian, kalian sudah lama nggak bertemu.""Benar, Tommy. Kamu sudah buat kakekmu mengamuk hari itu. Kurang baik kalau kamu membuatnya kecewa lagi, 'kan?" nasihat Soraya dengan lirih sambil menarik lengan baju Tommy.Ekspresi Tommy masih terlihat murung. Dia tidak ingin menginap di sini karena khawatir Juanita akan merasa tidak nyaman.Ketika Tommy memikirkan cara untuk menolak, Juanita tiba-tiba berkata, "Tommy, kita menginap saja di sini
Juanita terperanjat dengan tindakan mendadak Ruben. Dia sontak mundur, lalu bertanya, "Apa yang kamu lakukan?""Kak, kenapa kamu begitu takut? Aku nggak akan memakanmu kok!" timpal Ruben sembari tergelak. Terdengar nada cabul di suaranya sehingga membuat Juanita merasa tidak nyaman.Juanita menatap Ruben dengan waspada. Ruben melihat semua ini dengan jelas. Dia memperlihatkan senyuman, lalu mencoba mendekati Juanita lagi. Kali ini, dia berhasil memeluk Juanita. Orang luar yang melihatnya pasti akan mengira mereka tengah bermesraan.Awalnya, Juanita tidak terlalu memikirkan situasi ini. Dia hanya merasa Ruben benar-benar aneh, tidak tahu apa yang ingin dilakukan pria ini."Apa yang kamu lakukan?" tanya Juanita lagi sambil mencoba mendorong Ruben, tetapi pria ini sama sekali tidak bergerak. Kalau orang lain melihatnya, mereka pasti akan salah paham.Setelah berpikir begitu, Juanita mendorong Ruben dengan makin kuat lagi. Namun, usahanya sia-sia. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki ya
Begitu melihat isi pesan tersebut, wajah Juanita sontak memucat. Jelas, pesan itu bukan dikirimkan olehnya. Ponselnya sempat ketinggalan di bawah, yang berarti ada yang mengambilnya dan mengirim pesan kepada Ruben."Tommy, aku nggak melakukan itu. Percaya padaku," ujar Juanita yang menatap Tommy dengan cemas. Dia tahu anggota Keluarga Ador tidak mungkin memercayainya. Jika Tommy juga tidak memercayainya, nama baiknya tidak akan bisa pulih.Saat berikutnya, Soraya melangkah maju dan mengangkat tangannya untuk menampar Juanita. Suara nyaring seketika terdengar, lalu disusul makian Soraya. "Kenapa kamu nggak tahu malu begini? Kamu istri Tommy, kenapa kamu menyakitinya?"Tamparan Soraya ini tidaklah ringan. Juanita merasa wajahnya perih, bahkan kepalanya terasa pusing. Kali ini, Soraya benar-benar gusar. Sebelumnya, dia selalu dipenuhi wibawa. Bahkan, ketika mendesak Juanita meninggalkan Tommy, dia juga bersikap lembut.Ini karena Soraya tahu, wanita dari keluarga terkemuka seperti dirinya
Juanita mengangguk. Tommy menggandeng tangannya, berharap bisa memberinya kekuatan dari sini. Sementara itu, satu tangannya menggendong Jingga. Ketiganya sama-sama menuruni tangga.Di ruang tamu, semua orang sedang duduk di sana. Ketika melihat orang-orang di bawah mendongak menatap mereka yang menuruni tangga, langkah kaki Juanita sontak terhenti.Tommy segera menarik Juanita, lalu wanita itu baru mengikutinya selangkah demi selangkah. Tommy seolah-olah tidak melihat pandangan orang-orang itu. Dia langsung berjalan ke luar pintu.Ketika melihat putranya tidak berniat untuk berhenti, Jordy langsung membentak, "Berhenti!" Tommy baru menghentikan langkah kakinya."Kamu harus memberiku penjelasan hari ini. Wanita ini sudah melakukan hal yang begitu memalukan hari ini. Keluarga Ador nggak mungkin menerimanya," ucap Jordy dengan tegas.Sebelum Tommy turun, mereka sudah mengadakan rapat kecil di lantai bawah untuk membahas cara mengatasi masalah ini.Pada akhirnya, mereka merasa sebaiknya me
Juanita awalnya mengira Tommy akan membawanya pulang. Namun, dia perlahan-lahan menyadari bahwa rutenya berbeda dari biasanya.Jingga sudah merasakan situasi aneh ini sejak awal. Dia sama sekali tidak bersuara, tetapi tatapannya terus tertuju pada Juanita dan Tommy. Dia yakin ada masalah serius yang terjadi. Kalau tidak, suasana tidak akan setegang ini.Meskipun ingin sekali menghibur ibunya, Jingga tidak berani berbicara sembarangan karena tidak tahu apa yang terjadi. Jadi, dia hanya bisa duduk dengan patuh di belakang."Tommy, sepertinya ... ini bukan jalan pulang. Kamu mau ke mana?" tanya Juanita yang agak bingung dengan pemikiran Tommy sekarang. Meskipun begitu, dia merasa sangat lega karena pria ini memilih untuk memercayainya.Tatapan Tommy masih tertuju ke depan. Ketika mendengar pertanyaan Juanita ini, dia menoleh untuk meliriknya dan menjawab, "Ke luar negeri."Juanita termangu mendengarnya. Dia tidak menyangka Tommy akan tiba-tiba membuat keputusan ini. Meskipun tidak mengert
Setelah panggilan kesekian kalinya tidak diangkat, Adam benar-benar murka. Dia tidak menyangka Tommy akan menentangnya demi seorang wanita, bahkan sampai mengabaikan pekerjaannya. Apakah wanita itu benar-benar begitu penting?Menurut Adam, pasti Juanita yang telah membuat cucunya terobsesi sampai sedemikian rupa. Apakah Tommy benar-benar bisa mengabaikan semuanya untuk wanita itu?Di Kediaman Ador, Adam menggebrak meja dengan kuat. Tindakannya ini membuat semua orang yang berada di sekitarnya terperanjat."Tommy ini makin nggak berguna saja! Memangnya pantas melakukan semua itu demi seorang wanita? Masa dia nggak tahu tanggung jawab sebesar apa yang dipikulnya?" maki Adam. Saat ini, bukan hanya Adam yang panik, tetapi Jordy dan Soraya juga merasakan hal yang sama.Namun, berbeda dengan Adam, Soraya lebih mengkhawatirkan kondisi Tommy. Dia tidak tahu seperti apa kehidupan Tommy di luar negeri. Meskipun baru pergi sehari dan Tommy memiliki properti di sana, putranya pasti merasa asing te
Keesokan hari, Tommy menyuruh Juanita untuk berganti pakaian karena akan membawanya keluar jalan-jalan. Karena masalah di Kediaman Ador dan Tommy yang membawanya ke luar negeri tanpa izin keluarga, Juanita tidak bisa merasa senang.Namun, ketika melihat ekspresi Tommy yang gembira, Juanita tidak bisa menunjukkan kesedihannya. Dia mengangguk sembari berkata, "Oke, kamu atur saja. Aku kurang mengenal lingkungan di sini. Aku ikut saja."Tommy mengusap kepala Juanita dan menimpali, "Tentu saja, memangnya kamu bisa ikut siapa lagi? Jangan terlalu dipikirkan, anggap saja kita lagi jalan-jalan. Biarkan masa-masa kelam itu berlalu."Juanita pun mengangguk. Tommy memang menyuruhnya untuk rileks, tetapi dia sulit melakukannya. Kemudian, Tommy berkata sebelum menaiki tangga, "Aku panggil Jingga dulu."Dengan demikian, ketiganya menaiki mobil hingga akhirnya tiba di destinasi pertama, yaitu Museum Lobre. Tempat ini adalah salah satu museum tertua di seluruh dunia, bahkan disebut sebagai gudang har
Ketika Juanita bersandar pada Tommy dan hampir ketiduran, Tommy menepuk pundaknya seraya berkata, "Juanita, bangun. Sudah saatnya kita pergi."Juanita mengucek matanya dengan enggan. Dia merasa sayang harus pulang sekarang, padahal mereka baru saja tiba tidak lama. Melihat keengganan Juanita, Tommy mencubit pelan pipinya sambil berkata, "Aku akan bawa kamu datang lagi lain kali kalau ada waktu."Tentu saja Juanita tidak menolak usulan ini. Kemudian, dia berdiri sambil dibantu oleh Tommy. Tommy juga memanggil Jingga, lalu ketiganya pulang ke vila. Setibanya di sana, ada beberapa pelayan yang telah berbaris menunggu mereka. Kondisi ini tentu membuat Juanita kaget sesaat. "Tommy, ada apa ini? Apa ada tamu yang mau datang?"Tommy menggandeng tangan Juanita dan menyuruhnya duduk di kursi samping. "Bukan ada tamu yang mau datang, aku mau membawamu ke pesta nanti malam. Ini adalah tim penata rias yang kuundang untuk merias dirimu.""Oh, baiklah," jawab Juanita tanpa bertanya panjang lebar lag
Setelah Tommy selesai bicara, Juanita yang merasa bersalah menunduk. Hati Tommy melunak saat melihat sikap Juanita, tetapi Tommy harus menegaskan beberapa hal kepada Juanita. Bagaimanapun, Tommy tidak ingin mengalami hal yang menakutkan seperti ini lagi.Tommy berujar, "Juanita, waktu itu aku benar-benar nggak menyangka kamu berani bersembunyi dariku. Apa kamu tahu aku takut sekali nggak bisa menemukanmu?"Juanita yang merasa bersalah sama sekali tidak berbicara. Tommy tertawa dan melanjutkan ucapannya, "Setelah menemukanmu, aku masih merasa kesal kepadamu karena kamu nggak percaya aku bisa menyelesaikan masalah ini, kamu bahkan berniat meninggalkanku. Jadi, sekalipun aku tahu keberadaanmu, aku juga sengaja nggak mencarimu. Aku mau kamu tahu apa yang kurasakan supaya kelak kamu nggak berani meninggalkanku lagi."Kelak Juanita tidak akan meninggalkan Tommy lagi. Juanita yang merasa sedih memeluk Tommy dengan erat. Dia tahu kali ini dirinya telah membuat Tommy ketakutan. Setelah melihat
Keluarga Saloza masih merasa kesal setelah meninggalkan lokasi pernikahan. Kenapa pernikahannya bisa berakhir seperti ini? Jelas-jelas, semuanya berjalan dengan lancar dan Tanya hampir menjadi menantu Keluarga Ador. Namun, pengantin wanitanya malah menjadi orang lain dalam sekejap.Di luar lokasi pernikahan, ekspresi Tommy tampak lembut. Apalagi, dia sedang menggendong Juanita yang memakai gaun pengantin. Juanita memukul punggung Tommy sembari berkata, "Turunkan aku dulu."Tommy menuruti perkataan Juanita, sepertinya dia khawatir Juanita merasa tidak nyaman karena sedang hamil. Juanita bertanya, "Apa kita akan pergi sekarang? Bagaimana dengan keluargamu dan Keluarga Saloza?" Juanita khawatir masalah ini akan memengaruhi Tommy.Tommy malah mengalihkan topik pembicaraan, "Apa tadi kamu terkejut?"Juanita mengatupkan bibirnya dan tidak menanggapi ucapan Tommy. Sewaktu menyadari keberadaannya, jantung Juanita berdegup kencang. Namun ... kapan Tommy mulai merencanakan semua ini?Tommy melir
Pernikahan menjadi kacau sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi. Para tamu mulai heboh karena tidak menyangka pernikahan bisa berakhir seperti ini. Kejadian hari ini telah mempermalukan kedua keluarga, jadi pengurus rumah segera bertindak dan menyuruh para pengawal untuk mengantar semua tamu keluar. Dengan demikian, kedua keluarga bisa menyelesaikan masalah hari ini.Akhirnya, hanya tersisa anggota dari kedua keluarga di lokasi pernikahan. Juanita yang tidak tahu harus berbuat apa merasa sangat panik. Hanya saja, Juanita tahu sekarang dia tidak boleh pergi. Dia harus menemani Tommy untuk menghadapi semua permasalahan, apalagi sekarang Tommy berada di sisinya.Keberadaan Tommy sudah cukup memberi Juanita rasa aman. Jadi, Juanita hanya panik sesaat, lalu dia berusaha menenangkan dirinya.Aula yang awalnya dipenuhi orang-orang seketika menjadi sunyi setelah para tamu lainnya pergi. Anggota Keluarga Saloza tidak menyangka Tommy akan bertindak seperti ini dan mempermalukan mereka. Semua anggo
Tommy tersenyum ketika mendengar jawaban Juanita. Tommy tahu Juanita pasti bersedia menikahinya. Tommy dan Juanita telah mengalami banyak rintangan, sekarang akhirnya mereka bisa menikah. Tommy tidak mungkin melepaskan kesempatan yang begitu bagus.Semua tamu merasa sangat senang melihat pasangan mempelai yang berdiri di atas panggung, kecuali Ruben. Dia terus mengamati Juanita dan merasa ada yang tidak beres, terutama saat Juanita bersuara. Ruben pernah bertemu dengan Tanya. Meskipun mereka jarang berhubungan, Ruben bisa mengenali suara Tanya.Tadi, suara wanita itu memang sangat mirip dengan Tanya, tetapi Ruben merasa wanita itu bukan Tanya. Sebenarnya, Ruben ingin mengekspos mereka. Hanya saja, Ruben tidak terlalu yakin sehingga tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, pendeta berucap, "Selanjutnya, saatnya sepasang mempelai bertukar cincin."Juanita gemetaran begitu mendengar suara pendeta. Hanya tinggal selangkah lagi, Juanita akan menjadi istri Tommy secara sah dan anaknya bisa
Di dalam aula, Tommy berdiri di depan pendeta sembari menunggu pengantinnya dengan sabar. Di bawah tatapan serius orang-orang, pintu akhirnya dibuka, lalu disusul oleh sosok cantik yang berjalan masuk. Wajah wanita itu ditutup oleh kerudung, jadi mereka tidak bisa melihat parasnya. Sementara itu, gaun yang pas badan membuat si pengantin tampak sangat menawan."Wow, pengantinnya cantik sekali!""Benar, mereka memang serasi!"Para tamu mulai memuji sembari bertepuk tangan. Pada saat yang sama, banyak kelopak bunga yang berjatuhan.Ketika mendengar suara-suara itu, Juanita sungguh terkejut. Dia tidak menduga hasilnya akan menjadi seperti ini.Tangan Juanita terkepal erat. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup ini. Sebuah pemikiran yang tidak pernah ada bahkan tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu melarikan diri dari tempat ini.Orang yang berjalan di samping Juanita merasakan keanehan ini. Dia pun berbisik, "Demi masa depan anakmu, kamu harus terus berjalan."Juanita merasa dirinya sedan
Beberapa saat kemudian, mobil akhirnya tiba di suatu tempat. Juanita pun dibawa turun oleh kedua pengawal itu.Juanita tidak berteriak-teriak lagi sekarang. Dia berusaha untuk tenang meskipun merasa sangat takut. Kini, banyak adegan penculikan dan pemerkosaan yang terlintas di benaknya.Entah sudah berapa kali Juanita hampir mengalami peristiwa seperti itu. Makin dipikirkan, dia merasa makin getir.Namun, yang menyambutnya bukanlah suara galak pria. Juanita seperti dibawa ke suatu tempat, lalu mendengar suara beberapa orang wanita."Bawa dia masuk," perintah seorang wanita dengan tegas. Kemudian, Juanita pun dibawa masuk oleh kedua wanita.Setelah melewati tirai, kedua wanita itu mengulurkan tangan dan membantu Juanita melepaskan baju. Juanita sontak panik. Dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Aku bisa menuntut kalian kalau macam-macam!"Kedua wanita itu tidak berbicara, melainkan terus membantu Juanita melepaskan pakaiannya. Mana mungkin Juanita membiarkannya begitu saja, dia pun
Meskipun berpikir demikian, para wanita muda itu tidak memiliki latar belakang seperti Tanya. Jadi, mereka tidak bisa menjadi istri dari pria terhebat di Kota Andara. Mereka hanya bisa menjadi saksi dari pernikahan ini. Bagaimanapun, ini sudah merupakan suatu kehormatan bagi mereka.Saat ini, Tanya yang berada di kamar rias menggigit bibirnya karena tidak bisa mengontrol perasaannya. Kalau bukan karena harus menjaga citranya yang lemah lembut, dia pasti sudah melompat dan berlari kegirangan, lalu memberi tahu semua orang di dunia ini bahwa dirinya akan menjadi istri Tommy.Ruben dan Yolanda juga berada di kamar rias. Ketika melihat wajah cantik Tanya, Yolanda pun memuji, "Cantik sekali, kamu sudah pasti pengantin tercantik di dunia ini."Tanya pun menunduk sembari tersenyum manis. Melihat ini, Ruben segera memuji, "Siapa yang tidak jatuh cinta melihat kecantikan Nona Besar Keluarga Saloza?"Tanya menjadi besar kepala karena terus dipuji. Wanita mana yang tidak senang saat dipuji oleh p
Mendengar ini, terlihat keraguan pada ekspresi Harfi. Dia memang mengkhawatirkan Juanita, tetapi pekerjaannya sangat banyak belakangan ini. Memang agak repot baginya kalau harus datang ke rumah sakit setiap hari."Tapi, Kak ...." Harfi menggaruk kepalanya, tidak langsung menyetujui perkataan Juanita.Juanita tentu tahu bahwa Harfi agak sibuk belakangan ini. Itu sebabnya, dia menasihati, "Kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku benar-benar nggak enak hati kalau kamu terus datang.""Baiklah, untuk sementara waktu ini, aku nggak akan datang setiap hari. Tapi, kalau ada masalah, kamu harus menghubungiku," ujar Harfi sambil menatap Juanita dengan serius.Harfi khawatir Juanita tidak ingin dirinya cemas sehingga menutupi semuanya darinya. Mendengar ini, Juanita segera mengangguk dan mengiakan....."Telepon saja aku kalau ada masalah. Aku sudah menyewa perawat untukmu. Kamu cukup beristirahat dengan baik. Nah, kubelikan makanan karena takut kamu nggak cocok dengan makanan rumah sakit," ucap Y
"Ya, ya, aku bersumpah. Kalau aku memberi tahu Tommy, aku akan menjadi impoten. Sudah puas?" tanya Yosef sembari menatap Juanita.Kalau tidak sedang kesakitan, Juanita pasti akan merasa lucu mendengarnya. Namun, di situasi seperti ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa. Juanita hanya menggigit bibirnya sambil berkata dengan serius, "Terima kasih."Yosef merasa agak malu melihat Juanita yang mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus. Benar-benar bodoh, Tommy jelas-jelas sudah tahu semuanya. Dia tidak perlu menutupi apa pun dari pria ini.Yosef merasa lega melihat Juanita yang sudah lebih tenang. Namun, begitu teringat pada sumpahnya barusan, dia seketika merasa sangat getir. Entah dosa apa yang telah diperbuatnya sampai terlibat hal seperti ini.Sesudah melakukan pemeriksaan, Yosef pun menghela napas lega. Kondisi Juanita tidak separah yang dibayangkannya. Bagaimanapun, Tommy terdengar sangat panik saat meneleponnya barusan. Juanita baik-baik saja.Juanita yang berbaring di ranjang