Beranda / Romansa / IZINKAN AKU MENDUA / Bab 35. Tangisan Dewi

Share

Bab 35. Tangisan Dewi

Penulis: Aina D
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Darahku mendidih melihat pemandangan menjijikkan di depanku! Dalam keremangan cahaya kamar aku akhirnya bisa melihat jika pria yang berada di bawah tubuh istriku adalah Hans, asistenku. Kurang ajar sekali mereka berdua! Aku pastikan akan memberi pelajaran yang sangat menyakitkan bagi mereka. Segera kucari saklar untuk menyalakan lampu. Tapi, tunggu! Mengapa mereka berdua seolah tak terganggu oleh kehadiranku? Tak mungkin kan mereka tak menyadariku yang melangkah kasar ke dalam kamar tadi.

“Kalian biadab!!!” pekikku dengan suara nyaring.

Tapi mereka berdua tetap tak saling melepaskan diri. Dewi bahkan semakin liar menggoyangkan pinggulnya di atas Hans. Kali ini kepalaku benar-benar terasa mau pecah melihat semua pemandangan ini. Tunggu, masih ada yang aneh. Kudengar Dewi bergoyang sambil menggumamkan namaku.

“Mas Randy ... ah ... Mas Randy ... aku benar-benar mencintaimu,” racaunya. Sedangkan Hans pun melakukan hal yang sama, ia meracau tak karuan di bawah tubuh Dewi sambil sesekali me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
rasain akibat menghianti istri
goodnovel comment avatar
Isabella
rasain Randy biar Hannan merasakan kesakitanmu
goodnovel comment avatar
Hani Saeni
koq malah yg selingkuh jd hidupnya baik...kyknya cerita ini mulai gawur..biasanya yah..yg selingkuh jd menderita..koq in kebalikan..yg selingkuh justru sukses..yg d selingkuhin..malah susah..hadeeeh.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 36. Ingin Melenyapkan Mereka

    Aku benar-benar merasa frustasi setelah kejadian memalukan yang terjadi di rumahku. Aku baru saja akan memluai debutku sebagai seorang pengusaha, kontrak yang kudapatkan dengan perusahaan asal China yang dipimpin Pak Chan bisa menjadi modal awal langkahku. Namun Dewi mengacaukan konsentrasiku dengan kelakuan menjijikkannya. Bagaimana nanti jika skandal ini tercium publik? Bisa jadi bukan hanya langkahku yang baru saja hendak maju, namun juga perusahaan Pak Nugi akan terancam. Aku terus memutar otakku tentang apa sebenarnya tujuan dari Ivan, ayah tiri Dewi dengan mencampurkan obat perangsang pada Dewi dan Hans.Bi Sum menemukan bungkus obat saat aku menyuruhnya menggeledah tempat sampah pada malam di mana aku menginterogasi mereka semua. Setelah kuperiksa ternyata itu adalah bubuk obat perangsang dosis tinggi. Pantas saja Dewi begitu panas malam itu. Bahkan di saaat aku menyeretnya kembali ke dalam kamar kami malam itu ia pasrah dan bahkan membalas lebih liar. Padahal aku memperlakukan

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 37. Tak Perlu Melakukannya Lagi

    PoV Hannan.“Hai, Jagoan! Kok melamun sendririan?” Aku mendengar suara itu samar-samar ketika sedang membuatkan telur mata sapi untuk sarapan Zayn di dapur. Aku hafal sekali suara bariton itu, suara Ray.Belakangan ini ia sering sekali datang ke rumahku. Entah itu pagi hari dan kemudian memaksa mengantarkanku ke toko roti, atau siang hari tiba-tiba muncul di toko roti membawa berbagai menu makan siang yang cukup untuk semua karyawan toko, atau sore hari di saat waktunya aku pulang kerja dan kemudian memaksaku dan Zayn ikut di mobilnya hingga malam, tak lupa ia akan mengajakku dan Zayn makan malam terlebih dahulu sebelum mengantar kami berdua pulang.Terkadang jika sedang kelelahan, Zayn tertidur di pundaknya dalam dekapannya. Terus terang, hatiku selalu berdesir jika melihat pemandangan seperti itu. Bahkan ayah Zayn sendiri, meskipun dekat dengan anak-anak, namun tak memiliki banyak waktu untuk Zayn bermanja-manja seperti itu padanya. Aku wanita normal, mendapat perhatian seperti itu

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 38. Pasangan Bahagia dan Pasangan Penuh Curiga

    Rayyan terus menerus menyunggingkan senyumnya ketika kami mulai berjalan beriringan keluar dari area pemakaman kedua orang tuaku. Aku justru merasa lucu melihatnya selalu tersenyum-senyum seperti itu. Hal itu membuatku tanpa sadar juga ikut tersenyum hingga kami semua kembali ke dalam mobilnya.“Temanin aku ke rumah sakit, ya,” pintanya sambil menghela napas berat. Aku menautkan alisku melihat perubahan ekspresinya.“Ke rumah sakit? Maksud kamu ke Health Hospital?” tanyaku.Ia menoleh padaku sesaat, kemudian menatap tangannya sendiri yang sedang mencengkeram setir mobilnya.“Iya. Bantu aku membereskan ruanganku di lantai 7, ya. Aku harus segera mengosongkan ruangan itu,” ucapnya lagi dengan napas berat.“Membereskan ruangan? Apa maksud kamu, Ray?’” tanyaku makin penasaran. Ingatanku melayang pada ruangan pribadi dr. Rayyan di mana aku menitipkan Zayn di sana saat aku sedang mengunggu Zaid yang sedang dirawat di rumah sakit itu. Aku pun ikut menghela napas berat mengingat semua kejadia

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 39. Meragukan

    PoV DewiKejadian sebulan yang lalu di rumahku membuat Mas Randy benar-benar berubah padaku. Sejak kejadian di mana Mas Randy memergokiku sedang berhubungan badan dengan asistennya di kamar kami, ia selalu memperlakukanku dengan kasar. Aku tak berani lagi bermanja-manja padanya sejak kejadian itu, aku justru selalu merasa ketakutan jika ia sedang berada di rumah. Parahnya lagi, ia tak lagi mengizinkanku kembali ke Jayapura, hingga aku merasa sedang terkurung di rumahku sendiri.Aku sungguh tak berani menentangnya, aku takut ia benar-benar nekat dan menghabisi kami semua. Aku tau ia punya watak yang keras, terlebih didikan militernya selama ini semakin membuatnya tak memiliki rasa takut sedikitpun. Aku hanya akan merasa tenang jika ia sedang berangkat bekerja di perusahaan ayahku. Namun sayang, Mas Randy pun kadang pulang ke rumah di siang hari. Ketika Mas Randy pulang, aku selalu kembali merasa ketakutan, karena aku tau ia akan kembali memperlakukanku dengan kasar.Sejak pergumulanku

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 40. Panggilan Sayang

    PoV Hannan.Hari ini Rapat Umum Pemegang Saham di Health Hospital diadakan. Memang 3 hari ini Ray tak pernah muncul entah itu di toko roti maupun di rumahku. Ia mengatakan tengah berkonsentrasi dengan bahan pemaparannya di rapat nanti. Rayyan masih menjadi salah satu kandidat calon direktur di sana, dan ia berniat akan terus berjuang meski sebagian besar pemilik saham berada di pihak Pak Bram, Papi Nadine.Pagi ini aku berdandan rapi, aku sudah meminta izin pada Bu Sri untuk libur hari ini. Bu Sri pun mengabulkan, meski aku kadang merasa tak enak dengan rekan-rekanku yang lain karena Bu Sri seolah mengistimewakanku. Ternyata Bu Sri pun mengenal Pak David, ayah Rayyan. Menurutnya, Pak David adalah dokter langganan almarhum suaminya dulu. Pantas saja waktu itu Bu Sri menyuruhku ikut Pak David saat pertama kali ayah Rayyan itu mencariku ke toko roti, sedangkan Ray sendiri bahkan sempat mengkhawatirkanku saat aku ikut Pak David tanpa mengabarinya.“Kita mau ke mana, Bunda?” tanya Zayn yan

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 41. Aku Tak Mau Sendiri

    “Ayah!!” Zayn turun dari gendongan Rayyan dan berlari kecil ke arah sepasang manusia yang sedang berjalan ke arah kami.‘Randy dan Dewi,’ gumamku dalam hati sambil memandangi punggung Zayn yang masih terus berlari ke arah ayahnya.“Hati-hati, Nak!” pekikku tertahan tak ingin Zayn terjatuh akibat berlari.Kulihat di sana Randy tersenyum saat melihat putranya berlari ke arahnya kemudian membungkukkan badannya menyambut Zayn. Randy mendekap tubuh mungil Zayn setelah itu, kemudian menggendongnya sama seperti saat Rayyan menggendongnya tadi. Dari posisiku berdiri, aku melihat Zayn menciumi wajah ayahnya bertubi-tubi, sepertinya putra bungsuku itu sedang merindukan ayahnya.Aku bertatapan dengan Ray sejenak, lelaki itu tersenyum padaku, tatapan matanya seolah mengatakan semua baik-baik saja. Aku membalas senyumnya, kemudian mendekap jas hitamnya lebih erat ke dadaku. Entah mengapa aku merasa membutuhkan kekuatan untuk kembali bertemu Randy dan istrinya.“Hai! Apa kabar, Pak Randy?” Inilah y

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 42. Terima Kasih Sudah Menerimaku

    PoV Randy.Hari ini aku menemani Dewi untuk memeriksakan dirinya ke dokter kandungan setelah beberapa alat tes kehamilannya menunjukkan ia positif hamil. Aku mendapat rekomendasi dokter kandungan dari Bu Iin, karyawati divisi marketing di kantorku yang baru selesai menjalani cuti melahirkan. Ia merekomendasikan dr. Novia, Sp.OG sebagai dokter kandungan terbaik karena berhasil menjalani program kehamilannya di sana, mengingat Bu Iin sudah berusia 40 tahun namun belum dikaruniai anak waktu itu. Aku pun berselancar mencari informasi terkait dr. Novia dan ternyata Bu Iin memang benar. Dokter Novia meruapakan salah satu dokter terbaik di kota ini.Aku baru saja melangkahkan kakiku menyusuri koridor rumah sakit bersama Dewi ketika aku mendengar suara mungil Zayn memanggilku.“Ayah!!” Aku segera menajamkan nertraku dan menangkap pemandangan yang sungguh sangat tak ingin kulihat saat ini. Hannan dan dr. Rayyan berjalan beriringan dengan wajah tersenyum ceria, sementara Zayn dalam gendongan dr

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 43. Berharap Rindu Yang Sama

    PoV Randy.Zayn terus mendekapku erat ketika aku dan Dewi kembali berjalan beriringan ke ruangan dr. Novia. Sesekali bocah kecil itu mengintip dan melirik Dewi. Aku tak tau apa yang sedang dipikirkannya, mungkin ia merasa aneh melihat ayahnya bersama orang lain, bukan bundanya. Sayangnya Dewi pun tak begitu menggubris Zayn, ia hanya berjalan tanpa ekspresi. Ingin sekali aku menegurnya agar ia bersikap lebih ramah pada putraku, namun kuurungkan sebab kupikir ia sedang mengalami morning sickness. Padahal sebelumnya ia pernah menawarkan padaku agar Zayn tinggal di rumah kami.Dokter Novia menyambut kami dengan sangat ramah.“Wah, ini anak kedua ya?” tanya dr. Novia.“Iya, Dok,” jawabku.“Anak pertama, Dok,” jawab Dewi bersamaan.Dokter Novia terlihat bingung, kemudian melirik Zayn dalam pangkuanku.“Maaf, Dok. Ini anak ketiga bagi saya, tapi anak pertama bagi istri saya.” Aku berusaha menjelaskan, dr. Novia pun hanya tersenyum dan mengangguk. Kurasa ia juga tak ingin tau lebih banyak.“I

Bab terbaru

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 149

    Sherin terkejut mendapati sebuah kotak kecil terselip pada buket bunga yang diberikan oleh Randy tadi. Ia baru memperhatikannya setelah randy berpamitan pulang dan ia masuk ke dalam rumahnya. Perlahan wanita itu membuka kotak kecil itu, mulutnya ternganga lebar melihat isi kotak. Sebuah cincin berlian bermata putih yang berkilau memanjakan mata. Benda kecil yang Sherin mungkin tak akan bisa menebak harganya, cincin keluaran brand perhiasan kelas internasional. Sungguh benda yang sangat mahal untuk wanita biasa sepertinya.“Cincin ini menandakan perasaan tulusku padamu, Sherin. Seprestisius benda ini, sedalam ini pula perasaanku padamu.”Begitu isi tulisan di kartu yang terselip di sana. Sherin menghela napas panjang, lalu teringat kotak pemberian Tian padanya. Buru-buru Sherin membuka tas nya dan mengeluarkan benda yang diambil Tian dari laci dashboard mobilnya tadi, yang tadi membuatnya merasa merinding dan memejamkan mata karena mengira Tian hendak menciumnya.Jantung Sherin berdeta

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 148

    “Pak Randy?!” pekik Sherin saat mendapati mantan suaminya duduk di kursi teras depan rumahnya dengan mata terpejam.Pria yang pernah menikahi Sherin itu terkejut membuka matanya.“Ah, aku tertidur,” gumamnya.“Pak Randy ngapain?” Sherin mulai merasa tak nyaman melihat buket bunga yang diletakkan pria itu di atas meja.“Selamat ulang tahun, Sherin!” Randy menyodorkan buket bunga padanya. Pria itu tersenyum dengan lebar.“Dari mana tadi?” tanyanya.Sherin tak menjawab.“Tadi aku ke kantormu tapi kata karyawanmu, kamu lagi keluar dengan seseorang.”Sherin mematung.“Tadi pergi dengan siapa?” Lagi-lagi Randy bertanya, tapi Sherin tak menjawabnya.“Terima kasih bunganya, Pak. Terima kasih juga ucapannya. Kalau nggak ada yang mau diomongkan lagi Bapak boleh pulang sekarang, aku lelah,” pintanya.Namun pria di depannya tertawa sumbang.“Aku boleh masuk, Sher?”“Nggak, Pak! Aku wanita single, apa kata orang nanti kalau melihat aku menerima tamu lelaki.”“Tapi aku sua ... aku mantan suamimu,

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 147

    Sherin diam mendengarkan.“Hingga akhirnya aku bertemu Dinda, dia kakak dari salah satu muridku. Dia sangat perhatian pada Syifa, dari Syifa umur setahun dia sudah dekat dengan gadis itu.”Sekali lagi ada nyeri yang menyusup di hati Sherin. Setelah tadi bercerita tentang istrinya, kini pria yang dicintainya itu bercerita tentang gadis lain.“Semua yang melihat kebersamaan kami mengira aku dan Dinda punya hubungan khusus. Mungkin juga termasuk kamu, Sherin.” Tian menatap.“Kenapa kamu tak memilih bersamanya, bukankah dia sudah dekat dengan Syifa?” tanya Sherin ragu-ragu.“Sejak kepergian Lia, prioritasku hidupku adalah Syifa. Dan melihat kedekatan Syifa dengan Dinda, terus terang saja aku pernah berpikir untuk menawarkan hubungan yang lebih serius padanya.”Hati Sherin kembali tergores mendengarnya.“Lalu kenapa tak kamu lakukan? Sepertinya Dinda juga menyukaimu.” Akhirnya Sherin menyebut nama gadis itu.Tian menggeleng.“Keyakinan kami berbeda, Sherin. Dinda penganut agama lain. Dia s

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 146

    Sepanjang perjalanan Sherin terus menyimpan banyak pertanyaan di dalam benaknya. Salah satunya adalah kendaraan roda empat yang tadi dipakai Tian untuk menjemputnya. Mungkin mobil Tian tak semahal mobil milik dr. Rayyan, suami atasannya, dah tak sekeren mobil milik Randy, mantan suami sirinya. Namun, memiliki kendaraan pribadi seperti ini bagi Sherin adalah prestasi mantan kekasihnya itu. Karena dulu, sewaktu dirinya dan Tian masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, hidup mereka sangat sederhana. Dulu, hanya kendaraan roda dua milik Tian yang setia menemani mereka berdua menjalani hari-hari memadu kasih.Impian mereka saat itu pun sangat sederhana, hanya ingin menikah dan hidup bersama saling memberi semangat dalam karir. Sherin tau, Tian hanyalah seorang guru biasa yang bahkan baru beberapa bulan sebelum hubungan mereka berakhir pria itu diangkat secara resmi sebagai guru tetap. Maka, jika Tian bisa memiliki kendaraan roda empat seperti saat ini, tentu lah pria yang sedang b

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 145

    Seminggu setelah bertemu Tian di lokasi outbond, tak ada komunikasi apa pun lagi di antara sepasang manusia yang pernah begitu dekat itu. Sherin yang awalnya menaruh harap, kini memilih membuang jauh-jauh harapan itu. Dia menertawakan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia berharap sedang Tian hanya menegur dan menanyakan kabarnya. Bukan kah itu hal yang wajar dilakukan oleh seseorang setelah bertahun-tahun tak berjumpa? Bahkan Tian sama sekali tak menanyakan nomor ponselnya saat itu.Wanita yang sehari-harinya kini mengenakan jilbab itu beberapa kali menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri, menepis sisa-sisa tatapan Tian yang masih lekat di kepalanya. Tatapan mata yang menyembunyikan luka, mungkin luka karena ditinggal oleh istrinya. Betapa bodohnya pikirannya waktu itu yang dengan cepat menyimpulkan jika komunikasi keduanya akan terus berlanjut setelah pertemuan di area outbond. Pun betapa malunya ia pada Hannan ketika atasannya itu dengan mudah membaca pikirannya jika Sherin masih berh

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 144

    Kegiatan family day karyawan ZaZa berjalan lancar, meski Sherin sendiri tak begitu menikmatinya. Kehadiran sosok dari masa lalunya yang juga tengah berada di area outbond bersama rombongannya mengalihkan konsentrasi Sherin. Terlebih lagi, ada sesosok wanita yang selalu terlihat berada di dekat mantan kekasihnya itu. Wanita yang terlihat sangat dekat dengan bocah kecil bermata sendu seperti ayahnya.Kegelisahan Sherin tak luput dari perhatian Hannan. Hannan memang selalu menjadi wanita yang penuh perhatian. Meski disibukkan dengan mengurus ketiga buah hatinya, namun wanita tegar itu juga tak begitu saja mengabaikan karyawannya. Hannan tau apa yang menyebabkan Sherin gelisah, karena dia pun tadi sempat berpapasan dengan Tian yang diketahuinya adalah mantan kekasih Sherin. Maka wanita elegan itu mendatangi Sherin, karyawan sekaligus sahabatnya, sambil menggendong Zara.“Sher, kalau masih ada yang ingin dibicarakan atau ditanyakan sebaiknya temui dia. Tak baik menyimpan semuanya sendirian

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 143

    “Tadi anak ini kehilangan balonnya, Mbak. Terbang ke atas pohon tadi.” Sherin menjelaskan tanpa diminta.“Oh, iya. Terima kasih, ya, Mbak.”Si wanita cantik berkulit putih dengan rambut sebahu itu tersenyum pada Sherin, lalu kemudian meraih bocah kecil tadi dan menggendongnya.“Yuk, balik. Ayah nyariin Syifa loh. Eh ... itu ayah nyusul.” Wanita itu terus berucap sambil menggendong sang bocah.Sherin ikut menoleh saat mendengar suara seseorang dari arah belakangnya.“Syifa ... kok mainnya sampai jauh gini, Nak?”Sherin terkejut, bukan hanya kerena merasa tak asing dengan suara itu tapi tatapan mata pria yang baru saja datang itu mengunci pergerakannya. Sherin terpaku, tak dapat bergerak, apalagi berkata-kata. Pria yang baru datang itu pun sama terkejutnya dengan Sherin. Keduanya saling menatap beberapa saat seolah waktu sedang berhenti berputar bagi keduanya.“Sherin!”Kini Sherin tau kenapa tadi seolah mengenal tatapan mata di bocah yang menangis kehilangan balonnya.“Hai, Tian. Dia .

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 142

    Lima Tahun Kemudian.Hari ini seluruh karyawan ZaZa dia ajak oleh Hannan untuk rekreasi. ZaZa kini tak lagi hanya sekedar toko bakery, Hannan membeli beberapa unit ruko di deretan ZaZa bakery dan melebarkan usahanya dengan membuka swalayan dan butik yang semuanya diberi nama ZaZa. Hannan sendiri tak pernah turun tangan langsung tapi hanya memantau usaha yang dipercayakannya pada Sherin.Sherin pun kini menjelma menjadi wanita karir yang membawahi ratusan karyawan ZaZa. Wanita mandiri itu pun sudah mampu membeli rumah sendiri dan tak lagi tinggal di rumah yang diberikan Randy padanya. Sherin mengembalikan semuanya karena tak ingin terhubung lagi dengan mantan atasannya itu.Bagi Hannan, Sherin adalah tangan kanannya dalam bekerja memperluas usahanya sementara Hannan adalah otak utamanya. Perpaduan dua wanita pekerja keras membuahkan hasil yang gemilang di bawah nama ZaZa. Sherin bukan digaji tetap oleh Hannan, tapi digaji berdasarkan omzet yang dicapai oleh bisnis ZaZa. Maka, Sherin me

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 141

    “Sher, please. Cuma kamu yang bisa menolongku. Tolong menikah lah dengan suamiku.” Dewi sengaja menyela sebelum Sherin menjawab.Sherin menghela napas. Dia masih ingat betapa berangnya wanita di hadapannya ini dulu ketika mengetahui Sherin mengandung anak suaminya. Betapa teganya wanita yang tak berdaya di hadapannya ini waktu itu memaksanya untuk menggugurkan kandungannya. Betapa berkuasanya seorang Dewi saat melemparkan segepok rupiah di hadapannya dan ibunya waktu itu. Betapa keangkuhan yang dulu nampak jelas pada wanita itu kini berubah menjadi kelemahan.“Sher, meski kamu tak mencintai Mas Randy, tapi setidaknya kalian pernah menikah dan kamu pernah mengandung bayinya. Aku ... aku tak bisa membayangkan jika dia harus bersama wanita lain lagi selain kamu, Sher.”Ternyata wanita di hadapan Sherin itu masih Dewi yang dulu. Dewi yang egois, yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Dia meminta Sherin kembali pada suaminya hanya agar suaminya tak melirik wanita lain lagi. Sungguh pemik

DMCA.com Protection Status